M DENGAN DEFISIT
PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT
JIWA DAERAH SURAKARTA
Disusun Oleh :
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
(Dhimas Enggar Yudhanto, 2013, 45 Halaman)
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya
terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh
semua orang. Tekanan hidup yang semakin berat membuat banyaknya orang yang
mengalami sakit jiwa. Selain itu keadaan ekonomi juga turut andil dalam
mempengaruhi banyaknya jumlah penderita sakit jiwa.
Berdasarkan laporan dari RSJD Surakarta, defisit perawatan diri cukup tinggi,
maka dari itu perlu dilakukan asuhan keperawatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan defisit perawatan diri meliputi pengkajian, intervensi, implementasi,
evaluasi keperawatan dan membandingkan teori dan praktek serta memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan kepada klien dengan
gangguan defisit perawatan diri.
Dan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil
klien dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat menyebutkan dan
mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami
pentingnya kebersihan diri, klien dapat melakukan kebersihan diri di dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk itu klien mengambil kesimpulan bahwa kerja sama
antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan
asuhan keperawatan pada klien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien
lebih kooperatif.
ABSTRACT
NURSING CARE AT MR. M WITH
SELF-CARE DEFICIT IN AMARTA WARD
REGIONAL MENTAL HOSPITAL OF SURAKARTA
(Dhimas Enggar Yudhanto, 2013, 45 Pages)
Mental health is an integral part of health, mental healthy is not just limited from a
mental disorder, but it is something that is needed by everyone. Life increasingly
heavy pressure makes many people who experience mental illness. Besides
economic circumstances also contribute to influencing the large number of
mentally ill patients. Based on reports from RSJD Surakarta, self-care deficit is
quite high, therefore it is necessary for nursing care. This study aims to determine
nursing care to clients with self-care deficit disorder include assessment,
intervention, implementation, evaluation and comparing nursing theory and
practice as well as provide knowledge to the readers of nursing care to clients with
self-care deficit disorder. And after 3x24 hour nursing care for clients results
obtained can build a trusting relationship, the client can mention and learn about
personal hygiene and the signs, the client can understand the importance of
personal hygiene, the client can perform personal hygiene in daily life. For the
client to the conclusion that the cooperation between the healthcare team and the
patient or family is indispensable for the success of the client's nursing care,
therapeutic communication can encourage more cooperative patient.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2011,
yang di kutip dari Ikrar (2012), penderita gangguan jiwa berat telah
menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24 juta mengalami gangguan jiwa
berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, seperti fenomena gunung es
di lautan, yang kelihatannya hanya puncaknya, tetapi dasarnya lebih banyak
lagi yang belum terlacak.
Menurut data dari Departemen Kesehatan tahun 2007, kasus gangguan
jiwa di Indonesia yaitu 11,6% dari seluruh penduduk Indonesia (19,6 jt orang
dari 241 jt). Pada laporan riset kesehatan dasar tahun 2007, ditemukan bahwa
sebanyak 11,6% individu yang berumur 15 tahun keatas melaporkan bahwa
mereka memiliki gangguan emosional (Dimyati, 2010).
Widowati (2013) mengungkapkan bahwa tekanan hidup diduga
membuat semakin banyak orang depresi dan gila. Setidaknya saat ini yang
terdata saja di Jawa Tengah terdapat 30.000 orang yang mengidap gangguan
jiwa. Dari angka tersebut, hanya 20.000 orang yang mendapat perawatan
intensif di rumah sakit kejiwaan..
Penderita gangguan jiwa di wilayah Surakarta berdasarkan data yang
penulis dapat dari studi kasus yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta selama 3 bulan terakhir, telah di peroleh data tentang jumlah
penderita gangguan jiwa dengan masalah defisit perawatan diri sejumlah 992
orang. Sedangkan untuk jumlah penderita defisit perawatan diri di bangsal
Amarta selama 1 bulan terakhir sebanyak 262 orang.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan defisit perawatan diri dan memberi pengetahuan kepada
pembaca tentang asuhan keperawatan kepada klien dengan gangguan
defisit perawatan diri.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pada pengkajian klien dengan gangguan defisit
perawatan diri.
b. Mampu membuat analisa data pada klien dengan gangguan defisit
perawatan diri.
c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan
gangguan defisit perawatan diri.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan
gangguan defisit perawatan diri.
e. Mengetahui teori dan konsep gangguan defisit perawatan diri.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) merupakan suatu kondisi
pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan
atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi
(hygiene), berpakaian / berhias, makan dan BAB / BAK (toileting).
Sedangkan perawatan diri menurut Riyadi. S dan Harmoko (2012)
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
: Tn. M
Umur
: 31 Tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Alamat
: Blora
No. RM
: 049547
Tanggal dirawat
: 24-04-2013
B. Alasan Masuk
penampilan klien tidak terawat, rambut klien terlihat kotor dan tercium bau
kurang enak, kuku klien masih panjang, klien tampak lemas.
2. Diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada klien adalah : defisit
perawatan diri.
3. Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa pada klien
dengan defisit perawatan diri adalah membina hubungan saling percaya,
klien mampu menjelaskan pentingnya perawatan diri, klien dapat
melaksanakan cara makan, mandi, berhias, toileting dengan benar, mandiri
dan memasukan dalam kegiatan harian klien.
4. Implementasi
pada
klien
dengan
defisit
perawatan
diri
yaitu
B. SARAN
1. Bagi pasien
Hendaknya klien sering berlatih untuk meningkatkan perawatan diri
dan melakukan perawatan diri secara mandiri dan teratur.
2. Bagi institusi pendidikan
a. Penyediaan lahan praktek yang memadahi memudahkan penulis
untuk mendapatkan data secara akurat serta pemahaman persepsi
yang tepat, sehingga ketika penulis melaporkan hasil pengkajian
tidak terjadi kerancuan.
b. Hendaknya dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan jiwa
di berbagai institusi pendidikan.
3. Bagi rumah sakit
Hendaknya meningkatkan komunikasi terapeutik terhadap klien
sehingga asuhan keperawatan dapat tercapai. Selain itu juga
ditingkatkan hubungan kerjasama antara pihak rumah sakit dan
keluarga dalam perawatan baik dirumah sakit maupun sesudah pasien
pulang ke rumah.
4. Bagi keluarga
Hendaknya sering mengunjungi klien di rumah sakit, sehingga
keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat
membantu perawat dalam pemberian asuhan keperawatan bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
Widowati, Trilastiti. 2011. Sekarang, 30.000 Orang Gila Ada di Jawa Tengah.
Diakses tanggal 09-06-2013. Dikutip dari
http://www.tribunnews.com/2011/03/19/sekarang-30.000-orang-gila-ada
di-jawa-tengah
Wilkinson, J. M dan Ahern, R. N. 2012. Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.
Jakarta. EGC
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama