Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGURANGAN RESIKO
PASIEN JATUH
I.
DEFENISI
Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa disaksikan
oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak diencanakan, dengan arah jatuh kelantai, dengan atau
tanpa mencederai dirinya penyebab jatuh dapat meliputi factor fisiologis (pingsan) atau
lingkungan (lantai yang licin)
Jatuh adalah suatu kejadian yang di laporkan penderita atau saksi mata yang melibatkan
seseorang mendadak terbaring/ terduduk di lantai/ tempat yang lebih rendah, atau tanpa
kehilangan kesadaran atau luka (reuben).
II.
III.
RUANG LINGKUP
Semua pasien yang dirawat di RSIA Malebu Husada
TATA LAKSANA
1. Penyebab potensial resiko jatuh, terdiri atas :
a. Factor intrinsik
Diagnosa dan perubahan fisik
Kelainan mental
Penyakit akut
Kondisi musculoskeletal dan neuromuscular
Postur tubuh abnormal, fatigue, arthritis, osteoporosis, Parkinson
Masalah kaki/ kondisi keterbatasan mobilisasi
TIA (Transient Ischemic Attack)
Kejang
Stroke dan pasca stroke
Penyakit cerebral
Hipotensi ortostatik
Obat dan intraksinya
Polifarmasi
Diuretic dan laksatif
Anthihipertensi
Sedatif, tranquilizer
Obat psikotropik
Antidepresan
Obat yang mengakibatkan gangguan atau meningkatnya risiko injury tertmasuk
antiaritmia dan antikoagulan
Kondisi mental dan / penggunaan alcohol
Halangan komunikasi
Gangguan memori/ kognitif
Gangguan mental
Impulsive
Anxietas
Delirium
Keracunan
Karakteristik pasien
Usia
Jenis kelamin (pertimbangan risiko dikaitkan dengan osteoporosis)
Level aktifitas fisik/ cacat/ immobilitas
Lemah mobilitas
Gangguan keseimbangan
Deficit motorik
Keterbatasan aktifitas fisik penggunaan alat bantu (kursi roda, tongkat)
Riwayat jatuh, khususnya dengan injury
Perubahan sensorik
Waktu reaksi lemah
b. Factor ekstrinsik
Karakteristik lingkungan
Pencahayaan yang menyebabkan penglihatan kurang jelas
Permukaan lantai yang dapat mengakibatkan terpeleset
Perabotan (lokasi, ukuran , stabilitas)
Posisi tempat tidur terkunci
Rel tempat tidur terbuka
Tidak ada alas kaki anti slip
Sarana pendukung (bel, pembatas tempat tidur)
Waktu pergantian shift
Kondisi kursi roda/ alat bantu lain
2. Assesment risiko jatuh
a. Assessment risiko jatuh dilkakukan pada :
Saat pendaftaran
Saat transfer dari unit satu ke unit lain
Setelah pasien jatuh
Regular interval, bulanan, mingguan atau harian
b. Tool assessment
Assessment risiko jatuh pada orang dewasa dengan menggunakan MORE FALL RISK
ASSESMENT dan pada pasien anak menggunakan SKALA HUMTY DUMPTY.
FAKTOR RESIKO
SKALA
Riwayat jatuh segera atau dalam waktu 3 bulan (umur >65 tahun, dalam Tidak
waktu 12 bulan)
Ya
Diagnosis sekunder
Tidak
Ya
:0
: 25
:0
: 15
SCO
Ambulasi :
3.1
3.2
3.3
4
5
5.1
5.2
5.3
0
15
30
Tidak : 0
Ya
: 20
-
Gaya berjalan :
Normal, istirahat total
Lemah
gangguan
Status mental :
10
20
-
0
15
TOTAL SCORE
Daftar obat :
Alcohol anti hipertensi
2
3
4
Criteria
Skor
Scoring tgl
Umur
Jenis kelamin
diagnosa
Gangguan kognitif
Faktort lingkungan
Terhadap operasi
Obat penenang/ efek
anastesi
Penggunaan obat
Dibawah 3 tahun
3-7 tahun
7-13 tahun
3
2
> 13 tahun
Laki-laki
Perempuan
Kelainan neurologi
Diagnosis lain
Tidak sadar terhadap keterbatasan
1
3
Lupa keterbatasan
Mengetahui kemampuan diri
2
1
>48 jam
Pengobatan lain
TOTAL SCORE
Nama & paraf yang melakukan penilaian
Tingkat risiko :
Skor 7-11
Skor 12
Skor minimal
Skor maksimal
Instruski dalam melengkapi assessment risiko jatuh menurut Morse dan skala Humpty Dumpty (SHD)
Perawat yang bertugas akan mengevaluasi pasien dengan member skor ada setiap criteria
risiko yang dimilik pasien. Skor ini akan dipakai untuk menentukan kategori risiko jatuh pada
pasien.
Pasien akan dikategorikan ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut :
(lihat assessment risiko jatuh menurut Morse dan skala Humpty Dumpty)
Risiko jatuh
0 24
Rendah (R)
25 44
Sedang (S)
45
Tinggi (T)
Risiko jatuh
7 11
Rendah (R)
12
Tinggi (T)
Perawat yang bertugas akan mengidentifikasi dan menerapkan prosedur pencegahan jatuh,
berdasarkan pada :
Kategori risiko
Kebutuhan dan keterbatasan per- pasien
Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengamanan (safety devices)
Assessment klinis harian
Dokumentasi / pencatatan
Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan menggunakan assessment risiko jatuh
harian
Pendokumentasian hasil assessment risiko jatuh dilakukan dicatatan perawat/ bidan.
Komunikasi
Saat pergantian jam kerja, setiap perawat yang bertugas akan melaporkan pasien-pasien yang
telah menjalani assessment risiko jatuh kepada perawat jaga berikutnya.
Assessment ulang
Semua pasien akan dilakukan assessment ulang oleh perawat yang bertugas setiap
harinya.
Setiap perubahan yang tetrjadi pada kategori risiko jatuh pasien akan dicatat pada catatan
perawat/ bidan
3. Intervensi untuk mengurangi risiko pasien jatuh
a. Intervensi instrinsik
Evaluasi polifarmasi dengan melibatkan peran farmasi
Evaluasi toileting routines ( jatuh dapat disebabkan oleh penggunaan diuretic dan
laksative)
Edukasi penggunaan alat bantu yang tepat
Meningkatkan tonus otot dan densitas tulang
b. Intervensi ekstrinsik
Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah
Pastikan tempat tidur terkunci
Pastikan bel mudah dicapai pasien
Letakkan kacamata, alat bantu dengar dan alat lainnya dekat dengan jangkauan pasien
Gunakan kursi dengan sandaran tangan
Pastikan lantai dalam keadaan kering
c. Edukasi pasien / kelurga
Orientasi paien/ keluarga dan sampaikan cara pencegahan jatuh
Beritahu pasien untuk memanggil bila butuh bantuan
Edukasi pasien/ keluarga agar ikut bertanggung jawab dalam pencegahan jatuh
Gunakan brosur, gambar dan tanda-tanda untuk mengingatkan menggunakan bel dll.
Libatkan keluarga untuk mendukung intervensi dan waspada staf akan perubahan pasien
dan meningkatkan risiko jatuh.
Pertimbangkan budaya pasien dalam menentukan intervensi
d. Edukasi staf
Pastikan staf menerima informasi & edukasi program pencegahan pasein jatuh
Edukasi intervensi untuk mereduksi jatuh
Membantu toileting, dan keperluan lain
Mempunyai protocol, tersedianya informasi
Pastikan penggunaan tool dokumen assessment risiko jatuh dengan konsisten.
Edukasi staf untuk berperan dalam root cause analysis (RCA) termasuk monitor
performance improvement & outcome.
Sediakan tim khusus & fasilitas data jatuh agar secara regular dapat dijadikan umpan
balik
4. Prosedur pencegahan jatuh untuk semua pasien
a. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
b. Posisikan alat yang diperlukan oleh pasien seperti pispot, bet dan lain-lain berada dalam
jangkauan
c.
d.
e.
f.
DOKUMENTASI
1. Format Assesment Pasien Resiko Jatuh Menurut Morse.
2. Format Assessment Pasien Resiko Jatuh Pada Anak Dengan Skala Humpty Dumpty.
3. SPO Pemasangan Tanda Pengenal ( klip warna kuning ) Pada Pasien Resiko Jatuh.
4. SPO Pemasangan Safety Belt.
5. SPO Pelaporan Terjadinya Insiden Keselamatan Pasien.
NO. DOKUMEN
TANGGAL TERBIT:
NO. REVISI
HALAMAN
DITETAPKAN
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
IGD.
Rawat Inap.
ICU.
Kamar Operasi.
Rekam Medik Cq. Sentral Opname.
NO. DOKUMEN
TANGGAL TERBIT:
NO. REVISI
HALAMAN
DITETAPKAN
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
resiko jatuh.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSIA Malebu Husada Nomor :
.., Tentang Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
RSIA Malebu Husada
1. Semua pasaien harus di assessment dengan benar dan dilakukan
pada saat penerimaan dengan menggunakan skala Morse untuk
pasien dewasa dan skala Humpty Dumpty untuk pasien anak.
2. Pasien yang sudah di assessment dan mendapatkan nilai berada
pada skor tinggi maka harus diberi tanda pengenal ( klip )warna
kuning.
3. Pasien dipakaikan tanda pengenal ( klip ) warna kuning digelang
identitas pasien. Jelaskan tujuannya kepada pasien dan keluarganya
serta pastikan tanda pengenal ( klip ) terpasang dengan baik.
4. Sampaikan ucapan terima kasih setelah memasang tanda pengenal
identitas ( klip ).
Unit Pelayanan
NO. DOKUMEN
TANGGAL TERBIT:
NO. REVISI
HALAMAN
DITETAPKAN
DIREKTUR
PROSEDUR
TETAP
Dr. H. Muhammad Saad Bustan, M.Kes
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Pemberian tanda pengenal (klip warna kuning ) pada pasien yang sudah
dilakukan assessment resiko jatuh.
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah pencegahan pasien
resiko jatuh.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSIA Malebu Husada Nomor :
.., Tentang Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien
RSIA Malebu Husada
1. Setiap pasien yang akan di transfer dengan menggunakan brankar,
wajib di pasang safety belt
2. Pemasangan safety belt dilakukan oleh petugas yang akan
melakukan transfer pasien
3. Sebelum melakukan pemasangan safety belt terlebih dahulu
memberitahukan kepada pasien dan atau keluarganya tentang
maksud dan tujuan pemasangan safety belt
4. Petugas memasang safety belt tidak boleh terlalu ketat atau longgar
(berikan rasa nyaman terhadap pasien)
5. Safety belt dilepas setelah pasien sampai di tempat tujuan dan akan
dipindahkan ke tempat tidur atau akan dilakukan prosedur/ tindakan
6. Setelah safety belt dilepas dari pasien, maka petugas merapikannya
1. IGD
2. Rawat Inap
3. KIA
4. Kamar Operasi
5. Rawat jalan
PROSEDUR
TETAP
NO. DOKUMEN
TANGGAL TERBIT:
NO. REVISI
HALAMAN
DITETAPKAN
DIREKTUR
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
III.
Bentuk RTL
Sosialisasi
Waktu Pelaksanaan
Dilakukan mulai triwulan II Tahun 2014
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
WAKTU
9 April 2014
24 April 2014
5 Mei 2014
20 Mei 2014
07 Juni 2014
19 Juni 2014
16 Juli 2014
31 Juli 2014
08 Agustus 2014
08 September 2014
10 September 2014
24 September 2014
25 September 2014
30 September 2014
UNIT
Perawatan Interna
Rawat Jalan
IGD
Perawatan Bedah
Laboratorium
Perawatan Anak
Rawat Inap
Perawatan Obgyn
Semua Unit
Farmasi
Rawat Jalan
Semua unit
Perawatan Obgyn
Perawatan Interna
KETERANGAN
15
16
17
18
19
10 Oktober 2014
17 Oktober 2014
04 November 2014
05 Desember 2014
18 Desember 2014
Perawatan Interna
Perawatan Interna
Farmasi
Perawatan anak
Seluruh Unit
Cuci tangan
Identifikasi & resiko jatuh
Identifikasi & high alert
Identifikasi, resiko jatuh, dan cuci tangan
6 SKP
6 SKP
Pelaksana
Tim SKP dan kepala Unit