LANDASAN TEORI
1.1
fasilitas pabrik dengan memanfaatkan luas area secara optimal guna menunjang
kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto, 2003) atau tata letak pabrik (plant
layout) dapat juga didefinisikan sebagai suatu rencana atau aktivitas perencanaan,
penyusunan yang optimal dari fasilitas-fasilitas suatu industri yang meliputi
tenaga kerja, peralatan operasi, ruang penyimpanan, peralatan penanganan
material, dan semua pelayanan pendukung sesuai dengan rancangan terbaik dari
struktur yang terdiri dari fasilitas-fasilitas ini. Tata letak yang baik selalu
melibatkan tata cara pemindahan bahan di pabrik, sehingga kemudian disebut tata
letak pabrik dan pemindahan bahan. Rekayasawan yang merancang fasilitas harus
mengevaluasi, menganalisis, membentuk konsep dan mewujudkan sistem bagi
pembuatan barang dan jasa. Dengan kata lain, merupakan pengaturan tempat
sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Rancangan ini
umumnya digambarkan sebagai rencana lantai yaitu susunan fasilitas fisik
(perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain) untuk mengoptimumkan
hubungan antara petugas pelaksana, aliran bahan, aliran informasi dan tata cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan usaha secara efisien, ekonomis dan aman
(Apple, 1990).
1.3
fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan
nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari
PT R&D Manufacturing
operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan
keuntungankeuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut
(Apple, 1990) :
1. Menaikkan output produksi.
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih
besar atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi
jam kerja mesin (machine hours).
2. Mengurangi waktu tunggu (delay).
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari
masingmasing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka
yang bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata
letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu
tunggu (delay) yang berlebihan.
3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).
Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih
menekankan desainnya pada usahausaha memindahkan aktivitas
aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung.
4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.
Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesinmesin yang
berlebihan, dan lainlain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan
untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba
mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian ruangan ini dan
berusaha untuk mengkoreksinya.
a. Memperlancar proses manufaktur
Tata letak pabrik yang direncanakan haruslah menjamin proses
pengolahan yang efisien.
b. Penyusunan peralatan dan mesin yang efektif sehingga aliran bahan
PT R&D Manufacturing
1.4
Jenis dan jumlah data pasti memiliki perbedaan tergantung dari perusahaan
masing-masing. Data dasar yang dibutuhkan dalam perancangan fasilitas adalah
(Apple, 1990) :
1.
Ramalan Penjualan
Kegiatan peramalan penjualan dilakukan setelah penelitian pasar yang
menentukan kebutuhan dan keinginan pasar. Peramalan yang dilakukan
bertujuan untuk :
a.
b.
c.
d.
e.
Kebutuhan
pelayanan
komponen
atau
rakitan.
2.
PT R&D Manufacturing
Jadwal produksi
4.
Kebijakan persediaan
5.
Gambar
Urutan Komponen
Urutan komponen adalah satu urutan lengkap dari seluruh komponen
produk.
7.
Urutan produksi
Pengurutan produksi menjadi tulang punggung kegiatan produksi. Ini
merupakan pengumpulan kembali semua data yang dikembangkan oleh
rekayasawan proses, dan alat komunikasi pokok antara rekayasawan
produk dengan orang produksi. Pengurutan produksi adalah tabulasi
langkah-langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu
dan rincian yang perlu dari hal-hal yang berkaitan.
Part list
Part list merupakan lembaran yang berisi deskripsi dari produk, part list
PT R&D Manufacturing
Routing Sheet
Routing sheet merupakan pengurutan produksi (routing sheet) adalah
PT R&D Manufacturing
Cara pengisian tabel urutan proses, yaitu untuk kolom (1), kolom (2) dan,
kolom (3) menggunakan data yang ada pada peta proses operasi. Kolom (4)
terlebih dahulu mengisi jumlah produk akhir yang diingikan pada akhir aktivitas,
kemudian untuk pengisisan kolom (5) persentasi buangan, berdasarkan pada peta
proses operasi. Pada kolom (6) diisi dengan jumlah produk yang harus disiapkan
pada awal aktivitas dengan memperhitungkan % buangan yang pada aktivitas
yang bersangkutan. Sedangkan kolom (7) yaitu efesiensi mesin, faktor efesiensi
kerja mesin yang disebabkan adanya persiapan mesin sebelum digunakan, waktu
perbaikan, maupun hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya waktu tunggu,
dimana harga umum yang diambil dalam hal ini berkisar antara 0,8-0,9
(Wignjosoebroto, 2003). Perhitungan kolom (8) produksi mesin/ jam adalah hasil
produksi dalam satu jam (kapasitas/jam), yaitu kapasitas alat teoritis/jam
menunjukkan jumlah unit komponen yang dapat diproses oleh alat atau mesin
dalam jangka waktu kerja yang tersedia. Kolom (9) adalah jumlah mesin teoritis
yang dapat dihitung dengan rumus:
1.4.3
...(1)
Dimensi komponen
Jumlah unit per produk
Level komponen
Klasifikasi komponen produksi
Klasifikasi komponen produksi ini terdiri atas:
a.
b.
Aliran balik dimana dalam hal ini ditunjukan dengan adanya aliran
1.
1990) :
1.
Menuruni sisi kiri kertas, tulis daftar departemen atau bagian, kegiatan,
proses, dan mesin yang harus dilalui unsur-unsur atau komponen. Dapat
diurut dari atas ke bawah:
a.
b.
2.
3.
4.
5.
PT R&D Manufacturing
10
b.
c.
1.4.5
Struktur Produk
Struktur produk adalah suatu diagram yang menggambarkan susunan
hirarki dari komponen komponen pembentuk suatu produk akhir (Fogarty et al,
1991).
Manfaat struktur produk adalah (Apple, 1990) :
1. Mengetahui berapa jumlah item penyusunan suatu produk akhir
2. Memberikan rincian mengenai komponen apa saja yang dibuthkan untuk
menghasilkan suatu produk.
Berikut adalah contoh struktur produk sederhana :
1.5
Peta-peta Kerja
Peta-peta kerja merupakan salah satu alat yang sistematis dan jelas untuk
berkomunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini bisa
mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu
metoda kerja (Wignjosoebroto, 1992). Peta kerja adalah suatu alat yang
menggambarkan kegiatan secara secara sistematis dan jelas (biasanya kerja
produksi). Peta-peta kerja ini bisa mengatahui langkah atau kejadian yang dialami
oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku)
PT R&D Manufacturing
11
Assembly Chart
Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen
dan rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa
peta rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami (Apple, 1990) :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1990) :
1. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan
dengan lingkaran berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di
sebelah kanan lingkaran tersebut.
2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran
berdiameter 6 mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen
(nama, nomor komponen, jumlah, dsb) yang dirakit pada proses tersebut.
3. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian
dan akhiri dengan lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan
komponen mandiri harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan
diameter 6 mm.
4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat,
gambarkan garis tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas,
PT R&D Manufacturing
12
1.5.2
PT R&D Manufacturing
13
PT R&D Manufacturing
14
1.6
pengendalian item dependent. Jumlah item yang hendak diproduksi pada tingkat
yang lebih tinggi menentukan jumlah item yang akan dibuat atau diperlukan pada
tingkat dibawahnya. Kebutuhan pada item-item yang bersifat tergantung
merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan oleh penggunaan item-item
tersebut dalam memproduksi item yang lain, seperti dalam kasus dimana bahan
baku dan komponen assembling yang digunakan untuk memproduksi produk jadi.
Tujuan dari perencanaan material adalah (Apple, 1990) :
1. Meminimalkan persediaan.
2. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman.
3. Komitmen yang realistis.
4. Meningkatkan efisiensi.
1.6.1
PT R&D Manufacturing
15
16
dipesan
oleh
pelanggan
atau
target
produksi
yang
akan
proses operasi.
Informasi awal yang dibutuhkan dalam menentukan input dan output dari
suatu komponen, diperoleh dari Peta Proses Operasi dan beberapa
informasi yang diperoleh, yaitu:
a.
b.
c.
Scrap adalah material sisa yang muncul dalam proses manufaktur berupa
bahan baku yang terbuang dalam satuan dimensi luas (bukan volume
material yang terbuang). Scrap ada yang bisa diolah kembali dan ada pula
yang tidak bisa diolah lagi.
x 100%
...(2)
17
Persen scrap
b.
Efisiensi mesin
c.
Output
...(3)
Jumlah input yang dibutuhkan dari setiap komponen untuk setiap item
dengan rumus :
Jumlah Input = Input x Item
...(4)
...(5)
input
x Jumlah item
Unit perbahan dasar
...(6)
PT R&D Manufacturing
18
pakai adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi yang bukan
merupakan bahan baku produksi seperti lem, cat, benang, dan lain-lain.
Perhitungan terhadap kebutuhan bahan habis pakai ini dilakukan untuk setiap
bulannya, karena jumlahnya cenderung kecil untuk tiap produk yang dihasilkan.
1.7
yang dibutuhkan sebagai sarana pendukung pada lantai produksi. Jumlah mesin
yang dibutuhkan tergantung pada rencana produksi, target produksi yang telah
ditentukan, kapasitas produksi, dan waktu produksi yang dibutuhkan. Waktu
proses adalah penjumlahan dan waktu operasi dan waktu set-up mesin yang
dilakukan untuk setiap lot size (ukuran lot). Proses perhitungan jumlah mesin
yang dibutuhkan pada setiap operasi dilakukan dalam table perhitungan kebutuhan
mesin/peralatan. Perhitungan jumlah kebutuhan mesin dapat digunakan rumus
berikut (Tompkins, 1996):
F = F
SQ
EHR
...(7)
PT R&D Manufacturing
19
...
(9)
PT R&D Manufacturing
20