Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKERIN TKR "KOPLING"

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi
jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu
kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau
tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan
membutuhkan momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju
kendaraan yang dibutuhkan rendah.
Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas
dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau
laju yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang
rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
Dari pendahuluan diatas, sesuai dengan yang akan dibahas yakni tentang system
kopling, maka sebagai kesimpulan awal bahwa system kopling masuk pada bagian
system pemindah tenaga. Oleh karena itu pada pembahasan kali kita akan
membahas secara terperinci yang erat kaitannya dengan system kopling.

1.2

Rumusan Masalah

Bagaimana meperbaiki sistem kopling pada mobil toyota kijang GLX.

1.3
1.3.1

Tujuan
Tujuan Penulisan Laporan

1.
Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan,keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan
tuntutan lapangan pekerjaan;
2.

Memperkokoh link dan match antara SMK dan dunia kerja;

3.
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja
berkualitas;
4.
Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
1.3.2

Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PRAKERIN)

1.
Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang
sesungguhnya.
2.
Memiliki tingkat kompetensi standar yang sesuai dengan yang
diserahkan oleh dunia kerja.
3.
Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu ekonomis, bisnis
kewirausahawan dan produktif.
4.
Dapat menyerap perkembangan tekhnologi dan daya kerja untuk
kepentingan pengembangan dirinya.

1.4

Waktu dan Tempat

PRAKERIN dilaksanakan selama tiga bulan terhitung sejak bulan Januari


2014 sampai dengan April 2014, yang dilaksanakan di Bengkel PT. TANIA SELATAN
OKI.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Kopling

Kata kopling berasal dari kata serapan coupling yang kata dasarnya adalah
couple, artinya pasangan. Namun pengertian kopling di Indonesia berbeda dengan
coupling di luar negeri. Kopling di negara kita lebih identik dengan clutch.
Pengertian coupling pada kendaraan bermotor adalah hubungan antara engkol dan
roda, dimana engkol yang terhubung dengan roda dapat menghasilkan tenaga
mesin.
Kopling adalah komponen motor yang menghubungkan poros engkol
dengan poros roda gigi transmisi. Kalau di luar negeri komponen ini bernama clutch.

2.2

Kopling dan Fungsinya

Kopling atau Clutch merupakan peralatan transmisi yang


menghubungkan/meneruskan atau memutuskan putaran dari poros engkol ke poros
roda gigi transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti
atau memindahkan gigi.
Dengan kata lain, fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke
transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan.
Kopling dikatakan baik jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1.

Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.

2.

Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.

3.

Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna.

Kopling adalah peralatan transmisi yang menghubungkan porosengkol dengan


poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat/sistem yang merupakan bagian
dari sistem pemindah. Fungsi kopling adalah untukmemindahkan, memutus dan
menghubungkan putaran tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah
tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan dengan lembut dan cepat.

Gambar 2.1 Kopling / Clutch


Pada bidang otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenagamotor ke unit
transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigi transmisi dapat
dilakukan, koling juga memungkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak
dalam posisi netral.

Gambar 2.2 Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan

Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu
pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,karena saat
pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork
akan mendorong release bearing . Sehingga release bearing akan mengangkat
mendorong pegas diapraghma dan pressure palte, clutch disc akan terlepas dengan
flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi
inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Kopling
dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai
berikut :
a.
Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke
transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya
pemutusandan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut
berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
b.
Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika
kopling sudah menghubung penuh maka antara flywheel dan plat koping tidak
boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c.
Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran
dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan,
sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan
daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya
dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.

2.3
2.3.1

Jenis- jenis Kopling


Kopling Tetap

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan secara pasti
(tanpa terjadi selip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak satu garis lurus
atau dapat sedikit perbedaan sumbunya. berbeda dengan kopling tak tetap yang
dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam
keadaan terhubung.

2.3.2

Kopling Tidak Tetap

Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik
dalam keadaan diam maupun berputar.

2.4

Komponen Utama Kopling

2.4.1

Roda Penerus

Selain sebagai penstabil putaran motor, roda penerus juga berfungsi sebagai
dudukan hampir seluruh komponen kopling.

2.4.2

Pelat Kopling

Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitas tinggi. Kedua sisi
plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan
gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan
meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft
transmisi. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat
kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan
clutch hub. Kampas kopling (facing) dipasangkan pada plat kopling untuk
memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan
dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat
kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat tak selerasi dan deselerasi
diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion
rubber dumper dan torsion spring dumper

2.4.3

Pelat Tekan

Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang. Pelat tekan berbentuk bulat dan
diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. Salah satu sisinya (sisi
yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan
kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.

2.4.4

Unit Plat Penekan

Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan
sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan.
Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling
dan roda penerus. Jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuaikan dengan besar daya
yang harus dipindahkan.

2.4.5

Mekanisme Penggerak

Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan hubungan


(tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola, bantalan bola diikat
pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur pada sambungan. Bantalan
bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan mendorong tuas tekan.

2.4.6

Rumah Kopling

Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. Rumah kopling
menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. Rumah kopling umumnya
mempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.

Gambar 2.3 Rumah kopling

Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah
kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni boss

drive type clutch cover, radial strap type clutch cover dan corded strap drive type
clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling
dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bias
lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive type clutch cover.
Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat
baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded strap drive plat penekan ditahan
oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya elastisitas plat tersebut
memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.

2.5

Macam Kopling Menurut Cara Kerja

2.5.1

Kopling Hidrolik

Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah


dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan
menempatkan cairan/minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar,
sehingga cairan akan terlempar/bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat
putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah
yang digunakan sebagai penerus/pemindah tenaga.
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah :
Pump impeller: merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga
hidrolis pada fluida.
Turbin runner : adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolisfluida yang
dibangkitkan pump impeller.
Stator : adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran
yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan
peningkatan momen/ torsi.

Gambar 2.4 Kopling Hidrolik

a.

Sistem Mekanik

Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang


menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling
diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan
tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak
terjepit oleh plat tekan. Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan
pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal. Sementara tuas kopling akan
kembali pada posisi semula oleh pegas diafragma.

b.

Sistem Hidrolis

Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak.


Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master
silinder dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya
mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses
ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem
pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan
keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara plunger master silinder akan
kembali oleh pegas plunger yang ada didalam master silinder. Karena tekanan
sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula
oleh pegas pengembali dan pegas diafragma.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya
(Reservoir) terpisah dan dihubungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis
dari reservoir melalui pipa ke master silinder melalui saluran penghubung (pipe
joint). Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan
mendorong unit plunyer bergerak kearah kiri. Gerakan ini melawan pegas
pengembali plunger (returnspring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master
silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju ke silinder
kopling. Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang
khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga
agar minyak hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan.
Penambahan minyak hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir.
Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling dilepas, maka
minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup check (check valve).
Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya.
Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolisakan
menyebabkan langkah tekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan
pedal tidak tersalurkan hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka
fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan,berarti proses pemutusan hubungan tenaga
dari mesin ke system pemindah tenaga tidak dapat dilaksanakan, dan tenaga mesin

akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling. Silinder kopling kopling
berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik,
untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master
silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung
sebelahkanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas
kopling melalui push rod.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder plug) yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis
kemasukan udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi
penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru
menekan minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master
silinder, namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus
dikeluarkan dari sistem hidrolis.
Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang elastis
untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting
mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat
banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan
kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling. Sistem pengoperasian kopling
untuk kendaraan berat seperti Bus, Truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi
dengan Boster. Boster adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk
meringankan tenaga untuk mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan
menggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum
yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk membandingkan antara sistem
yang pakai boster dengan sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat
pada gambar berikut ini. Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang
menggunakan boster, unit boster dipasang pada silinder slave.

2.5.2

Kopling Gesek

Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian
penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan
pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan,
sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya.

2.6

Cara Kerja Kopling

Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut
berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya
juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum
dapat berputar, demikian juga dengan plat kopling yang dipasang dengan

perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak


sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal
ini dapat dilakukan dengan mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di
angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang
menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengan plat tekan.
Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan
akan tetapi selanjutnya secara bertahapakan ikut terbawa berputar dan selanjutnya
akan memutar poros utama persneling.
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur
kebelakang. Bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan pegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus
dan perpindahan daya terputus. Bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling
akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus
dan terjadi perpindahan daya.

Gambar 2.5 Gerak bebas pedal kopling

Pada saat pelat tekan bergerak kedepan, pelat kopling akan menarik
bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara
mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan. Sekarang sudah banyak
digunakan sistem hidrolik dan booster. Secara umum, sistem hidrolik dan hidrolik
booster adalah sama. Perbedaannya pada system hidrolik booster, booster
digunakan untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling.
Pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan. Pada
sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan
mendorong piston pada master silinder kopling, fluida pada sistemakan meneruskan
daya ini ke selinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan
mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas sehingga

penerusan daya dari motor ke transmisi terputus. Cara kerja sistem hidrolik ini
sama seperti cara kerja pada sistem rem. Kebocoran system hidrolik akan
mengganggu proses pelepasan hubungan.

BAB III
KEGIATAN DAN PELAKSANAAN

3.1

Kegiatan

3.1.1

Langkah Overhaul Kopling Mobil

Langkah Overhaul kopling mobil yang akan saya jelaskan adalah untuk
kopling mobil manual. Tujuan overhaul kopling mobil ini untuk melakukan
pemeriksaan kondisi kopling mobil dan juga untuk mengganti kampas kopling mobil.
Posisi kopling pada semua mobil di dalam kendaraan selalu sama, hanya saja setiap
kendaraan khususnya mobil, memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam
melakukan overhaulnya.
Letak perbedaan kesulitan ini ada :
1.

Posisi mesin pada kendaraan.

2.

Besar-kecilnya ukuran transmisi Letak mesin pada mobil.

Namun semuanya ini dapat diatasi jika kita memiliki sebuah dongkrak
kendaraan yang dapat mengangkat body mobil sampai tinggi. Biasanya pada setiap
bengkel mobil, disediakan sebuah lift atau dongkrak mobil yang bisa mengangkat
body mobil sampai setinggi manusia berdiri. Besar-kecilnya transmisi pada sebuah
mobil juga akan sangat mempengaruhi kesulitan dalam melakukan overhaul kopling
mobil. Semakin besar ukuran transmisi, maka akan semakin berat pula transmisi
itu. Namun hal ini dapat di atasi dengan mempersiapkan peralatan khusus yaitu
dongkrak khusus untuk pengangkat transmisi. Untuk Anda yang ingin melakukan
overhaul kopling , tanpa memiliki alat khusus seperti di atas, Anda tetap dapat
melakukan pembongkaran cukup dengan satu dongkrak dan jack stand. Langkahlangkah overhaul kopling mobil: Untuk kali ini saya akan mengambil contoh
pembongkaran kopling mobil yang menggunakan sistem penggerak belakang, yaitu
menggunakan as kopel/proppeller shaft.

3.2

Pelaksanaan

1.
Lepaskan baut - baut pengingkat yang menghubungkan transmisi dengan
proppeller shaft.
2.
Lepaskan baut - baut pengingkat yang menghubungkan transmisi dengan
backing plate pada mesin.
3.

Turunkan atau pisahkan transmisi dari mesin.

4.

Lepaskan baut - baut pengingkat clutch cover pada flywheel.

5.
Dengan melepas semua baut pengikat clutch cover tersebut, maka secara
otomatis clutch cover dan kampas kopling akan terlepas dari flywheel.

3.2

Pemasangan

1.
Gunakan clutch center , yaitu sebuah alat khusus yang digunakan untuk
meluruskan lubang pada kampas kopling dengan lubang pada flywheel. Kalau tidak
ada , gunakan tali terlebih dahulu untuk mengingkat kampas kopling ke clutch
cover, usahakan posisi diameter luar kampas kopling rata dengan posisi dari plat
tekan pada clutch cover.
2.

Tempelkan susunan kampas kopling dan clutch cover pada flywheel.

3.

Pasang semua baut pengikatnya dan kencangkan kurang lebih 3 kg m.

4.

Pasang kembali transmisi pada backing plate dari mesin.

5.

Pasang baut pengikatnya dan kencangkan.

6.

Pasang as kopel / proppeller shaft pada transmisi.

7.

Pasang baut pengikatnya dan kencangkan.

8.
Selesai, untuk mengetahui hasil dari apa yang kita kerjakan maka lakukan
pengetesan.

BAB IV

PENUTUP

4.1

Kesimpulan

1.
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah
kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari
sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga).
2.
Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi
kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling
memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling
sesuai dengan yang diinginkan.
3.
-

Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar :


Kopling Tetap ( Kopling Kaku, Kopling Karet Ban, Kopling Fluida )

Kopling Tidak Tetap ( Kopling Cakar, Kopling Plat, Kopling Kerucut dan Kopling
Friwil )
4.
Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda
kopling, plat tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas penekan,
tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
5.
Terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik
dan sistem hidrolis.
6.

Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah sebagai berikut :

a.
Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga pengemudi melalui
injakan kakinya, dalam upaya mengendalikan kerja kopling.
b.
Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga injakan kaki
pengemudi pada pedal kopling, ke tuas pembebas kopling.
c.
Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas
pembebas berfungsi untuk mengatur gerak bebas tuas pembebas.
d.
Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk mengembalikan posisi pedal
kopling setelah dipergunakan untuk mengoperasikan kopling.
7.

Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai berikut :

a.
Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari pedal
kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.

b.
Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yangdihasilkan
dari master silinder kopling.
c.
Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master silinder
menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan diteruskan ketuas
pembebas kopling.
d.
Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal kopling.
Komponen ini hanya dipergunakan pada kedaraan berat.

4.2

Saran
a.

Saran Umum

Semoga praktik kerja industri yang selanjutnya dapat lebih baik dari apa yang telah
kami laksanakan pada tahun ini, dan semoga laporan ini dapat berguna bagi adikadik kelas yang membutuhkan laporan ini dan laporan-laporan akhir prakerin lebih
baik dari yang sekarang.
b.

Saran Untuk Pembuatan Laporan

Dalam hal ini kami mebutuhkan bimbingan khusus dalam mnyusun laporan agar
terbentuk laporan yang baik dalam segi isi dan penulisan.

Anda mungkin juga menyukai