Anda di halaman 1dari 40

PENDAHULUAN

Linen dan Laundry yang tercemar


dapat
menghasilkan mikroorganisme patogen dalam jumlah
besar (Depkes RI tahun 2000 tentang bakteri pada
instalasi laundry).
Linen yang nyata di cemari oleh darah dan cairan
tubuh merupakan kontaminasi mikroorganisme dan
dapat menularkan penyakit melalui kontak langsung

Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan
rumah sakit dengan Peraturan Nomor
986/Menkes/Per/IX/92.
Keputusan tersebut telah diperbaharui
dengan Kepmenkes Nomor
1024/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.

Tujuan Penanganan Linen


Untuk memutus mata rantai transmisi kuman
Untuk meminimalkan infeksi di Rumah Sakit
dengan meningkatkan standar Precaution.
Dapat memberikan rasa aman dan nyaman
kepada pasien sehingga meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit

Struktur Organisasi di Laundry


Bergabung dengan CSSD
Berdiri sendiri sebagai instalasi laundry

Ketenagaan
Perawat
Tenaga non medis telah mengikuti
pelatihan khusus mengenai laundry

Pengadaan Linen
Pengadaan linen harus mempertimbangkan
faktor kapasitas RS,
BOR,
lama pencucian
Linen sebaiknya diberi logo RS
Bahan
Harus disesuaikan dengan fungsi, perawatan dan segi
penampilan
Jumlah
Linen merupakan barang habis pakai
Jumlah yang diperhitungkan tidak dari penggunaan saja,
tetapi juga dari biaya pengadaan

Definisi

Linen infeksius:
Linen kotor yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
Linen non infeksius:
Linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan
darah cairan tubuh,sekresi dan ekskresi

Pengelolaan Linen di Rumah Sakit


Penanganan linen di ruangan
Transportasi Linen ke Laundry
Penanganan linen di laundry

Penanganan linen di ruangan


Penanganan dimulai sejak dari ruangan perawatan:

Bersihkan linen kotor bernoda/terkontaminasi


dengan menggunakan air mengalir diruang cuci
(spoelhok), jika belum sentralisasi
Lakukan dekontaminasi dengan melakukan
perendaman menggunakan detergen atau
enzymatik, kemudian disinfeksi, lamanya
tergantung dari desinfektan yang digunakan.
Angkat linen dari rendaman detergen/ enzymatik,
desinfeksi, masukan dalam kantong plastik kuning
dan ikat rapat jangan sampai ada kebocoran

Penanganan linen di ruangan

Segera setelah dilepas dari tempat tidur, pisahkan


linen infeksius dengan linen non infeksius
Linen infeksius masukkan ke kantong plastik warna
kuning

Linen non infeksius masukkan ke kantong plastik warna


hitam

Tidak melakukan dekontaminasi di ruangan

Tidak meletakkan linen di lantai


Gunakan alat pelindung diri sesuai indikasi

Penanganan linen di ruangan

Tidak menyeret linen kotor di lantai


Tidak meletakkan linen kotor di atas
kursi dan meja pasien, di lantai
Tidak mengibaskan linen kotor
Pisahkan ruang penyimpanan linen
bersih dari linen kotor

Melepaskan linen

Kesalahan meletakkan linen di lantai

Transportasi Linen ke laundry

Petugas ruangan mengatur linen kotor ke laundry


Petugas ruangan masuk dari pintu ruangan
pencucian dan tidak boleh masuk ke ruangan linen
bersih
Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan
antara linen kotor infeksius dan non infeksius
Bagian penerimaan di laundry melakukan
pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak pengirim
dan penerima harus memaraf pada buku expedisi.

Transportasi Linen ke laundry

Pisahkan troli linen kotor dengan linen


bersih

Pisahkan wadah linen infeksius dan non


infeksius

Bersihkan troli sebelum digunakan kembali

Bila troli pakai pengalas/ sarung,segera


dicuci setelah linen kotor diturunkan

Penanganan linen di laundry


Penilaian linen kotor
Tingkat kotornya (berat sedang atau
ringan)
Jenis linen (tebal, tipis, berwarna atau
tidak berwarna, wool atau katun)
Linen infeksius atau non infeksius

Penanganan linen di laundry

Bedakan pintu masuk linen kotor ke Laundry dan pintu


keluar linen bersih dari Laundry ke Ruangan

Linen kotor di laundry harus dibedakan antara linen


infeksius dan non infeksius
Petugas penerimaan laundry melakukan pencatatan
jumlah linen
Kedua belah pihak pengirim dan penerima harus
memaraf pada buku ekspedisi

Penimbangan

Sebelum pencucian,lakukan penimbangan


untuk menghitung kebutuhan bahanbahan kimia (detergent, sodium hypoclorit
softener).

Penimbangan untuk menghitung kebutuhan


bahan-bahan kimia (detergent, sodium hypoclorit
softener).

Pencucian

Masukan linen kotor kedalam mesin cuci


Gunakan detergent berdasarkan tingkat
cucian : infeksius, berat, sedang, ringan
khusus dan linen berwarna
Waktu pencucian 45 menit (tergantung mesin
cuci)
Suhu yang di rekomendasikan 30 C 90 C

Ruang perendaman linen infeksius

Penakaran Detergent, Softener, Bleach, dll.

PROSES PENCUCIAN LINEN

PROSES PENCUCIAN LINEN

Pemerasan dan pengeringan


Pemerasan dan pengeringan
Linen tebal perlu pengeringan dan
linen tipis hanya perlu pemerasan
saja.

Pengeringan

Linen tebal perlu pengeringan selama 10 menit


dengan suhu 70 C,
Linen tipis hanya perlu pemerasan dengan
menggunakan mesin pemerasan(extractor)
selama 5-8 menit.

Linen tebal perlu pengeringan dan linen tipis


hanya perlu pemerasan saja.

Proses pengringan
Suhu : 70 C selama 10 menit

Penyeterikaan

Kelompokkan linen yang lembaran dan bukan


lembaran
Penyetrikaan menggunakan roll press dan rotary
press
Roll press untuk linen lembaran
Rotary Press untuk bukan lembaran
Suhu yang digunakan untuk penyetrikaan
70-80 C.

Penyeterikaan

Pelipatan
Bertujuan untuk merapikan dan
memudahkan dalam penggantian linen
pasien
Sewaktu proses pelipatan lakukan
penyortiran linen yang rusak
Tempat pelipatan harus bersih dan jauh
dari daerah kotor agar tidak
terkontaminasi

Penyimpanan

Linen disimpan di dalam


lemari tertutup atau rakrak tertutup sesuai
dengan jenis linen, suhu
22 27 C dan
kelembaban 45 75 %.

Simpan linen dgn sistem


FIFO.

Penyimpanan linen di ruangan

Linen disimpan terpisah dari ruang kotor agar tidak


terkontaminasi
Gudang penyimpanan linen tidak boleh digabung
dengan benda/cairan yang bersifat menguap atau
menitrasi
Pisahkan linen sesuai dengan jenis linen
Susun linen dengan tehnik tersendiri dengan prinsip
linen bersih yang lama harus lebih dahulu dipakai
Untuk linen steril perlu dilakukan pemisahan dengan
linen bersih. Linen steril harus disimpan di lemari khusus
dan digunakan sebelum kadaluarsa.

Pendistribusian

Pendistribusian tergantung pada sistem pengelolaan


Bila secara sentralisasi, pendistribusiannya disesuaikan
dengan perminataan/kebutuhan ruangan/unit.
Bila tidak secara sentralisasi linen bersih diserahkan ke
petugas ruangan, sesuai dengan jumlah linen kotor yang
dikirim.
Linen bersih dibawa dgn menggunakan trolly tertutup
bersih untuk mencegah kontaminasi dalam perjalanan

Standarisasi laundry

Bangunan laundry harus terpisah dari bagian


pengelolaan makanan
Loket penerimaan linen kotor dengan
pendistribusian linen harus dibedakan
Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan
linen kotor harus negatif mencegah sirkulasi
udara menuju ruang linen bersih
Pencahayaan harus cukup, sirkulasi udara
harus baik

Standarisasi laundry
Ruang pengelolaan linen bersih dan kotor
harus dibedakan
Sanitasi lingkungan yang baik / bersih
Petugas pengelolaan linen kotor di laundry
harus menggunakan alat pelindung diri
tutup kepala, masker, kaca mata, sarung
tangan rumah tangga, sepatu boat, apron
sesuai kebutuhan

Kesalahan-kesalahan dalam
penanganan linen
Penggunaan APD tidak sesuai indikasi
Melakukan penghitungan linen kotor di
area perawatan
Tidak memisahkan linen infeksius dengan
non infeksius
Meletakkan linen kotor di lantai
Melakukan dekontaminasi di ruangan

KESIMPULAN

Pengelolaan linen yang benar, baik di ruangan


maupun di laundry dapat memutus mata rantai
transmisi kuman, menghasilkan linen yang
higienis dan siap pakai
Dapat memuaskan pasien maupun pengunjung
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
di RS

costypandjaitan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai