Anda di halaman 1dari 11

LAMPIRAN:

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR
70 TAHUN 2012
TENTANG
KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH TAHUN 2013

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN


KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

A. URAIAN KEGIATAN PENGAWASAN


I.

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

1.

Percepatan Reformasi Birokrasi.


a. Perkuatan Kelembagaan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam
Negeri, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota
dengan melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis, berupa:
1) Bimbingan Teknis Dalam Rangka Perkuatan Jabatan Fungsional
Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
(JFP2UPD);
2) Bimbingan Teknis sinergitas JFP2UPD dan JFA dalam
penugasan;
3) Bimbingan Teknis penerapan SPIP;
4) Bimbingan Teknis Operasional Bidang Pengawasan;
5) Sosialisasi quality assurance dan consulting;
6) Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan; dan
7) Revitalisasi Kelembagaan Inspektorat Jenderal Kemendagri,
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota.
b.

Program Legislasi
1) Penyusunan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Presiden RI Nomor 55 Tahun 2012
tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Jangka Panjang 2012-2025 dan Jangka Menengah
2012-2014 (Konsultasi Biro Hukum Sekretariat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri);
2) Penyusunan
Kebijakan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun 2014;
3) Penyusunan
Pedoman
Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagai Petunjuk
Pelaksanaan Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
4) Penyusunan Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Daerah pada
Akhir Masa Jabatan;

-2-

5) Penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Sasaran Strategis


Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP);
6) Penyusunan Pedoman Evaluasi SPIP di lingkungan Kementerian
Dalam Negeri; dan
7) Penyusunan Pedoman Evaluasi dan Laporan Hasil Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
c.

2.

Koordinasi dan sinergitas.


1) Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tingkat Nasional (Rakorwasdanas) dan
Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Rakorwasda);
2) Penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
berdasarkan risk based audit plan (Rencana Audit Berbasis
Risiko).

Peningkatan Efektivitas Pengawasan.


a. Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri pada
Komponen.
1) Tuntutan Good governance
a) Asistensi/fasilitasi program Penilaian Inisiatif Anti Korupsi
(PIAK), Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi;
b)

Review Laporan Keuangan Kementerian Dalam Negeri dalam


rangka mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP);

c)

Pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan


Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi;

d)

Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor


55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
Dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

e)

Asistensi dan Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian


Internal Pemerintah (SPIP);

f)

Asistensi/pendampingan Pemerintah Provinsi Papua dan


Pemerintah Provinsi Papua Barat;
Asistensi perencanaan dan penyusunan anggaran;

g)
h)

Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di


lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.

2) Tuntutan Penyelenggaraan RPJMN, pembinaan dan pengawasan


urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam Negeri yang

-3-

meliputi pelaksanaan tugas dan fungsi, pengelolaan sumber


daya manusia, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan sarana
dan prasarana serta penanganan pengaduan masyarakat:
a) Pemeriksaan kinerja/reguler pelaksanaan tugas dan fungsi
komponen dengan titik berat terhadap pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri sebagai berikut :
(1)

Sekretariat Jenderal dengan titik berat perhatian pada


koordinasi
penyusunan
peraturan
perundangundangan,
kajian
hukum,
kebijakan
daerah,
pembinaan urusan perangkat daerah, penataan
kelembagaan, analisa jabatan, tatalaksana dan evaluasi
kelembagaan kementerian dan pemerintah daerah,
pembinaan urusan kepegawaian dan persandian,
pengelolaan data kepegawaian kementerian dan
pemerintahan
daerah,
kebijakan,
fasilitas
dan
penatausahaan kerjasama pemerintah dan pemda
dengan luar negeri.

(2)

Inspektorat Jenderal dengan titik berat perhatian pada


koordinasi, pembinaan aparatur, pengawasan urusan
pemerintahan dan tindak lanjut hasil pengawasan.

(3)

Badan Pendidikan dan Pelatihan dengan titik berat


perhatian
pada
pelaksanaan
diklat
bidang
pemerintahan dalam negeri.

(4)

Direktorat Jenderal Keuangan Daerah dengan titik berat


perhatian pada bidang urusan administrasi keuangan
daerah, perumusan kebijakan standarisasi teknis
bidang keuangan daerah dan perimbangan keuangan
daerah, pengelolaan kekayaan daerah.

(5)

Direktorat Jenderal Otonomi Daerah dengan titik berat


perhatian pada urusan otonomi daerah, koordinasi
penyusunan SPM/NSPK.

(6)

Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan


Desa dengan titik berat perhatian pada program PNPMMP bidang urusan pemberdayaan masyarakat desa.

(7)

Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik


dengan titik berat perhatian pada program penanganan
daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik, bidang
urusan kesatuan bangsa dan politik.

(8)

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan


Sipil dengan titik berat perhatian pada program
pendaftaran penduduk dan informasi kependudukan
termasuk e-KTP dan pencatatan sipil.

-4(9)

Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dengan titik


berat perhatian pada program dekonsentrasi dalam
rangka peran gubernur sebagai wakil pemerintah, batas
wilayah antar Daerah.

(10) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah dengan

titik berat perhatian pada program PTSP, pembangunan


daerah dan tata ruang.
(11) Badan Penelitian dan Pengembangan dengan titik berat

perhatian pada program penelitian, pengkajian,


pengembangan
dan
perekayasaan
tata
kelola
pemerintahan dalam negeri.

(12) Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan titik

berat perhatian pada program peningkatan aparatur


dan pengasuhan praja.

(13) Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) dengan

titik berat perhatian pada program penataan batas


wilayah antar negara.
b)

Pemeriksaan keuangan dan aset


dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

hasil

pelaksanaan

c)

Pemantauan dan evaluasi terhadap Pengawasan Program


Penanggulangan Kemiskinan - PNPM-MP yang dilakukan
secara joint audit oleh BPKP, Inspektorat Provinsi dan
Inspektorat Kabupaten/Kota;

d)

Evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi;

e)

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah


(LAKIP) untuk mengetahui penerapan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

f)

Koordinasi Pendampingan Pemerintah Provinsi Papua dan


Provinsi Papua Barat;

g)

Evaluasi pelaksanaan tugas P2UPD dan Auditor (upaya


pengendalian mutu);

h)

Evaluasi atas peran Inspektorat Jenderal dan Inspektorat


Provinsi sebagai quality assurance dan consulting;

i)

Melakukan pengawasan tertentu bersama dengan instansi


terkait;

j)

Penanganan pengaduan masyarakat;

k)

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

-5-

b.

Pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri pada


pemerintah Provinsi.
1) Tuntutan Good governance.
a) Asistensi/fasilitasi program Zona Integritas wilayah bebas
Korupsi;
b)

Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor


55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
Dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

c)

Asistensi dan Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian


Internal Pemerintah (SPIP);

d)

Asistensi/pendampingan Pemerintah Provinsi Papua dan


Pemerintah Provinsi Papua Barat;

e)

Asistensi dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah


Daerah (LKPD).

2) Tuntutan Penyelenggaraan RPJMN, pembinaan dan pengawasan


urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam Negeri serta
penanganan pengaduan masyarakat :
a) Pemeriksaan
kinerja/reguler
meliputi
pengawasan
administrasi umum pemerintahan dan pelaksanaan urusan
pemerintahan di Provinsi sebagai berikut :
(1)

Pemeriksaan
meliputi :

administrasi

Umum

Pemerintahan

(a) Kebijakan Daerah dititik beratkan pada sinkronisasi

dan harmonisasi peraturan perundang-undangan


dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah;

(b) Kelembagaan

Daerah
dititik
beratkan
kemampuan
kelembagaan
dengan
pemeriksaan di Sekretariat Daerah;

pada
objek

(c) SDM Daerah dititik beratkan pada formasi pegawai,

pengadaan
pegawai,
pengangkatan
dan
pemberhentian PNS, pengangkatan dalam jabatan
(mutasi pegawai) serta pendidikan dan pelatihan
dengan objek pemeriksaan di Badan Kepegawaian
Daerah dan Badan Pendidikan dan Pelatihan;

(d) Keuangan Daerah dititik beratkan pada kebijakan

keuangan daerah, perencanaan dan penganggaran,


pendapatan daerah dengan objek pemeriksaan di
Sekretariat
Daerah/Badan/Dinas
Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Dinas Pendapatan Daerah;

-6(e) Aset/Barang Daerah dititik beratkan pada kebijakan

pengelolaan barang daerah, perencanaan kebutuhan


dan
pengadaan
barang/jasa
dengan
objek
pemeriksaan di Sekretariat Daerah/ Badan/Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset.

(2)

Pemeriksaan urusan Pemerintahan di daerah meliputi


bidang urusan lingkup Kementerian Dalam Negeri
sebagai berikut :
(a) Kependudukan dan pencatatan sipil dititik beratkan

pada pendaftaran Penduduk (termasuk e-KTP) dan


Informasi Kependudukan dengan objek pemeriksaan
di Sekretariat Daerah/ Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil;

(b) Kesatuan Bangsa dan Politik dalam negeri dititik

beratkan pada penanganan daerah tertinggal,


terdepan dan pasca konflik dengan objek
pemeriksaan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik;
(c) Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa dititik


beratkan
pada
PNPM-MP
bidang
Urusan
Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan objek
pemeriksaan di Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa;

(d) Perencanaan Pembangunan dititik beratkan pada

penyusunan rencana tata ruang wilayah (RTRW),


pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), RPJMD
dengan objek pemeriksaan di Bappeda, BKPMD;

(e) Pemerintahan

Umum,
Otonomi
Daerah,
Kepegawaian
Daerah,
Administrasi
Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, dan Persandian dititik
beratkan
pada
dukungan
manajemen
pemerintahan, dekonsentrasi dalam rangka peran
gubernur sebagai wakil pemerintah, batas wilayah
antar daerah dan pelaksanaan otonomi daerah,
pengangkatan sekretaris daerah dan pejabat eselon
II dengan objek pemeriksaan di Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Inspektorat Provinsi dan Badan
Penelitian dan Pengembangan;

-7(f) Ketentraman dan Ketertiban umum dititik beratkan

pada penegakkan peraturan daerah dengan objek


pemeriksaan di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.
b)

II.

Pemeriksaan khusus/tertentu terkait dengan adanya


pengaduan yang bersumber dari masyarakat maupun dari
instansi pemerintah dan/atau dalam rangka membangun
kepekaan terhadap perkembangan isu-isu aktual untuk
tujuan nasional dan pemerintah daerah diantaranya :
(1)

Kepala Daerah/Pejabat Daerah/Pimpinan dan Anggota


DPRD Bermasalah;

(2)

Daerah konflik;

(3)

Pengadaan Barang/Jasa;

(4)

Indikasi Tindak Pidana Korupsi;

(5)

Penugasan dari Menteri Dalam Negeri.

c)

Pemeriksaan atas berakhirnya masa jabatan Gubernur;

d)

Asistensi kepada Inspektorat


assurance dan consulting;

e)

Asistensi kepada penyelenggaraan pemerintahan daerah


dalam implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi
Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan;

f)

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

Provinsi

sebagai

quality

INSPEKTORAT JENDERAL-KEMENTERIAN/ LEMBAGA PEMERINTAH NON


KEMENTERIAN (LPNK)
1.
2.

3.

4.

Pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan (wajib dan


pilihan) yang dilaksanakan pada pemerintah daerah;
Pengawasan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
bersumber dari APBN baik berupa rupiah murni maupun bersumber
dari Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN), yang dilakukan oleh aparat
pengawas masing-masing Kementerian/Lembaga sesuai dengan Loan
Agreement atau adanya kesepakatan lebih lanjut;
Pengawasan dengan tujuan tertentu terkait dengan adanya pengaduan
yang bersumber dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah
dalam rangka membangun kepekaan terhadap perkembangan isu-isu
aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah;
Dalam melakukan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah
sebagaimana angka 1, angka 2, dan angka 3, Inspektorat Jenderal
Kementerian/LPNK berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal

-8-

5.
6.

Kementerian
Dalam
Negeri/Inspektorat
Provinsi/Inspektorat
Kabupaten/Kota;
Koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah;
Pelaporan hasil pemeriksaan selain ditujukan pada obyek pemeriksaan
yang bersangkutan juga disampaikan tembusan kepada Gubernur dan
Bupati/Walikota serta Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota
terkait, untuk kepentingan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan dekonsentrasi, tugas pembantuan, PHLN dan pelaksanaan
pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah serta tindak
lanjut hasil pemeriksaan.

III. INSPEKTORAT PROVINSI.


1.

Pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Provinsi terdiri dari :


a.

Pemeriksaan kinerja/reguler SKPD di lingkungan Pemerintah


Provinsi;

b.

Pemeriksaan pengelolaan keuangan dan aset;

c.

Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka


menuju
dan/atau
mempertahankan
opini
Wajar
Tanpa
Pengecualian (WTP);

d.

Asistensi dan Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal


Pemerintah (SPIP);

e.

Penanganan pengaduan masyarakat;

f.

Pengawasan terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan PNPMMP yang dilakukan secara joint audit oleh BPKP dan Inspektorat
Kabupaten/Kota;

g.

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)


untuk mengetahui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP);

h.

Evaluasi atas peran Inspektorat Provinsi dan Inspektorat


Kabupaten/Kota sebagai quality assurance dan consulting;

i.

Melakukan pengawasan tertentu bersama dengan instansi terkait;

j.

Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di


lingkungan Pemerintah Provinsi;

k.

Asistensi perencanaan dan penyusunan anggaran;

l.

Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55


Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan
Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

m. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

-92.

Pengawasan
terhadap
Kabupaten/Kota:
a.

penyelenggaraan

pemerintahan

daerah

Pengawasan
atas
penyelenggaraan
pemerintahan
daerah
Kabupaten/Kota dilakukan melalui pemeriksaan kinerja/reguler
meliputi pengawasan administrasi umum pemerintahan dan
pelaksanaan urusan pemerintahan di Kabupaten/Kota sebagai
berikut :
1)

2)

Pemeriksaan administrasi Umum Pemerintahan meliputi :


a)

Kebijakan Daerah;

b)

Kelembagaan Daerah;

c)

SDM Daerah;

d)

Keuangan Daerah;

e)

Aset/Barang Daerah.

Pemeriksaan urusan Pemerintahan di Kabupaten/Kota meliputi


bidang urusan pemerintahan lingkup Kementerian Dalam
Negeri dan bidang urusan wajib dan urusan pilihan lainnya
sebagai berikut :
a)

Kependudukan dan pencatatan sipil;

b)

Kesatuan Bangsa dan politik dalam negeri;

c)

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

d)

Perencanaan Pembangunan;

e)

Pemerintahan Umum, Otonomi Daerah, Kepegawaian


Daerah, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
dan Persandian;

f)

Ketentraman dan Ketertiban umum; dan

g)

Urusan Pemerintahan lainnya sesuai hasil koordinasi.

b.

Pemeriksaan khusus terkait dengan adanya pengaduan yang


bersumber dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah
dalam rangka membangun kepekaan terhadap perkembangan isuisu aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah;

c.

Pemeriksaan atas berakhirnya masa jabatan bupati/walikota;

d.

Asistensi kepada Inspektorat Kabupaten/Kota


assurance dan consulting;

e.

Asistensi kepada Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam


implementasi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan

sebagai

quality

- 10 -

Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap


Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;
f.

Tindak

Lanjut

Hasil

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

IV. INSPEKTORAT KABUPATEN/KOTA.

1.

Pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota terdiri


dari :
a.

Pemeriksaan kinerja/reguler SKPD dengan titik berat terhadap


pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota;

b.

Review Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dalam rangka


menuju
dan/atau
mempertahankan
opini
Wajar
Tanpa
Pengecualian (WTP);

c.

Pemeriksaan pengelolaan keuangan dan aset;

d.

Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah


(SPIP).

e.

Asistensi terhadap pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 55


Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan Dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 Dan
Jangka Menengah Tahun 2012-2014;

f.

Penanganan pengaduan masyarakat;

g.

Pemeriksaan bersama (joint audit) dengan BPKP terhadap Program


Penanggulangan Kemiskinan - PNPM-MP;

h.

Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)


untuk mengetahui penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP);

i.

Evaluasi atas peran Inspektorat Kabupaten/Kota sebagai quality


assurance dan consulting;

j.

Melakukan pengawasan tertentu bersama dengan instansi terkait.

k.

Asistensi dalam penyusunan neraca aset pada unit kerja di


lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota;

l.

Asistensi
penerapan
Kabupaten/Kota;

SPIP

di

lingkungan

m. Asistensi perencanaan dan penyusunan anggaran;


n.
2.

Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

Pengawasan Urusan Pemerintahan Desa.

Pemerintah

- 11 -

Pengawasan Urusan Pemerintahan Desa dilakukan terhadap


administrasi
pemerintahan
desa
dan
pelaksanaan
urusan
pemerintahan di Pemerintahan Desa dengan melalui :
a.
b.
c.

Pemeriksaan reguler pada Pemerintah Desa;


Pemeriksaan pelakasanaan tugas pembantuan dari pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai hasil koordinasi; dan
Pemeriksaan khusus terkait dengan adanya pengaduan yang
bersumber dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah
dalam rangka membangun kepekaan terhadap perkembangan isuisu aktual untuk tujuan nasional dan pemerintah daerah.

B. LAPORAN PELAKSANAAN PENGAWASAN


1. Menteri Dalam Negeri menyampaikan laporan koordinasi pelaksanaan
pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Presiden;
2. Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(LPNK) menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan atas
penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
kepada
Presiden
dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri;
3. Gubernur menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan atas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Presiden melalui
Menteri Dalam Negeri; dan
4. Bupati/Walikota menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan atas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Menteri Dalam Negeri
melalui Gubernur.
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
GAMAWAN FAUZI
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM

ZUDAN ARIF FAKRULLOH


Pembina Tk.I (IV/b)
NIP. 19690824 199903 1 001

Anda mungkin juga menyukai