Oleh :
Dewi Febry Kololu
14014101099
Masa KKM : 27 Oktober 23 November 2014
Pembimbing :
Dr. Herdy Munayang, MA
Pembimbing
LAPORAN KASUS
November 2014
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Tempat/tanggal lahir
Status perkawinan
Jumlah anak
Pendidikan terakhir
Perkerjaan
Suku/bangsa
Agama
Alamat sekarang
Tanggal MRS
Cara MRS
Tempat pemeriksaan
II.
: Tn. H. T
: 29 tahun
: Laki-Laki
: Tumaratas, 13-5-1985
: Belum menikah
: Tidak ada
: Tamat SD
: Tani
: Langowan/Indonesia
: Kristen Protestan
: Desa Tumarantas II Kecamatan Langowan barat
: 30 Oktober 2014
: Pasien datang diantar oleh keluarga
: Ruangan Manguni Kelas II
RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
RIWAYAT PSIKIATRIK
Riwayat psikiatri diperoleh pada tanggal 12 Agustus 2014, di ruangan
Manguni Kelas II RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado dari:
-
A.
Keluhan Utama
Memberontak dan membongkar rumahnya.
B.
mengancam orang, dan menarik diri. Saat dirawat tahun 2006 pasien didiagnosa
Skizofrenia yang tidak tergolongkan. Pasien telah keluar masuk RS. Prof. Dr. V.
L. Ratumbuysang Manado sebanyak 6 kali. Kali ke enam pasien masuk RS. Prof.
Dr. V. L. Ratumbuysang Manado pada tanggal 16 September 2014 pasien
didiagnosis residual schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado. Kali ke tujuh pasien masuk RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
adalah tanggal 30 Oktober 2014. Saat ini pasien didiagnosis Paranoid
schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
C.
tahun
2006
pasien
didiagnosa
Skizofrenia
yang
tidak
3.
Menurut ibu pasien saat lapar atau haus menangis, dan segera
mungkin diberi ASI setelah diberi ASI penderita kembali tenang dan
tertidur. Kadang penderita menggigit putting susu ibu namun jarang,
berliur (gumoh) juga ada pada pasien.
2.
merasa ingin BAB penderita akan bilang pada ibu penderita dan
berekspresi seperti ada tahanan dan saat setelah BAB penderita terlihat
tenang kembali, serta saat dibersihkan oleh ibu penderita kadang penderita
terlihat tersenyum dan kadang tertawa.
3.
6.
Stadium 2. Otonomi lawan Rasa Malu dan Ragu (usia 1-3 tahun)
Pasien merupakan anak yang tenang dimana ia sering menuruti apa
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja di pasar menjadi kuli selain itu pasien juga menjadi
tani.
3.
Riwayat Psikoseksual
Orientasi seksual pasien adalah lawan jenisnya yang sebaya. Pasien
sekarang tidak mempunyai pacar, dan pernah memiliki pacar
sebelumnya.
4.
Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
5.
Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Kristen protestan. Pasien sering ke Gereja maupun
mengikuti kegiatan beribadah (ibadah pemuda) dan lainnya.
6.
7.
8.
Denah rumah
Dapur
Kamar Tidur
Kamar Tidur
Pasien
Kamar Mandi
Ruang Tamu
9.
Kamar Tidur Pe
Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 4 bersaudara, pasien termasuk
golongan keluarga dengan finansial yang kurang mampu. Hubungan
dengan orangtua adalah baik. Ayah dan Ibu pasien mendidik pasien
dan saudara-saudaranya dengan kasih sayang.
SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Faktor herediter : tidak ada
D.
MENTAL
Kesadaran
Somnolen
3.
4.
B.
1.
2.
3.
C.
: Sadar
: Serasi
: Kurang
Pembicaraan
Selama wawancara pasien selalu kelihatan mengantuk, pasien
kelihatan tidak menyimak pertanyaan dan menjawab dengan jawaban
10
setelah ditanya beberapa kali. Artikulasi jelas, volume sedang dan intonasi
jelas, isi pembicaraan cukup luas.
D.
Gangguan Persepsi
Pasien memiliki halusinasi visual (+) serta halusinasi auditorik (+)
yang diterima penderita
E.
F.
Pikiran
1. Arus pikiran
2. Isi pikiran
: koheren
: halusinasi visual (+), halusinasi auditorik (+)
Fungsi Kognitif
1. Orientasi
Orientasi waktu : Baik. Pasien tahu waktu saat pemeriksaan dan
2.
3.
G.
Daya ingat
Jangka panjang
Jangka pendek
Segera
: cukup baik.
: cukup baik.
: cukup baik.
Penilaian Realitas
Penilaian realitas : Halusinasi auditorik (+) dan Halusinasi visual (+).
Pasien mengaku sering melihat bayangan hitam ketika dia sering melamun
H.
Tilikan
I.
11
V.IKHTISAR
PENEMUAN BERMAKNA
dikarenakan dia menganggap dia disalahkan karena hilangnya charger hp. Melihat
hal tersebut ayah dan adik korban keluar dari rumah. Pasien kemudian keluar dan
bernyanyi di depan rumah. Setelah beberapa pasien mulai mengamuk kemudian
memecahkan kaca-kaca di rumah, lampu, makanan dan lain-lain. Selesai
mengamuk pasien kemudian mencari makan, dimana makanan itu telah di
dibuang oleh pasien. Dia kemudian menanyakan kepada ibunya. Ibunya kemudian
menjelaskan bahwa makanannya telah di buang oleh pasien. Pasien heran karna
telah diberi tahu bahwa dia yang membuang semua makanan. Menyadari apa yang
dilakukan oleh pasien, pasien kemudian menangis dan meminta maaf atas yang
dilakukan olehnya. Dia kemudian meminta keluarganya untuk mengantarkan esok
hari ke RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
Menurut pengakuan ibu penderita pasien rutin minum obat dengan
kemauannya sendiri, tetapi dikarenakan lokasi tempat tinggal mereka yang jauh
mereka kesulitan mendapatkan obet tersebut
Berdasarkan catatan rekam medik, pasien pertama kali masuk rumah sakit
pada 11 Mei 2006 dengan keluhan utama marah-marah, memberontak atau
mengancam orang, dan menarik diri. Saat dirawat tahun 2006 pasien didiagnosa
Skizofrenia yang tidak tergolongkan. Pasien telah keluar masuk RS. Prof. Dr. V.
L. Ratumbuysang Manado sebanyak 6 kali. Kali ke enam pasien masuk RS. Prof.
Dr. V. L. Ratumbuysang Manado pada tanggal 16 September 2014 pasien
didiagnosis residual schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado. Kali ke tujuh pasien masuk RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
adalah tanggal 30 Oktober 2014. Saat ini pasien didiagnosis Paranoid
schizophrenia oleh RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado.
VI.
Abdomen
Ekstremitas
B.
Status Neurologi
GCS
: E4M6V5
Mata
: Gerakan normal, searah, pupil bulat, isokor, diameter
1.
2.
3.
a.
b.
N. optikus (N.II)
Tidak dilakukan evaluasi.
c.
d.
N. trigeminus (N.V)
Selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris.
e.
N. facialis (N.VII)
Selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris.
f.
N. vestibulocochlearis (N.VIII)
Pasien dapat mendengar dan mengulangi kata-kata dalam jarak
dekat dan jauh. Selama wawancara pasien tidak mampu menjawab
pertanyaan dengan tepat. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran
pasien normal. Saat berjalan pasien terlihat stabil dan tidak terjatuh.
g.
N. glosssopharyngeus (N.IX),
Tidak dilakukan evaluasi
h.
N. vagus (N.X)
Tidak dilakukan evaluasi
i.
N. aksesorius (N.XI)
14
N. hypoglossus (N.XII)
Tidak dilakukan evaluasi.
Ekstrapiramidal sindrom : Tidak ditemukan ada gejala ekstrapiramidal
C.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
VII.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
PROBLEM
A. Organobiologi
B. Psikologi
C.
: tidak ada
: Waham kejar (+), halusinasi auditorik (+) dan
sosial, pasien suka menyendiri, kepatuhan minum obat dari pasien besar
dimana dia selalu mempunyai kesadaran untuk meminum obatnya.
IX.
RENCANA TERAPI
A. Psikofarmako
15
B.
yang
kemungkinan
muncul,
serta
pentingnya
senantiasa
memberikan
pengobatan.
X.
XI.
PROGNOSIS
A. Ad vitam
B. Ad fungsionam
C. Ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
ANJURAN
16
dukungan
selama
masa
DISKUSI
Diagnosis
Skizofrenia merupakan gangguan psikiatri yang menunjukkan adanya
perubahan pola pikir, persepsi, pikiran, dan perilaku suatu individu. Hampir
1% penduduk didunia penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup
mereka.1 Prevalensi penderita Skizofrenia di Sulawesi Utara sebesar 2,4%. 2
Dari data American Psychiatric Association (1995) menyebutkan 75 %
penderita Skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun dikarenakan
pada usia tersebut merupakan usia remaja dan dewasa muda yang beresiko
tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Hasil penelitian ini
menunjukkan penderita skizofrenia dengan jenis kelamin laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Penderita laki-laki
sebanyak 95 penderita (66,9%) sedangkan penderita perempuan sebanyak 47
penderita (33,1%). Pria mempunyai onset skizofrenia lebih awal daripada
wanita. Usia puncak onset untuk pria adalah 15-25 tahun dan untuk wanita.2,3
Gejala skizofrenia yang paling menonjol adalah waham dan halusinasi.
Skizofrenia terbagi menjadi beberapa subtype berdasarkan variabel kliniknya
yaitu skizofrenia paranoid, skizofrenia hebrefenik, skizofrenia katatonik,
skizofrenia tak terinci, skizofrenia residual, dan skizofrenia simpleks 1,2
Berdasarkan DSM V, kriteria diagnosis skizofrenia:
a.
Gejala karakteristik : 2 atau lebih gejala di bawah ini, setiap gejala spesifik
17
d.
e.
f.
Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau halusinasi dengar yang
2.
menonjol.
Tidak ada dari berikut ini yang menonjol: bicara terdisorganisasi, perilaku
terdisorganisasi atau katatonik, atau afek yang datar atau tidak sesuai.1
Pada kasus ini ditemukan pasien termasuk waham kejar (+), halusinasi
auditorik (+) dan halusinasi visual (+), karena mengeluh sering melihat bayangan
gaib seperti pria yang diyakininya teroris atau penjahat yang mengikuti pasien di
sebelahnya namun saat menoleh tidak ada.
18
Ciri Kepribadian
Ciri gangguan kepribadian ada berbagai macam yaitu ciri gangguan
19
paling sedikit 3 kriteria diatas. Pada pasien ini didapatkan hanya 1 ciri gangguan
kepribadian yaitu pasien adalah seorang yang pendiam, jarang bergaul,dan
biasanya pasien memilih-milih teman bermainnya, sehingga hanya disebut ciri
gangguan kepribadian skizoid (tidak menggunakan kode diagnostik).6
C. Rencana Terapi
a. Psikofarmako
Saat ini antipsychotic merupakan terapi primer untuk pasien skizofrenia. Hal
ini ditunjukkan dari banyaknya bukti tentang efisiensi antipsychotic untuk
psikotik episode akut maupun untuk mencegah kekambuhan. Namun angka
signifikan dari pengguna antipsychotic, yaitu sebesar 40% melaporkan adanya
respon yang buruk terhadap obat antipsychotic konvensional (typical) dan
beberapa pasien menunjukkan gejala psikotik lanjutan sedang hingga berat, baik
gejala positif maupun negatif.1,3
Antipsychotic konvensional (typical atau first generation antipsychotic)
menunjukkan insiden yang tinggi dan efek samping yang luas, meliputi lethargy,
sedation, peningkatan berat badan, dan disfungsi seksual. Gangguan gerak
(movement disorder) seperti parkinsonism, akathisia, dystonia, atau sering disebut
acute extrapyramidal side effect (EPS) juga sering terjadi. Efek samping jangka
panjang yang serius adalah tardive dyskinesia, terjadi pada 20% pasien yang
menerima antipsychotic konvensional (typical). EPS onset lambat ditandai adanya
gerakan abnormal yang tidak disadari pada bibir, dagu, lidah, otot-otot wajah,
anggota gerak, dan badan. Respon yang buruk serta efek samping yang muncul
pada penggunaan antipsychotic konvensional (typical) menyebabkan banyak yang
beralih menggunakan obat yang lebih sedikit efek samping, yaitu second
generation antipsychotic.1,3
Second 12 generation antipsychotic atau atypical antipsychotic memiliki
kelebihan sedikit menimbulkan acute EPS dan tardive dyskinesia. Namun pada
prakteknya harus diperhatikan efek samping yang lain seperti peningkatan berat
badan dan masalah metabolik yang berhubungan dengan meningkatnya risiko
20
menurun),
dan
gangguan
otonomik
(hipotensi,
21
berguna
untuk
menenangkan
keadaan
mania
pasien
psikosis.
Reaksi
Psikoterapi
1. Psikoterapi supporitf
Ventilasi
: memberikan
kesempatan
kepada
pasien
untuk
2.
\
XIII.
WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dilakukan di ruang Manguni RS. Prof. Dr. V. L.
Ratumbuysang Manado pada tanggal 31 Oktobee 2014 jam 16.30 WITA. Saat
wawancara pasien sedang duduk di kursi.
D : Pemeriksa
P : Pasien
D : Selamat sore bapak Hendra dengan dokter Dewi ini.
P : Pagi dokter
D : Mo batanya tanya neh?
P : Boleh
22
: Abis ada orang babise dok par pukul papa, kong daripada kita pukul papa
: Kita suka inga-inga ta pe cewe dok, dulu kita sayang sekali pa dia kong dia
kaweng deng orang lain. Kong kita sekarang ada jalani hubungan deng cewe lain,
cuma dia su pung suami.
D : Hubungan dengan keluarga dang bagaimana?
P : Bagus
D : Kalo Hendra punya hubungan dengan tetangga dang?
P : Bagus dok
D : Hendra jaga bangun pagi jam berapa?
P : Jam 3 pagi dok, kong kita suka bajalang-jalang smpe siang bagitu.
D : Jalan sendiri ja kemana?
P : Baputar-putar kampung dok.
23
24
K: Ary bilang dr itu kata teroris atau penjahat mo celakai pa dia kata rupa
bayangan gaib kata, mar padahal nyanda ada katu.
D:Hendra anak yang bagaimana dang ibu sekarang?
K: Dia anak yang baik bu,dia menurut apa yang kita ada bilang akang.
D: Baik ibu, makaseh neh
K: Makaseh dokter.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Udayana 2013;2(2):1-19.
4. American Psychiatric Association. DSM-5 Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders: Fifth Edition. American Psychiatric
Publishing; Washington DC. 2013.
5.
6.
25
Lampiran 1
26
27