TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Neurodermatitis atau juga dikenal dengan liken simpleks kronis adalah
penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas ditandai
dengan likenifikasi menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan yang
berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama karena berbagai rangsangan
pruritogenik tertentu pada kulit sehingga garis kulit tampak lebih menonjol
menyerupai kulit batang kayu. Penyakit ini memiliki predileksi di punggung,
leher, dan ekstremitas terutama pergelangan tangan dan lutut.1,2,3,4,5
Neurodermatitis merupakan proses yang sekunder ketika seseorang
mengalami sensasi gatal pada daerah kulit yang spesifik dengan atau tanpa
kelainan kulit yang mendasar yang dapat mengakibatkan trauma mekanis
pada kulit yang berakhir dengan likenifikasi. Penyakit ini biasanya timbul
pada pasien dengan kepribadian yang obsessif, dimana selalu ingin
menggaruk bagian tertentu dari tubuhnya. 1,2,3,4,5
2. Epidemiologi
Neurodermatitis atau juga dikenal dengan liken simplek kronis jarang
terjadi pada anak-anak, tetapi lebih sering pada usia dewasa keatas, yaitu usia
30-50 tahun. Pada pasien yang memiliki riwayat dermatitis atopik dapat
menderita neurodermatitis pada onset usia yang lebih muda, yaitu rata-rata
usia 19 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria dengan insidensi
lebih banyak pada kelompok ras Asia dan kelompok ras asli Amerika. 2
3. Etiologi
Penyebab neurodermatitis belum diketahui secara pasti, namun diduga
pruritus memainkan peranan karena pruritus berasa dari pelepasan mediator
atau aktivitas enzim proteolitik. Neurodermatitis ditemukan pada regio yang
mudah dijangkau tangan untuk menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan
untuk menggaruk atau menggosok yang dapat mengakibatkan lesi yang
bernilai klinis, namun patofisiologinya yang mnedasari belum diketahui. 1,2,3,4,5
bahwa
neurotransmitter
yang
mempengaruhi
2. Faktor Eksterna
a. Lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering
dapat berimplikasi dalam menyebabkan iritasi yang dapat
menginduksi
gatal,
hal
ini
biasanya
menyebabkan
kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal
kronik, obstruksi kelenjar biliaris, limfoma hodgkin, polisitemia rubra vera,
hipertiroidisme, gluten-sensitive enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi.
Pruritus yang disebabkan oleh kelainan kulit yang terpenting adalah
dermatitis atopik, dematitis kontak alergi, dan gigitan serangga. 1,2,3
wanita, berupa plak kecil, ditengah leher atau dapat meluas hingga ke skalp.
Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis. 1,2
Gambar 3: neurodermatitis
*dikutip dari kepustakaan 1,3,4 (dari kanan ke kiri)
Pada liken simpleks kronis, penggosokan dan penggarukan yang
berulang menyebabkan terjadinya likenisfikasi (penebalan kulit denga garisgaris kulit semakin terlihat) plak yang berbatas tegas dengan ekskoriasis,
sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang. Bagian
tengah berskuama dan menebal, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan
kulit normal tidak jelas. Biasanya hanya satu plak yang tampak, namun dapat
melibatkan lebih dari satu tempat. 3,4
Variasi klinis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau
gosokan tangan penderita yang berulang-ulang pada satu tempat. Lesi berupa
nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan
skuama,
lambat
laun
menjadi
keras
dan
berwarna
lebih
gelap
(hiperpigmentasi). 1,2
6. Diagnosis
Diagnosis untuk liken simpleks kronis dapat ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pasien dengan
neurodermatitis sirkumskripta mengeluh merasa gatal pada suatu daerah atau
lebih. Sehingga timbul plak yang tebal karena mengalami proses likenifikasi.
Biasanya rasa gatal tersebut muncul pada tengkuk, leher, ekstensor kaki, siku,
lutut dan pergelangan kaki. Eritema biasanya muncul pada awal lesi. Rasa
gatal muncul pada saat pasien sedang beristirahat dan hilang saat melakukan
aktivitas dan biasanya gatal timbul intermiten.2
Pemeriksaan fisik menunjukkan plak yang eritematous, berbatas tegas
dan
terjadi
likenifikasi.
Terjadi
perubahan
pigmentasi,
yaitu
hiperpigmentasi.1,2,3
Tes Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium tdk ada tes yang spesifik untuk
neurodermatitis
sirkumskripta.
Tetapi
walaupun
begitu,
satu
studi
hyperplasia.
Didapatkan
adanya
hiperkeratosis
dengan
area
yang
walaupun
keduanya
biasanya
ditemukan
pada
penyakit
7. Diagnosis Banding
Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah:
Dermatitis Kontak Alergi
Adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahan kimia yang secara
langsung merusak kulit dan oleh sensitifitas spesifik pada kasus penderita
umunya mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan dermatitis
dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematous yang
berbatas jelas kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel, vesikel atau
bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah dan menimbulkan erosi dan eksudasi.7
Plak Psoriasis
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik, dengan
karakterisitik plak eritematous, berbatas tegas, berwarna putih keperakan,
skuama yang kasar, berlapis-lapis, transparan, disertai fenomena tetesan lilin,
auspitz dan kobner. Lokasi terbanyak ditemukan didaerah ekstensor.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa telah
mendapatkan bahwa penyakit ini bersifat autoimun dan residif.8
Dermatitis Seboroik
10
Liken Planus
Lesi yang pruritus, erupsi papular yang dikarakteristikan dengan warna
kemerahan berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas. Sering
11
13
b. Cholorpheniramine
Bekerja sama dengan histamine atau permukaan reseptor H1 pada sel efektor
dipembuluh darah dan traktus respiratorius. 2,4
c. Hidroxyne
Reseptor H1 antagonis diperifer. Dapat menekan aktifitas histamin diregion
subkortikal sistem saraf pusat. 2,4
d. Klonazepam
Untuk anxietas yang disertai pruritus. Berikatan dengan reseptor-reseptor di
SSP, termasuk sistem limbik dan pembentukan retikular. Efeknya bisa
dimediasi melalui reseptor GABA. 2,4
9. Prognosis
Prognosis untuk liken simpleks kronis adalah:
a. Lesi bisa sembuh dengan sempurna. 5
b. Rasa gatal dapat diatasi, likenifikasi yang ringan dan perubahan pigmentasi
dapat diatasi setelah dilakukan pengobatan. 5
c. Relaps dapat terjadi, apabila dalam masa stress atau tekanan emosional yang
meningkat. 5
d. Pengobatan untuk pencegahan pada stadium-stadium awal dapat membantu
untuk mengurangi proses likenifikasi. 5
14
Penyebab utama dari gatal dapat hilang atau dapat muncul kembali.
Pencegahan pada tahap awal dapat menghambat proses penyakit ini. 5
KESIMPULAN
Neurodermatitis atau juga dikenal dengan liken simpleks kronis adalah
penyakit peradangan kronis pada kulit, gatal, sirkumskripta, dan khas ditandai
dengan likenifikasi menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan yang berulangulang dalam jangka waktu yang lama.
Penyebab neurodermatitis belum diketahui secara pasti, namun diduga
pruritus memainkan peranan karena pruritus berasa dari pelepasan mediator atau
aktivitas enzim proteolitik.
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Penderita
mengeluh gatal sekali, bila timbul pada malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa
gatal memang tidak terus-menerus, biasanya pada waktu yang tidak sibuk, bila
muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk,
setelah luka baru hilang rasa gatalnya untuk semantara (karena diganti dengan
rasa nyeri). Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat, suhu atau
15
iritasi dari pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah pada saat terjadi stres
psikologis.
Penatalaksanaan dari neurodermatitis sirkumskripta secara primer adalah
menghindarkan pasien dari kebiasaan menggaruk dan menggosok secara terusmenerus. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memotong kuku
pasien, memberikan antipruritus, glukokortikoid topikal atau intralesional, atau
produk-produk tar, konsultasi psikiatrik, dan mengobati pasien dengan cryoterapi,
cyproheptadin atau capsaicin.
Biasnya prognosisnya berbeda-beda, tergantung dari kondisi pasien,
apabila ada gangguan psikologis dan apabila ada penyakit lain yang menyertai. 1
pengobatan yang teratur dapat meringankan kondisi pasien. Penyebab utama dari
gatal dapat hilang atau dapat muncul kembali. Pencegahan pada tahap awal dapat
menghambat proses penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Holden AC, Berth-Jones J. Eczema, Prurigo, Lichenification, and
Erithroderma. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, Rooks textbook
of dermatology. 8th. Blacwell scienc. Italy; 2010; 23.39-42
2. Burgin S. Numular eczema and Lichen Simpleks Chronicus/Prurigo
Nodularis. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffel DJ. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine. 7th.
McGrawHill Medical. New York; 2008; 160-162
3. Habif TP. Lichen Simplex Chronicus. Clinical Dermatology. 4th. Mosby
inc. Edinburgh; 2004; 54-65
4. Itch W. Lichen Simplex Chronicus. James WD, Berger TG, Elston DM.
Andrews Diseases Of The Skin: Clinical Dermatology. 10th. Saunders
Elsevier. USA; 2006; 58-60
5. Hogan JD. lichen Simplex Chronicus. Cited on october 7th 2011.
Available at http://emedicine.medscape.com/article/1123423-treatment
16
2006;
11,
16-29.
Available
at
http://www.nature.com/jidsp/journal/v11/n1/full/5650010a.html
8. Selden S. Medscape. Seborrhoic Dermatitis. Cited on October 7th 2011.
Available at http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000963.htm
9. Cleach LL, Chosidow O. Lichen Planus. N Engl J Med 2012; 366:723732. Available at http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp1103641
10. Brown S, Reynold NJ. Atopic and Non-Atopic eczema. BMJ 2006; 332.
Available at http://www.bmj.com/content/332/7541/584
17