LAPORAN KASUS
2.1 IDENTIFIKASI PASIEN
a. Nama
: Tn. DBM
b. Umur
: 58 tahun
c. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Agama
: Islam
e. Pekerjaan
: Pensiunan PT Kereta Api (Masinis)
f. Alamat
: Jl. Kimerogan Lr. Ichwani no 1193 Kertapati
g. Status
: Menikah
h. No Registrasi
: RD1501561
i. Tanggal MRS
: 14 September 2015 (12:00 WIB)
2.2 ANAMNESIS
(Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 18 September 2015, pukul
13.30 WIB)
a. Keluhan Utama
Sesak yang bertambah berat 3 jam SMRS.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
6 bulan SMRS os mengeluh sesak, sesak dipengaruhi apabila
pasien berjalan 100 m, demam (-), batuk (+), batuk darah (-), keringat
di malam hari (-), berat badan menurun (-), bersin di pagi hari (-), sesak
dipengaruhi cuaca dan emosi (-), mengi (-), nyeri dada (-), nyeri ulu hati
(-), mual (-), muntah (-), nyeri sendi (-), BAB dan BAK tidak ada
keluhan, bengkak di kaki (+), perut membesar (-), bengkak di muka (-).
Sesak berkurang apabila pasien istirahat. Pasien belum berobat.
2 bulan SMRS os mengeluh sesak bertambah, sesak dirasakan
saat pasien berjalan 40 m, demam (-), batuk (-), batuk darah (-),
keringat di malam hari (-), berat badan menurun (-), bersin di pagi hari
(-), sesak dipengaruhi cuaca dan emosi (-), mengi (-), nyeri dada (-),
nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), nyeri sendi (-), BAB dan BAK
tidak ada keluhan, bengkak di kaki (+), perut membesar (+), bengkak di
muka (-). Os tidur dengan 3-4 bantal, os sering terbangun pada malam
hari karena sesak. Os berobat ke RSUD BARI dan dirawat selama 12
hari. Os dikatakan sakit jantung dan diberikan obat agar BAK banyak.
Os membaik, lalu os dipulangkan.
2 hari SMRS, os mengeluh sesak bertambah, sesak dirasakan
saat pasien berjalan ke WC 10 m, demam (-), batuk (-),batuk darah (-),
keringat di malam hari (-), berat badan menurun (-), bersin di pagi hari
(-), sesak dipengaruhi cuaca dan emosi (-), mengi (-), nyeri dada (-),
nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), nyeri sendi (-), BAB dan BAK
tidak ada keluhan, bengkak di kaki (+), perut membesar (+), bengkak di
muka (-). Os tidur dengan 3-4 bantal, os mengeluh sulit tidur. OS tidak
berobat.
3 jam SMRS os mengeluh sesak bertambah berat, sesak tidak
berkurang walaupun os istirahat. demam (-), batuk (-),batuk darah (-),
keringat di malam hari (-), berat badan menurun (-), bersin di pagi hari
(-), sesak dipengaruhi cuaca dan emosi (-), mengi (-), nyeri dada (-),
nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-), nyeri sendi (-), BAB dan BAK
tidak ada keluhan, bengkak di kaki (+), perut membesar (+), bengkak di
muka (-). OS berobat ke IGD RSMH.
R/ penggunaan obat batuk jangka waktu lama (-)
R/ Tidur lebih nyaman 3-4 bantal
R/ Merokok sejak umur 19 tahun. 1 bungkus 1 hari. Os stop merokok
3 tahun SMRS
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi (+) 7 tahun SMRS, mengkonsumsi obat
amlodipine 1x 10 mg, tetapi tidak terkontrol .
Riwayat alergi tidak ada
Riwayat DM (+) 7 tahun SMRS, konsumsi obat Amaryl 1x tab
(terkontrol)
Riwayat sakit jantung (+) 3 tahun SMRS, 2 tahun SMRS pernah
katerisasi jantung.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dengan os tidak ada
Riwayat hipertensi (+) pada ibu pasien.
Riwayat kencing manis pada keluarga tidak ada menurut pasien
b. Keadaan Spesifik
1. Kepala
Normosefali, simetris, ekspresi muka tampak sakit sedang, warna
rambut hitam, alopesia (-).
2. Mata
Edema palpebra (-/-), konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik
(-/-), eksoftalmus (-/-), pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+.
3. Hidung
Tampak luar tidak ada kelainan, septum deviasi (-), cavum nasi
lapang, tidak keluar cairan, epistaksis (-), pendengaran baik.
4. Mulut
Sariawan (-), gusi berdarah (-), atrofi papil (-), pembesaran tonsil (-).
5. Telinga
Tampak luar tidak ada kelainan, kedua meatus akustikus externus
lapang, tidak ada keluar cairan.
6. Leher
JVP (5+2) cmH2O, struma (-), pembesaran KGB (-).
7. Thoraks
Paru
Inspeksi: statis dan dinamis simetris kanan sama dengan kiri.
melebar.
Perkusi: sonor di kedua lapang paru, batas paru-hepar ICS VI
linea midclavicula dekstra .
Hasil
Nilai Normal
Interpretasi
Hb
15,8
14-18 g/dL
Normal
Eritrosit
4.78
4.2-4.87 106/mm3
Normal
Leukosit
10,0
4.5-11 103/mm3
Normal
Ht
46
43-49 vol%
Normal
Trombosit
183
150-450 103/L
Normal
AST/SGOT
34
0-38 U/L
Normal
ALT/SGPT
19
0-41 U/L
Normal
133
<200
Normal
46
16.6-48.5
Normal
0.82
0.7-1.2
Normal
KIMIA DARAH
Hati
Metabolisme karbohidrat
Glukosa sewaktu
GINJAL
Ureum
Kreatinin
ELEKTROLIT
Na (Natrium)
145
135-150
Normal
K (Kalium)
4.7
3.5-5.5
Normal
Kalsium
8.9
8.4-9.7
Normal
EKG
2.5 DIAGNOSIS
Diagnosis : Congestive Heart Failure ec Hipertensi Heart Disease NYHA IV +
DM tipe II terkontrol + Hipertensi stage I .
2.6 DIAGNOSIS BANDING
Congestive Heart Failure ec Hipertensi Heart Disease NYHA IV + DM tipe II
2.7 PENGOBATAN
Nonfarmakologis
Istirahat- posisi duduk
Pemberian O2 3L/menit
Diet Jantung III: diet diberikan dalam bentuk makanan saring atau
lunak. Diet dengan komposisi rendah energi dan kalsium, tetapi cukup
Farmakologis
IVFD RL gtt X (mikro)
Inj. Furosemid 1x20 mg (iv)
Valsartan 1x80 mg
Aspilet 1x80 mg
Amaryl 1x tab (1x10mg)
Laxadine 3x1 CTH syr
2.8 RENCANA PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Rontgen Thoraks
EKG
Echocardiografi
Troponin I, CKMB
2.9 PROGNOSIS
a. Quo ad vitam: dubia et bonam
b. Quo ad functionam: dubia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kiri, demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu
ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Secara skematis, urutan perjalanan darah dalam sirkulasinya pada
manusia, yaitu : Darah dari seluruh tubuh bertemu di muaranya pada vena
cava superior dan inferior pada jantung bergabung di Atrium kanan masuk
ke ventrikel kiri arteri pulmonalis ke paru keluar dari paru melalui vena
pulmonalis ke atrium kiri (darah yang kaya O2) masuk ke ventrikel kiri,
kemudian dipompakan kembali ke seluruh tubuh melalui aorta. Keluar
masuknya darah, ke masing-masing ruangan, dikontrol juga dengan peran 4
buah katup di dalamnya, yaitu :
1. Katup trikuspidal (katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan).
2. Katup mitral (katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri).
3. Katup pulmonalis (katup yang terletak antara ventrikel kanan ke arteri
pulmonalis).
4. Katup aorta (katup yang terletak antara ventrikel kiri ke aorta).
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila
arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total atau
yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction
dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan
dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga
atau miokardiac infarction. Arteri koroner adalah cabang pertama dari
sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup
aorta atau tepatnya di sinus valsava. Arteri koroner dibagi dua,yaitu: Arteri
koroner kanan dan Arteri koroner kiri.2
10
(VSD,PDA)
Hipertensi pulmonal
Embolisme paru masif7
11
Kelainan miokardium
Penyakit jantung iskemik
Kardiomiopati
Amyloidosis
Aritmia
Peningkatan
tekanan
pengisian
Hipertensi sistemik
Stenosis katup
Semua menyebabkan gagal
Inkompetensi katup
Anemia
Malformasi arteriovenous
Overload volume plasma
2.
Aterosklerosis koroner
mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan
asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium
degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara
langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
3.
beban
kerja
jantung
dan
pada
gilirannya
12
jantung, karena alasan yg tidak jelas hipertropi otot jantung dapat berfungsi
secara normal, akhirnya terjadi gagal jantung.
4.
Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan
dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal :
demam, tirotoksikosis), hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan curah
jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia
juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau
metabolik dan abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas
jantung
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi Gagal Jantung berdasarkan New York Heart Association
(NYHA).
Tabel 2. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan NYHA
Klasifikasi Fungsional NYHA
(Klasifikasi berdasarkan Gejala dan Aktivitas Fisik)
Kelas I
Kelas
III
Kelas
IV
13
14
mengkompensasi
dengan
cara
meningkatkan
kekuatan
15
16
Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan status vena
didalam rongga abdomen.
Nokturna: rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi karena perfusi
renal didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring.
asites.
Perasaan tidak enak pada epigastrium.
18
19
dengan edema pulmoner, rales dapat terdengar jelas pada kedua lapangan
paru dan dapat pula diikuti dengan wheezing pada ekspirasi (cardiac
asthma). Jika ditemukan pada pasien yang tidak memiliki penyakit paru
sebelumnya, rales tersebut spesifik untuk CHF. Perlu diketahui bahwa
rales seringkali tidak ditemukan pada pasien dengan CHF kronis, bahkan
dengan tekanan pengisian ventrikel kiri
20
karena
anemia
ini
merupakan
suatu penyebab
gagal
c. Ekhokardiografi.
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi gangguan fungsional serta
anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung.
2.8 Penatalaksanaan
A. Terapi non farmakologi
a. Diet : Pasien gagal jantung dengan diabetes, dislipidemia atau
obesitas harus diberi diet yang sesuai untuk menurunkan gula darah,
lipid darah, dan berat badannya. Asupan NaCl harus dibatasi menjadi
2-3 g Na/hari, atau < 2 g/hari untuk gagal jantung sedang sampai
berat. Restriksi cairan menjadi 1,5-2 L/hari hanya untuk gagal
jantung berat.
b. Merokok : Harus dihentikan.
21
22
BAB III
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini memaparkan Tn. DBM seorang laki-laki 58 tahun datang
dengan keluhan utama sesak napas bertambah berat 3 jam SMRS. Sesak
dipengaruhi aktivitas dan berkurang dengan istirahat, demam (-), batuk (-), batuk
darah (-), keringat di malam hari (-), berat badan menurun (-), bersin di pagi hari
(-), sesak dipengaruhi cuaca dan emosi (-), mengi (-), nyeri dada (-), nyeri ulu hati
(-), mual (-), muntah (-), nyeri sendi (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan,
bengkak di kaki (+), perut membesar (+), bengkak di muka (-). Os tidur dengan 34 bantal dan os sering terbangun pada malam hari karena sesak. Berdasarkan
keluhan utama pasien, dapat dipikirkan beberapa kemungkinan penyebab
terjadinya sesak. Sesak dapat berasal dari organ paru, ginjal, dan jantung. Sesak
napas yang diakibatkan oleh penyakit paru biasanya tidak berkurang dengan
istirahat, salah satu penyakit paru dapat dicetuskan oleh alergen, cuaca, emosi
dan biasanya disertai suara nafas tambahan berupa wheezing. Sedangkan pada
pasien ini sesak berkurang dengan istirahat, maka kemungkinan penyakit paru
dapat disingkirkan dan mengarah pada etiologi jantung. Dari anamnesis
didapatkan bahwa pasien ini memiliki riwayat hipertensi yang merupakan faktor
resiko secara fungsional yang dapat meningkatkan kerja jantung.
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah
150/90 mmHg, Nadi 67 x/menit, respirasi 24 x/menit dan suhu 36.7 oC. Pada
23
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Sylvia Anderson Price, RN, Phd; Lorraine Mccarty Wilson, RN, PhD. 2005.
Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. EGC: Jakarta
2. Huon H.Gray; Keith D. Dawkins, John M.Morgan; dkk. 2003.Lecture Notes
Kardiologi. Erlangga : Jakarta
3. Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. V.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta.
4. Dickstain A, Filippatos G, Cohen SA, et al. 2008. Guidelines for the
diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure . European
heart
journal.
http://emedicine.medscape.com/article/163062-
25
10. Panggabean MM. Gagal Jantung Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. edisi 5. Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2009
11. Manurung D. Regurgitasi Mitral. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. edisi 5. Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2009
12. Ghanie A. Penyakit Katup Trikuspid. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. edisi 5. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2009
13. Nasution SA. Kardiomiopati. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. edisi 5. Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2009
26