ditabrak kapal peti kemas Jolly Nero yang berbobot lebih dari 40.000 ton, Selasa (7/5/2013) malam waktu
setempat. Sejauh ini tiga orang dilaporkan tewas dan tujuh lainnya hilang. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)
Petugas penyelamat terlihat di sekitar reruntuhan menara kontrol pelabuhan di genoa, yang hancur setelah
ditabrak kapal peti kemas Jolly Nero yang berbobot lebih dari 40.000 ton, Selasa (7/5/2013) malam waktu
setempat. Sejauh ini tiga orang dilaporkan tewas dan tujuh lainnya hilang. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)
GENOA Setidaknya tiga orang tewas dan enam lainnya cedera setelah sebuah kapal peti
kemas menabrak menara kontrol di pelabuhan Genoa, Italia, Selasa (7/5/2013) malam waktu
setempat. Tujuh orang lainnya sejauh ini dilaporkan hilang.
Ini tragedi yang mengenaskan, ujar pimpinan otoritas pelabuhan Genoa, Luigi Merlo kepada
stasiun TV lokal, Primocanale. Saat ini kami belum bisa menjelaskan penyebab kecelakaan ini,
imbuhnya. Dua korban tewas disebut sebagai pejabat pelabuhan setempat dan satu korban
tewas lainnya adalah petugas pemandu kapal. Situs koran lokal Il Secolo XIX juga menyebut
salah satu korban tewas adalah perempuan.
Menara kontrol yang memantau operasional pelabuhan itu berukuran tinggi lebih dari 50 meter
dan roboh akibat tabrakan. Insiden itu terjadi saat sedang berlangsungnya pergantian giliran
tugas, yang membuat jumlah petugas di menara itu lebih banyak dari normal. Tiga orang diyakini
terjebak di lift di menara dan satu lagi dikhawatirkan jatuh ke laut.
Insiden terjadi sekitar pukul 23.00 waktu setempat, saat cuaca cerah. Saat itu kapal peti kemas
Jolly Nero yang dimiliki perusahaan Ignazio Messina and Co sedang bermanuver keluar dari
pelabuhan dengan bantuan kapal tunda dan dipandu dua petugas pandu. Kapal Jolly Nero
berukuran panjang 238 meter dan berbobot 40.594 ton.
Ilustrasi (istimewa)
Sindonews - Kapal Motor (KM) Lintas Bahari Utama yang
mengangkut peti kemas dengan ukuran 1.654 GT mengalami
tabrakan dengan KM Lintas Bengkulu pada pukul 21.24 WIB tadi
malam di outer buoy timur Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) Bambang S Ervan mengatakan KM Lintas Bahari Utama
berangkat dari Tanjung Priok menuju Pontianak tadi malam.
"Posisi KM Lintas Bahari saat ini tenggelam, kapal membawa muatan
peti kemas, sebagian muatan peti kemas berserakan di alur
pelayaran keluar masuk Tanjung Priok," kata Bambang dalam pesan
singkatnya di Jakarta, Sabtu (1/6/2013).
Dalam kecelakaan tersebut, menyebabkan satu orang anak buah
kapal (ABK) KM Lintas Bahari Utama hilang dan masih dalam tahap
pencarian. Sedangkan 14 orang lainnya dinyatakan selamat.
"Saat ini Syahbandar Tanjung Priok berkoordinasi dengan kepanduan
dan patroli PLP Tanjung Priok. Polairud masih proses pencarian
sambil membantu menyingkirkan peti kemas dari alur," tandasnya.
Peristiwa tenggelamnya sebuah kapal jenis roll on-roll off (Roro) KM BJL I tenggelam di
dermaga 107 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, beberapa waktu lalu, merupakan
sebuah musibah yang seharusnya tidak perlu terjadi. Tenggelamnya kapal roro tersebut
terjadi akibat human error bukan karena bencana alam / cuaca ekstrem. Kapal yang
akan berlayar menuju Pangkal Balam, Bangka Belitung itu memuat 43 kendaraan dan di
dalam kapal berbobot 2.555 gross tonnage (GT) itu juga turut menumpang 26 sopir, 16
kernet, 20 penumpang, dan 23 kru. Semua penumpang berhasil selamat, namun
kendaraan-kendaraan
tersebut
masih
terjebak
di
dalam
lambung
kapal.
Kapal Bangka Jaya Line 1 tujuan Bangka Belitung terbalik 90 derajat di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pukul 02.50 WIB. Saat terbalik, kapal nahas itu
tengah bersiap berangkat ke Bangka Belitung seusai pengecekan keamanan. Sekitar
pukul 03.00 WIB, seluruh penumpang kapal berhasil dievakuasi. Namun, kapal tersebut
miring dengan cepat.
Terbaliknya kapal tersebut, disebabkan oleh distribusi beban yang tak merata. Bobot air
tawar yang digunakan untuk keperluan penumpang yang ditampung di sisi kiri dan
kanan kapal ternyata tidak sama yaitu lebih berat di kanan sehingga kapal menjadi oleng
ke
kanan
dan
lama-kelamaan
menjadi
terbalik
90
derajat.
Terbaliknya kapal tersebut juga menimbulkan masalah lain berupa pencemaran minyak.
Untuk menghindari pencemaran akibat tumpahan minyak dari kapal Bangka Jaya Line 1,
para petugas memasang jaring penampung minyak atau oil boom. Jaring yang terbuat
dari bahan plastik tersebut dipasang mengelilingi badan kapal yang terapung dalam
kondisi terbalik 90 derajat. Belum diketahui, berapa banyak minyak yang berada di
lambung
kapal
dan
yang
sudah
tumpah
ke
laut.
Peristiwa tersebut dapat kapan saja terjadi sehingga diperlukan proteksi baik bagi
rangka kapal itu sendiri maupun muatan / cargo yang dibawanya. Kerugian yang harus
ditanggung oleh pemilik kapal tidaklah sedikit dan dapat menjadi beban / masalah
keuangan selanjutnya apabila tidak ada pihak yang membantu menanggung resiko
kerugian
tersebut.
Karena itu sangat diperlukan perlindungan asuransi kapal dan juga perlindungan
asuransi cargo / barang yang dibawa melalui laut supaya saat kerugian / musibah terjadi
maka beban kerugian keuangan tersebut tidak hanya ditanggung oleh pemilik kapal
saja.
Asuransi ACA menyediakan ragam penutupan asuransi rangka kapal / marine hull
maupun asuransi marine cargo, dapatkan informasi lebih lanjut dengan hubungi Gaby
Yong di 0856 7177 306 atau Sharon Tio di 0821 9820 7682 atau web www.mitraca.com