Anda di halaman 1dari 15

DAYA TAHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis

niloticus) TERHADAP INFEKSI Aeromonas


hydrophila PADA SALINITAS YANG BERBEDA

Oleh :
AHMAD FURQON ASAS
PAMEKASAN JAWA TIMUR
Dosen Pembimbing:
Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, M.P.
Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si.

Latar Belakang
Ikan

nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan


yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Memiliki
toleransi luas terhadap salinitas sehingga para
petambak juga bisa membudidayakannya.

DKP

menargetkan peningkatan produksi sebesar


300% dari perikanan budidaya. Salah satu langkah
yang ditempuh adalah dengan budidaya varietas
unggul ikan nila.

kawasan

pesisir Indonesia memiliki potensi


pengembangan tambak tradisional seluas 866.550
Ha.

Latar Belakang
Selama

ini kegiatan pembenihan ikan nila masih


dilakukan di perairan tawar. Sedangkan
pembenihan ikan nila di perairan payau belum
dilakukan.

benih

ikan nila mengalami stress saat proses


adaptasi. Kondisi ini memungkinkan benih ikan
nila yang dibudidayakan di tambak tersebut
mudah terinfeksi penyakit termasuk bakteri.
Bakteri yang sering kali menyerang ikan nila
adalah Aeromonas hydrophila.

Rumusan Masalah
Apakah

terdapat perbedaan daya tahan


benih ikan nila terhadap infeksi A.
hydrophila pada salinitas berbeda?

Berapa

salinitas terbaik yang mendukung


daya tahan benih ikan nila terhadap
infeksi A. hydrophila?

Tujuan Penelitian
Untuk

mengetahui daya tahan benih ikan


nila terhadap infeksi A. hydrophila pada
salinitas berbeda.

Untuk

mengetahui salinitas terbaik yang


mendukung daya tahan benih ikan nila
terhadap infeksi A. hydrophila.

Manfaat
Penelitian

ini diharapkan dapat


memberikan informasi tentang salinitas
terbaik yang mendukung daya tahan
benih ikan nila terhadap infeksi A.
hydrophila, sehingga para pembudidaya
ikan nila dapat mengurangi resiko
kerugian akibat penyakit yang diakibatkan
A. hydrophila.

KERANGKA KONSEPTUAL
Permintaan ikan nila meningkat

Minat petambak meningkat terhadap budidaya ikan nila

Budidaya ikan nila di tambak

Benih stress
benih ikan nila rentan
terhadap infeksi A.
hydrophila

Infeksi A. hydrophila
terhadap benih ikan nila
pada salinitas yang
berbeda

Mengetahui daya tahan benih ikan nila


terhadap infeksi A. hydrophila pada salinitas
berbeda
Budidaya benih ikan nila pada salinitas
tertentu

Hipotesis
HO:

Tidak terdapat pengaruh pada


daya tahan benih ikan nila terhadap
infeksi A. hydrophila pada salinitas
yang berbeda.

H1:

Terdapat pengaruh pada daya


tahan benih ikan nila terhadap infeksi
A. hydrophila pada salinitas yang
berbeda.

METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2010, bertempat di


Laboratorium Pendidikan Perikanan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
Bahan

Benih ikan nila berukuran 3-5 cm dipesan dari pembudidaya ikan nila
di Pasuruan Jatim, isolat A. hydrophila dipesan dari Laboratorium
Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga,
Surabaya, air tawar, air laut, formalin 10 % dan pakan untuk
pemeliharaan benih ikan nila.

METODOLOGI PENELITIAN
Alat
Peralatan

persiapan dan pemeliharaan benih ikan nila: akuarium,


filter, bak penampung, aerator, mikroskop, objek glass, DO meter,
penggaris, thermometer, pH paper.

Peralatan

pembiakan dan pengenceran bakteri A. hydrophila: jarum


ose, alat inokulasi, spatula, cawan petridisk, lampu hunsen, pipet tip,
colony counter, autoclave, inkubator.

Peralatan pembuatan preparat histopatologi dan pemerikasaannya:

dissecting set, botol penyimpanan sampel, hot plate, cassette, tissue


processor, wax dispenser, cetakan besi (base mold), microtome,
objek glass, cover glass, mikroskop cahaya.

METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Faktorial, sebab dalam penelitian ini
memakai dua faktor perlakuan
(Kusriningrum, 2008) yaitu salinitas air dan
konsentrasi A. hydrophila.
Perlakuan

salinitas air terdiri dari 3


perlakuan yaitu 0 ppt, 5 ppt, dan 10 ppt
Perlakuan konsentrasi A. hydrophila terdiri
dari 3 perlakuan yaitu 104 CFU/ml, 106
CFU/ml, dan 108 CFU/ml.

Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

Persiapan bak
sterilisasi alat
klorin
Persiapan benih ikan uji
Persiapan salinitas air dan konsentrasi A.
hydrophila
Aklimasi benih pada salinitas yang berbeda
Infeksi Aeromonas terhadap benih
Pengambilan insang dan fiksasi
Pembuatan Preparat dan pengamatan
histopatologi serta penentuan tingkat
kerusakan insang ikan
Perhitungan Survival Rate (SR)

Parameter yang Diperiksa

Parameter utama:
histopatologi insang benih ikan nila
survival rate (SR) benih ikan nila.
Parameter penunjang:
kualitas air yaitu suhu, oksigen terlarut,
salinitas, dan pH. Pengamatan kualitas air
dilakukan setiap hari.

Analisis Data
Data penelitian yang diperoleh dianalisis
secara statistik dengan menggunakan
ANAVA. Data yang dihasilkan bila terdapat
perbedaan dapat dilakukan uji lanjutan. Uji
lanjutan yang dapat digunakan adalah Uji
Jarak Berganda Duncan (Duncans Multiple
Range Test) (Kusriningrum, 2008).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai