Supportif / Non-farmakologi :
Usahakan untuk buang air seni pada waktu bangun di pagi hari. Buang air seni dapat
membantu mengeluarkan bakteri dari kandung kemih yang akan keluar bersama urin.
Minum air putih minimal 8 gelas atau 2,5 liter setiap hari.
Sementara, buah-buahan, sari buah, jus sangat baik untuk dikonsumsi sebab dapat
melancarkan peredaran darah.
Hindari berbagai jenis makanan seperti : soto jerohan sapi, es krim, keju, milk shake,
kopi, cola dan lain-lain.
Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing.
Setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini akan mengurangi
kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rectum.
Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced
(seimbang).
Buang air seni sesering mungkin (setiap 3 jam).
Pilih toilet umum dengan toilet jongkok.
Jangan cebok di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember.
Pakailah shower atau kran.
Ganti selalu pakaian dalam setiap hari. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang
menyerap keringat agar tidak lembab.
Medikamentosa / Farmakologis
Pengobatan simtimatik terhadap keluhan sakit kencing dapat diberikan
penazofiridin (piridium) 7 10 mg/kgBB/hari. Disamping ISK perlu juga mencari dan
mengurangi atau menghilangkan factor predisposisi seperti obstipasi, alergi, investasi
cacing dan memberikan kebersihan perineum meskipun usaha-usaha ini kadangkadang tidak selalu berhasil.
Pengobatan Khusus
Penanggulangan ISK ditujukan terhadap 3 hal, yaitu :
1. Pengobatan infeksi akut
Pada keadaan berat atau panas tinggi dan keadaan umum yang lemah, pengobatan
segera dilakukan tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Pada
infeksi akut yang simpleks (uncomplicated infection) diberikan antibiotika / kemoterapi
oral. Obat yang sering dipakai sebagai pilihan utama (primary drug) adalah ampisilin,
kontrimoksazol, sulfisokazol, asam nalidiksat dan nitrofurantion. Sebagai pilihan kedua
(secondary drug) dapat dipakai obat golongan aminoglikosid (gentamisin, sisomisin,
amikasin dan lain-lain) ; sefakleksin, doksisiklin dan sebagainya. Pengobatan diberikan
selama 7 hari.
Nitrofurantion*
6-7 mg/kg
q6h
Sulfisoksazole*
120-150
q6-8h
Trimetroprim*
6-12 mg/kg
q6h
Sulfametoksazole
30-60 mg/kg
q6-8h
(*) Tidak direkomendasikan untuk neonates dan penderita dengan insufisiensi ginjal.
(C) Terapi profilaksis
Nitrofurantoin*
1-2 mg/kg
Sulfisoksazole*
50 mg/kg
1 x malam hari
Trimetoprim*
2 mg/kg
Sulfametoksazole*
30-60 mg/kg
(**) Obat tepat digunakan untuk pasien ISK dengan kelainan fungsi ginjal : Trimethoprim
+ Sulfamethoxazole (TMP-SMX)
Terapi infeksi saluran kemih pada usia lanjut :
Terapi AB dosis tunggal
Terapi AB konvensional ; 5-14 minggu
Terapi AB jangka lama ; 4-6 minggu
Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemantauan
Dalam 2 x 24 jam setelah pengobatan fase akut dimulai gejala ISK umumnya
menghilang. Bila gejala belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotic yang
lain sesuai dengan uji kepekaan antibiotic. Dilakukan pemeriksaan kultur dan uji
resistensi urin ulang 3 hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila
memungkinkan setelah 1 bulan dan setiap 3 bulan. Jika ada ISK berikan antibiotic
sesuai hasil uji kepekaan.
Bila ditemukan ada kelainan anatomic maupun fungsional yang menyebabkan
obtstruksi, maka setelah pengobatan fase akut selesai dilanjutkan dengan antibiotic
profilaksis. Antibiotic profilaksis juga diberikan pada ISK berulang, ISK pada neonates,
dan pielonefritis akut.