Anda di halaman 1dari 31

31

Laporan Praktikum R-LAB

Fisika Dasar
Nama

: Clarissa

NPM

: 1206238974

Fakultas

: Teknik

Departemen

: Teknik Kimia

Nomor dan Nama Percobaan

: KR02 dan Calori Work

Tanggal Percobaan

: 12 Maret 2013

Koordinator Asisten

: Haryo Sokoidanto

Laporan Fisika Dasar


Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP IPD)
Universitas Indonesia
Depok

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31
I.

Calori Work

TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

II.

PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut :
o Sumber tegangan yang dapat divariasikan
o Kawat konduktor (bermassa 2 gram)
o Termometer
o Voltmeter dan Amperemeter
o Adjustable power supply
o Camcorder
o Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III.

LANDASAN TEORI
Di zaman yang semakin maju ini, teknologi sudah sangat canggih dan manusia
terus menerus mengembangkan pengetahuan untuk menunjang kehidupannya, namun tak
bisa dipungkiri bahwa manusia menaruh perhatian yang besar mengenai segala sesuatu
tentang energi. Energi memegang peran yang sangat penting di dalam kehidupan. Tanpa
adanya energi tidak akan ada yang dapat hidup, bergerak, dan bekerja. Misalnya saja,
energi panas yang digunakan oleh petani yang bersumber dari matahari untuk
mengeringkan hasil panennya dan jika matahari tidak lagi memancarkan panas, maka
hasil panen akan gagal, dan semua orang akan merasakan akibatnya baik dari segi
finansial maupun sosial. Contoh lainnya adalah gerak yang dilakukan oleh manusia juga
termasuk ke dalam energi, jika tidak ada energi, manusia tidak akan dapat bergerak dan
akan terbujur kaku.
Energi itu sendiri didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.
Energi pun dapat dibagi lagi menjadi banyak jenis energi diantaranya adalah energi
gerak, energi panas, energi listrik, energi bunyi, dan lain-lain. Salah satu jenis energy
yang mempunyai peran yang besar di dalam kehidupan manusia adalah energy panas.
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Energi panas atau kalor adalah suatu energi yang dimiliki oleh suatu benda karena
suhunya. Secara umum hal yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki
oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu dari benda
tersebut tinggi, maka kalor yang dikandung oleh benda tersebut jugalah besar. Begitu
juga sebaliknya, jika suhu benda tersebut rendah maka kalor yang dikandung oleh benda
tersebut jugalah sedikit.
Sebagai suatu energi, energi panas atau kalor itu mempunyai sifat yang sesuai
dengan Hukum Kekekalan Energi yang mengatakan Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energy hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Hukum
Kekekalan Energi diciptakan oleh James Prescott Joule, seorang ahli fisika yang berasal
dari Inggris. Untuk menghormati beliau sebagai pencetus hukum ini, maka namanya
diabadikan menjadi satuan energy yaitu Joule. Hukum Kekekalan Energi dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Eawal = Eakhir
Keterangan : energi total tidak akan berkurang dan juga tidak akan bertambah.
Dari percobaan-percobaan yang sering dilakukan untuk mengetahui besar
kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda atau zat, didapat hasil dimana besar kecilnya
kalor tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor sebagai berikut:
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis dari zat itu sendiri)
3. Perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = m . c . (t2 t1 )
Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)
(t2 t1 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Sebagai bagian dari energi, kalor dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis yaitu kalor
yang digunakan untuk menaikkan suhu dan kalor yang digunakan untuk mengubah wujud
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

atau yang dapat disebut juga kalor laten. Kalor laten juga dapat dibagi menjadi 2 jenis
yaitu kalor uap dan kalor lebur yang masing-masing dapat dibuat menjadi suatu
persamaan matematis sebagai berikut:

Q=m.U
dan
Q=m.L
Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
U adalah kalor uap (satuan J/kg)
L adalah kalor lebur (satuan J/kg)

Sebagai suatu energi, kalor mempunyai hubungan dengan energy lainnya.


Hubungan tersebut bisa seperti pembentukan kalor atau perubahan kalor menjadi energy
lainnya. Salah satu contohnya adalah hubungan kalor dengan energi listrik. Kalor
merupakan bentuk energy maka dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Hal ini
diperkuat oleh adanya hukum kekekalan energi dimana energi tidak dapat diciptakan
maupun dimusnahkan, namun energi dapat berubah dari satu jenis energi ke jenis yang
lain, sama halnya seperti perubahan energy listrik menjadi energi kalor dan juga
sebaliknya yaitu perubahan energi kalor menjadi energi listrik. Alat yang digunakan
untuk mengubah energy listrik menjadi energy kalor misalnya adalah pemanas, solder,
setrika, dan kompor listrik. Alat yang mengubah energy listrik menjadi energy panas
dilengkapi dengan adanya elemen pemanas. Listrik yang dialirkan pada elemen pemanas
diubah menjadi energy panas. Elemen pemanas tersebut dibuat dari bahan yang
mempunyai daya tahan yang tinggi, sehingga listrik yang mengalir melalui bahan tersebut
dapat berbah menjadi panas. Berikut ini merupakan salah satu alat yang dapat mengubah
energy listrik menjadi energy kalor adalah setrika.

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31
Bagian-bagian utama setrika listrik adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Elemen pemanas
Pemegang setrika yang dibuat dari bahan isolator
Kabel penghubung
Logam yang berbahan besi atau baja

Berikut ini saya akan memberikan penjabaran secara singkat mengenai cara kerja dari
salah satu alat yang menggunakan prinsip pengubahan energy listrik menjadi energy
kalor yaitu setrika:
Pada waktu seterika dihubungkan ke sumber tegangan listrik dan dihidupkan
(ON), maka arus listrik mengalir melalui elemen pemanas. Dengan adanya arus
listrik yang mengalir ini, elemen pemanas membangkitkan panas. Panas ini
kemudian disalurkan secara konduksi pada permukaan dasar seterika (permukaan
yang digunakan untuk melicinkan pakaian). Panas yang dibangkitkan ini akan
terus meningkat bila arus listrik terus mengalir. Oleh karena itu, bila seterika tidak
dilengkapi dengan pengatur suhu, untuk mencegah terjadinya panas lebih seterika
harus diputuskan dari sumber listriknya dan disambungkan kembali bila suhu
mulai kurang. Demikian kondisi ini terjadi secara berulang. Namun, bila seterika
sudah dilengkapi dengan pengatur suhu, maka seterika akan memutuskan aliran
listriknya secara otomatis bila suhu telah mencapai maksimal. Sebaliknya bila
suhu menurun sampai harga tertentu, seterika juga akan secara otomatis
menghubungkan aliran listrikya.
Besarnya energi listrik yang diubah atau disersap sama dengan besar kalor yang
akan dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

W=Q
Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)
Q adalah kalor yang akan dihasilkan (satuan Joule)

Untuk menghitung energy listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

W=P.t
=V.i.t
Keterangan : W adalah energi listrik yang diubah atau diserap (satuan Joule)
P adalah daya listrik (satuan Watt)
T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)
V adalah tegangan listrik (satuan volt)
i adalah arus listrik (satuan Ampere)
t adalah waktu atau lama aliran listrik (satuan sekon)

Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m . c . (t2 t1 ) , maka akan diperoleh
persamaan :

P . t = m . c . (t2 t1)
Keterangan: P adalah daya listrik (satuan Watt)
T adalah waktu yang dibutuhkan (satuan sekon)
m adalah massa benda tersebut (satuan kilogram)
c adalah kalor jenis benda tersebut (satuan J/kgOC)
(t2 t1 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuanOC)
Didalam hubungan energi listrik dengan energy kalor, akan terjadi perubahan
suhu dan wujud yang erat kaitannya dengan kalor. Fenomena ini dibahas secara terperinci
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

oleh Asas Black, dimana apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian kedua
benda tersebut disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu lebih rendah. Aliran ini akan berhenti sampai
terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda yang dicampurkan telah sama). Secara
matematis Asas Black dapat dirumuskan sebagai berikut:

Qlepas = Qterima
m1 . c1 . (t1 ta ) = m2 . c2 . (ta t2 )
Keterangan: m1 adalah massa benda satu (satuan kilogram)
m2 adalah massa benda dua (satuan kilogram)
c1 adalah kalor jenis benda satu (satuan J/kgOC)
c2 adalah kalor jenis benda dua (satuan J/kgOC)
(t1 ta ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
pada benda satu yang suhunya lebih tinggi dibanding benda dua
(satuanOC)
(ta t2 ) adalah perubahan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
pada benda dua yang suhunya lebih rendah dibanding benda satu
(satuanOC)
Percobaan calori work ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitas kalor suatu
kawat konduktor. Kapasitas kalor itu sendiri adalah banyaknya kalor yang diperluklan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 1OC yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

H = Q / (t2 t1 )
Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)
Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
(t2 t1 ) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Lain halnya dengan kapasitas kalor, suatu benda jugalah mempunyai kalaor jenis,
bilamana kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kg
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

zat sebesar 1OC. alat yang digunakan untuk menentukan besarnya kalor jenis suatu zat
adalah calorimeter. Persamaan kalor jenis adalah sebagai berikut:

c = Q / m . (t2 t1 )
Keterangan : C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)
Q adalah kalor yang dibutuhkan (satuan Joule)
m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)
(t2 t1 ) adalah kenaikan suhu yang biasa disimbolkan dengan T
(satuan OC)
Berikut ini akan disediakan tabel yang berisi daftar kalor jenis beberapa zat:

Bila kedua persamaan kapasitas kalor dan kalor jenis diatas dihubungkan maka
akan terbentuk suatu persamaan baru sebagai berikut :

H=m.c
Keterangan : H adalah kapasitas kalor (satuan J/oC)
C adalah kalor jenis zat (satuan J/kgoC)
m adalah massa zat tersebut (satuan kilogram)

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa jumlahnya tergantung dari

besarnya sampel yang diambil, misalnya untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 10 0C
diperlukan 4,18 Joule, namun untuk menaikkan suhu 100 gram air sebesar 100C
diperlukan energy 100 kali lebih banyak yaitu sekitar 218 Joule. Sehingga 1 gram sampel
tersebut mempunyai kapasitas panas sebesar 4,18 Joule/ 0C sedangkan 100 gram sampel
mempunyai kapasitas panas sebesar 418 Joule/0C.
Percobaan calori work dilakukan dengan cara melilitkan sebuah kawat pada
sensor temperature. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan
energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem
instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat
bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengaktifkan Web cam dengan cara mengklik icon video yang terdapat pada
halaman web r-Lab.
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.
3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperature, tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur.
5.Memperhatikan temperature kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga
mendekati temperature awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2, dan V3.

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31
Gambar Prosedur Percobaan Calori Work

V.

DATA HASIL PERCOBAAN


Percobaan calori work yang dilakukan dengan cara online yang menggunakan
perangkat elektronik. Percobaan ini dilakukan dengan mengubah-ubah tegangan V0, V1,
V2, dan V3. Dan data hasil percobaan yang diperoleh dari eksperimen yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
Tabel Data Percobaan Calori Work
Tegangan V0
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(Ampere)
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84

Tegangan (Volt)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Temperatur
(oC)
24.3
24.3
24.2
24.1
24.1
24.1
24.0
23.9
23.9
23.8

Tegangan V1
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(Ampere)
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48

Tegangan (Volt)

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(Ampere)
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
42.55

Tegangan (Volt)

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(Ampere)
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55

Tegangan (Volt)

0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67

Temperatur
(oC)
23.6
23.6
23.8
23.9
24.1
24.2
24.3
24.4
24.5
24.6

Tegangan V2
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63

Temperatur
(oC)
24.5
24.9
25.8
26.7
27.6
28.5
29.3
29.9
30.6
31.1

Tegangan V3
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09

Laporan

Temperatur
(oC)
30.7
30.3
30.1
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

VI.

PENGOLAHAN DATA

Percobaan calori work ini dilakukan dengan mengubah-ubah tegangan yang ada
menggunakan 4 variasi tegangan yang nilainya berbeda satu dengan yang lain, yaitu V0,
V1, V2, dan V3. Sehingga dari percobaan tersebut kita akan mendapatkan data-data yang
dapat kita olah menjadi grafik. Grafik tersebut merupakan grafik hubungan antara
temperature dengan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat konduktor.
Selain itu, kita juga akan mendapatkan perhitungan yang akan menghasilkan nilai c atau
kalor jenis sehingga kita dapat menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan dalam
percobaan ini. Melalui grafik yang kita dapatkan, kita juga dapat menghitung persamaan
garis sebagai literature sebab dari kesalahan-kesalahan relatif yang terjadi terhadap
literature.
1. Pada saat tegangan Vo ( V = 0 volt)
Data percobaan mengenai temperature kawat dan waktu saat tegangan Vo = 0 volt
yang diberikan pada kawat konduktor adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(miliampere)
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84

Tegangan (Volt)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

Temperatur
(oC)
24.3
24.3
24.2
24.1
24.1
24.1
24.0
23.9
23.9
23.8

Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang


Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Temperatur
(oC)
24.3
24.3
24.2
24.1
24.1
24.1
24.0
23.9
23.9
23.8

diinginkan, maka data yang digunakan adalah


sebagai berikut :

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31
Pada percobaan dengan tegangan Vo ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai
suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun
kapasitas kalor. Suhu awal yang tertera adalah 23.50C dan suhu inilah yang
digunakan sebagai suhu awal. Persamaan garis literatur yang terdapat dalam grafik
dapat dicari dengan menggunakan persamaan garis antara 2 titik dengan rumus:
yy1
x x 1
=
y 2 y 1 x 2x 1

Garis literature yang diinginkan dapat didapatkan dengan mensubtitusi variable di


atas dengan nilai temperature dan waktu yang ada. Dengan menggunakan garis
linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan
linear yaitu y = -0,0167 x + 24,35 . Dengan nilai x berubah-ubah terhadap waktu.
Maka akan diperoleh persamaan y = -0,0167 x + 24,35.

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Hubungan antara Temperatur dengan Waktu

Temperatur (oC))

15

21

27

Waktu (sekon)
Temperatur (o C)

Column1

Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan
yang digunakan adalah Vo (V = 0 m/s) :

2. Pada saat tegangan V1 ( V = 0,67 volt)


Data percobaan mengenai temperature kawat dan waktu saat tegangan V1 = 0,67
volt yang diberikan pada kawat konduktor adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(miliampere)
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48

Tegangan (Volt)
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67

Laporan

RLAB

Temperatur
(oC)
23.6
23.6
23.8
23.9
24.1
24.2
24.3
24.4
24.5
24.6

Fisika

Dasar

KR02

31

Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang


diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Temperatur
(oC)
23.6
23.6
23.8
23.9
24.1
24.2
24.3
24.4
24.5
24.6

Pada percobaan dengan tegangan V1 ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai
suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun
kapasitas kalor. Persamaan garis literatur yang terdapat dalam grafik dapat dicari
dengan menggunakan persamaan garis antara 2 titik dengan rumus:
yy1
x x 1
=
y 2 y 1 x 2x 1

Garis literature yang diinginkan dapat didapatkan dengan mensubtitusi variable di


atas dengan nilai temperature dan waktu yang ada. Dengan menggunakan garis
linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan
linear yaitu y = 0,003 x + 23,59 . Dengan nilai x berubah-ubah terhadap waktu.
Maka akan diperoleh persamaan y = 0,003 x + 23,59.

Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Hubungan antara Temperatur dengan Waktu

Temperatur (oC))

15

21

27

Waktu (sekon)
Temperatur (o C)

Column1

yang digunakan adalah V1 (V = 0,67 m/s) :

3. Pada saat tegangan V2 ( V = 0,67 volt)


Data percobaan mengenai temperature kawat dan waktu saat tegangan V1 = 0,67
volt yang diberikan pada kawat konduktor adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(miliampere)
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
42.55

Tegangan (Volt)
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63

Temperatur
(oC)
24.5
24.9
25.8
26.7
27.6
28.5
29.3
29.9
30.6
31.1

Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang


diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Temperatur
(oC)
24.5
24.9
25.8
26.7
27.6
28.5
29.3
29.9
30.6
31.1

Pada percobaan dengan tegangan V2 ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai
suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun
kapasitas kalor. Persamaan garis literatur yang terdapat dalam grafik dapat dicari
dengan menggunakan persamaan garis antara 2 titik dengan rumus:
yy1
x x 1
=
y 2 y 1 x 2x 1

Garis literature yang diinginkan dapat didapatkan dengan mensubtitusi variable di


atas dengan nilai temperature dan waktu yang ada. Dengan menggunakan garis
linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan
linear yaitu y = 0,216 x + 23,85 . Dengan nilai x berubah-ubah terhadap waktu.
Maka akan diperoleh persamaan y = 0,216 x + 23,85.

Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Hubungan antara Temperatur dengan Waktu

Temperatur (oC))

15

21

27

Waktu (sekon)
Temperatur (o C)

Column1

yang digunakan adalah V2 (V = 1,63 m/s) :

4. Pada saat tegangan V3 ( V = 0,67 volt)

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Data percobaan mengenai temperature kawat dan waktu saat tegangan V3 = 1,09
volt yang diberikan pada kawat konduktor adalah sebagai berikut :
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Arus Listrik
(miliampere)
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55
42.55

Tegangan (Volt)
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09
1.09

Temperatur
(oC)
30.7
30.3
30.1
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0

Untuk mendapatkan grafik hubungan antara temperature dengan waktu yang


diinginkan, maka data yang digunakan adalah sebagai berikut :
Waktu
(sekon)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

Temperatur
(oC)
30.7
30.3
30.1
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0
30.0

Pada percobaan dengan tegangan V3 ini, suhu yang terukur akan digunakan sebagai
suhu awal, yang mana akan dipergunakan dalam perhitungan kalor jenis maupun
kapasitas kalor. Persamaan garis literatur yang terdapat dalam grafik dapat dicari
dengan menggunakan persamaan garis antara 2 titik dengan rumus:
yy1
x x 1
=
y 2 y 1 x 2x 1
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Garis literature yang diinginkan dapat didapatkan dengan mensubtitusi variable di


atas dengan nilai temperature dan waktu yang ada. Dengan menggunakan garis
linear sebagai hubungan antara data-data grafik tersebut didapat suatu persamaan
linear yaitu y = -0,1 x + 31 . Dengan nilai x berubah-ubah terhadap waktu. Maka
akan diperoleh persamaan y = -0,1 x + 31.

Berikut adalah grafik hubungan antara temperatur dengan waktu pada saat tegangan

Hubungan antara Temperatur dengan Waktu

Temperatur (oC))

15

21

27

Waktu (sekon)
Temperatur (o C)

Column1

yang digunakan adalah V2 (V = 1,63 m/s) :

Menentukan kalor jenis dari kawat konduktor yang digunakan di dalam


percobaan

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Pada percobaan calori work ini, terjadi perubahan energi yang ditandai
dengan terjadinya perbahan suhu. Perubahan bentuk energi terjadi dari energi listrik
menjadi energi kalor. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi, besar kalor
jenis maupun besar kapasitas kalor kawat konduktor pada tegangan V0, V1, V2, dan
V3 dapat kita ketahui dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Q=W
m . c . T = V . I . t
sehingga persamaan akhir dalam mencari kalor jenis adalah

c=

V . I .t
m. T

persamaan diatas digunakan untuk menghitung c atau kalor jenis dari konduktor
yang digunakan di dalam percobaan.
Lain halnya dengan kapasitas kalor, kapasitas kalor (H) yang merupakan
banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu benda sebesar 1oC ini dapat
dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

H = m. c .. (1)
Subtitusikan c

V . I .t
m. T

ke dalam persamaan 1

Sehingga persamaan untuk mencari kapasitas kalor dari konduktor yang digunakan
adalah

H=

V . I .t
T

Dimana massa yang akan dimasukkan ke dalam perhitungan nantinya adalah sebesar
0,002 kg.
1. Pada saat tengangan Vo (V = 0 )
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

N
o.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Wakt
u
(seko
n)

ArusListr
ik
(miliamp
ere)

Tegan
gan
(Volt)

Tempera
tur (oC)

Perubahan
Suhu (oC)

3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84
23.84

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

24.3
24.3
24.2
24.1
24.1
24.1
24
23.9
23.9
23.8

0.3
0.3
0.2
0.1
0.1
0.1
0
-0.1
-0.1
-0.2

KalorJe Kapasitas
nis
Kalor (J/oC)
o
(J/kg C)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Dari tabel diatas, kita dapat mencari nilai rata-rata kalor jenis dan kapasitas kalor
pada saat tegangan V0 adalah sama dengan:
Kalor jenis :

kalor jenis 1+ kalor jenis 2+ ...+ kalor jenis 10


10

Kapasitas kalor :

kapasitas kalor 1+ kapasitas kalor 2+ ...+ kapasitas kalor 10


10

Kalor jenis rata-rata pada tegangan 0 volt = 0 J/kg 0C


Kapasitas kalor rata-rata pada tegangan 0 volt = 0 J/ 0C

2. Pada saat tengangan V1 (V = 0,67 volt )


No
.

Waktu
(sekon
)

ArusListrik
(miliampere
)

1
2
3
4

3
6
9
12

35.48
35.48
35.48
35.48

Tegangan Temperatur
(Volt)
(oC)

0.67
0.67
0.67
0.67

23.6
23.6
23.8
23.9

Perubahan
Suhu (oC)

KalorJenis
(J/kgoC)

KapasitasKalor
(J/oC)

0.1
0.1
0.3
0.4

356.574
713.148
356.574
356.574

0.713148
1.426296
0.713148
0.713148

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

15
18
21
24
27
30

31

5
6
7
8
9
10

35.48
35.48
35.48
35.48
35.48
35.48

0.67
0.67
0.67
0.67
0.67
0.67

24.1
24.2
24.3
24.4
24.5
24.6

0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.1

297.145
305.634857
312.00225
316.954667
320.9166
324.158182

0.59429
0.61126971
0.6240045
0.63390933
0.6418332
0.64831636

Dari tabel diatas, kita dapat mencari nilai rata-rata kalor jenis dan kapasitas kalor
pada saat tegangan V1 adalah sama dengan:
Kalor jenis :

kalor jenis 1+ kalor jenis 2+ ...+ kalor jenis 10


10

Kapasitas kalor :

kapasitas kalor 1+ kapasitas kalor 2+ ...+ kapasitas kalor 10


10

Kalor jenis rata-rata pada tegangan 0,67 volt = 365,968156 J/kg 0C


Kapasitas kalor rata-rata pada tegangan 0,67 volt = 0,73193631 J/ 0C
3. Pada saat tengangan V2 (V = 1,63 volt )
N
o.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Wakt
u
(seko
n)
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30

ArusListr
ik
(miliamp
ere)
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
52.02
42.55

Tegan
gan
(Volt)

Tempera
tur (oC)

Perubahan
Suhu (oC)

KalorJeni
s (J/kgoC)

Kapasitas
Kalor (J/oC)

1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63
1.63

24.5
24.9
25.8
26.7
27.6
28.5
29.3
29.9
30.6
31.1

1
1.4
2.3
3.2
4.1
5
5.8
6.4
7.1
7.6

127.1889
181.698429
165.898565
158.986125
155.108415
152.62668
153.503845
158.986125
161.225366
136.887829

0.2543778
0.36339686
0.33179713
0.31797225
0.31021683
0.30525336
0.30700769
0.31797225
0.32245073
0.27377566

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Dari tabel diatas, kita dapat mencari nilai rata-rata kalor jenis dan kapasitas kalor
pada saat tegangan V2 adalah sama dengan:
Kalor jenis :

kalor jenis 1+ kalor jenis 2+ ...+ kalor jenis 10


10

Kapasitas kalor :

kapasitas kalor 1+ kapasitas kalor 2+ ...+ kapasitas kalor 10


10

Kalor jenis rata-rata pada tegangan 1,63 volt = 155,211028 J/kg 0C


Kapasitas kalor rata-rata pada tegangan 1,63 volt = 0,31042206 J/ 0C
4. Pada saat tengangan V3 (V = 1,09 volt )
N
o.

Wakt
u
(seko
n)

ArusListr
ik
(miliamp
ere)

Tegan
gan
(Volt)

Tempera
tur (oC)

42.55

1.09

30.7

42.55

1.09

30.3

42.55

1.09

30.1

4
5

12
15

42.55
42.55

1.09
1.09

30.0
30.0

18

42.55

1.09

30.0

21

42.55

1.09

30.0

24

42.55

1.09

30.0

27

42.55

1.09

30.0

10

30

42.55

1.09

30.0

Perubahan
Suhu (oC)

7.2
6.8
6.6
6.5
6.5
6.5
6.5
6.5
6.5
6.5

Laporan

KalorJeni
s (J/kgoC)

9.6623958
3
20.461544
1
31.622386
4
42.8118462
53.514807
7
64.217769
2
74.920730
8
85.623692
3
96.326653
8
107.02961
5

RLAB

Kapasitas
Kalor (J/oC)

0.01932479
0.04092309
0.06324477
0.08562369
0.10702962
0.12843554
0.14984146
0.17124738
0.19265331
0.21405923

Fisika

Dasar

KR02

31

Dari tabel diatas, kita dapat mencari nilai rata-rata kalor jenis dan kapasitas kalor
pada saat tegangan V3 adalah sama dengan:
Kalor jenis :

kalor jenis 1+ kalor jenis 2+ ...+ kalor jenis 10


10

Kapasitas kalor :

kapasitas kalor 1+ kapasitas kalor 2+ ...+ kapasitas kalor 10


10

Kalor jenis rata-rata pada tegangan 1,09 volt = 58,6191442 J/kg 0C


Kapasitas kalor rata-rata pada tegangan 1,09 volt = 0,11723829 J/ 0C

Jenis konduktor yang digunakan


Jenis konduktor yang digunakan pada percobaan ini dapat diketahui melalui
nilai kapasitas kalor ataupun kalor jenis yang telah diperoleh pada perhitungan
sebelumnya. Karena ada tiga nilai kapasitas kalor dan kalor jenis untuk tiga tegangan
yang berbeda. Untuk menentukan kalor jenis konduktor tersebut, maka kita merataratakan ketiga kalor jenis yang didapat. Dari ketiga percobaan diatas, maka nilai ratarata dari kalor jenis yang digunakan adalah:

c rata-rata =
c ratarata=

(c 1+ c 2+c 3)
3

(365,968156+155,211028 +58,6191442)
=193.2661
3

J/ kg0C

Dari nilai kalor jenis diatas, maka nilai kapasitas kalor kawat dapat juga dihitung
sesuai dengan persamaan C = m.c dengan nilai massa kawatnya adalah 2 gram atau
setara dengan 0,002 kg, sehingga nilai kapasitas kalornya adalah :

C rata-rata = m.c = 0,002 kg x

193.2661

J/ kg 0C = 0,386532 J/0C

Nilai kapasitas kalor rata-rata dan kalor jenis rata-rata ini, kemudian dibandingkan
dengan informasi pada literatur yang terdapat pada landasan teori. Setelah
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

dibandingkan, nilai kalor jenis yang paling sesuai dan nilainya mendekati hasil yang
praktikan dapat adalah konduktor jenis perak (0.056 J/g K = 230J/kg K). Jadi, dapat
dikatakan bahwa konduktor yang digunakan pada percobaan ini ialah konduktor
perak.
Sedangkan kesalahan literature dari data yang didapatkan dari percobaan tersebut
dapat dicari dengan persamaan:
Kesalahan literature =

230193,2661
x 100
230

= 15,97 %

VII.

ANALISIS
1. Analisa Percobaan
Percobaan KR-02 yang berjudul Calori Work ini menggunakan peralatan
eletroonik yang berupa computer atau sejenisnya yang dapat terhubung dengan
internet sehingga dapat mengakses www.sitrampil.ui.ac.id. Percobaan ini
menggunakan fasilitas Remote Laboratory (R-Lab) yang memudahkan mahasiswa
untuk melakukan praktikum secara online yang dapat dilakukan dimanapun
asalkan terhubung dengan internet. Ditengah kemudahan tersebut, perangkat
elektronik yang digunakan untuk mengakses sitrampil haruslah ter-install dengan
perangkat lunak Java Runtime Environment (JRE) untuk dapat melihat video
percobaan yang kita lakukan.
Pertama-tama sebelum melakukan percobaan, praktikan harus memastikan
bahwa perangkat elektronik yang kita gunakan sudah terhubung dengan internet.
Lalu setelah itu, praktikan masuk atau log in ke situs http://www.rlab.ui.ac.id.
Setelah itu, masuk ke link yang mengarahkan ke bagian race dan halaman
percobaan. Langkah selanjutnya dilakukan adalah mengklik icon video untuk
mengamati kerja alat yang digunakan. Pengaktifan web cam akan memunculkan
gambar alat yang akan digunakan dalam percobaan. Tegangan listrik yang
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

diberikan menjadi variabel bebas yang berubah-ubah. Dalam percobaan ini,


tegangan awal yang digunakan adalah nol. Kemudian, tegangan dinaikkan
menjadi V1 yang besarnya 0,67 volt, V2 yang besarnya 1,63 volt, dan V3 yang
besarnya 1,09 volt. Dengan adanya tegangan yang diberikan pada konduktor, suhu
berubah secara perlahan-lahan. Dalam percobaan ini, setiap perubahan suhu saat
tegangan dicatat selama 30 detik dengan selang 3 detik sekali sehingga dalam
setiap nilai tegangan terdapat sepuluh macam nilai temperatur dan sepuluh macam
nilai arus yang sesuai dengan waktu yang digunakan. Sehingga kita akan
mendapatkan data-data yang kita inginkan dan mengolah semua data untuk
mencari data lain yang kita inginkan seperti data untuk grafik hubungan antara
temperature dengan waktu, kalor jenis, dan kapasitas kalor dari kawat konduktor
yang digunakan dalam percobaan R-Lab ini.

2. Analisa Hasil Percobaan


Dari percobaan yang dilakukan, kita akan mendapatkan nilai perubahan
suhu yang terjadi, kalor jenis, dan kapasitas kalor dari kawat konduktor yang
digunakan di dalam percobaan yang dilakukan secara online ini. Karena
percobaan ini menggunakan variasi dalam tegangan yang diubah-ubah sebanyak 3
kali sehingga praktikan akan mendapatkan 4 variasi data dengan tegangan dengan
perubahan temperature yang berbeda-beda juga dalam 30 detik dengan selang 3
detik.
Dari percobaan pertama yang dilakukan dengan menggunakan tegangan
sebesar 0 volt (V0) , didapat bahwa pada saat tegangan yang diberikan adalah 0
volt atau bisa saja disebut tidak ada tegangan yang diberikan maka suhu hanya
akan mengalami perubahan yang sangat kecil, bahkan dapat dianggap tidak ada.
Hal ini disebabkan pada saat tidak ada tegangan yang diberikan maka tidak ada
energy yang membuat electron-elektron pada logam atau kawat konduktor tidak
mengalami pergerakan yang akan diubah menjadi energy panas. Perubahan kecil
pada suhu tersebut isebabkan oleh suhu system lebih rendah daripada suhu
lingkungan, sehingga terjadi perubahan pada system.
Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Dari percobaan kedua yang dilakukan dengan menggunakan tegangan


sebesar 0,67 volt (V1), didapat bahwa pada saat tegangan diberikan pada
rangkaian listrik, terjadi perubahan suhu yang cukup signifikan. Suhu awal yang
tercatat adalah sebesar 23.5oC dan suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30
adalah sebesar 24,6oC. dan dari perhitungan yang dilakukan, maka diketahui
bahwa besar kalor jenisnya adalah 365,968156 J/kgoC dan kapasitas kalornya
adalah 0,73193631 J/oC
Dari percobaan ketiga yang dilakukan dengan menggunakan tegangan
sebesar 1,63 volt (V2), didapat bahwa pada saat tegangan diberikan pada
rangkaian listrik, terjadi perubahan suhu yang cukup signifikan. Suhu awal yang
tercatat adalah sebesar 23.5oC dan suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30
adalah sebesar 31,3oC. dan dari perhitungan yang dilakukan, maka diketahui
bahwa besari kalor jenisnya adalah 155,211028 J/kgoC dan kapasitas kalornya
adalah 0,31042206 J/oC.
Dari percobaan terakhir yang dilakukan dengan menggunakan tegangan
sebesar 1,09 volt (V3), didapat bahwa pada saat tegangan diberikan pada
rangkaian listrik, terjadi perubahan suhu yang cukup signifikan. Suhu awal yang
tercatat adalah sebesar 23.5oC dan suhu akhir yang tercatat pada detik ke-30
adalah sebesar 30oC. dan dari perhitungan yang dilakukan, maka diketahui bahwa
besari kalor jenisnya adalah 58,6191442 J/kgoC dan kapasitas kalornya adalah
0,11723829 J/oC.
Jika kita amati perubahan suhu yang dialami oleh system, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan kepada
kawat konduktor, akan semakin tinggi pula kenaikan suhu yang terjadi. Hal ini
terjadi

karena

dengan

memperbesar

tegangan

yang

diberikan,

berarti

memperbesar juga energy listrik tersebut menurut persamaan W = V . I . t.


Dengan energy listrik yang lebih besar akan menyebabkan electron pada loga atau
kawat konduktor bergerak semakin cepat dan akan mengakibatkan kenaikan suhu
pada system.

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

Selain itu dari keempat kalor jenis dan kapasitas kalor yang ada, maka kita
akan merata-ratakan data-data tersebut sehingga kita akan mendapatkan kalor
jenis rata-rata dan kapasitas kalor rata-rata yaitu sebesar 193,2661 J/kg oC. Dari
kalor jenis rata-rata yang kita dapatkan dari perhitungan data percobaan maka kita
dapat menentukan jenis konduktor yang digunakan pada percobaan dengan
membandingkan kalor jenis rata-rata yang didapatkan dengan daftar kalor jenis
yang ada di bagian dasar teori. Percobaan ini menggunakan kawat konduktor
berupa perak dengan kalor jenis 230 J/kgK dengan kesalahan literature sebesar
15,97 %

3. Analisa Grafik
Di dalam percobaan calori works terdapat 4 buah grafik yang dapat dibuat
sebagai akibat adanya variasi pada tegangan yang diberikan. Keempat grafik ini
menunjukkan hubungan antara temperature dengan waktu.
Pada grafik pertama dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian
adalah nol, namun karena adanya perbedaan suhu rangkaian dengan suhu
lingkungan maka mengakibatkan terjadinya penyesuaian suhu rangkaian sehingga
suhu bertambah dalam jumlah yang kecil. Dengan cara memplot hubungan
temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis
yaitu y = -0,0167 x + 24,35.
Pada grafik kedua dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian
adalah 0,67 volt. Saat tegangan itu diberikan terjadi perubahan suhu yang cukup
signifikan. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 23.5oC dan suhu akhir yang
tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 24,6 oC. Dengan cara memplot hubungan
temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis
yaitu y = 0,003 x + 23,59.
Pada grafik ketiga dimana tegangan yang diberikan kepada rangkaian
adalah 1,63 volt. Saat tegangan itu diberikan terjadi perubahan suhu yang cukup
signifikan. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 23.5oC dan suhu akhir yang
tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 31,3 oC. Dengan cara memplot hubungan

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu persamaan garis
yaitu y = 0,216 x + 23,85.
Dan pada grafik terakhir dimana tegangan yang diberikan kepada
rangkaian adalah 1,09 volt. Saat tegangan itu diberikan terjadi perubahan suhu
yang cukup signifikan. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 23.5oC dan suhu
akhir yang tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 30oC. Dengan cara memplot
hubungan temperature dengan waktu maka kita akan mendapatkan suatu
persamaan garis yaitu y =-0,1 x + 31.

4.

Analisa Kesalahan
Dalam percobaan ini, data tentang temperatur yang diperoleh ternyata berbeda-beda
pada setiap tegangan yang diberikan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat
terjadi pada saat percobaan ini adalah :

Kesalahan dalam perhitungan, misalnya dalam hal pembulatan angka. Adanya


pembulatan angka pasti akan mempengaruhi ketepatan perhitungan.

Alat-alat praktikum yang tidak dikalibrasikan sebelumnya, sehingga data


mengenai arus dan tegangan yang diperoleh tiap detik untuk kecepatan angin
yang sama menjadi bervariasi.

Karena praktikum adalah online atau perangkat elektronik yang digunakan tidak
berfungsi dengan baik, maka kita tidak dapat melihat secara keseluruhan
kesalahan yang dapat terjadi.

VII.

KESIMPULAN

Besarnya energy listrik yang akan diubah menjadi energy kalor adalah sama
sesuai dengan Hukum Kekekalan Energi.

Semakin besar tegangan yang diberikan, maka perubahan suhu yang terjadi
akan semakin besar. Hal ini disebabkan Karena energy litrik yang diberikan

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

31

semakin besar yang akan menyebabkan pergerakan partikel semakin cepat dan
pada akhirnya berdampak kepada perubahan suhu di dalam rangkaian.

Besarnya kalor jenis bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, perubahan suhu, dan massa kawat konduktor yang
akan dicari kalor jenisnya. Kalor jenis yang didapatkan dari hasil perhitungan
diatas adalah 193,2661 J/kgOC.

Besarnya kapasitas kalor bergantung kepada waktu, arus listrik yang mengalir,
tegangan yang diberikan, dan perubahan suhu tanpa dipengaruhi oleh massa
konduktor tersebut. Kapasitas kalor yang didapatkan dari hasil perhitungan
diatas adalah 0,386532 J/OC.

Percobaan menggunakan kawat konduktor yang berbahan perak yang


mempunyai kalor jenis 230 J/kgoC.

VIII. REFERENSI
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall,
NJ, 2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Laporan

RLAB

Fisika

Dasar

KR02

Anda mungkin juga menyukai