Anda di halaman 1dari 6

A.

PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN


Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat mendekati abad
ke-12. Radio dan televisI menyajikan cerita-cerita dramatis tentang pertumbuhan dan
penurunan perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis
restrukrisasi perusahaan. Pentinganya prinsip keuangan ini digaris bawahi dengan adanya
perkembangan dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan. Misalnya, pada bulan September
1989, Campeau Corporation tidak dapat melunasi pembayaran bunga untuk sebagian
utangnya. Campeau telah membeli Federated Departemen Store dan Allied Store sebelumnya
pada tahun 1989 dengan menanggungng hutang $10 milyar Campeau mencari tambahan
utang untuk memenuhi pembayaran bunga yang jatuh tempo atas yang sudah ada dan
mencoba menjual properti-properti utama seperti rangkaian toko serba ada, Bloomingdale,
untuk mengurangi pokok pinjaman. Kegagalan Campeau untuk memenuhi pembayaran
bunganya mengejutkan seluruh pasar obligasi. Untuk memahami perkembangan ini dan ikut
serta di dalamnya secara efektif, diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan .
(COCOKIN)

B. FUNGSI KEUANGAN
Walaupun perincian antar organisasi bervariasi, fungsi keuangan yang utama adalah
dalam hal pengambilan keputusan mengenai investasi, penghitungan biaya, dan deviden
untuk suatu organisasi yang dilakukan oleh manajer keuangan. Fungsi keuangan dalam
organisasi biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan,yaitu :
1. Bendahara
Bendahara bertanggungjawab atas perolehan dan pengamanan dana. Selain itu
tanggungjawab bendahara biasanya terletak pada pengadaan dan pengelolaan uang
tunai. Bendahara pada umumnya membuat laporan mengenai posisi arus kas harian
dan posisi modal kerja, membuat anggaran kas, dan melaporkan informasi mengenai
arus kas dan cadangan uang tunai. Sebagai bagian dari tugasnya, bendahara menjaga
hubungan perusahaan dengan bank komersial dan bank investasi. Biasanya bendahara
juga membayar manajemen kredit, asuransi, dan dana pensiun.
2. Administrasi pembukuan atau akuntasi (kontroler).
Bidang tanggung jawab kontroler meliputi akuntansi, pelaporan, dan pengendalian.
Fungsi pokok kontroler adalah mencatat, dan membuat laporan mengenai informasi
keuangan perusahaan. Hal ini biasanya mencakup penyusunan anggaran dana laporan
keuangan. Tugas lainnya adalah mengelola penggajian, menyusun perhitungan dan
pelaporan pajak, serta melakukan audit internal.

C. DILEMA PENGENDALIAN
Beberapa tahun lalu, suatu perusahaan yang menghasilkan produk baja didirikan oleh
tiga orang pemilik untuk menyediakan produk-produk spesial dengan metode produksi
berdasarkan komputer, perusahaan mereka mengkhususkan diri pada pabrikasi baja,
mengutamakan desain inovatif, dan bekualitas tinggi. Perusahaan telah sangat berhasil
dengan keunggulan utama pada fleksibilitas, kualitas pengendalian dan layanan pelanggan
namun dalam jangka panjang, karena mengutamakan layanan, kualitas produksi, perputaran
yang begitu cepat dan layanan purna jual, harga perusahaan mungkin lebih tinggi
dibandingkan dengan beberapa pesaingnya, namun mereka tenggelam dalam kesibukan
mengelola pertumbuhan dan keberadaan bisnis mereka, meskipun mereka menyadari terdapat
banyak peluang untuk memperluas keberadaan dan pertumbuhan bisnis mereka atau
melakukan diversifikasi kebidang lain, kesibukan tersebut telah membuat mereka
mengabaikan komitmen terhadap ekspansi. (COCOKIN)
D. DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN
1. Umpan Balik Mekanikal vs Respon Perilaku
Definisi pengendalian telah didasarkan pada

konsep

kepercayaan

dan

kemungkinan. Para manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia


mereka bekerja dan dampak-dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif
dipilih. Bagaimanapun, para manajer secara khusus memiliki peluang untuk dapat
mendeteksi hasil-hasil keperilakuan. (TAMBAHIN)
2. Perluasan Konsep-konsep Tradisional
Konsep-konsep pengendalian tradisional dalam akuntansi sering kali berarti
bahwa hasil dari informasi akuntansi adalah langkah akhir dari peran akuntan. Dalam
pendekatan perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan
akuntan, sehingga informasi dapat dipandang sebagai suatu intermediasi dari langkah
akhir. Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu inisiatif yang
akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang diharapkan.
Ketika sistem pengandalian dirancang secara tepat untuk menghasilkan
informasi yang akurat dan andal, fokus sistem pengambilan secara tradisional terletak
pada tujuh faktor berikut yaitu :
a. Memperkerjakan karyawan yang akan melaksanakan tanggung jawabnya
dengan kompeten dan penuh integritas.
b. Menghindari fungsi-fungsi yang tidak harmonis dengan memisahkan tugas dan
tanggung jawab.

c. Mendefinisikan wewenang yang terkait dengan suatu posisi sehingga kesesuaian


dari suatu transaksi dilaksanakan dan dapat dievaluasi.
d. Menetapkan metode yang sistematis guna memastikan bahwa transaksi telah
dicata dengan akurat.
e. Memastikan bahwa dokumentasi memadai.
f. Menjaga aset dengan mendesain prosedur yang membatasi akses terhadap aset
tersebut.
g. Mendesain pengecekan independen untuk meningkatkan akurasi.
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan desain pengendalian internal
mencerminkan pengalaman dari profesi audit. Pengalaman yang tak ternilai tersebut
dapat digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem pengendalian
keuangan melalui perluasan seperangkat tujuan yang dimiliki guna melalui
informasi akuntansi guna mencakup proses admistratif. Perluasan lingkup
keterlibatan akuntan dalam proses administratif tidak dapat disangkal lagi adalah
yang paling penting dalam suatu pengengalian akuntansi.

E. PENGENDALIAN TERPADU
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu kofigurasi yang
saling melengkapi, yaitu sub-sistem formal yang didukung proses administratif. Untuk dapat
diformalkan, suatu sub-sistem pengendalian seharusnya terstruktur dan berkelanjutan, serta
didesain dengan suatu proses yang tepat untuk mencapai tujuan yang spesifik. Untuk bisa
menjadi pengendalian yang komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya mencakup
aktivitas berikut ini yaitu :
1. Perencanaan
Proses perencanaan dalam organisasi ditandai dengan istilah perilaku
penetapan tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah
dasar dari organisasi dan komunikasi. Masalah pokok dari perencanaan dapat
menjadi kunci pengendalian yang efektif. Suatu perencanaan yang terlalu
teknis atau terlalu logis dapat menimbulkan kerusakan pada pengendalian bagi
mereka yang kurang waspada, karena tidak ada perhatian yang utuh pada
implikasi pengendalian terhadap implementasi rencana.
2. Operasi
Dalam organisasi yang terstruktur, fungsi-fungsi organisasi menyadari
keberadan dari rencana manajemen walaupun perencanaan tersebut bersifat
tidak formal atau tidak tertulis. Batasan operasi mengacu pada pelaksanaan

aktivitas-aktivitas organisasi, termasuk didalamnya provisi atau jasa pelayanan


dan produksi produk yang sama pentingnya dengan menjaga fungsi operasi.
Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan
terhadap aktivitas-aktivitas operasi selama proses implementasi atas rencanarencana manajemen.
3. Umpan Balik
Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan informal yang
disusun dari komunikasi non-verbal. Komunikasi tersebut dihasilkan secara
rutin dari statistik yang ditabulasikan sebagai dasar untuk evaluasi penyusunan.
Evaluasi ini akan mempengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan
perubahan atas proses perencanaan serta operasi sebagai akibat dari umpan
balik.
4. Interaksi Pengendalian
Perencanaan, operasi dan aktivitas-aktivitas umpan balik telah diindentifikasi
sebagai tiga aspek dari proses administratif yang sangat didukung oleh
rancangan sistem pengendalian terpadu. Hubungan ini dapat ditata untuk
menciptakan kumpulan yang besar jika suatu organisasi dapat menghubungkan
sub-subsistem pengendalian dengan baik guna mendukung perencanaan,
operasi dan umpan balik.
F. FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
Konteks dapat menjadi menjadi penting untuk keberhasilan dalam mendesain dan
mengimplementasikan sistem pengendalian keuangan. Konteks mengacu pada serangkaian
karakteristik yang menentukan susunan empiris dalam sistem pengendalian yang akan
ditetapkan. Proses dalam mengindentifikasikan faktor-faktor kontekstual yang penting
merupakan subjek tertinggi dan sangat temporer, seperti apakah pendapat seorang manajer
lebih penting daripada pendapat manajer lainnya? Semua daftar dari faktor-faktor kontekstual
kritis merupakan subjek untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh. Berikut adalah
beberapa factor dari kontekstual yaitu :
1. Ukuran
Ukuran dapat dipandang sebagai suatu peluang dan juga suatu hambatan. Ukuran
dipandang sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai strategi
pengendalian. Ukuran dapat menjadi hambatan apabila pertumbuhan ekonomi

menyebabkan eliminasi terhadap strategi pengendalian. Ketika ukuran menjadi suatu


yang penting dalam melkukan pembatasan konteks, ukuran juga banyak dikaitkan
dengan variabel-variabel lainya. Kondisi ini menyebabkan ukuran tidak dapat
memisahkan diri menjadi satu varibel saja. Sebagai contoh stuktur-struktur stabilitas
lingkungan dan proses dapat dikaitkan dengan ukuran.
2. Stabilitas Lingkungan
Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat berbeda dari desain
pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dari lingkungan eksogen
dapat dilihat dari kekuatan gerakan yang secara eksternal menghasikan produkproduk yang memerlukan suatu tanggapan. Suatu lingkungan eksogen yang stabil
diasumsikan dalam banyak pembahasan sistem biaya standar dan analisis hubungan
atas varians biaya. Dengan membandingkan biaya aktual yang terjadi dengan standar
yang ditetapkan, sub sistem biaya standar menjadi penting untuk di tinjau.
3. Motif Keuntungan
Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu penghalang untuk
menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap produktivitas. Pada sisi
lain, jelas bahwa sistem pengendalian yang didasarkan pada motif dan ukuran-ukuran
provitabilitas seringkali tidak dapat diterjemahkan secara langsung pada konteks
nirlaba (non-profit). Manfaat terbesar yang berkaitan dengan indikator-indikator
berbasis laba adalah bahwa indikator indikator tersebut secara statistik akan nampak
jelas bila diringkas. Ringkasan-ringkasan tersebut sering diartikan sebagai suatu
ringkasan atas keseluruhan keberhasilan dari sub-sistem yang kompleks dan sukar
dipahami, dimana sub-sistem tersebut meliputi seluruh organisasi. Ketika motif laba
tidak muncul, indikator-indikator lain dari organisasi dan keberhasilan individu
seharusnya didasarkan pada hal yang tersebut diatas.
4. Faktor-Faktor Proses
Tujuan proses terhadap pengendalian akuntansi dapat menjadi suatu penentu yang
penting dalam desain pengendalian. Beberapa karakteristik proses organisasi dapat
menjadi penting bagi tujuan pengendalian, sementara karakteristik lainnya mungkin
bersifat terbatas dan tidak membuat perbedaan. Proses sederhana maupun kompleks
dan proses biaya variabel maupun biaya tetap akan diperlihatkan secara singkat.
Proses sederhana adalah salah satu yang dapat dikarakteristikkan dengan memahami
hubungan sebab akibat secara baik. Suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai
hubungan yang tidak dapat dipahami dengan baik. Biaya-biaya yang sulit dihindari
terjadi pada unit-unit dalam perusahaan, seperti riset dan pengembangan, pemasaran,
dan administrasi karyawan. Hal ini sering menjadi kesulitan dalan mendesain inisiatif-

inisiatif pengendalian terhadap aplikasi biaya yang tidak bisa dihindari karena ketidak
pastian dalam pengaruh pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai