12121036
12121040
SEPTI NURRAHMAH
12121047
12121048
UNIVERSITAS TRILOGI
Program Pendidikan Studi Strata-1
Jurusan Akuntansi
JAKARTA
2015
A. AKUNTANSI KLIRING
Istilah kliring berasal dari bahasa inggris to clear ( clearing ) yang
berarti membersihkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kliring
adalah proses membersihkan hutang-piutang antar bank yang terjadi
pada hari itu. Kliring dimaksudkan agar perhitungan hutang-piutang antar
bank dapat terselenggara secara mudah, cepat dan aman.
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam
bentuk surat-surat berharga ( seperti : cek, wesel, bilyet, giro, bukti-bukti
penerimaan transfer dari berbagai kota yang dikeluarkan oleh bank, notanota kredit dan surat-surat lainnya yang semuanya dinyatakan dalam
mata uang rupiah dan menurut pimpinan lembaga kliring dapat
diperhitungkan melalui kliring ) atau surat dagang dari suatu bank peserta
yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.
Kliring didefinisikan juga sebagai pertukaran warkat atau data keuangan
elektronik antar bank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.
Yang dapat melakukan transaksi kliring adalah setiap bank yang telah
memperoleh izin usaha bank umum dan tidak dihentikan kepesertaannya
dalam kliring oleh Bank indonesia serta berkedudukan di kota dimana
diadakan perhitungan kliring diwajiban ikut serta dalam kliring setempat,
yang diharuskan pula memenuhi beberapa persyaratan.
B. SISTEM KLIRING
Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan
beberapa sistem, yaitu :
1
2.
3.
4.
Proses kliring, secara sederhana dapat kita lihat pada gambar di bawah ini
:
C. PESERTA KLIRING
Berdasarkan penilaian Bank Indonesia, keadaan administrasi pimpinan
dan keuangan bank tersebut memungkinkan memenuhi kewajibannya
dalam kliring. Peserta kliring dapat dibedakan menjadi dua :
c) Kantor
cabang
pembantu
yang
kantor
pusatnya
berkedudukan di dalam negeri yang telah memperoleh izin
dari bank indonesia untuk beroprasi diwilayah kliring yang
berbeda dari kantor cabang induknya.
Kantor bank memiliki kantor lain yang memeiliki rekening giro
di salah satu kantor bank indonesia
Lokasi kantor bank yang memungkinkan bank tersebut untuk
mengikuti klirirng secara tertib sesuai dengan jadwal kliring
lokal yang ditetapkan.
Dalam hal ini yang perlu
dipertimbangkan adalah waktu tempuh dari lokasi bank ke
lokasi penyelenggara tidak lebih dari $% menit.
Peserta tidak langsung, adalah peserta yang turut serta dalam
pelaksanaan kliring melalui dan menggunakan identittas peserta
langsung yang menjadi induknya adalah bank yang sama. Peserta
langsung dapat terdiri kantor pusat, kantor cabang, dan kantor
cabang pembantu. Untuk menjadi syarat menjadi peserta tidak
langsung adalah:
Kantor cabang dapat menjadi peserta tidak langsung adalah:
a) Kantor cabang yang telah memperoleh izin dari bank
indonesia
b) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor
pusatnya berkedudukan diluar negeri, yang telah
memperoleh izin dari bank indonesia.
c) Kantor cabang pembantu yang kantor pusatnya berada
didalan negeri yang telah dilaporkan kepada bank
indonesia.
Kantor bank yang sebagain mana dimaksud pada huruf a
menginduk kepada kantor lain yang merupakan bank yang
sama telah menjadi peserta langsung diwilayah kliring yang
sama.
D. WARKAT DAN DOKUMEN KLIRING
1. Warkat
Adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau
untuk
untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhtungkan dalam
kliring otomasi adalah:
a. Cek
Dagang (KUHD)
termasuk cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek lainnya yang
penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.
b. Bilyet Giro
Adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk Memindah bukukan
sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan
namanya termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia.
c. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
Adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk
sarana transfer.
d. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
Adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank
peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.
e. Warkat Debet (Nota Debet)
Adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau
nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Warkat debet yang
dikliringkan
hendaknya telah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang
menyampaikan warkat debet kepada bank yang akan menerima warkat debet tersebut.
f. Warkat Kredit (Nota Kredit)
Adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank
ata nasabah bank yang menerima warkat tersebut.
2. Dokumen Kliring
Merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat Bantu dalam proses perhitungan kliring
ditempat penyelenggara. Dokumen kliring yang digunakan dalam penyelenggaraan kliring lokal
dengan sistem manual berupa daftar warkat kliring penyerahan (pengembalian) yang berfungsi
sebagai bukti penyerahan (pengembalian) warkat baik pada kliring penyerahan maupun kliring
pengembalian . daftar warkat kliring penyerahan atau pengembalian ini disediakan oleh masing
masing peserta.
3. Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan
manual meliputi:
a. Neraca kliring penyerahan/pengembalian. gabungan formulir ini
disediakan oleh
penyelenggara dan digunakan oleh penyelenggara untuk menyusun rekapitulasi neraca kliring
penyerahan atau pengembalian.
b.
dasar
Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan dikantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan ditempat penyelenggara.
1.
spesifikasi
Mengisi daftar warkat kliring penyerahan dengan rincian nominal warkat serta jumlah
lembar dan jumlah nominal warkat. Daftar warkat kliring penyerahan tersebut dibuat
tersendiri untuk kelompok warkat debet dan kelompok
penerima.
2.
Wakil peserta wajib hadir dalam pertemuan kliring penyerahan pada jadwal
yang telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang disediakan penyelenggara.
1)
a)
b)
Warkat
2)
Meminta tanda tagan dari wakil peserta penerima pada lembar kedua daftar warkat
Menyerahkan
lembat
ketiga
daftar
warkat
kliring
penyerahan
kepada
penyelenggara
Melakukan kegiatan penerimaan warkat :
1)
a)
b)
Warkat
2)
warkat
penyerahan
yang
penyerahan
ini
lembar pertama
sebagaimana dimaksud
II.
Kliring Pengembalian
Klirng pengembalian meliputi kegaitan yang dilakukan dikantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan ditempat penyelenggara.
1.
nominal nota debet; maka warkat debet tersebut wajib ditolak dalam
pertemuan kliring pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus
kliring dengan kliring penyerahan yang bersangkutan.
- Membuat Surat Keterangan Penolakan (SKP) warkat debet yang ditolak wajib
disertai SKP. SKP tersebut harus memuat alasan penolakan warkat
-Memilah warkat debet tolakan beserta SKP berdasarkan bank penerima.
-Mengisi daftar warkat kliring pengembalian dengan rincian nominal serta jumlah
lembar dan jumlah nominal warkat debet tolakan untuk masing-masing bank
penerima sebanyak rangkap 3 (tiga). Selain itu untuk memudahkan perhitungan,
dapat pula dibuat telstruk per bank penerima untuk masing-masing daftar warkat
kliring pengembalian apabila jumlah warkat debet tolakan lebih dari 1 (satu)
lembar.
2. Kegiatan peserta ditempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring pengembalian
-
b)
c)
Lembar pertama dan kedua SKP. Lembar kedua SKP untuk diteruskan
oleh peserta penerima kepada nasabah penyetor.
Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar kedua daftar
b)
diserahkan
peserta
yang
- Menandatangani dan
Neraca
neraca
pengembalian.
kliring
penyerahan
dan
neraca
kliring
wakil peserta pada BSK, kemudian menyerahkan BSK rangkap 2 (dua) kepada
penyelenggara.
gabungan tersebut.
Mencocokkan antara neraca kliring penyerahan (pengembalian) gabungan yang
(dua)
setelah
terdapat
kecocokkan
antara
neraca
kliring
Melakukan verifikasi terhadap tanda tanggan pejabat pada SKP yang diserahkan
oleh seluruh peserta, sebelum disampaian kepada Bank Indonesia.
Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwad
kliringpengembalian yang ditetapkan,penyelenggara akan melaksanakan kegiatan.
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e, f, g, dan h atas
nama
wakil
peserta yang bersangkutan. Dalam hal kemudian wakil peserta hadir sebelum kliring
pengembalian dinyatakan berakhir maka kegiatan sebagaimana
dimaksud
petugas
pada
Seluruh
akan
diserahkan oleh penyelenggara pada saat wakil peserta yang bersangkutan hadir.
Apabila wakil peserta tidak hadir sampai kliring pengembalian dinyatakan berakhir
maka penyelenggara akan menghubungi peserta untuk mengambil warkat debet
tolakan dari peserta lain, neraca kliring pengembalian dan BSK. Sementara itu
perhitungan atas warkat debet tolakan yang tidak dapat diserahkan pada pertemuan
kliring pengembalian diselesaikan berdasarkan kesepakatan peserta yang terkait.
Namun, peserta yang bersangkutan wajib menyampaikan warkat debet tolakan beserta
lembar 1 dan 2 SKP kepada peserta penerima tolakan dan lembar ketiga SKP kepada
penyelenggara pada saat kliring pengembalian tersebut.
III. Penyelesaian Akhir
Penyelesaian akhir atas hasil kliring dilakukan dengan melimpahkan hasil kliring
masing-masing peserta ke rekening giro kantor lain dari peserta di Bank Indonesia
yang telah ditetapkan. Prosedur penyelesaian akhir dilakukan sebagai berikut :
1.
2.
Atas dasar instruksi pelimpahan tersebut, kantor Bank Indonesia membukukan hasil
kliring ke rekening kantor lain dari masing-masing peserta yang ada di kantor Bank
Indonesia tersebut.
3.
Tanggal valuta pembukuan hasil kliring adalah sama dengan tanggal hasil kliring
yang bersangkutan (same day settlement).
4.
Apabila terdapat kesalahan perhitungan hasil kliring yang diketahui setelah hasil
kliring tersebut dilimpahkan ke Bank Indonesia, maka penyelesaiannya dilakukan antara
penyelenggara dengan peserta.
5.
Dalam keadaan darurat dimana tidak dimungkinkan menggunakan sarana teleks dan
telepon maka ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku dan
pelimpahan serta pembukuan hasil kliring dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta diperkenankan untuk hadir dan
penyerahan/pengembalian mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraan kliring.
Sebagai contoh:
a
Jadwal kliring pengembalian ditetapkan pukul 13.00 s/d 13.30. hal ini berarti bahwa
kehadiran wakil peserta dan proses pendistribusian warkat debet tolakan dapat
dimulai pada pukul 13.00 dengan batas akhir kehadiran wakil peserta pukul 13.30.
Tgl 1 mei 2012 A nasabah giro Bank ABC Semarang membeli barang kepada B
nasabah Bank BAP senilai Rp. 10.000.000. Sdr. A membayarnya dengan cek Bank
ABC Semarang.
A menyerahkan cek no. 112 kepada Bank ABC Semarang untuk rekening giro B
nasabah Bank BAP Semarang sebesar Rp. 20.000.000 sebagai pelunasan hutang.
Tgl
1 mei 2012
Rekening
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Dr. Giro A
30.000.000
Cr. Giro BI
30.000.000
Pada kliring pertama Bank ABC menerima warkat Bank Sendiri yang ditarik oleh A berupa
cek dari peserta kliring (Bank BAP) Semarang. Warkat ini merupakan warkat debet masuk
karena Bank ABC harus mendebet rekening nasabah (Sdr. A). Rekening lawannya adalah
mengkredit rekening Giro BI. Di samping itu Bank ABC Semarang juga menerima amanat
dari A untuk membebani rekening gironya melalui bilyet giro sebesar Rp.20.000.000. Warkat
ini merupakan warkat kredit keluar karena Bank ABC diperintahkan oleh A untuk mengkredit
rekening Giro BI. Dua warkat ini sudah memberikan kepastian dana, baik memenuhi atau
ditolak. Memenuhi bila saldo rekening yang dimiliki penarik cek (Sdr.A) mencukupi,
sedangkan kalau tidak mencukupi langsung ditolak. Dengan demikian pencatatannya secara
langsung pada rekening riil.
Pencatatan di Bank BAP Semarang :
Keterangan
Kliring 1
Tgl
1 mei 2012
Rekening
Dr. RAR. Kliring
Debit (Rp)
10.000.000
Kredit (Rp)
Single
entri
karna
RAR
>
blm
terrealisasi
REKENING
dananya
ADMINITRASI
RUPIAH
laporan rekening
ditaru
di
administrasi
komitemen)
Kliring 2
1 mei 2012
Dr. Giro BI
20.000.000
Cr. Giro B
20.000.000
Bank BAP Semarang telah menerima setoran dari B berupa Cek Bank ABC Semarang
sebesar Rp. 10.000.000. Cek ini merupakan warkat tagihan bagi Bank BAP terhadap Bank
ABC sehingga perlu dikliringkan melalui Bank Indonesia Semarang. Bank BAP yang
melakukan penagihan terhadap Bank ABC Semarang akan mengelompokkan warkat ini
sebagai warkat debet keluar. Untuk kliring pertama, Bank BAP selaku yang menagih akan
menunggu hasilnya pada kliring kedua. Oleh karena itu pada saat kliring pertama
(penyerahan), Bank BAP harus mencatat penagihan kliring ini dalam rekening administratif
sampai dengan kliring kedua berakhir. Sedangkan untuk warkat kredit masuk berupa cek Giro
dari Bank ABC sebesar Rp 20.000.000 sifatnya sudah pasti. Oleh karena itu dapat langsung
dibukukan dalam rekening riil.
Bagaimana pada kliring kedua (kliring retur)? Bila pada kliring kedua terjadi penolakan
warkat maka seluruh rekening untuk warkat yang ditolak harus dinihilkan dengan cara
membalik jurnal yang telah dilakukan. Pada contoh ini misalnya warkat debet keluar senilai
Rp 10.000.000 ditolak, maka Bank BAP dapat langsung mengkredit rekening RAR warkat
Kliring Rp 10.000.000 sehingga rekening administratif ini menjadi nihil.
Keterangan
Kliring 1
Tgl
1 mei 2012
Rekening
Cr. RAR. Kliring
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
10.000.000
(DIELEMINASI
TERDAHULU)
Bila kliring kedua tagihan dinyatakan efektif (tidak ditolak) maka pencatatannya di samping
menihilkan rekening administratif kliring juga mencatat hasil tagihan kliring tersebut pada
rekening riil.
Keterangan
Kliring 2
Tgl
1 mei 2012
Rekening
Cr. RAR. Kliring
Debit (Rp)
Dr Giro BI
Cr. Giro B
10.000.000
Kredit (Rp)
10.000.000
10.000.000
Contoh 2
Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi yang diselesaikan melalui kliring. Peserta
kliring misalnya Bank Cahaya Artha Sentosa (Bank CAS), Bank Caraka Investama Sejati
(Bank CIS), dan Bank Ceria Usaha Sejati (Bank CUS) Semarang.
Kirana Nastiti nasabah Bank Cahaya Artha Sentosa (CAS) Semarang telah menarik
cek no. 011.000.4 sebesar Rp 25.000.000 dan Cek no. 011.000.5 sebesar Rp
20.000.000 untuk membayar hutang kepada Anggi Waskita nasabah Giro Bank
Caraka Investama Sejati (Bank CIS) Semarang.
Pada hari yang sama, Bank CIS menerima bilyet giro dari Rudi Kemprot (nasabah
Giro) untuk keuntungan Sdr. Dalimin Nasabah Giro Bank CUS Semarang sebesar Rp
15.000.000.
Astuti nasabah bank CUS menarik cek untuk membayar barang dagangan kepada
Abdullah nasabah Bank CIS Semarang sebesar Rp 20.000.000.
Bank CAS Semarang menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah Giro Sdr.
Dwi Rahayu sebesar Rp 30.000.000. Warkat ini diterima dari Bank CUS Semarang
melalui lembaga kliring (Bank Indonesia) Semarang untuk keuntungan Giro Sdr.
Andika.
Bila seluruh transaksi diselesaikan melalui kliring di Bank Indonesia Semarang, maka
diminta:
a
Neraca kliring yang perlu disajikan oleh Bank Indonesia selaku lembaga kliring.
Jawaban:
Pencatatan Jurnal di Bank Caraka Investama Sejati (Bank CIS);
Transaksi
a
Keterangan
Kliring 1
Kliring 2
Kliring 1
Tgl
Rekening
Dr. RAR Kliring
Debit (Rp)
45.000.000
45.000.000
Dr. Giro BI
Cr. Giro Anggi Waskita
45.000.000
15.000.000
20.000.000
Kliring 1
Kliring 2
Kredit (Rp)
45.000.000
15.000.000
20.000.000
20.000.000
20.000.000
Transaksi
a
d
Keterangan
Kliring 2
Tgl
Kliring 2
Rekening
Dr. Giro Kirana Nastiti
Cr. Giro BI
Debit (Rp)
45.000.000
30.000.000
Kredit (Rp)
45.000.000
30.000.000
Keterangan
Kliring 2
Tgl
Kliring 2
Kliring 1
Kliring 2
Rekening
Dr. Giro BI
Cr. Giro Dalimin
Debit (Rp)
15.000.000
20.000.000
20.000.000
Kredit (Rp)
15.000.000
20.000.000
20.000.000
Keterangan
a). WDK
c). WDK
Saldo (Rp)
45.000.000
20.000.000
Jumlah
65.000.000
Keterangan
Saldo (Rp)
Kalah kliring
75.000.000
75.000.000
Tgl
Keterangan
b). WKK
Saldo (Rp)
15.000.000
Menang kliring
Jumlah
50.000.000
65.000.000
Tgl
Keterangan
a). WDM
d). WDM
Saldo (Rp)
45.000.000
30.000.000
75.000.000
Tgl
Keterangan
c). WDM
Menang kliring
Saldo (Rp)
20.000.000
25.000.000
Bank CAS
Neraca Kliring
Tgl
Bank CUS
Neraca Kliring
Tgl
Keterangan
b). WKM
d). WDK
Saldo (Rp)
15.000.000
30.000.000
45.000.000
45.000.000
Bank Indonesia
Neraca Kliring
Tgl
Saldo (Rp)
75.000.000
Jumlah
75.000.000
Tgl
Saldo (Rp)
50.000.000
25.000.000
75.000.000
secara
on-line
terhadap
cek/BG
luar
kota.Untuk
itu
bank
Indonesia
mengembangkan system penyelenggaraan kliring lokal atas cek dan bilyet giro yang berasal
dari luar wilayah kliring atau disingkat dengan kliring warkat luar wilayah. Kliring warkat
luar wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas cek dan BG yng diterbitkan oleh kantor
bank yang bukan peserta di wilayah kliring dimana cek dan BG tersebut dikliringkan.
Penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi dalam
penyelesaian pembayaran cek/BG luar kota, baik efisien waktu maupun biaya, sebab:
a. Efektivitas dana cek/BG sesuai jadwal kliring lokal dimana warkat dikliringkan (same day
settlement)
b. Biaya proses oleh Bank Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya. Dengan manfaat
tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas pembayaran giral antar daerah.
Keterangan:
Tgl
14/6-2012
Rekening
Dr. RAR. Kliring
Kliring 2
14/6-2012
Debit (Rp)
100.000.000
Kredit (Rp)
100.000.000
100.000.000
Cr. Giro Y
Pencatatan Jurnal di Bank B Jakarta
100.000.000
Keterangan
Kliring 2
Kredit (Rp)
Tgl
14/6-2012
Rekening
Debit (Rp)
Dr. RAK Cab. Surabaya 100.000.000
Cr. Giro BI
100.000.000
Tgl
14/6-2012
Rekening
Dr. Giro X
Cr. RAK Cab. Jakarta
Debit (Rp)
100.000.000
Kredit (Rp)
100.000.000
Contoh tersebut memberikan pemahaman bahwa transaksi kliring warkat luar wilayah dalam
penyelesaiannya akan melibatkan transaksi antarcabang bank sendiri. Pada kliring pertama
antarbank (Bank A dengan Bank B Jakarta) memang hanya melibatkan bank tersebut dengan
Bank Indonesia, namun ketika kliring kedua dilakukan dan dinyatakan efektif, maka Bank B
Jakarta akan mencatat RAK cabang Surabaya sebagai konsekuensi Bank B Jakarta telah
membayar kepada Bank A Jakarta. Dengan demikian Bank B Jakarta mempunyai rekening
tagihan antarcabang kepada Bank B Cabang Surabaya. Sedangkan untuk Rekening
Administratif Rupiah (RAR) kliring tetap dicatat dengan ayat tunggal.
Prinsip-Prinsip Umum Kliring Warkat Luar Wilayah
Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan kliring warkat luar wilayah adalah sebagai
berikut :
1
Cek dan BG diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan diwilayah kliring
manapun sepanjang :
a
Cek dan BG yang diterbitkan oleh bank yang sudah terdaftar sebagai peserta
kliring warkat luar wilayah
Kepesertaan
a
Saat ini kepesertaan bank dalam kliring warkat luar wilayah tidak bersifat wajib,
tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank
Pendaftaran untuk menjadi peserta kliring warkat luar wilayah cukup dilakukan
oleh kantor pusat bank dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang bersangkutan
Bank wajib menetapkan satu kantor koordinator di setiap wilayah kliring dimana
bank tersebut menjadi peserta
Bank indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi
cek dan BG luar kotanya
Dalam penyelenggaraan kliring, proses perhitungan atas cek dan BG luar kota tidak
dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya, sehingga evektifitas dana Cek/BG luar
kota tersebut sama dengan jadwal kliring lokal dimana cek/BG tersebut dikliringkan
Perhitungan antarkantor dari bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masingmasing bank
Penerapan kliring warkat luar wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank, baik yang
mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta kliring warkat luar wilayah,
karena :
1
Seluruh bank, baik yang mendaftar atau tidak mendaftar menjadi peserta kliring
warkat luar wilayah dapat mengkliringkan cek/BG yang diterbitkan oleh bank
peserta kliring warkat luar wilayah di wilayah kliring maupun sepanjang di
wilayah kliring tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit
Nasabah tentu lebih memilih agar cek/BG luar kota di kliringkan melalui kliring
lokal, karena akan lebioh cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme
inkaso.
Sistem dan prosedur penerimaan dan pemrosesan cek/BG luar kota, memilih mana
yang sudah dapat dikliringkan lokal dan mana yang belum
Terkait dengan sistem kliring yang digunakan di masing-masing wilayah kliring saat
ini, terdapat implikasi yang berbeda bagi bank-bank yang menjadi peserta kliring
masing-masing wilayah kliring tersebut, yaitu :
a
Tidak ada perubahan pada aplikasi sistem yang ada di peserta. Namun bank perlu melengkapi
MICR code line, apabila cekBG tersebut berasal dari wilayah kliring lain yang belum
otomasielektronik
b
Melakukan updating sandi peserta pada aplikasi SOKL setiap kali ada bank peserta kliring
warkat luar wilayah yang baru atau setiap kali ada penambahan/pengurangan peserta
langsung dari kantor bank peserta kliring warkat luar wilayah. Proses updating dilakukan
agar cek/BG luar kota dapat dikenal oleh sistem pada saat bank melakukan rekam data
SOKL.
Tidak terdapat implikasi teknis bagi kantor bank yang menjadi peserta kliring lokal dengan
sistem manual, mengingat semua kegiatanmasih dilakukan secara manual,
Peserta kliring warkal luar wilayah adalah bank yang telah mendaftar dan disetujui oleh Bank
Indonesai untuk menjadi peserta kliring warkat luar wilayah. Dengan mendaftar sebagai
peserta kliring warkat luar wilayah, berarti cek/BG yang dikeluarkan oleh seluruh kantor
bank tersebut dapat dikliringkan dimanapun sepanjang di wilayah kliring tersebut terdapat
kantornya yang menjadi peserta kliring. Bagi bank peserta kliring warkat luar wilayah,
terdapat beberapa implikasi khusus sebagai berikut:
1
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan bank peserta kliring warkat luar wilayah
adalah sistem dan prosedur untuk melakukan validasi atas cekBG yang diterbitkan oleh
kantornya yang berada di wilayah kliring lainnya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan
adalah apakah sistem dan prosedur tersebut cukup aman dan efisien. Apabila bank
menggunakan sistem validasi online maka bank perlu menyiapkan contigency plan untuk
mengatasi terjadinya gangguan pada sistem
2
Pencetakan Warkat
Dengan diterapkiannya kliring warkat luar wilayah maka bank peserta kliring warkat luar
wilayah diwajibkan untuk mencantumkan informasi mengenai sandi peserta dan nomor
rekening pada cek/BG yang diterbitkan seluruh kantornya. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan bank lain pada saat akan meng-encode (pada sistem otomasi/elektronik) atau
pada saat merekam data ke dalam disket (pada sistem SOKL)
Dengan diterapkannya kliring warkat luar wilayah, implikasi bagi penyelenggara kliring yang
perlu diperhatikan adalah kewajiban untuk melakukan updating sandi peserta kliring pada
aplikasi yang digunakannya sebagai penyelenggara. Implikasi ini khususnya bagi
penyelenggara kliring di wilayah kliring yang menggunakan sistem semi otomasi (SOKL),
otomasi, dan elektronik. Proses updating dilakukan setiap kali ada bank yang mendaftar
menjadi peserta kliring warkat luar wilayah, atau setiap kali ada penambahan atau
penghentian peserta langsung yang merupakan kantor bank peserta kliring warkat luar
wilayah.
Penyelenggaraan kliring warkat luar wilayah merupakan suatu fasilitas yang disediakan Bank
Indonesia, dimana keikutsertaan bank pada scheme ini tidak bersifat mandatori. Dalam hal ini
Bank Indonesia memeberi kebebasan pada bank untuk ikut mendaftar atau tidak pada scheme
ini, sesuai kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank. Bagi bank yang mendaftar pada
kliring warkat luar wilayah tentunya merupakan suatu competitive advantage, namun
demikian bagi bank lain yang tidak mendaftar pada scheme ini juga akan memperoleh
manfaat dengan potensi berkurangnya waktu dan biaya untuk melakukan inkaso atas cekBG
luar kota yang di terbitkan oleh peserta kliring warkat luar wilayah.
Penerapan kliring warkat luar wilayah, tidak serta merta merupakan substitusi bagi seluruh
transaksi inkaso cek/BG yang ada saat ini, terutama apabila cek/BG luar kota tersebut
diterbitkan oleh bank yang belum mendaftar. Tidak ada kantor bank dari bank tertarik yang
menjadi peserta kliring di wilayah kliring diamana cek/BG tersebut disetorkan. Namun
demikian, penerapan kliring warkat luar wilayah yang merupakan salah satu solusi bagi
permasalahan transaksi cek/BG luar kota, akan memberikan manfaat yang cukup besar, baik
bagi masyarakat maupun perbankan sendiri karena dapat diperoleh kepastian efektivitas dana
yang jauh lebih cepat dengan biaya yang relatif lebih murah
Indonesia
mengeluarkan Sistem
Kliring
Elektronik
(SKE).
SKE
serta
keamanan
pelaksanaan
dan
kliring penyerahan.
Lembar Substitusi
Lembar Subtitusi dugunakan dalam kliring penyerahan sebagai tempat
menempelkan bukti penjumlahan (add-list) nominal warkat yang diserahkan
kepada penyelenggara. Pada lembarsubstitusi dicantumkan jumlah nominal
yang sama dengan hasil penjumlahan seluruh warkat pada bundel warkat
yang bersangkutan.
d Kartu Batch
Kartu Batch merupakan saran untuk mengetahui jumlah keseluruhan nominal
bundel warkat dari masing-masing peserta dan sebagai saran kontrol dalam
proses kliring.
e Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Pengembalian (BPRWKP)
Warkat ataupun dokumen kliring harus diisi harus memperhatikan jenis angka
dan simbol MICR code line. Angka dan simbol merupakan rangkaian informasi yang
dibutuhkan dalam rangka sistem kliring yang diotomasikan atau kliring otomasi atau
elektronik. MICR code line pada warkat yang wajib dicantumkan dalam clear band
terdiri dari :
a
b
c
d
e
10
(sepuluh)
digit
terakhir. Dalam
hal
nomor
rekening
dengan angka 000000001 dan khusus pada nota kredit diisi secara lengkap
nama serta nomer rekening penerima pada warkata dimaksud. Nomor reken
ing ini diakhiri dengan simbol domestik.
4 Sandi Transaksi
Untuk keperluan statistik bagi pihak penyelenggara, sandi transaksi diatur
sebagai berikut :
a Sandi tarnsaksi disediakan untuk identitas jenis warkat dan atau jenis
transaksi yang terdapat di dalamnya;
b Dalam sandi transaksi disediakan 2 (dua) digit angka dengan pengaturan
sebagai berikut:
1 00 sampai dengan 09 untuk Cek
2 10 sampai dengan 19 untuk Bilyet Giro
3 20 sampai dengan 29 untuk WBUT
4 30 sampai dengan 39 untuk SPBT
5 40 sampai dengan 49 untuk nota debet, dengan ketentuan:
a Sandi transaksi 40 sampai dengan 49 kecuali sandi transaksi 45,
untuk
transaksi
kliring
dengan
nilai
nominal
paling
tinggi
keuntungan
nasabah
yang
tidak
dicetak
secara
preprinted.
e
f
g