: 1. Iesyane
/2443014001
2. Vincentius Tio
/2443014003
3. Christina Thresdy W.
/2443014005
4. Nathania
/2443014008
5. Winda Winarto
/2443014010
6. Paskalia Yesninda V.
/2443014014
7. Heny Nomseo
/2443014015
Golongan Praktikum : U
Tanggal Praktikum : 27 Agustus 2015
Preparat Praktikum : Aspirin dan Asam Benzoat
Dosen / Asisten
: 1. Prof. Dr. J. S. Ami Soewandi, Apt.
2. Catherine Caroline, S. Si., M. Si., Apt.
3. Angga Mardiarsa
I.
1 buah termometer
Korek api
Benang wol
Aspirin
Asam benzoat
2.1.3. Masukkan aspirin ke dalam salah satu pipa kapiler hingga mengisi
pipa kapiler tersebut setinggi 2 mm.
2.1.4. Masukkan asam benzoat ke dalam pipa kapiler yang lain hingga
mengisi pipa kapiler tersebut setinggi 2 mm.
2.1.5. Ikat pipa kapiler yang berisi aspirin pada termometer dengan
menggunakan benang wol.
2.1.6. Pasang termometer dengan pipa kapiler yang telah terikat ke dalam
tabung Thiele.
2.1.7. Panaskan tabung Thiele dengan spiritus dengan menggerakgerakkan spiritus di bawah tabung Thiele.
2.1.8. Amati keadaan aspirin pada pipa kapiler, dan catat suhu dimana
asam benzoat mulai meleleh sampai meleleh seluruhnya
2.1.9. Lakukan langkah 2.1.5. hingga 2.1.8. untuk penentuan titik leleh
asam benzoat.
2.2.8. Lakukan langkah 2.2.5. hingga 2.2.7. untuk penentuan titik leleh
asam benzoat.
Tabung Thiele
Aspirin
126oC-128oC
130oC-132oC
Asam Benzoat
118oC-120oC
122oC-124oC
Rendemen:
Aspirin:
Asam Benzoat:
Tabung Thiele
T=
T=
1+2
T=
2
126+128
T=
T = 127oC
R=
127
128+135
2
1+2
2
T=
130+132
2
T = 131 C
128+135
2
1+2
2
122+124
2
T = 123oC
R=
R = 97,54%
131
118+120
119
T=
R = 122 100%
100%
T=
1+2
T = 119oC
R = 96,58%
Tabung Thiele
100%
R=
123
122
100%
R = 100,82%
R = 99,62%
V. Pembahasan
Pada penentuan praktikum titik leleh aspirin menggunakan tabung Thiele
dan melting point apparatus SMP1 Stuart Scientific berturut-turut adalah
126oC-128oC dan 130oC-132oC. Saat penentuan titik leleh dengan tabung
Thiele dan melting point apparatus SMP1 Stuart Scientific, didapatkan hasil
yang sesuai dengan data teoritis yang ada, yaitu 128 oC-135oC (Vogel, 1948).
Sehingga dapat dikatakan bahwa aspirin yang diujikan tersebut merupakan
senyawa aspirin yang murni. Adanya perbedaan hasil dari kedua data tersebut
dimungkinkan karena perbedaan jumlah aspirin yang dimasukkan ke dalam
pipa kapiler (semakin banyak aspirin yang dimasukkan, maka titik rentang titik
lelehnya akan lebih besar), dan adanya perbedaan ukuran partikel (semakin
besar ukuran partikel, maka semakin besar suhu yang dibutuhkan untuk
melelehkan zat tersebut).
Baik asam benzoat maupun aspirin, keduanya memiliki titik leleh yang
cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena aspirin dan asam benzoat termasuk
dalam golongan asam karboksilat, dimana molekul-molekul asam karboksilat
mampu membentuk ikatan dimer antarmolekul karena ikatan hidrogen. Dan
jika diperhatikan lebih jauh lagi, aspirin memiliki titik leleh yang lebih tinggi
daripada asam benzoat karena aspirin memiliki massa molekul relatif (Mr=
180.157 g/mol) yang lebih besar daripada massa molekul relatif asam benzoat
(Mr= 122,12 g/mol), yang artinya aspirin memiliki ukuran molekul yang lebih
besar dibanding asam benzoat, sehingga dibutuhkan energi (dalm hal ini kalor)
yang lebih besar untuk memutuskan ikatan-ikatan antar molekulnya sehingga
titik lelehnya lebih tinggi dibanding asam benzoat.