PENDAHULUAN
Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul untuk merujuk suatu respons mental
dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam.Secara mendasar lebih
merupakan
respons
fisiologis
ketimbang
respons
patologis
terhadap
BAB II
PEMBAHASAN
Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal
yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu
istirahat dengan tenang (inability to relax)
PENGGOLONGAN 10
Obat-obatan yang sering digunakan untuk anxiolitik (mengurangi atau menghilangkan
gejala gangguan kecemasan) adalah golongan :
Benzodiazepin
Diazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam, Clobazam, Bromazepam, Oxazolam,
Clorazepate, Alprazolam, Prazepam.
Non-Benzodiazepin
Sulpiride, Buspirone, Hydroxine.
Golongan Trisiklik (TC)
Monoamin oksidase inhibitor (MAOI)
Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
Tabel Klasifikasi Obat Anxiolitik, nama dagang di pasaran dan dosis
terapetiknya2
Anxiolitik (tranquilizer minor)
a. Golongan benzodiazepine
(mg)
Chlordiazepoxide
Librium
15 -100
Diazepam
Valium
4 80
Lorazepam
Ativan
2 10
Bromazepam
Lexotan
2 18
Chlorazepate
Tranxene
15
Clobazam
Frisium
20 30
Alprazolam
Xanax
0,75 4
Clonazepam
b. Golongan non-benzodiazepin
Opipramol
Buspiron
Hipnotika/antiinsomnia
a. Khasiat Panjang
Flurazepam
Diazepam
b. Khasiat Menengah
Estazolam
Nitrazepam
c. Khasiat Pendek
Triazolam
Lorazepam
Antidepresan
a. Trisiklik
Amitriptiline
Imipramine
b. Siklik atipik
Amoxapine
Maprotiline
Mianserine
c. Monoamine Inhibitor (MAOI)
Moclobemide
Rivotril
0,75 8
Insidon
Buspar
50 300
10 60
Dalmadorm
Valium
15 30
4 80
Esilgan
Mogadon,
Dumolid
Halcion
Ativan
1- 4
2,5 5
0,125 0,25
2 10
Laroxyl
Tofranil
75 -300
75 300
Asendin
Ludiomil
Tolvon
200 300
10 225
20 60
Aurorix
30 600
Anafranil 50 150
Prozac
Luvox
Seroxat
Zoloft
20 80
50 300
20 60
50 - 200
STRUKTUR KIMIAWI10
a. Benzodiazepin
Rumus benzodiazepine terdiri dari cincin benzen (cincin A) yang melekat pada
cincin aromatic diazepin (cincin B). Namun karena benzodiazepine yang penting secara
farmakologis selalu mengandung gugus subtitusi 5-aril (cincin C) dan cincin 1,4benzodiazepin, sehingga rumus bangun kimia golongan ini selalu diidentikkan dengan
5-aril-1,4,benzodiazepine.
Subtitusi gugus 5-aril dan gugus penglepas electron pada posisi-7 dapat memperkuat
efek.
ini pada jaringan perifer : vasodilatasi koroner setelah pemberian dosis terapi
benzodiazepin tertentu secara IV, dan blokade neuromuskular yang hanya terjadi pada
pemberian dosis sangat tinggi.
Walaupun benzodiazepin mempengaruhi aktifitas saraf pada semua tingkatan,
namun beberapa derivat benzodiazepin pengaruhnya lebih besar dari derivat lain,
sedangkan sebagian lagi memiliki efek yang tak langsung. Semua benzodiazepin
mempunyai profil farmakologi yang hampir sama, namun efek utama masing-masing
derivat sangat bervariasi, sehingga indikasi kliniknya dapat berbeda.
Mekanisme Kerja Dan Tempat Kerja Pada SSP10
Kerja benzodiazepin terutama merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan
asam gamma aminobutirat (GABA) sebagai mediator.
GABA dan benzodiazepin yang aktif secara klinik terikat secara selektif dengan
reseptor GABA/ benzodiazepin/ chlorida ionofor kompleks. Pengikatan ini akan
menyebabkan pembukaan kanal Cl-. Membran sel saraf secara normal tidak permeabel
terhadap ion klorida, tapi bila kanal Cl- terbuka, memungkinkan masuknya ion klorida,
meningkatkan potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar
tereksitasi.
Sindrom Anxietas disebabkan oleh hiperaktivitas dari system limbik susunan
Saraf Pusat (SSP) yang terdiri dari dopaminergik, noradrenergic, serotoninergic
Neurons yang dikendalikan oleh GABA-ergic neurons. Obat anti-anxietas
Benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya (benzodiazepine reseptors) akan
meng-reinforce the inhibitory action of GABA-ergic neurons, sehingga hiperaktivitas
tersebut diatas mereda.
Sifat fisikokimia dan farmakokinetik benzodiazepin sangat mempengaruhi
penerapan klinisnya. Semua benzodiazepin dalam bentuk nonionik memiliki koefisien
distribusi lemak:air yang sangat tinggi. Namun sifat liofiliknya dapat bervariasi lebih
dari 50 kali, bergantung kepada polaritas dan elektronegativitas berbagai senyawa
benzodiazepin.
Benzodiazepin dan metabolit aktiknya terikat pada protein plasma.Kekuatan
ikatannya berhubungan erat dengan sifat lipofiliknya.Berkisar antara 70% pada
alprazolam dan 99% pada diazepam. Kadar benzodiazepin pada cairan serebrospinal
(CSS) kira-kira sama dengan kadar obat bebas dalam darah. Benzodiazepin dapat
melewati sawar uri, dan diekskresikan ke dalam ASI.
Benzodiazepin dimetabolisme secara ekstensif oleh beberapa system enzim
mikrosom hati.Beberapa benzodiazepin dimetabolisme menjadi metabolit yang
aktif.Metabolit aktif umumnya dimetabolisme lebih lambat dari senyawa asalnya,
sehingga lama kerja benzodiazepin tidak sesuai dengan waktu paruh eliminasi obat
asalnya. Metabolime benzodiazepin terjadi dalam tiga tahap yaitu: (1) desalkilasi; (2)
hidroksilasi; dan (3) konyugasi.
b. Buspiron (Non-Benzodiazepin)
Buspiron memperlihatkan farmakodinamik yang berbeda dengan
benzodiazepin, yaitu tidak memperlihatkan aktivitas GABA-ergik dan anti-konvulsi,
interaksi dengan obat depresan susunan saraf pusat minimal.Buspiron merupakan
antagonis selektif reseptor serotonin (5-HTIA); potensi antagonis dopaminergiknya
rendah, sehingga resiko menimbulkan efek samping ekstrapiramidal pada dosis
pengobatan ansietas kecil.
Studi klinik menunjukkan, buspiron merupakan anti-ansietas efektif yang efek
sedatifnya relatif ringan.Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan juga
kecil.Obat ini tidak efektif pada panic disorders.Efek anti-ansietas baru timbul setelah
10-15 hari dan bukan anti-ansietas untuk penggunaan akut.Tidak ada toleransi silang
antara buspiron dengan benzodiazepin sehingga kedua obat tidak dapat saling
menggantikan.
c. Golongan Trisklik
Golongan obat ini bekerja menghambat ambilan kembali neurotransmitter di
otak.Dari beraneka jenis antidepresi trisiklik terdapat perbedaan potensi dan selektivitas
hambatan ambilan kembali berbagai neurotransmitter.Ada yang sangat sensitif terhadap
norepinefrin, ada yang sensitif terhadap serotonin dan adapula yang sensitif terhadap
dopamin.
Golongan trisiklik digunakan untuk gangguan kecemasan tipe obsesif konvulsif dan
gangguan panik, berdasarkan hipotesis bahwa sindrom obsesif konvulsif ataupun panik
berkaitan dengan hipersensitifitas dari neurotransmitter reseptors di SSP, dan
mekanisme kerja obat ini adalah sebagai reuptake blockers pada celah sinaptik antar
neuron, sehingga hipersensitivitas tersebut berkurang.
d. Monoamin Oksidase Inhibitor (MAOI)
Monoamine oksidase dalam tubuh berfungsi dalam proses deaminase oksidatif
katekolamin di mitokondria. Proses ini dihambat oleh penghambat MAO karena
terbentuk suatu kompleks antara penghambat MAO dan MAO. Akibatnya kadar
epinefrin, norepinefrin, dan serotonin dalam otak naik.
Penghambat MAO tidak hanya menghambat MAO, tetapi juga enzim-enzim
lain, karena itu obat ini mengganggu metabolism banyak obat di hati.Penghambatan
enzim ini sifatnya irreversible.Penghambatan ini mencapai puncaknya dalam beberapa
hari, tetapi efek anti-depresinya baru terlihat setelah 2-3 minggu.Sedangkan mekanisme
pemulihan baru terjadi setelah obat dihentikan 1-2 minggu.
Penghambat MAO digunakan sebagai anti-depresi ataupun anti-panik, tetapi
penggunaannya sangat terbatas dan mulai ditinggalkan karena toksik.
e. Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).
Steady state (keadaan jumlah obat yang masuk kedalam badan sama dengan jumlah
obat yang keluar dari badan) dicapai setelah 5 7 hari dengan dosis 2 -3 kali sehari
(half life =< 24 jam). Onset of action cepat dan langsung memberikan efek.
Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai steady state
Pengaturan dosis tidak perlu seperti neuroleptika dan antidepressant.
Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) naikkan dosis setiap 3 5 hari sampai
mencapai dosis optimal dipertahankan 2 3 minggu diturunkan 1/8 x setiap 2 4
minggu dosis minimal yang masih efektif (maintenance dose) bila kambuh
dinaikkan lagi dan bila tetap efektif pertahankan 4 8 minggu tapering off.
Lama Pemberian9
Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal, pemberian obat tidak
lebih dari 1 3 bulan.
Pemberian yang sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila sindrom anxietas dapat
diramalkan waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu (anticipatory anxiety),
serta terjadinya tidak sering.
Penghentian selalu secara bertahap (stepwise) agar tidak menimbulkan gejala lepas obat
(withdrawal symptoms).
PERHATIAN KHUSUS9
Kontra-indikasi : pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepine, glaucoma,
myasthenia gravis, chronic pulmonary insufficiency, chronic renal or hepatic disease.
Gejala Overdosis / Intoksikasi :
Kesadaran menurun, lemas, jarang yang sampai dengan koma.
Pernapasan, tekanan darah, denyut nadi menurun sedikit.
Ataksia, disartria, confusion, reflex fisiologis menurun.
Terapi Suportif : Tata-laksana terhadap Respiratory Depression dan Shock
Terapi Kausal : Benzodiazepine antagonist. Flumazenil (ANEXATE) ampul 0,5 mg/5
cc (i.v.)
Tidak ada kematian pada Diazepam sampai dengan 1400 mg dan Chlorazepoxide 6000
mg (benzodiazepine are the safest of ail psychotropic agents when taken in overdose).
Efek teratogenik (khususnya pada semester I) berkaitan dengan obat golongan
benzodiazepine yang dapat melewati placenta dan mempengaruhi janin.
Pemberian obat golongan benzodiazepine pada saat persalinan (khususnya dosis tinggi)
harus dihindarkan oleh karena dapat menyebabkan hypotonia, penekanan pernapasan,
dan hypothermia pada anak yang dilahirkan.
Pada penderita usia lanjut dan anak, dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxical
reaction) berupa : kegelisahan, irritabilitas, disinhibisi, spastisitas otot meningkat, dan
gangguan tidur.
Untuk Gangguan Obsesif Konvulsif dan Gangguan Panik, pengobatan biasanya
berjangka waktu lama.Hal ini perlu dijelaskan kepada penderita dan keluarganya,
disamping menunjang kepatuhan berobat, juga karena harga obatnya cukup tinggi dan
jumlah dosis yang digunakan juga agak tinggi.
Sangat hati-hati pada penderita usia lanjut atau penderita dengan penyakit organik yang
sulit menerima efek samping obat (penyakit jantung, pembesaran prostat, glaucoma,
dll)
Dengan dosis obat yang relatif tinggi, penderita harus menghindarkan mengendarai
kendaraan atau menjalankan mesin yang membutuhkan perhatian penuh, resiko
kecelakaan menjadi besar.
Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunakan obat ini.
DAFTAR PUSTAKA