PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mendekatkan diri pada Tuhan, maka harus menempuh jalan
ikhtiar, salah satu jalan ikhtiar yaitu dengan mendalami lebih jauh ilmu
tasawuf, untuk mengetahui sesuatu maka pasti ada ilmunya, banyak di
kalangan orang-orang awam yang kurang mengetahui tentang ilmu mengenal
tuhan. Dapat dikatakan bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada
Allah, sedangkan tarekat itu adalah cara dan jalan yang ditempuh seseorang
dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah. Gambaran ini menunjukkan
bahwa tarekat adalah tasawuf yang telah berkembang dengan beberapa variasi
tertentu, sesuatu dengan spesifikasinya yang diberikan seorang guru pada
muridnya. Belajar dari seorang guru dengan metode mengajar yang disusun
berdasarkan pengalaman dalam suatu ilmu yang bersifat praktikal adalah suatu
keharusan bagi mereka. Sistem pengajaran itulah yang kemudian menjadi ciri
khas bagi suatu tarekat yang membedakannya, kapan dan tarekat mana yang
mula-mula timbul sebagai suatu lembaga sulit diketahui dengan pasti. Namun,
Harun Nasution menyatakan bahwa setelah al-Ghazali menghalalkan tasawuf
yang sebelumnya dikatakan sesat, tasawuf berkembang di dunia Islam, tetapi
perkembangan melalui tarekat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tarekat?
2. Bagaimana sejarah timbulnya tarekat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat
Asal kata tarekat dalam bahasa arab ialah Thariqah yang berarti
jalan, keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu1. Tarekat adalah jalan yang
ditempuh para sufi. Dapat pula digambarkan sebagai jalan yang berpangkal
dari syariat. Sebab jalan utama disebut syar, sedangkan anak jalan disebut
thariq. Kata turunan ini menunjukkan bahwa menurut anggapan para sufi,
pendidikan mistik merupakan cabang dari jalan utama yang terdiri dari hokum
ilahi, tempat berpijak bagi setiap muslim. Tak mungkin ada anak jalan bila
tidak ada jalan utama tempat berpangkal.
Menurut Harun Nasution, tarekat berasal dari kata thariqah, yang
artinya jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi agar ia berada
sedekat mungkin dengan Allah. Tariqah kemudian mengandung arti organisasi
(tarekat). Sejalan dengan ini, Martin Van Bruinessen menyatakan istilah
tarekat paling tidak dipakai untuk dua hal yang secara konseptual berbeda.
Dari pembahasan tarekat di atas mengacu pada pengertian tarekat yang
terakhir, yaitu tarekat sebagai organisasi sufi.
Pengertian lain tentang tarekat yaitu, tariqah adalah khazanah
kerohanian (esoterisisme). Dalam Islam dan sebagai salah satu pusaka
keagamaan yang terpenting karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran
kaum. Serta sangat penting dalam proses pembinaan mental beragama
masyarakat.
Di situ kita bisa melihat dan menyimpulkan bahwa pengertian tarekat
yaitu, suatu jalan yang ditempuh yang berdasar pada asas dan petunjuk serta
tidak lari dari pada al-Quran dan as-Sunnah. Karena tarekat umumnya
berorientasi akhirat, yakni mendekatkan diri kepada Allah dengan menaati
segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Akan tetapi, semua itu
memerlukan tuntunan dan bimbingan dari seorang syeikh melalui baiat.
1
Luis Makiuf, Al-Munjid fi al Lughat wa al-Alam, Dar al-Masyria, Beirut, 1986. Hlm.465
suatu
sistem
pengajaran
tasawuf
berdasarkan
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Sumatera Utara, Pengantar Ilmu Tasawuf,
1981/1982. Hlm.273
Ditinjau dari segi historisnya, kapan dan tarekat mana yang mula-mula
timbul sebagai suatu lembaga sulit diketahui dengan pasti. Namun, Harun
Nasution menyatakan bahwa setelah al-Ghazali menghalalkan tasawuf yang
sebelumnya dikatakan sesat, tasawuf berkembang di dunia Islam, tetapi
berkembangnya melalui tarekat. Tarekat adalah organisasi dari pengikut sufisufi besar yang bertujuan untuk melestarikan ajaran-ajaran tasawuf gurunya.
Tarekat ini memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut (ribat) atau
disebut juga Jawiyah, Hangkah, atau Pekir. Ini merupakan tempat para murid
berkumpul melestarikan ajaran tasawufnya, ajaran tasawuf walinya dan ajaran
tasawuf syaikhnya.3
Organisasi ini muncul pada abad XII M. tetapi belum baru tampak
perkembangannya pada abad-abad berikutnya. Di samping untuk pria, ada
juga tarekat untuk wanita. Tetapi tidak berkembang dengan baik seperti tarekat
untuk pria.
Para awal kemunculannya, tarekat berkembang dari dua daerah, yaitu
khurasan (Iran) dan Mesopotamia (Irak). Pada periode ini mulai timbul
beberapa, di antaranya:
1. Tarekat Yasariyah yang didirikan oleh Ahmad al-Yasari (wafat 562 H/
1169 M) dan disusul oleh tarekat Kharwajagawiyah yang disponsori oleh
Abd al-Khariq al-Ghuzdawani (wafat 617 H/ 1220 M).
2. Tarekat Naqsabandiyah, yang didirikan oleh Muhammad Baharuddin anNaqsabandi al-Awisi al-Bukhari (wafat 1389 M) di Turkistan.
3. Tarekat Khalwatiyah yang didirikan oleh Umar al-Khalwati (wafat 1397
M). tarekat Khalwatiyah adalah salah satu tarekat yang terkenal
berkembang di berbagai negeri, seperti Turki, Siria, Mesir, Hijaz, dan
Yaman. Tarekat Khawaltiyah pertama kali muncul di Turki dan didirikan
oleh Amir Sultan (wafat 1439 M).
4. Tarekat Safawiyah yang didirikan oleh Safiyudin al-Ardabili (wafat 1334
M)
Oleh karena itu, pada abad ke-19 mulailah timbul pemikiran yang sinis
terhadap tarekat dan juga terhadap tasawuf. Banyak orang menentang dan
meninggalkan tarekat/tasawuf.
Akan tetapi, pada akhir-akhir ini perhatian kepada tasawuf timbul
kembali karena dipengaruhi oleh paham materialism. Orang-orang barat
melihat bahwa materialism itu memerlukan sesuatu yang bersifat rohani, yang
bersifat immateri sehingga banyak orang yang kembali memperhatikan
tasawuf.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Rosihin dan Shalihin Mukhtar, Ilmu Tasawuf