KONSEP SOSIOLOGI
1.1 Pengertian Sosiologi
Seorang awam yang baru pertama kali mempelajari
sosiologi, sesungguhnya secara tidak sadar telah mengetahui sedikit
tentang sosiologi. Selama hidupnya dia menjadi anggota masyarakat
dan sudah mempunyai pengalaman-pengalaman dalam hubungan
sosial atau hubungan antar manusia. Namun demikian, belum berarti
bahwa dia adalah seorang ahlii sosiologi. Pasti dia belum mengetahui
dengan sesungguhnya apakah ilmu sosiologi itu, dan oleh karena itu
perlu dipahamkan lebih dahulu pengertian dasar tentang sosiologi
tersebut.
Terdapat
beberapa
definisi
sosiologi,
namun
dalam
gejala
non
sosial
(misalnya,
gejala
geografis,
lembaga-lembaga
sosial,
kelompok-kelompok
serta
Sosilogi
bukan
merupakan
disiplin
normatif
akan
tetapi
suatu
kesatuan
sosial
dirumuskan jelas.
dengan
batas-batas
yang
Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orangorang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Meskipun
pendefinisian
tentang
masyarakat
cukup
Manusia yang hidup bersama. Di dalam lmu sosial tak ada ukuran
mutlak ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah
manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis angka
minimnya adalah dua orang yang hidup bersama;
Mereka
merupakan
suatu
sistem
hidup
bersama.
Sistem
tersebut
tersusun
secara
merupakan
logis
serta
kerangka
bertujuan
unsur-unsur
untuk
menjelaskan
yang
menurut
Randall
Collins,
berdasarkan
pada
BAB II
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
2.1. Pendahuluan
Pembahasan mengenai proses sosial yang mencakup ruang
lingkup yang luas merupakan serangkaian studi sosiologi. Proses sosial
didefinisikan sebagai cara-cara hubungan yang dilihat apabila orang
perorang
dan
kelompok-kelompok
sosial
saling
bertemu
dan
akan
terjadi
apabila
ada
perubahan-perubahan
yang
dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Faktor identifikasi
sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain; sifatnya
lebih mendalam dari pada imitasi oleh karena kepribadian seseorang
dapat terbentuk atas dasar proses ini. Sedangkan proses simpati
sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa
tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang
peranan yang sangat penting. Walaupun dorongan utama pada
simpati adalah keinginan memahami pihak lain dan untuk bekerja
sama dengannya. Disinilah lerbedaan utamanya dengan identifikasi
yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang
dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati, karena
mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu yang patut dijadikan contoh.
Proses simpati akan dapat berkembang didalam suatu keadaan
dimana faktor saling mengerti terjamin.
Faktor-faktor tersebut diatas merupakan persyaratan minimal
yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial,
walaupun dalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks
sehingga terkadang sulit mengadakan pembedaan tegas antara
faktor-faktor tersebut. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa imitasi dan
sugesti terjadi lebih cepat, walau pengaruhnya kurang mendalam bila
dibandingkan dengan identifikasi dan simpati yang secara relatif agak
lebih lambat proses berlangusungnya.
2.2 Syarat-Syarat Terjadi Interaksi Sosial
Suatu interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila tidak
memenuhi dua syarat, yaitu: adanya kontak sosial dan adanya
komunikasi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu
antara orang per-orang, antara individu dengan kelompok manusia
dan antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia
7
lainnya. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Yang positif
mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif
mengarah suatu pertentangan.
Sedangkan komunikasi memungkinkan kerja sama, akan tetapi
tidak selalu komunikasi menghasilkan kerja sama bahkan suatu
pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat salah faham atau
karena masing-masing tidak mau mengalah.
2.3 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk
(cooperation),
interaksi
persaingan
sosial
dapat
(competition),
berupa
kerjasama
pertentangan
dan
Proses-Proses Asosiatif
a. Kerja sama (Cooperation)
Bentuk dan pola-pola kerjasama dapat dijumpai pada
kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan demikian dimulai sejak
masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompokkelompok kekerabatan. Atas dasar itu anak tersebut akan
menggambarkan bermacam-macam pola kerjasama setelah ia
menjadi dewasa. Bentuk kerjasama tersebut berkembang apabila
orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama
dan harus ada kesadaran tujuan tersebut dikemudian hari
mempunyai manfaat bagi semua.
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan
terhadap kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lain (yang
merupakan out-group-nya). Menurut Charles H. Cooley, kerja
sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
8
(spontaneous
spontan
cooperation),
kerjasama
cooperation),
dan
kerja
sama
(traditional
tradisional
Kerkunan
yang
mencakup
gotong
royong
dan
tolong
menolong;
Bargaining,
pertukaran
yaitu
pelaksanaan
barang-barang
dan
perjanjian
jasa-jasa
mengenai
antara
dua
terjadinya
kegoncangan
dalam
stabilitas
menghasilkan
keadaan
yang
tidak
stabil
untuk
b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu,
untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada
suatu
proses.
Menunjuk
pada
keadaan
berarti
adanya
Coercion
adalah
bentuk
akomodasi
yang
prosesnya
pihak-pihak
yang
berhadapan
tidak
sanggup
mencapainya sendiri.
ada.
Pihak
ketiga
tersebut
bertugas
untuk
Toleransi,
merupakan
suatu
bentuk
akomodasi
tanpa
manusia
untuk
sedapat
mungkin
Proses Disosiatif
Proses-proses disosiatif sering disebut dengan oppositional
individu
atau
kelompok
11
yang
bersaing
mencari
memilih
produsen-produsen
yang
baik.
Bagi
karena
produsen
yang
terbaik
akan
Persaingan
kebudayaan.
Persaingan
dalam
bidang
bisa
menyangkut
bidang
pendidikan
dan
sebagainya.
kedudukan
serta peranan
yang
terpandang. Keinginan
batas-batas
tertentu
persaingan
dapat
serta
peranan
yang
sesuai
dengan
kemampuannya.
Merupakan
alat
untuk
menyaring
calon
pekerja
agar
dilakukan
secara
jujur,
maka
13
ia
akan
b. Kontraversion
proses
Kontraversion
pada
sosial
berada
yang
hakekatnya
antara
merupakan
persaingan
suatu
dengan
menurut
Yang intensif mencakup penghasutan, menyebarkan desasdesus, mengecewakan pihak lain dan seterusnya.
14
c. Pertentangan
Merupakan suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan/atau
kekerasan. Sebab musabab atau akar-akar dari pertentangan
antara lain: perbedaan antara individu-individu, perbedaan
kebudayaaan, perbedaan kepentingan dan perubahan sosial.
Apakah pertentangan membawa akibat-akibat positif
atau negatif, tergantung dari persoalan yang dipertentangkan
dan juga struktur sosial dimana pertentangan yang menyangkut
suatu tujuan, nilai, atau kepentingan. Sepanjang pertentangan
tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial di dalam
struktur
sosial
tertentu,
maka
pertentangan-pertentangan
untuk
memungkinkan
adanya
penyesuian
membenci.
Masing-masing
pihak
berupaya
Pertentangan rasial. Biasanya disebabkan oleh perbedaan ciriciri badaniah seperti warna kulit.
Pertentangan
antar
kelas-kelas
sosial.
Pada
umunya
kelompok
biasanya akan
bertambah
erat.
Melemahnya
solidaritas
internal
kelompok.
Bilamana
16
BAB III
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT
3.1. Pendahuluan
Pada dasarnya manusia tidak bisa melakukan aktivitas untuk
memenuhi kehidupannya secara mandiri tanpa melakukan interaksi
dengan manusia lainnya. Kondisi inilah kemudian yang menimbulkan
kelompok-kelompok
sosial.
Kelompok-kelompok
sosial
tersebut
3.2.
masing-masing
dan
17
pada
anggotanya
belum
ada
utama
yang
mempersatukan
masyarakat
adalah
adalah
peleburan
individu-individu
kedalam
kelompok-
dengan
segala
sesuatu
yang
menyangkut
dia,
misalnya
besar yang terdiri dari banyak orang, tidak perlu kenal mengenal
secara pribadi dan sifat hubungannya tidak begitu langgeng.
4. Gemeinschaft (Paguyuban) dan Gesellschaft (Patembayan)
Paguyuban adalah suatu bentuk kehidupan bersama dimana
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan
bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut
adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah
dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata dan
organis.
Sebaliknya, patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat
pokok untuk jangka waktu pendek, bersifat sebagai suatu bentuk
yang eksis dalam alam pikiran belaka (imaginary) serta strukturnya
bersifat mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan mesin.
Menurut Ferdinand Tonnies, gemeinschaft (peguyuban)
mempunyai bebera ciri pokok, yaitu :
Labih lanjut
Paguyuban
karena
jiwa-pikiran
(Gemeinschaft
of
mind).
gesellschaft dilukiskan sebagai kehidupan publik, sebagai orangorang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap
mandiri, bersifat sementara dan semu.
5. Membership Group dan Reference Group
Menurut Robert K. Merton membership group merupakan
kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota
kelompok tersebut. Sedangkan reference group adalah kelompok
sosial yang menjadi ukuran seseorang (bukan anggota kelompok
tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
3.3. Kelompok-Kelompok Sosial yang Tidak Teratur.
20
dan
publik.
Kerumunan.
Ukuran
utama
adanya
MASYARAKAT
PEDESAAN
(RURAL
COMMUNITY)
DAN
masyarakat
modern
sering
dibedakan
antara
21
karena adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dengan gejalagejala sosial yang dinamakan urbanisme.
Warga masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang
lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan
warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya
berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakar
pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat
adanya pekerjaan tukang kayu, tukang genteng dan bata, namun inti
pekerjaan mereka adalah pertanian. Meskipun hidup di pertanian,
tidak semuanya memiliki tanah sendiri. Di Jawa misalnya, dikenal
adanya empat macam sistem pemilikan tanah, yaitu:
bound)
22
Cenderung individualistis;
23
BAB IV
INSTITUSI DAN PENGENDALIAN SOSIAL
4.1 Pendahuluan
Institusi sosial atau pranata sosial menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat. Menurut
Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan
dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk
memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.
Institusi sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhankebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa
fungsi, yaitu:
pengendalian
sosial.
Artinya
sistem
pengawasan
secara
sosiologis
dikenal
adanya
empat
macam
pengertian,yaitu:
merupakan
perbuatan tersebut.
bukti
bahwa
orang
banyak
menyukai
25
pengendalian
sosial
adalah
untuk
mencapai
untuk
membentuk
kaidah-kaidah
baru
yang
Gabungan keduanya
27
28