Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Kelompok:
dr. Kezia Marsilina
dr. Krisna Adiyuda
dr. Meita Kusumo Putri
dr. Melisa Mauli Sibarani
dr. Nanda Soraya
dr. S. Ratriazqi Rachmayanti
dr. Sely Fauziah
dr. Teresia Shinta P
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar
dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak
asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah,
mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Ruang
lingkup dari keselamatan dan kesehatan kerja meliputi pencegahan kecelakaan,
pencegahan kebakaran, pencegahan peledakan, pemasangan jalur evakuasi,
pelaksanaan P3K, manajemen APD, pemantauan lingkungan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, pemantauan penerangan tempat kerja, pemantauan iklim
kerja, pemasanan ventilasi, pelaksanaan sanitasi industri dan pemeriksaan
kesehatan, pelaksanaan ergonomi, K3 angkat angkut, K3 konstruksi, K3
bongkar muat dan penempatan barang, K3 listrik dan K3 ditempat kerja beresiko
tinggi. Semua lingkup tersebut dibagi menjadi 4 sektor, yaitu keselamatan kerja,
higien industri, ergonomi, dan kesehatan kerja.
Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya
(cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka
panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan
datang. Berbagai macam permasalahan di bidang K3 masih banyak ditemukan
terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Masalah yang masih
ditemukan antara lain kurangnya perhatian dari semua pihak akan pentingnya
keselamatan kerja, masih tingginya angka kecelakaan kerja dan rendahnya
komitmen dari pemilik dan pengelola usaha. Hal ini juga berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing secara global.
Salah satu kegiatan dalam pelatihan hiperkes yang diselenggarakan oleh
Pusat K3 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI adalah melakukan
kunjungan ke perusahaan PT. Martina Berto, tbk. pada tanggal 17 September
2015, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kosmetik pria dan
wanita, berlokasi di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Melalui laporan ini kami, dokter
muda Universitas Trisakti menyampaikan hasil inspeksi secara objektif dan
subjektif pada PT. Martina Berto, tbk. beserta hasil analisa data dan pemecahan
masalah yang kami temukan terkait penerapan SMK3 di perusahaan tersebut.
II. Dasar Hukum
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. UU Uap tahun 1930.
4. Peraturan Uap tahun 1930.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1980
tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada konstruksi bangunan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 04/MEN/1980
tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat pemadam api
ringan.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per 01/MEN/1982
tentang bejana tekanan.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang pesawat
tenaga dan produksi.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang pesawat
angkat-angkut.
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
12. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya.
13. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
14. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan
dan
pengawasan
pembinaan
dan
pengawasan
Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi perusahaan keluarga
Martha Tilaar.
Tahun 2006 - 2008 meluncurkan produk dalam keindahan dan segmen
perawatan pribadi. Jaringan ekspornya semakin meluas ke pasar Eropa
perdagangan;
Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang
berkelanjutan;
Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten
saham;
Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal
dengan fokus jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka
panjang di pasar global dengan produk yang dipilih dan merek.
Struktur Organisasi:
IV.
Alur Produksi
Rencana produksi bulanan dihitung oleh bagian PPIC. Dari rencana produksi
ini bagian produksi akan menghitung jumlah jam orang yang diperlukan berdasarkan
standar jam orang yang telah ditetapkan oleh bagian IE (Industrial Engineering). Jam
orang adalah jumlah jam produksi dikali dengan jumlah orang yang diperlukan
melaksanakan produksi tersebut. Hal ini berkaitan dengan efisiensi dan produktifitas
perusahaan.
Dalam pelaksanaanya, produksi akan meminta bahan baku ke gudang bahan
baku menggunakan dokumen PWO (Proccess Work Order). Gudang akan
menyiapkan kebutuhan sesuai dengan PWO dan hasil penimbangan akan diperiksa
ulang oleh produksi. Jika semua bahan telah siap, produksi akan mengolah bahan
tersebut sesuai dengan LPP (Lembar Petunjuk Proses). Tiap langkah LPP yang
telah
dilaksanakan
kemudian
diparaf
oleh
operator
dan
pengawas
yang
bersangkutan dan setiap penyimpangan, adjusting, atau segala perbaikan yang tidak
tertera di LPP akan dicatat sebagai pedoman pemeriksaan dan penelusuran jika
terjadi kesalahan. Proses pencucian dan sanitasi mesin produksi dilakukan setiap
pergantian batch ataupun pergantian produk dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Selama proses hingga dihasilkan produk ruahan, dibagian produksi terdapat
tim dari QC untuk melakukan pengawasan mutu pada tiap akhir proses sebelum
pengemasan. QC akan memeriksa kesesuain spesifikasi produk tersebut dengan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika telah memenuhi spesifikasi tersebut
dapat diteruskan untuk pengemasan dan jika kurang memenuhi, bagian produksi
akan melakukan adjusting. Segala perbaikan yang dilakukan terhadap produk harus
dicatat LPP dan didokumentasikan. Produk ruahan yang telah dinyatakan lulus oleh
QC kemudian akan dikemas. Permintaan bahan kemas ke gudang menggunakan
dokumen PCO (Packing Order) dan pengemasan dilakukan berdasarkan prosedur
pengemasan dari R&D yang disebut LPK (Lembar Petunjuk Kemas).
Secara umum produksi kosmetik yang dilakukan di PT Martina Berto Tbk. ada
4 macam yaitu produksi liquid, lipstik, make-up base, dan dekoratif. Masing- masing
produksi tersebut memiliki supervisor yang bertanggung jawab secara langsung
pada manager produksi.
Landasan Teori
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata safety dan biasanya selalu
yang
dapat
menyebabkan
terjadinya
kecelakaan
dan
berupaya
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139) menyatakan
keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau
kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan sedangkan kesehatan
kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai
pekerjaannya. Sedangkan pendapat Leon C Meggison yang dikutip oleh Prabu
Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah keselamatan mencakup kedua istilah yaitu
resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah
tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko
keselamatan
merupakan
aspek-aspek
dari
lingkungan
kerja
yang
dapat
10
suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Pengertian di atas hampir sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh
Mangkunegara (2002), bahwa secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan
sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta
cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja
juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan
pengaturan jam kerja yang manusiawi. Slamet (2012) juga mendefinisikan tentang
keselamatan kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar
dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak
yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya
fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
seperti pernyataan Jackson (1999) bahwa keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan.
Dalam melaksanakan K3, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:
1. Identifikasi potensi bahaya
Merupakan tahapan yang dapat memberikan informasi secara menyeluruh
dan
mendetail
mengenai
risiko
yang
ditemukan
dengan
menjelaskan
konsekuensi dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Pada
tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan
(foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi membahayakan
kesehatan dan keselamatan terhadap:
11
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
Pertimbangan yang perlu diambil dalam identifikasi risiko antara lain :
1. Kerugian harta benda (Property Loss)
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Apa Yang Terjadi Hal ini dilakukan untuk mendapatkan daftar yang
komprehensif tentang kejadian yang mungkin mempengaruhi tiap-tiap
elemen.
2. Bagaimana dan mengapa hal itu bisa terjadi Setelah mengidentifikasi daftar
kejadian sangatlah penting untuk mempertimbangkan penyebab-penyebab
yang mungkin ada/terjadi.
3. Alat dan Tehnik Metode yang dapat digunakan untuk identifikasi risiko
antara lain adalah: a. Inspeksi b. Check list c. Hazops (Hazard and Operability
Studies) d. What if e. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) f. Audits g.
Critical Incident Analysis h. Fault Tree Analysis i. Event Tree Analysis j. Dll
Dalam memilih metode yang digunakan tergantung pada type dan ukuran
risiko.
2. Penilaian Risiko
Terdapat 3 ( tiga) sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko
di tempat kerja yaitu untuk :
a. mengetahui, memahami dan mengukur risiko yang terdapat di tempat
kerja;
b. menilai dan menganalisa pengendalian yang telah dilakukan di tempat
kerja;
c. melakukan penilaian finansial dan bahaya terhadap risiko yang ada.
d.
mengendalikan
risiko
dengan
memperhitungkan
semua
tindakan
12
2. Substitusi
a. Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk pasta
b. Proses menyapu diganti dengan vakum
c. Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
d. Proses pengecatan spray diganti dengan pencelupan
3. Rekayasa Teknik
a. Pemasangan alat pelindung mesin (mechin guarding)
b. Pemasangan general dan local ventilation
c. Pemasangan alat sensor otomatis
4. Pengendalian Administratif
a. Pemisahan lokasi
b. Pergantian shift kerja
c. Pembentukan sistem kerja
d. Pelatihan karyawan
5. Alat Pelindung Diri
BAB II
PELAKSANAAN
I.
II.
Lokasi Pengamatan
PT Martina Berto Plant I, Jalan Pulokambing II no.1, kawasan Industri
Pulogadung.
III.
Dokumen Pengamatan
13
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. MESIN, PESAWAT, DAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN
Mesin mesin
Kontruksi
Perseonnel
: K 3 Kontruksi
Maintenance
Data
Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan
Jenis pesawat Angkat dan
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Chain Hoist
14
Transport
Daerah
pemasangan/penggunaan
Ijin/pengesahan pemakaian
Jenis pemeriksaan
Pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian
Data teknis
Merk/buatan
No.Serir
Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat
Tanggal Pemeriksaan
Data
Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
SI.362/W.26-06/II/K/M/1995
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
SI.418/W.2606/VIII/K/M/1994
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
Barang
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Lift barang / traksi
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Lift barang / traksi
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Ijin/pengesahan pemakaian
SI.361/W.2606/VIII/K/M/1996
SI.421/W.2606/VIII/K/M/1994
Jenis pemeriksaan
Pelaksaan pemeriksaan
dan pengujian
Data teknis
Merk/buatan
No.Seri
Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat
Tanggal Pemeriksaan
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
ASP.8003961
C.123 No.512374
2.000 kg
1993
11m/dtk
24 Agustus 2015
1.000 kg
1999
12m/dtk
24 Agustus 2015
Data
Chain Hoist
Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan
Jenis pesawat Angkat dan
Forklift
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Chain Hoist
Forklift
15
Transport
Daerah
pemasangan/penggunaan
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Ijin/pengesahan pemakaian
SI.260/W.2606/VIII/K/M/1994
SI.03/DTKT/II/K/PL/2002
Jenis pemeriksaan
Pelaksaan pemeriksaan
dan pengujian
Data teknis
Merk/buatan
No.Serir
Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat
Tanggal Pemeriksaan
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
Hitachi, Jepang
A.233673007
TCM Jepang
N-27 F6 2986
2.000 kg
1999
4m/dtk
6m
24 Agustus 2015
2.500 kg
1996
24 Agustus 2015
Data
Ketel UAP
Forklift
Data umum
Nama dan alamat
Perusahaan
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Forklift
Ketel Uap
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
PT Martina Berto
Jl. Pulo kambing II/I KIP
Jakarta Timur
Ijin/pengesahan pemakaian
SI.417/W.2606/VIII/K/M/1994
4598/2012
Jenis pemeriksaan
Pelaksaan pemeriksaan
dan pengujian
Data teknis
Merk/buatan
No.Serir
Kapasitas angkut
Tahun pembuatan
Kecepatan angkat
Tiggi angkat
Luas pemanasan
Tekanan kerja
Tanggal Pemeriksaan
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
Berkala / Ulang
Setiap 3 bulan sekali
TCM Jepang
N-24L.47558
2.500 kg
1985
6m
24 Agustus 2015
2.500 kg
2011
7,6 m2
10kg/cm2
24 Agustus 2015
16
Dari hasil pengamatan sudah sesuai dengan yang dijelaskan dari system kerja
perusahaan tersebut.
C. LANDASAN KERJA, SOP KERJA
Perusahaan dalam mencapai komitmen dan tekat dimaksud, Manajemen
terus menerus meningkatkan kinerja Perusahaan dengan menerapkan sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berbasis SMK3 sesuai
dengan Kepmenaker 05 tahun 1996 dan Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2012
serta OHSAS 18001 secara konsisten dan berkesinambungan
Landasan
kerja, SOP
kerja
Komitmen Perusahaan
Komitmen Pusat K3
17
operasi Perusahaan.
Melakukan perbaikan
berkelanjutan guna meningkatkan
K3 Perusahaan.
Memberikan pelatihan-pelatihan
K3 bagi karyawan untuk
meningkatkan Budaya K3
Perusahaan.
Mengajak seluruh Karyawan untuk
berperan serta meningkatkan K3
Perusahaan.
Kebijakan K3 ini akan ditinjau
ulang minimal 1 tahun sekali
mengikuti tinjauan SMK3.
D. INSTALASI LISTRIK
Data Teknis :
1. Jenis/Type
: Electrostatic
2. Luas bangunan
: 15.000 M2
3. Tinggi bangunan
: 16 m
4. Luas Penampang Hantaran
: Coaxcial Cable 50 mm2
5. Tinggi Penerima
: kurang lebih 7 m
6. Jumlah penerima
: 1 buah
7. Jumlah Hantaran Penyalur
: 1 buah
8. Sambungan Ukur/Joint Test
: 1 buah
9. Jumlah Elektroda Tanah
: 1 buah
10. Tahanan sebaran tanah
: < 5 ohm
11. Pelaksana pemasang
:12. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian : 24 Agustus 2015
Pada saat kunjungan terlihat semua mesin dapat menyala dan mempunyai
penerangan yang baik. Tidak terdapat permasalahan dalam hal listrik. Walaupun
begitu, PT. Martina Berto tetap menyediakan Generator Set (Genset)/motor diesel
yang berjumlah dua buah berkapasitas 500 kva. Sehingga dalam segi listrik, PT.
Martina Berto tidak ada permasalahan.
Selain itu, PT. Martina Berto mempunyai prasarana lift pengangkut barang
berjumlah 8 buah yang mampu mengangkut lebih dari 8000 kg barang. Data
tersebut diambil dari sumber informasi terpercaya disana, karena kami tidak sempat
untuk melihat lift tersebut. Selama ini, lift tersebut tidak ada masalah dan dirawat
secara berkala.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya sambaran petir pada musim hujan,
PT. Martina Berto sudah membuat instalasi penyalur petir, sehingga tidak ada
kejadian tersambar petir di PT tersebut. Kami tidak sempat melihat instalasi penyalur
18
petir tersebut, tetapi kami mendapatkan informasi terpercaya dari perwakilan PT.
Martina Berto tersebut.
Dari peninjauan kami ke PT. Martina Berto, kami dapat menyimpulkan bahwa
tidak terdapat permasalahan mengenai Instalasi listrik, instalasi penyalur petir dan lift
barang pada perusahaan tersebut.
STANDART
04/MEN/1980
1X
19
PENGAMATAN
STANDART
Akses keluar
masuk
aman
Kebersihan dan
kerapian tata
ruang
Jaminan
keselamatan
peralatan, bahan
Sudah Sesuai
dan benda
benda di dalam
ruangan
Tanda peringatan
20
PENGAMATAN
STANDART
Topi/
Berbahan kain,
Semua pekerja
Penutup
berguna sebagai
menggunakan penutup
mengunakan tutup
Kepala
pengaman rambut
kepala tersebut.
kepala
Berwarna kuning
berbahan keras,
penyimpanan bahan
berguna sebagai
menggunakan helm
kimia menggunakan
(di
Laboratorium,
Quality
Control, ruang
produksi)
Helm
(di tempat
penyimpanan
bahan kimia
yang sudah
jadi)
Jas
helm
benturan, terantuk
atau kejatuhan benda.
Berwarna putih
Pekerja seharusnya
terdapat kancing di
bagian depan,
tidak di kancing.
(Quality
Control,
Prosessing
Untuk melindungi
Area)
memungkinkan untuk
panas, percikan
terjerat ke mesin.
Berwarna Putih
Pekerja menggunakan
Pekerja seharusnya
berbahan kain,
menggunakan masker
pengait, berfungsi
untuk menyaring
hidung.
menutupi mulut.
21
partikel-partikel kecil.
Sarung
Seharusnya pekerja
Tangan
sebatas pergelangan
menggunakan sarung
tangan, berfungsi
untuk melindungi
mesin harus
besar menggunakan
menggunakan sarung
bahan kimia,
benturan, luka.
hanya sebatas
pekerjaan yang
pergelangan tangan,
membutuhkan sarung
tangan panjang.
(Quality
Control,
laboratorium,
Prosessing
Area)
Sepatu yang
digunakan berwarna
menggunakan sepatunya.
menggunakan
merah, berbahan
sepatunya.
22
PENGAMATAN
STANDART
Evakuasi
Fire Alarm
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
Lamp
Jalur Evakuasi
Rambu-rambu
Rambu Jalur
diperbesar tulisannya,
Evakuasi
23
Pemadam Api
dilakukan pengecekan
Ringan)
sekali.
Setiap bagian / divisi di PT. Martina Berto memiliki tim yang bertanggung
jawab dalam keadaan darurat. Tim ini dilengkapi dengan HT, peralatan P3K,
absensi pekerja, dan
24
STANDART
Angka kejadian
kecelakaan kerja
PT Martina Berto
melakukan tahapan-
contohnya yaitu
diri.
(saat ditanyakan ke
pihak PT. Martina Berto)
kecelakaan di perusahaan
tersebut.
Angka kejadian
kecelakaan kerja
peraturan tentang
untuk apa
perusahaan.
menggunakannya dan
(setelah dilakukan
kunjungan perusahaan)
25
dan benar.
: 56 Orang
o Petugas P3K
: 20 Orang
o Pelatihan
Tanggap
Darurat
untuk
DAMKAR
(Pemadam
Kebakaran)
Emergency Respond Kecelakaan Kerja
o Sertifikasi P3K
o Proses Kerjanya
AK3 Umum
AK 3 Kimia, DAMKAR
26
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
No
Unit Kerja
1 Konstruksi
tempat kerja
Permasalahan
Dari segi
keselamatan
konstruksi semuanya
sudah baik, namun
masih belum
terdapat adanya
informasi mengenai
keselamatan
peralatan, bahan,
dan benda-benda
dalam ruangan.
Dasar hukum
Undang-undang
dasar no 1 tahun
1970, undang-undang
no 18 tahun 1999
tentang jasa
konstruksi.
Permenakertrans No
4/MEN/tahun 1980
Sarana
penanggulangan
kebakaran
Alat pelindung
diri
Dari perusahaan
tersebut belum
ditemukan dokumen
tertulis (tertulis dalam
SOP) standar APD
yang digunakan
untuk masing-masing
pekerjaan., belum
ada penjelasan
(briefing) mengenai
APD
Tanggap darurat
dan jalur
evakuasi
Saran
Ditambahkan
adanya informasi
keselamatan
peralatan, bahan,
dan benda-benda
dalama ruangan.
Dilakukannya
sosialisasi dari
perusahaan
terhadap para
perkerja tentang
penaggulangan
kebakaran dan cara
penggunaan alat
pemadam api ringan
(APAR) dan
Hydrant.
Dilakukan
pengecekan APAR
secara rutin setiap 6
bulan sekali.
Peraturan menteri
Perusahaan
tenaga kerja dan
bersedia
transmigrasi RI nomor menyediakan APD
PER.08/MEN/VII/2010 yang sesuai dengan
tentang Alat
standard dan
Pelindung Diri
hazard yang ada di
lingkungan tempat
kerja. Selain itu
lebih baik lagi
apabila sebelum
memulai pekerjaan
diberikan suatu
briefing singkat
mengenai
pentingnya APD dan
cara penggunaan
APD yang baik dan
benar.
Undang-undang no
Posisi rambu-rambu
18 tahun 1999
diletakan secara
tentang jasa
teratur agar tetap
konstruksi
terlihat pada saat
27
Personil
keselamatan
kerja
Undang-undang
dasar no 1 tahun
1970
Undang-undang No
28 tahun 2002
tentang bangunan
gedung.
terjadi kebakaran.
Selain itu lebih baik
menggunakan kata
kata KELUAR
daripada EXIT .
Tempat berkumpul
dikosongkan agar
bisa digunakan saat
terjadi keadaan
darurat.
peraturan
perundangan UU No.
1 tahun 1970 (Pasal
10 ayat 1, 2) yang
mewajibkan
perusahaan untuk
membentuk P2K
Masukan untuk
perusahaan yang
terkait dengan
masalah personil
keselamatan kerja
ini, yaitu diharapkan
bagian personil ini
lebih sering
mengadakan
evaluasi (sidingsidang) yang terkait
dengan masalah
keselamatan kerja
atau program
keselamatan kerja
dan juga lebih
meningkatkan
upaya-upaya
promosi tentang
keselamatan kerja
pada tenaga-tenaga
kerja di perusahaan
tersebut.
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Secara umum penatalaksanaan sistem K3 di PT. Martina Berto Tbk dari
penilaian keselamatan kerja sudah berjalan cukup baik, namun masih ada beberapa
hal yang masih harus diperbaiki lagi. Antara lain:
1. Belum tersedia SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari
masing-masing kegiatan kerja.
2. Tidak dilakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan
tentang pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari
kecelakaan kerja (safety induction).
3. Dari segi keselamatan konstruksi semuanya sudah cukup baik, namun akan lebih
baiknya apabila ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan,
dan benda-benda dalama ruangan.
4. Tidak semua pekerja dari PT. Martina Berto tbk. tersebut mengetahui cara
penggunaan alat-alat penanggulangan kebakaran.
B. SARAN
1.
Menyediakan SOP yang memadai untuk mencegah kecelakaan kerja dari
masing-masing
kegiatan kerja.
2. Melakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang
pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari
kecelakaan kerja (safety induction).
3. Ditambahkan adanya informasi keselamatan peralatan, bahan, dan bendabenda dalama ruangan.
4. Jadwal rutin pelatihan penggunaan APAR, pengecekan APAR, dan evakuasi.
BAB VI
PENUTUP
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
29
30
LAMPIRAN
31
32