Dalang
Bulan
Pungguk
Utara
Selatan
Barat
Timur
Tenggara
Timur Laut
Barat Daya
Barat Laut
SATU
Dalang
Bulan datang membawa buku kutukan, membuka perlahan dan melantunkannya hingga terjatuh.
Bulan
Para Mata Angin datang dari hutan setelah melaksanakan pekerjaan mereka sebagai kurcaci.
Sambil bernyanyi dan menari tanpa melihat arah, mereka terlihat riang.
Barat Laut
Utara
Barat Laut
Barat Daya
: Mayat?
Timur Laut
: Maling?
Tenggara
Kurcaci Lain
Timur
Selatan
Barat
Utara
Kurcaci Lain
Barat L. & D.
Timur Laut
Utara
: Hah? Aku tidak tahu, jangan salahkan aku mentang-mentang aku utara.
Tenggara
Timur
Selatan
Barat
: Gotong.
Barat L. & D.
: Tumben cerdas?
Timur Laut
: Yasudah ayo!
DUA
Para Kurcaci mengangkat Bulan ke kursi panjang di depan rumah mereka. Saat menggangkat
Bulan, Tenggara melihat ada buku yang tergeletak di tempat Bulan terjatuh dan mengambilnya.
Timur
Selatan
Barat
Utara
Tenggara
Timur Laut
Barat L. & D.
Utara
: Ah tidak mungkin, warga langit tidak suka bermain seperti warga bumi.
Selatan
Barat
Timur
Tenggara
: Ah, sudah! Untuk apa kita mengurusi makhluk lain sedangkan kita masih banyak
urusan.
Timur Laut
: Jangan begitu, meski bukan kewajiban kita apa salahnya berbuat baik.
Barat L. & D.
Utara
Selatan
: Betul juga.
Barat
: Diobati.
Barat Daya
: Wah cerdas!
Barat Laut
: Sempurna!
Barat Daya
: Jadi,
Barat Laut
: Mari kita..
Barat Daya
: Obati bulan.
Barat Laut
Barat Daya
Barat Laut
Barat Daya
Barat Laut
Barat L. & D.
Kurcaci lain menghela nafas, kemudian mereka berpendapat tanpa mau disela hingga menimbulkan
keributan dan beradu fisik.
Timur
: Stop! Hentikan! Tidak ada gunanya kita bertengkar, pasti ada petunjuk yang lain.
Tenggara
: Petunjuk apa? Di sekitar sini hanya ada kita, rumah kita, dan buku ini yang aku
temukan di dekat tempat kita menemukan bulan.
Kurcaci Lain
Timur Laut
Tenggara
Utara
Selatan
Utara
: Jadi buku ini adalah buku terlarang di perpustakaan kerajaan langit. Siapa pun
yang membacanya, akan tertidur hingga cinta sejatinya hadir dan menciumnya.
Baru dia
Kurcaci Lain
: Wow.. (terkagum)
Barat
Timur
: Wah, berarti tinggal mencium lelaki tampan ini ya? Sini biar aku saja. (berusaha
mencium)
Kurcaci Lain
Tenggara
: Kamu sudah gila Timur, mana mungkin berhasil jika kamu yang menciumnya.
Timur Laut
Utara
: Stop! Diantara kita semua cuma kamu, Timur Laut, yang jarang mandi. Bisa-bisa
bulan nanti tidak akan bangun selamanya.
Barat L. & D.
Selatan
Barat
: Cinta yang luput memang selalu membuat kita sakit hati ya.
TIGA
Kurcaci lain melihat Barat yang berkata demikian hingga akhirnya mereka termenung dan berpikir
solusi terbaik apa yang harus mereka berikan untuk menolong Bulan.
Timur
Tenggara
: Tidak mungkin makhluk seperti pungguk itu ada hubungannya dengan hal ini.
Timur Laut
: Sepengetahuanku, Utara yang paling dekat dengan Bulan. Apa pernah kamu
mengetahui sesuatu tentang Pungguk dari Bulan.
Barat Daya
Barat Laut
Utara
: Sebenarnya aku kurang faham kejadian yang sesungguhnya, memang betul apa
Kata Barat Daya dan barat Laut. Akan tetapi Bulan pernah bercerita bahwa
disaat Bulan ingin menyatakan perasaannya pada Pungguk, Pungguk sudah tidak
pernah muncul lagi dihadapan Bulan. Apa Pungguk sadar bahwa apa yang
dilakukannya adalah sia-sia?
Selatan
Barat
: Semua makhluk punya batas, semua akan terasa ketika cinta lelah berusaha.
Hmm..
Timur
Tenggara
Selatan
: Jaga mulutmu Tenggara. Aku lebih tahu Pungguk daripada siapa pun. Aku adalah
orang terdekat Pungguk. Aku adalah sahabat dari makhluk yang punya usaha
keras dalam mencapai keinginannya. Tidak seperti Bulan yang hanya memberi
harapan-harapan palsunya pada Pungguk.
Utara
: Hei, memangnya Bulan tidak melakukan usaha apa pun? Memangnya Bulan juga
tidak diberi harapan-harapan oleh Pungguk? Jaga ucapanmu seakan kau lah yang
paling benar di semesta ini. Kau bukan pencipta, kau hanya ditugaskan untuk
menjaga bumi dan se-isinya.
Selatan
: Justru karena aku menjaga apa yang menjadi tanggung jawabku, aku tidak akan
membiarkan Bulan menyakiti Pungguk lebih jauh lagi. Lebih baik kau bawa saja
Bulan ke kerajaan langit agar tidak mengusik kerajaan bumi lagi. Aku sudah lelah
dengan semua lelucon kerajaan langit yang selalu mengusik bumi.
Utara
: Tanggung jawab yang tidak bertanggung jawabmulah yang membuat alam ini
tidak seimbang. Selatan melakukan itu semua dengan egoismenya. Hanya
Barat Laut
Selatan
: Oh, jadi selama ini kalian tidak ikhlas? Kalian hanya bermuka dua didepanku?
Barat
Selatan
Tenggara
: Halah akui saja Barat bahwa kau sebenarnya hanya ingin mendekati Pungguk.
Utara
Selatan
Dalang
: Pause! (menekan tombol remote, lalu merubah gesture para kurcaci) Beginilah
para kurcaci, meski merekadiciptakan bersama, sebagai penjaga semesta, tetap
saja mereka memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Tentu saja sering
kita lihat kasusnya dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan yang selalu membawa
konflik satu sama lain. Jika kita pikirkan dengan positif, seharusnya betapa
indahnya perbedaan yang ada. Hidup berdampingan dan saling mengisi. Iyakan?
Seperti yang anda lihat sekarang. Oke lanjut
S.K.
Timur Laut
Bulan
Selatan
: Sudah cukup kita berdebat. Utara, bawa saja Bulan kembali ke kerajaan langit.
Timur
: Tunggu, itu bukan solusi yang tepat. Bulan masih belum sadar.
Timur Laut
Barat L. & D.
Selatan
Utara
: Lalu kamu punya solusi apa lagi? Sudah jangan keras kepala. Semua dsini juga
Setuju. Barat Daya.. Barat Laut.. temani Selatan memanggil Pungguk.
Barat L. D.
Selatan
: Lepaskan! Baiklah aku panggil Pungguk. Tapi aku akan tetap menjaganya. Aku
tetap tidak mau Bulan menyakitinya lagi.
Empat
Selatan, Barat Daya, dan Barat Laut pergi. Seraya menunggu kedatangan mereka kembali, kurcaci
lain berusaha mencari solusi, bagaimana agar Bulan terbangun.
Tenggara
Timur Laut
Timur
: Lalu kita apakan Bulan? Bagaimana jika bukan Pungguk yang menjadi solusi?
Harus bagaimana lagi?
Utara
: Yasudah jika bukan Pungguk solusinya, aku akan membawa Bulan kepada
Raja Langit. Dia pasti tahu solusinya.
Barat
: Coba aku lihat Bulan. Wah ternyata meski tertidur, Bulan tetap tampan ya. Hei
Bulan, kamu kenapa? Ayo dong bangun. Jangan tidur mulu, ayo main.
Tenggara
: Kamu itu sedang apa bodoh. (memukul Bulan hingga Barat mencium Bulan)
K.L.
Bulan
Utara
: Tenang Bulan, tenang dulu. Kamu ada di rumah kami. Kamu terjaga disini.
Bulan
Timur Laut
Timur
: Bagaimana bisa kamu berada di bumi dan membawa buku kutukan itu?
Utara
: Sudah, sudah. Bulan masih belum tenang. Biarkan dia tenang dulu.
Bulan
: Cukup Utara, aku tidak apa. Aku minta maaf karena telah merepotkan kalian.
Jujur aku sangat merindukan Pungguk. Begitu banyak cara aku cari agar Pungguk
kembali mengharapkanku, tapi percuma. Akhirnya aku cari cara agar bisa turun
ke bumi. Satu-satunya cara adalah dengan mencuri dan membaca buku terkutuk
ini. Agar aku bisa menemui Pungguk, dan menjelaskan semuanya.
Tenggara
: Maka dari itu, jangan luput ketika ada kesempatan datang. Sekarang rasakan
sendiri akibatnya.
Utara
Timur Laut
: Utara, jangan ikut terbawa emosi. Biarkan masalah ini selesai sebentar lagi.
Barat
Bulan
: Jika memang begitu adanya, biarkan nanti aku yang mencari dan menghampiri
Pungguk.
Utara
: Tapi jika kamu tidak segera kembali ke kerajaan langit, perputaran semesta
akan kacau. Bagaimana nantinya dengan semesta ini, akan muncul banyak bencana
Barat
Barat L. & D.
: (menarik Pungguk) Ayo Pungguk. Sudah jangan melawan. Ini demi kepentinganmu
juga.
Pungguk
Bulan
: Pungguk, kau Pungguk kan. Lama aku tidak melihatmu. Bagaiman kabar, tidak!
Maafkan aku. Maafkan aku yang memungkiri perasaanku di tengah perjuanganmu
mendambakan aku. Aku ingin kamu untuk..
Pungguk
: Cukup Bulan, jangan kau bahas urusan pribadi kita di depan banyak orang. Aku
tak sudi melakukan ini. Lebih baik kamu kembali ke kerajaan langit. Kehadiranmu
di Bumi akan mengacaukan semesta. Kembalilah!
Utara
: Jangan begitu Pungguk. Selesaikanlah terlebih dahulu. Dengarkan apa kata Bulan.
Timur Laut
Barat Daya
Barat Laut
: Betul itu. Meski sudah tersakiti, apa salahnya mendengarkan Bulan sebentar.
Barat
Timur
Pungguk
: Dia menunggu d seberang hutan. Dia tidak ingin lebih emosi lagi. Dia ingin
menenangkan diri terlebih dahulu.
Barat Daya
Barat Laut
Barat
Pungguk
: Kurasa sudah cukup aku berbicara, biarkan aku juga pergi dan menemui Selatan.
Tenggara
: Tunggu Pungguk! Kamu tidak tahu bagaimana bingungnya kami karena ulahmu dan
Bulan. Segera selesaikan urusanmu dengannya atau aku yang membereskannya!
Timur
: Aduh Tenggara ini malah emosi. Ayo ikut aku, biarkalah mereka. Nanti kamu
hanya memperkeruh suasana juga. Ayo Tenggara. (menarik Tenggara)
Timur Laut
: Kalau begitu kami juga pergi. Selesaikanlah urusan kalian. Bukankah kau juga
tidak mau urusan pribadi kalian kami dengarkan. Ayo Utara, beri mereka waktu.
Utara
: Tapi,
Bulan
: Tidak apa Utara. Ini adalah kesalahanku, ini adalah masalahku. Biarkan aku
menyelesaikannya sendiri dengan Pungguk.
LIMA
Seluruh kurcaci telah pergi. Hanya Pungguk dan Bulan yang mencoba mengolah kata satu sama
lain. Terlihat suasana muram, suasana yang tidak bersahabat. Rumah kurcaci, kursi panjang,
bisikan angin berhembus, dan dinginnya hutan yang menjadi saksi perasaan mereka.
Bulan
: Pungguk, aku
Pungguk
: Berbicaralah yang tegas Bulan. Semua kurcaci telah meninggalkan kita. Kau
hanya membuatku malu di depan mereka. Mengapa tidak kau biarkan saja apa
yang telah berlalu, apa yang sudah kau lakukan lupakan saja, apa yang sudah
terjadi biarlah terjadi dan usai.
Bulan
: Bagaimana bisa aku melakukan itu semua dikala perasaan sesal dan bersalahku
padamu bercampur dengan rasa cintaku yang semakin tumbuh, berbunga, dan
semakin indah.
Pungguk
: Apa? Cinta? Jangan berbohong padaku. Kau tidak ingat apa yang kau lakukan
padaku. Bagaimana kau mengacuhkanku, bagaimana kau menyebarkan omong
kosongmu pada seluruh warga langit hingga aku ternodai oleh mulut busukmu
itu. Jangan sekali lagi kau bersikap sombong dan membohongiku. Cukup!
Bulan
: Aku faham memang itulah aku yang dulu. Tapi berbeda dengan sekarang. Aku
telah berubah. Aku sadar, selama ini aku menyayangimu. Perlahan waktu itu
berjalan dan berlalu. Perlahan juga rasa itu semakin kuat. Maafkan aku jika
pernah menyakitimu. Tolong maafkan aku dan terimalah aku. Aku memohon.
Pungguk
Bulan
: Apakah kamu tidak mencintaiku lagi? Apakah aku tidak seterang dahulu hingga
kamu menyudahi rasamu kepadaku?
Pungguk
: Tidak cukupkah kau ku tinggalkan agar kau tersadar bahwa aku tidak
menyayangimu lagi. Ya, seperti ucapanmu kala itu kepada warga langit hingga
membuatku tersadar untuk meninggalkanmu. Kita ini berbeda. Tidak akan bisa
warga langit dan warga bumi yang bersatu. Sadarlah betapa tembok penghalang
kita begitu besar. Jangan mengharapkanku lagi. Aku sudah lelah menghadapi ini
semua.
Bulan
: Pasti ada cara lain. Agar kita menyatu. Aku yakin kesempatan masih akan terus
datang hingga tujuan kita tercapai. Kesempatan itu datang seiring dari usaha
kita dalam menggapainya. Percayalah padaku.
Pungguk
: Lepaskan! Wahai bapak motivator, memang kesempatan itu selalu datang dan
membuka senyum manisnya kepada siapa saja yang berusaha dalam menggapai
10
: Pungguk, biar aku jelaskan. Ada cara untuk warga langit dan bumi menyatu.
Aku sudah mencari-cari dan akhirnya aku temukan. Kita bisa
Pungguk
: Cukup! Hentikan Bulan, aku mohon hentikan. Aku sudah tidak ingin mendengarnya
lagi. Aku mohon, cukup! (menangis)
Bulan
: Maafkan telah membuatmu menangis Pungguk. Tapi ini aku lakukan agar kamu
tahu betapa aku mencintaimu. Aku tidak tahu lagi harus berkata apa selain kata
cinta. Mengapa kau berkata demikian. Aku yakin kamu juga masih mencintaiku.
Tidak ada yang salah dengan apa yang aku katakan, benar bukan Pungguk?
Pungguk
Bulan
: Pungguk, tunggu
Pungguk pergi meninggalkan Bulan. Perlahan Bulan meratapi kesedihannya, hanya melihat kupukupu terbang dan meyakinkan diri untuk tenang dan menghadapi kebenaran dari kisahnya dengan
Pungguk.
Dalang
: Nah, bagaimana penonton. Sesuai kata saya, kisah ini banyak dirasakan oleh para
Pemuda pemudi jaman sekarang. Tapi ingat! Bukan humornya, bukan
keceriaannya, bukan pula kesedihan atau galaunya inti cerita yang ingin
disampaikan. Apa pun itu, saya yakin anda semua disi sudah cerdas-cerdas. Asal
berpikir positif ya, jangan berpikiran negatif.
Loh mas, kok sudah dibereskan propertinya?
Crew
Dalang
: Iya betul juga. Kalau begitu cukup sampai disini saja perjumpaan kita. Maaf
apabila banyak hal yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa
di lain kesempatan.
SELESAI
11