BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi
jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu
kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau
tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan
membutuhkan momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju
kendaraan yang dibutuhkan rendah.
Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas
dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau
laju yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang
rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
Dari pendahuluan diatas, sesuai dengan yang akan dibahas yakni tentang system
kopling, maka sebagai kesimpulan awal bahwa system kopling masuk pada bagian
system pemindah tenaga. Oleh karena itu pada pembahasan kali kita akan
membahas secara terperinci yang erat kaitannya dengan system kopling.
1.2
Rumusan Masalah
1.3
1.3.1
Tujuan
Tujuan Penulisan Laporan
1.
Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan,keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan pekerjaan;
2.
3.
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja
berkualitas;
4.
Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
1.3.2
1.
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang
sesungguhnya.
2.
Memiliki tingkat kompetensi standar yang sesuai dengan yang
diserahkan oleh dunia kerja.
3.
Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu ekonomis, bisnis
kewirausahawan dan produktif.
4.
Dapat menyerap perkembangan tekhnologi dan daya kerja untuk
kepentingan pengembangan dirinya.
1.4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Kopling
Kata kopling berasal dari kata serapan coupling yang kata dasarnya adalah
couple, artinya pasangan. Namun pengertian kopling di Indonesia berbeda dengan
coupling di luar negeri. Kopling di negara kita lebih identik dengan clutch.
Pengertian coupling pada kendaraan bermotor adalah hubungan antara engkol dan
roda, dimana engkol yang terhubung dengan roda dapat menghasilkan tenaga
mesin.
Kopling adalah komponen motor yang menghubungkan poros engkol
dengan poros roda gigi transmisi. Kalau di luar negeri komponen ini bernama clutch.
2.2
2.
3.
Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu
pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,karena saat
pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork
akan mendorong release bearing . Sehingga release bearing akan mengangkat
mendorong pegas diapraghma dan pressure palte, clutch disc akan terlepas dengan
flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi
inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Kopling
dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai
berikut :
a.
Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya
pemutusandan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut
berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
b.
Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika
kopling sudah menghubung penuh maka antara flywheel dan plat koping tidak
boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c.
Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran
dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan,
sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan
daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya
dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.
2.3
2.3.1
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan secara pasti
(tanpa terjadi selip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak satu garis lurus
atau dapat sedikit perbedaan sumbunya. berbeda dengan kopling tak tetap yang
dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam
keadaan terhubung.
2.3.2
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan diam maupun berputar.
2.4
2.4.1
Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor, roda penerus juga berfungsi sebagai
dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2.4.2
Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitas tinggi. Kedua sisi
plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan
gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan
meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft
transmisi. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat
kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan
clutch hub. Kampas kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling untuk
memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan
dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat
kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat tak selerasi dan deselerasi
diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion
rubber dumper dan torsion spring dumper
2.4.3
Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang. Pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. Salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan
kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.
2.4.4
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan
sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan.
Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling
dan roda penerus. Jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuaikan dengan besar daya
yang harus dipindahkan.
2.4.5
Mekanisme Penggerak
2.4.6
Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. Rumah kopling
menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. Rumah kopling umumnya
mempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.
Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah
kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni boss
drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded strap drive type
clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling
dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bias
lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive type clutch cover.
Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat
baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan
oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya elastisitas plat tersebut
memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.
2.5
2.5.1
Kopling Hidrolik
a.
Sistem Mekanik
b.
Sistem Hidrolis
akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling. Silinder kopling kopling
berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik,
untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master
silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung
sebelahkanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas
kopling melalui push rod.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder plug) yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis
kemasukan udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi
penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru
menekan minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master
silinder, namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus
dikeluarkan dari sistem hidrolis.
Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang elastis
untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting
mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat
banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan
kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling. Sistem pengoperasian kopling
untuk kendaraan berat seperti Bus, Truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi
dengan Boster. Boster adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk
meringankan tenaga untuk mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan
menggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum
yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk membandingkan antara sistem
yang pakai boster dengan sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat
pada gambar berikut ini. Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang
menggunakan boster, unit boster dipasang pada silinder slave.
2.5.2
Kopling Gesek
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian
penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan
pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan,
sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya.
2.6
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut
berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya
juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum
dapat berputar, demikian juga dengan plat kopling yang dipasang dengan
Pada saat pelat tekan bergerak kedepan, pelat kopling akan menarik
bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara
mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan. Sekarang sudah banyak
digunakan sistem hidrolik dan booster. Secara umum, sistem hidrolik dan hidrolik
booster adalah sama. Perbedaannya pada system hidrolik booster, booster
digunakan untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling.
Pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan. Pada
sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan
mendorong piston pada master silinder kopling, fluida pada sistemakan meneruskan
daya ini ke selinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan
mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas sehingga
penerusan daya dari motor ke transmisi terputus. Cara kerja sistem hidrolik ini
sama seperti cara kerja pada sistem rem. Kebocoran system hidrolik akan
mengganggu proses pelepasan hubungan.
BAB III
KEGIATAN DAN PELAKSANAAN
3.1
Kegiatan
3.1.1
Langkah Overhaul kopling mobil yang akan saya jelaskan adalah untuk
kopling mobil manual. Tujuan overhaul kopling mobil ini untuk melakukan
pemeriksaan kondisi kopling mobil dan juga untuk mengganti kampas kopling mobil.
Posisi kopling pada semua mobil di dalam kendaraan selalu sama, hanya saja setiap
kendaraan khususnya mobil, memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam
melakukan overhaulnya.
Letak perbedaan kesulitan ini ada :
1.
2.
Namun semuanya ini dapat diatasi jika kita memiliki sebuah dongkrak
kendaraan yang dapat mengangkat body mobil sampai tinggi. Biasanya pada setiap
bengkel mobil, disediakan sebuah lift atau dongkrak mobil yang bisa mengangkat
body mobil sampai setinggi manusia berdiri. Besar-kecilnya transmisi pada sebuah
mobil juga akan sangat mempengaruhi kesulitan dalam melakukan overhaul kopling
mobil. Semakin besar ukuran transmisi, maka akan semakin berat pula transmisi
itu. Namun hal ini dapat di atasi dengan mempersiapkan peralatan khusus yaitu
dongkrak khusus untuk pengangkat transmisi. Untuk Anda yang ingin melakukan
overhaul kopling , tanpa memiliki alat khusus seperti di atas, Anda tetap dapat
melakukan pembongkaran cukup dengan satu dongkrak dan jack stand. Langkahlangkah overhaul kopling mobil: Untuk kali ini saya akan mengambil contoh
pembongkaran kopling mobil yang menggunakan sistem penggerak belakang, yaitu
menggunakan as kopel/proppeller shaft.
3.2
Pelaksanaan
1.
Lepaskan baut - baut pengingkat yang menghubungkan transmisi dengan
proppeller shaft.
2.
Lepaskan baut - baut pengingkat yang menghubungkan transmisi dengan
backing plate pada mesin.
3.
4.
5.
Dengan melepas semua baut pengikat clutch cover tersebut, maka secara
otomatis clutch cover dan kampas kopling akan terlepas dari flywheel.
3.2
Pemasangan
1.
Gunakan clutch center , yaitu sebuah alat khusus yang digunakan untuk
meluruskan lubang pada kampas kopling dengan lubang pada flywheel. Kalau tidak
ada , gunakan tali terlebih dahulu untuk mengingkat kampas kopling ke clutch
cover, usahakan posisi diameter luar kampas kopling rata dengan posisi dari plat
tekan pada clutch cover.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Selesai, untuk mengetahui hasil dari apa yang kita kerjakan maka lakukan
pengetesan.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
1.
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah
kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari
sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga).
2.
Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi
kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling
memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling
sesuai dengan yang diinginkan.
3.
-
Kopling Tidak Tetap ( Kopling Cakar, Kopling Plat, Kopling Kerucut dan Kopling
Friwil )
4.
Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda
kopling, plat tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas penekan,
tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
5.
Terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik
dan sistem hidrolis.
6.
a.
Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga pengemudi melalui
injakan kakinya, dalam upaya mengendalikan kerja kopling.
b.
Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga injakan kaki
pengemudi pada pedal kopling, ke tuas pembebas kopling.
c.
Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas
pembebas berfungsi untuk mengatur gerak bebas tuas pembebas.
d.
Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk mengembalikan posisi pedal
kopling setelah dipergunakan untuk mengoperasikan kopling.
7.
a.
Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari pedal
kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b.
Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yangdihasilkan
dari master silinder kopling.
c.
Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master silinder
menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan diteruskan ketuas
pembebas kopling.
d.
Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal kopling.
Komponen ini hanya dipergunakan pada kedaraan berat.
4.2
Saran
a.
Saran Umum
Semoga praktik kerja industri yang selanjutnya dapat lebih baik dari apa yang telah
kami laksanakan pada tahun ini, dan semoga laporan ini dapat berguna bagi adikadik kelas yang membutuhkan laporan ini dan laporan-laporan akhir prakerin lebih
baik dari yang sekarang.
b.
Dalam hal ini kami mebutuhkan bimbingan khusus dalam mnyusun laporan agar
terbentuk laporan yang baik dalam segi isi dan penulisan.