Anda di halaman 1dari 20

Bab 8.

Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Bab

STRATIGRAFI
8.1 Pendahuluan
Stratigraf adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi
perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda
dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigraf), kandungan
fosil (biostratigraf), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigraf).
stratigraf kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
Ilmu stratigraf muncul untuk pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-19.
Perintisnya adalah William Smith. Ketika itu dia mengamati beberapa perlapisan
batuan yang tersingkap yang memiliki urutan perlapisan yang sama (superposisi).
Dari hasil pengamatannya, kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang
terbawah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena
banyak lapisan batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang
berbeda-beda maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat
lainnya pada suatu wilayah yang sangat luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini
maka kemudian Willian Smith membuat suatu sistem yang berlaku umum untuk
periode-periode geologi tertentu walaupun pada waktu itu belum ada penamaan
waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian berkembang
menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa batuan yang
kemudian dikenal dengan stratigraf.
Berdasarkan dari asal katanya, stratigraf tersusun dari 2 (dua) suku kata, yaitu kata
strati berasal dari kata stratos, yang artinya perlapisan dan kata graf yang
berasal dari kata graphic/graphos, yang artinya gambar atau lukisan. Dengan
demikian stratigraf dalam arti sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu pemerian
lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang lebih luas, stratigraf dapat didefnisikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan
(genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.
Aturan: Tatanama stratigraf diatur dalam Sandi Stratigraf. Sandi stratigraf
adalah aturan penamaan satuan-satuan stratigraf, baik resmi ataupun tidak
resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian
nama-nama tersebut seperti misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem
dan sebagainya.
Hubungan: Pengertian hubungan dalam stratigraf adalah bahwa setiap lapis
batuan dengan batuan lainnya, baik diatas ataupun dibawah lapisan batuan
tersebut. Hubungan antara satu lapis batuan dengan lapisan lainnya adalah
selaras (conformity) atau tidak selaras (unconformity).

Copyright @2008 by Djauhari Noor

162

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Pembentukan (Genesa): Mempunyai pengertian bahwa setiap lapis batuan


memiliki genesa pembentukan batuan tersendiri. Sebagai contoh, facies
sedimen marin, facies sedimen fluvial, facies sedimen delta, dsb.
Ruang: Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau
diendapkan pada lingkungan geologi tertentu. Sebagai contoh, genesa batuan
sedimen: Darat (Fluviatil, Gurun, Glacial), Transisi (Pasang-surut/Tides,
Lagoon, Delta), atau Laut (Marine: Lithoral, Neritik, Bathyal, atau Hadal)
Waktu: Memiliki pengertian tentang umur pembentukan batuan tersebut dan
biasanya berdasarkan Skala Umur Geologi. Contoh: Batugamping formasi
Rajamandala terbentuk pada kala Miosen Awal; Batupasir kuarsa formasi
Bayah terbentuk pada kala Eosen Akhir

8.2 Sandi Stratigraf


Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara kejadian dan aturan batuan di alam,
dalam kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigraf membahas aturan,
hubungan, kejadian lapisan serta tubuh batuan di alam.
Sandi stratigraf dimaksudkan untuk memberikan pengarahan kepada para ahli
geologi yang bekerja mempunyai persepsi yang sama dalam cara penggolongan
stratigraf. Sandi stratigraf memberikan kemungkinan untuk tercapainya
keseragaman dalam tatanama satuan-satuan stratigraf. Pada dasarnya, Sandi
Stratigraf mengakui adanya satuan lithostratigraf, satuan litodemik, satuan
biostratigraf, satuan sekuen stratigraf, satuan kronostratigraf dan satuan
geokronologi. Sandi ini dapat dipakai untuk semua macam batuan.
Berikut ini pengertian pengertian mengenai Sandi Stratigraf sebagai berikut:
Penggolongan Stratigraf ialah pengelompokan bersistem batuan menurut
berbagai cara, untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan
yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem tersebut diatas dikenal
sebagai satuan stratigraf.
Batas Satuan Stratigraf ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri
satuan tersebut sebagaimana didefnisikan. Batas satuan Stratigraf jenis
tertentu tidak harus berimpit dengan batas Satuan Stratigraf jenis lain,
bahkan dapat memotong satu sama lain.
Tatanama Stratigraf ialah aturan penamaan satuan-satuan stratigraf, baik
resmi maupun tak resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama
maupun pengertian nama nama tersebut seperti misalnya: Formasi/formasi,
Zona/zona, Sistem dan sebagainya.
Tatanama Satuan Stratigraf Resmi dan Tak Resmi. Dalam Sandi
Stratigraf diakui nama resmi dan tak resmi. Aturan pemakaian satuan resmi
dan tak resmi masing-masing satuan stratigraf, menganut batasan satuan
yang bersangkutan. Penamaan satuan tak resmi hendaknya jangan
mengacaukan yang resmi.
Stratotipe atau Pelapisan Jenis adalah tipe perwujudan alamiah satuan
stratigraf yang memberikan gambaran ciri umum dan batas-batas satuan

Copyright @2008 by Djauhari Noor

163

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

stratigraf. Tipe ini merupakan sayatan pangkal suatu satuan stratigraf.


Stratotipe hendaknya memberikan kemungkinan penyelidikan lebih lanjut.
1) Stratotipe Gabungan ialah satuan stratotipe yang dibentuk oleh kombinasi
beberapa sayatan komponen
2) Hipostratotipe ialah sayatan tambahan (stratotipe sekunder) untuk
memperluas keterangan pada stratotipe;
3) Lokasitipe ialah letak geograf suatu stratotipe atau tempat mula-mula
ditentukannya satuan stratigraf.
Korelasi
adalah
penghubungan
titik-titik
kesamaan
waktu
atau
penghubungan satuan satuan stratigraf dengan mempertimbangkan
kesamaan waktu.
Horison ialah suatu bidang (dalam praktek, lapisan tipis di muka bumi atau
dibawah permukaan) yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu.
Horison dapat berupa: horison listrik, horison seismik, horison batuan, horison
fosil dan sebagainya. Istilah istilah seperti : datum, marker, lapisan pandu
sebagai padanannya dan sering dipakai dalam keperluan korelasi.
Facies adalah aspek fsika, kimia, atau biologi suatu endapan dalam
kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama
dikatakan berbeda facies, kalau kedua batuan tersebut berbeda ciri fsik,
kimia atau biologinya.

1. Satuan Lithostratigraf
Azas Tujuan:
Pembagian litostratigraf dimaksudkan untuk menggolongkan batuan di bumi
secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri
litologi. Pada satuan litostratigraf penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri
batuan yang dapat di-amati di lapangan, sedangkan batas penyebarannya
tidak tergantung kepada batas waktu.
Satuan Resmi dan Tak Resmi:
Satuan litostratigraf resmi ialah satuan yang memenuhi persyaratan Sandi,
sedangkan satuan litostratigraf tak resmmi ialah satuan yang tidak
seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi.
Batas dan Penyebaran Satuan Satuan Litostratigraf:
1. Batas satuan litostratigraf ialah sentuhan antara dua satuan yang
berlainan ciri litologi, yang dijadikan dasar pembeda kedua satuan
tersebut.
2. Batas satuan ditempatkan pada bidang yang nyata perubahan litologinya
atau dalam hal perubahan tersebut tidak nyata, batasnya merupakan
bidang yang diperkirakan kedudukannya (batas arbiter).
3. Satuan satuan yang berangsur berubah atau menjemari, peralihannya
dapat dipisahkan sebagai satuan tersendiri apabila memenuhi persyaratan
Sandi.
4. Penyebaran satuan satuan litostratigraf semata mata ditentukan oleh
kelanjutan ciri ciri litologi yang menjadi ciri penentunya.
5. Dari segi praktis, penyebarasan suatu satuan litostratigraf dibatasi oleh
batas cekungan pengendapan atau aspek geologi lain.
6. Batas batas daerah hukum (geograf) tidak boleh dipergunakan sebagai
alasan berakhirnya penyebaran lateral (pelamparan) suatu satuan.

Copyright @2008 by Djauhari Noor

164

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Tingkat-tingkat Satuan Litostratigraf:


1. Urutan tingkat satuan litostratigraf resmi dari besar sampai kecil adalah:
Kelompok, Formasi dan Anggota.
2. Formasi adalah satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigraf.

Stratotipe atau Pelapisan Jenis:


1. Suatu stratotipe merupakan perwujudan alamiah satuan litostratigraf
resmi di lokasi tipe yang dapat dijadikan pedoman umum.
2. Letak suatu stratotipe dinyatakan dengan kedudukan koordinat geograf.
3. Apabila pemerian stratotipe suatu satuan litostratigraf di lokasi tipenya
tidak memungkinkan, maka sebagai gantinya cukup dinyatakan lokasi
tipenya.
Tatanama Satuan Litostratigraf :
Tatanama satuan litostratigraf resmi ialah dwinama (binomial). Untuk tingkat
Kelompok, Formasi dan Anggota dipakai istilah tingkatnya dan diikuti nama
geografnya.

2. Satuan Litodemik
Azas Tujuan
Pembagian satuan litodemik dimaksudkan untuk menggolongkan batuan
beku, metamorf dan batuan lain yang terubah kuat menjadi satuan-satuan
bernama yang bersendi kepada ciri-ciri litologi. Batuan penyusun satuan
litodemik tidak mengikuti kaidah Hukum Superposisi dan kontaknya dengan
satuan litostratigraf dapat bersifat
extrusif, intrusif, metamorfosa atau
tektonik.
Batas dan Penyebaran Satuan Litodemik:
Batas antar Satuan Litodemik berupa sentuhan antara dua satuan yang
berbeda ciri litologinya, dimana kontak tersebut dapat bersifat ekstrusif,
intrusif, metamorfosa, tektonik atau kontak berangsur.
Tingkat Tingkat Satuan Litodemik:
1. Urutan tingkat Satuan Litodemik resmi, masing-masing dari besar ke kecil
adalah: Supersuite, Suite, dan Litodem.
2. Litodem adalah satuan dasar dalam pembagian Satuan Litodemik, satuan
dibawah litodem merupakan satuan tidak resmi.
Tata Nama Satuan Litodemik:
Tatanama Satuan dasar Litodemik yang terdiri dari nama geograf dan ciri
utama komposisi litologinya, misalnya Diorit Cihara.

3. Satuan Biostratigraf
Azas Tujuan:
1. Pembagian biostratigraf dimaksud untuk menggolongkan lapisan-lapisan
batuan di
bumi secara bersistem menjadi satuan satuan bernama
berdasar kandungan dan penyebaran fosil.
2. Satuan biostratigraf ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan
berdasar kandungan fosil atau ciri-ciri paleontologi sebagai sendi
pembeda terhadap tubuh batuan sekitarnya.
Satuan Resmi dan Tak Resmi:

Copyright @2008 by Djauhari Noor

165

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Satuan biostratigraf resmi ialah satuan yang memenuhi persyaratan Sandi


sedangkan satuan biostratigraf tak resmi adalah satuan yang tidak
seluruhnya memenuhi persyaratan Sandi.
Kelanjutan Satuan
Kelanjutan satuan biostratigraf ditentukan oleh penyebaran kandungan fosil
yang mencirikannnya.
Tingkat dan Jenis Satuan Biostratigraf
1. Zona ialah satuan dasar biostratigraf
2. Zona adalah suatu lapisan atau tubuh batuan yang dicirikan oleh satu
takson fosil atau lebih.
3. Urutan tingkat satuan biostratigraf resmi, masing-masing dari besar
sampai kecil ialah: Super-Zona, Zona, Sub-Zona, dan Zenula,
4. Berdasarkan ciri paleontologi yang dijadikan sendi satuan biostratigraf,
dibedakan: Zona Kumpulan, Zona Kisaran, Zona Puncak, dan Zona Selang
Zona Kumpulan
1. Zona Kumpulan ialah kesatuan sejumpah lapisan yang terdiri oleh
kumpulan alamiah fosil yang hkas atau kumpulan sesuatu jenis fosil.
2. Kegunaan Zona Kumpulan, selain sebagai penunjuk lingkungan kehidupan
purba dapat juga dipakai sebagai penciri waktu.
3. Batas dan kelanjutan zona Kumpulan ditentukan oleh batas terdapat
bersamaannya
(kemasyarakatan)
unsur-unsur
utama
dalam
kesinambungan yang wajar.
4. Nama Zona Kisaran harus diambil dari satu unsur fosil atau lebih yang
menjadi penciri utama kumpulannya.
Zona Kisaran:
1. Zona Kisaran ialah tubuh lapisan batuan yang mencakup kisaran
stratigraf untur terpilih dari kumpulan seluruh fosil yang ada.
2. Kegunaan Zona Kisaran terutama ialah untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan
batuan dan sebagai dasar untuk penempatan batuan batuan dalam skala
waktu geologi
3. Btasa dan Kelanjutan Zona Kisaran ditentukan oleh penyebaran tegak dan
mendatar takson (takson-takson) yang mencirikannya.
4. Nama Zona Kisaran diambil dari satu jenis atau lebih yang menjadi ciri
utama Zona.
Zona Puncak:
1. Zona Puncak ialah tubuh lapisan batuan yang menunjukkan perkembangan
maksimum suatu takson tertentu.
2. Kegunaan Zona Puncak dalam hal tertentu ialah untuk menunjukkan
kedudukan
kronostratigraf tubuh lapisan batuan dan dapat dipakai
sebagai petunjuk lingkungan pengendapan purba, iklim purba
3. Batas vertikal dan lateral Zona Puncak sedapat mungkin bersifat obyektif
4. Nama-nama Zona Puncak diambil dari nama takson yang berkembang
secara maksimum dalam Zona tersebut.
Zona Selang:
1. Zona Selang ialah selang stratigraf antara pemunculan awal/akhir dari
dua takson penciri.
2. Kegunaan Zona Selang pada umumnya ialah untuk korelasi tubuh-tubuh
lapisan batuan

Copyright @2008 by Djauhari Noor

166

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

3. Batas atas atau bawah suatu Zona Selang ditentukan oleh pemunculan
awal atau akhir dari takson-takson penciri.
4. Nama Zona Selang diambil dari nama-nama takson penciri yang
merupakan batas atas dan bawah zona tersebut.
Zona Rombakan:
Zona Rombakan adalah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh banyaknya
fosil rombakan, berbeda jauh dari pada tubuh lapisan batuan di atas dan di
bawahnya.
Zona Padat
Zona Padat ialah tubuh lapisan batuan yang ditandai oleh melimpahnya fosil
dengan kepadatan populasi jauh lebih banyak dari pada tubuh batuan di atas
dan dibawahnya.

4. Satuan Sikuenstratigraf
Azas Tujuan:
1. Pembagian sikuenstratigraf ialah penggolongan lapisan batuan batuan di
bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasarkan
gerak relatif muka laut. Pembagian ini merupakan kerangka untuk
menyusun urutan peristiwa geologi.
2. Satuan sikuenstratigraf ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk
dalam satuan waktu tertentu pada satu siklus perubahan relatif muka laut.
Batas Satuan:
Batas atas dan bawah satuan sikuenstratigraf adalah bidang bidang
ketidakselarasan atau bidang keselarasan padanannya.
Tingkat Tingkat Satuan Sikuenstratigraf
1. Urutan tingkat satuan sikuenstratigraf, masing-masing dari besar sampai
kecil adalah Megasikuen, Supersikuen dan Sikuen.
2. Sikuen ialah satuan dasar dalam pembagian satuan sikuenstratigraf.
Satuan Resmi dan Tak resmi:
Satuan sikuenstratigraf resmi ialah satuan yang memenuhi persyaratan
Sandi sedangkan satuan tak resmi adalah satuan yang tidak seluruhnya
memenuhi persyaratan Sandi.
Tatanama Satuan Sikuenstratigraf:
Tatanama satuan sikuenstratigraf resmi ialah dwinama (binomial). Untuk
tingkat sikuen atau yang lebih tinggi, dipakai istilah tingkatnya dan diikuti
nama geograf lokasitipenya (yang mudah dikenal).

5. Satuan Kronostratigraf
Azas Tujuan:
Pembagian kronostratigraf ialah penggolongan lapisan-lapisan secara
bersistem menjadi satuan bernama berdasarkan interval waktu geologi.
Interval waktu geologi ini dapat ditentukan berdasar geo-kronologi atau
metoda lain yang menunjukkan kesamaan waktu. Pembagian ini merupakan
kerangka untuk menyusun urutan penafsiran geologi secara lokal, regional
dan global.

Copyright @2008 by Djauhari Noor

167

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Hubungan Kronostratigraf dan Geokronologi:


Bagi setiap Satuan Kronostratigraf terdapat satuan geokronologi
bandingannya: Eonotem dengan Kurun, Eratem dengan Masa, Sistem dengan
Zaman, Seri dengan Kala dan Jenjang dengan Umur.
Stratotipe dan Batas satuan:
1. Dalam Kronostratigraf dikenal Stratotipe Satuan dan Stratotipe Batas
2. Stratotipe Satuan adalah sayatan selang stratigraf yang dibatasi oleh
stratotipe batas atas dan bawah di tempat asal nama satuan.
3. Stratotipe Batas ialah tipe batas bawah dan atas satuan
4. Batas satuan kronostratigraf ialah bidang isokron.
5. Batas satuan kronostratigraf ditetapkan pada stratotipe, berdasarkan
pertimbangan obyektif.
Tingkat Tingakat Satuan Kronostratigraf:
1. Urutan tingkat satuan kronostratigraf resmi, masing-masing dari besar
sampai kecil ialah: Eonotem, Sistem, Seri, dan Jenjang. Satuan ini dapat
diberi awalan Super bila tingkatnya dianggap lebih tinggi daripada
satuan tertentu, tetapi lebih rendah dari satuan lebih besar berikutnya.
Dalam hal sebaliknya awalan yang dipergunakan adalah Sub,
2. Bidang lapisan pada dasarnya adalah bidang kesamaan waktu, oleh
karena itu satu lapisan yang menerus, cirinya mudah dikenal serta
mempunyai pelamparan luas, dapat merupakan penunjuk kesamaan
waktu dan dinamakan lapisan pandu. Selang antara dua lapisan pandu
disebut Selang Antara.
3. Lapisan yang ditandai oleh keseragaman polaritas geomagnit yang
mempunyai kesamaan waktu dinamakan Selang Polaritas.
Penyebaran Satuan Kronostratigraf:
Kelanjutan suatu satuan kronostratigraf dari stratotipe hanya mungkin, bila
terdapat bukti-bukti akan adanya kesamaan waktu.
Urutan Satuan kronostratigraf:
Pembagian Kronostratigraf dalam Sandi adalah seperti tercantum pada Skala
Waktu Geologi
Satuan Kronostratigraf Tak Resmi:
Pemakaian istilah satuan kronostratigraf tak resmi tidak boleh mengacaukan
istilah satuan resmi.
Pembagian Geokronologi:
Pembagian waktu geologi ialah pembagian waktu menjadi interval-interval
tertentu berdasarkan peristiwa geologi. Interval waktu geologi ini disebut
sebagai satuan geokronologi. Cara penentuannya didasarkan atas analisis
radiometrik atau isotropik.
Tingkat satuan Geokronologi:
Tingkat-tingkat satuan geokronologi dari besar ke kecil adalah: Kurun, Masa,
Zaman, Kala, dan Umur.

6. Satuan Tektonostratigraf
Azas Tujuan:
Pembagian tektonostratigraf dimaksudkan untuk menggolongkan suatu
kawasan di bumi, yang tergolong pinggiran lempeng aktif, baik yang

Copyright @2008 by Djauhari Noor

168

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

menumpu (plate convergence) ataupun memberai (plate divergence) menjadi


mintakat-mintakat (terrances). Penentuan mintakat didasarkan pada asal-usul
terbentuknya dan bukan pada keterdapatannya, dan karenanya mintakat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu 1). Atockton (Autochthonous), 2). Alokton
(Allochthonous) dan 3). Para-Atokton (Para-autochthonous). Penentuan batas
penyebarannya ditentukan oleh kegiatan tektonik pada waktu tertentu.
Tingkat Tingkat Satuan Tektonostratigraf:
1. Urutan tingkat satuan tektonostratigraf resmi, mulai dari yang terbesar:
Lajur (Zone), Komplek (Complex), Mintakat (Terrane), dan Jalur (Belt).
2. Mintakat adalah satuan dasar dalam pembagian satuan tektonostratigraf.

8.3

Pengukuran Penampang Stratigraf

8.3.1

Penampang stratigraf

Mengukur suatu penampang stratigraf dari singkapan mempunyai arti penting


dalam penelitian geologi dan pengukuran penampang stratigraf merupakan salah
satu pekerjaan yang biasa dilakukan dalam pemetaan geologi lapangan. Secara
umum tujuan pengukuran penampang stratigraf adalah:
a) Mendapatkan data litologi terperinci dari urut-urutan perlapisan suatu satuan
stratigraf (formasi, kelompok, anggota dan sebagainya).
b) Mendapatkan ketebalan yang teliti dari tiap-tiap satuan stratigraf.
c) Untuk mendapatkan dan mempelajari hubungan stratigraf antar satuan
batuan dan urut-urutan sedimentasi dalam arah vertikal secara detil dan
untuk menafsirkan lingkungan pengendapan.
Pengukuran suatu penampang stratigraf biasanya dilakukan terhadap singkapan
singkapan yang menerus, terutama yang meliputi satu atau lebih satuan satuan
stratigraf yang resmi.

Gambar 8.1 Singkapan batuan pada satuan stratigraf (kiri) dan singkapan singkapan
yang menerus dari satuan stratigraf (kanan).

8.3.2

Perencanaan lintasan pengukuran

Perencanaan lintasan pengukuran ditetapkan berdasarkan urut-urutan singkapan


yang secara keseluruhan telah diperiksa untuk hal hal sebagai berikut:

Copyright @2008 by Djauhari Noor

169

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

a) Kedudukan lapisan (Jurus dan Kemiringan), apakah curam, landai, vertikal


atau horizontal. Arah lintasan yang akan diukur sedapat mungkin tegak lurus
terhadap jurus.
b) Harus diperiksa apakah jurus dan kemiringan lapisan secara kontinu tetap
atau berubah rubah. Kemungkinan adanya struktur sepanjang penampang,
seperti sinklin, antiklin, sesar, perlipatan dan hal ini penting untuk
menentukan urut-urutan stratigraf yang benar.
c) Meneliti akan kemungkinan adanya lapisan penunjuk (key beds) yang dapat
diikuti di seluruh daerah serta penentuan superposisi dari lapisan yang sering
terlupakan pada saat pengukuran.

8.3.3

Metoda Pengukuran Penampang Stratigraf

Metoda pengukuran penampang stratigraf banyak sekali ragamnya. Namun


demikian metoda yang paling umum dan sering dilakukan di lapangan adalah
dengan menggunakan pita ukur dan kompas. Metoda ini diterapkan terhadap
singkapan yang menerus atau sejumlah singkapan-singkapan yang dapat disusun
menjadi suatu penampang stratigraf.
Metoda pengukuran stratigraf dilakukan dalam tahapan sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan untuk pengukuran stratigraf, antara lain: pita ukur (
25 meter), kompas, tripot (optional), kaca pembesar (loupe), buku catatan
lapangan, tongkat kayu sebagai alat bantu.
2. Menentukan jalur lintasan yang akan dilalui dalam pengukuran stratigraf
(gambar 8.2 : jalur lintasan ditandai dengan warna hijau, dimana huruf B
(Bottom) adalah mewakili bagian Bawah sedangkan huruf T (Top) mewakili
bagian atas).
3. Tentukan satuan-satuan litologi yang akan diukur. Berilah patok-patok atau
tanda lainnya pada batas-batas satuan litologinya

Gambar 8.2 Lokasi Jalur Lintasan Pengukuran Stratigraf di Cottonwood Creek,


USA, pada peta jalur lintasan ditandai dengan warna hijau dan
simbol B = Botom (Bawah) dan simbol T = Top (Atas).

4. Pengukuran stratigraf di lapangan dapat dimulai dari bagian bawah atau


atas. Unsur-unsur yang diukur dalam pengukuran stratigraf adalah: arah
lintasan (mulai dari sta.1 ke sta.2; sta.2 ke sta.3. dst.nya), sudut lereng
(apabila pengukuran di lintasan yang berbukit), jarak antar station

Copyright @2008 by Djauhari Noor

170

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

5.
6.

7.

8.

pengukuran, kedudukan lapisan batuan, dan pengukuran unsur-unsur geologi


lainnya.
Jika jurus dan kemiringan dari tiap satuan berubah rubah sepanjang
penampang, sebaiknya pengukuran jurus dan kemiringan dilakukan pada alas
dan atap dari satuan ini dan dalam perhitungan dipergunakan rata-ratanya.
Membuat catatan hasil pengamatan disepanjang lintasan pengkuran
stratigraf yang meliputi semua jenis batuan yang dijumpai pada lintasan
tersebut, yaitu: jenis batuan, keadaan perlapisan, ketebalan setiap lapisan
batuan, struktur sedimen (bila ada), dan unsur-unsur geologi lainnya yang
dianggap perlu. Jika ada sisipan, tentukan jaraknya dari atas satuan.
Data hasil pengukuran stratigraf kemudian disajikan diatas kertas setelah
melalui proses perhitungan dan koreksi-koreksi yang kemudian digambarkan
dengan skala tertentu dan data singkapan yang ada disepanjang lintasan diplot-kan dengan memakai simbol-simbol geologi standar.
Untuk penggambaran dalam bentuk kolom stratigraf, perlu dilakukan terlebih
dahulu koreksi-koreksi antara lain koreksi sudut antara arah lintasan dengan
jurus kemiringan lapisan, koreksi kemiringan lereng (apabila pengukuran di
lintasan yang berbukit), perhitungan ketebalan setiap lapisan batuan dsb.

Gambar 8.3 Aktivitas dari pengukuran stratigraf terukur

Penyajian hasil pengukuran penampang stratigraf seperti yang terlihat pada


gambar 8.4 dibawah ini. Adapun penggambaran urutan perlapisan batuan/satuan
batuan/satuan stratigraf disesuaikan dengan umur batuan mulai dari yang tertua
(paling bawah) hingga yang termuda (paling atas).

Copyright @2008 by Djauhari Noor

171

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Gambar 8.4 Contoh Penyajian Hasil Pengukuran Penampang Stratigraf Terukur

Seringkali hasil pengukuran penampang stratigraf disajikan dengan disertai fotofoto singkapan seperti yang diperlihatkan pada gambar 8.5. Adapun maksud dari
penyertaan foto-foto singkapan tersebut adalah untuk lebih memperjelas bagian
bagian dari perlapisan batuan ataupun kontak antar lapisan batuan yang
mempunyai arti secara sedimentologi.

Copyright @2008 by Djauhari Noor

172

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________
Gambar 8.5 Penggambaran penampang stratigraf terukur yang
dilengkapi dengan foto-fot guna memperjelas bagian
bagian yang ingin ditonjolkan.

8.4 Kolom Stratigraf


Kolom stratigraf pada hakekatnya adalah kolom yang menggambarkan susunan
berbagai jenis batuan serta hubungan antar batuan atau satuan batuan mulai dari
yang tertua hingga termuda menurut umur geologi, ketebalan setiap satuan batuan,
serta genesa pembentukan batuannya.
Pada umumnya banyak cara untuk menyajikan suatu kolom stratigraf, namun
demikian ada suatu standar umum yang menjadi acuan bagi kalangan ahli geologi
didalam menyajikan kolom stratigraf. Penampang kolom stratigraf biasanya
tersusun dari kolom-kolom dengan atribut-atribut sebagai berikut: UMUR, FORMASI,
SATUAN
BATUAN,
KETEBALAN,
BESAR
BUTIR,
SIMBOL
LITOLOGI,
DESKRIPSI/PEMERIAN, FOSIL DIAGNOSTIK, dan LINGKUNGAN PENGENDAPAN.
Gambar 8.6 adalah kolom stratigraf daerah Rajamandala - saguling, Jawa Barat
yang tersusun dari kiri ke kanan sebagai berikut: kolom umur, formasi, satuan
batuan, simbol litologi, deskripsi batuan, dan lingkungan pengendapan.

Umur

Formasi

Simbol Litologi

Deskripsi Batuan

Lingk

Breksi s/s batupasir greywacke.


Breksi, masif
Miosen
Tengah
N9-N13

Fm.
Saguling

Breksi sisipan batupasir (2-5 m)


Breksi, masif,
(breksi 25 m)

Miosen
Awal

Fm.
Citarum

N6-N8

Laut
Dalam

Breksi s/s batupasir tufan.

selingan

batupasir

Batupasir konglomerat s/s pasir halus,


kaya fragmen lempung.
Selang seling lempung, batupasir
konglomeratan, dan batupasir kasar
abu-abu.
Batupasir dengan clay-couble
Lempung serpih
Lempung s/s batupasir
Lempung napalan sisipan batupasir

Laut
Dalam

Miosen
Awal
N4-N5

Fm. RajaMandala

Batugamping fragmental berseling an


dengan batugamping masif. Umumnya
banyak mengandung Algae.

Neritik

Oligose
n
Atas

Fm.
Batuasih

Batulanau, lempung menyerpih, pasir


lempungan, pasir glaukonit, napal, dan
napal sisipan gamping.

Litoral

Copyright @2008 by Djauhari Noor

173

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Eosen
Tengah
Eosen
Akhir

Breksi
Fm. Bayah

Batupasir
kuarsa
konglomeratan
selang seling lempung mengandung
lignit.
Lempung sisipan batupasir dan lignit/
batubara.

Darat
Transisi

Pasir kuarsa selang seling lempung

Breksi

Batupasir

Batupasir

Batugamping

Lempung

Batupasir

Batupasir

Gambar 8.6 Kolom Stratigraf Daerah Rajamandala - Saguling, Jawa Barat

8.5 Korelasi Stratigraf


Korelasi stratigraf pada hakekatnya adalah menghubungkan titik-titik kesamaan
waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigraf dengan mempertimbangkan
kesamaan waktu. Adapun maksud dan tujuan dari korelasi stratigraf adalah
untuk mengetahui persebaran lapisan-lapisan batuan atau satuan-satuan batuan
secara lateral, sehingga dengan demikian dapat diperoleh gambaran yang
menyeluruh dalam bentuk tiga dimensinya.
Berikut ini adalah beberapa contoh korelasi stratigraf yang umum dilakukan
antara lain:
1. Korelasi Litostratigraf
2. Korelasi Biostratigraf
3. Korelasi Kronostratigraf

1 Korelasi Lithostratigraf

Copyright @2008 by Djauhari Noor

174

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Korelasi litostratigraf pada hakekatnya adalah menghubungkan lapisan-lapisan


batuan yang mengacu pada kesamaan jenis litologinya. Catatan: Satu lapis batuan
adalah satu satuan waktu pengendapan.

Gambar 8.7 Korelasi litostratigraf antara batugamping


pada kolom A dan batugamping pada kolom
B

Contoh: Korelasi Litostratigraf


SUMUR-1

SUMUR- 2
Lempung

Lempung

Napal
Napal
Batugamping

Batugamping

Batupasir

Breksi

Batupasir

Konglomerat

Konglomerat

Prosedur dan penjelasan:


1. Korelasi dimulai dari bagian bawah dengan melihat litologi yang sama.
2. Korelasikan/hubungkan titik-titik lapisan batuan yang memiliki jenis litologi
yang sama (Pada gambar diwakili oleh garis warna hitam).

Copyright @2008 by Djauhari Noor

175

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

3. Konglomerat pada Sumur-1 dikorelasikan dengan konglomerat pada


Sumur-2, demikian juga antara batupasir dan batugamping di Sumur-1
dengan batupasir dan batugamping dan lempung di Sumur-2.
4. Sebaran breksi di Sumur-1 ke arah Sumur-2 menunjukkan adanya
pembajian.
5. Kemudian dilanjutkan antara napal dan lempung di Sumur-1 dengan napal
dan lempung di Sumur-2.

2 Korelasi Biostratigraf
Korelasi biostratigraf adalah menghubungkan lapisan-lapisan batuan didasarkan
atas kesamaan kandungan dan penyebaran fosil yang terdapat di dalam batuan.
Dalam korelasi biostratigraf dapat terjadi jenis batuan yang berbeda memiliki
kandungan fosil yang sama.

Gambar

8.8

Korelasi litostratigraf antara batuserpih


dengan batuserpih yang mengandung fosil
yang sama berumur Ordovisium

Contoh : Korelasi Biostratigraf

Copyright @2008 by Djauhari Noor

176

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

SUMUR-1

SUMUR- 2

Lempung
Kumpulan Fosil
M
Napal
Napal

Kumpulan Fosil
M

Batugamping
Kumpulan fosil
L
Batugamping
Kumpulan fosil L

Batupasir
Kumpulan Fosil
K

Batupasir
Kumpulan fosil K

Serpih
Barren Fosil

Serpih
Kump. Fosil R
Lempung
Kump. Fosil R
Konglomerat

Prosedur dan penjelasan:


1. Korelasikan/hubungkan lapisan lapisan batuan yang mengandung
kesamaan dan persebaran fosil yang sama (Pada gambar diatas diwakili
oleh garis warna hitam).
2. Kandungan dan sebaran fosil pada batulempung di Sumur-1 sama dengan
kandungan dan sebaran fosil pada serpih di Sumur-2, sehingga
batulempung yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan serpih
yang terdapat di Sumur-2.
3. Batupasir pada Sumur-1 mengandung kumpulan fosil K sedangkan pada
Sumur-2, batupasir juga mengandung kumpulan dan sebaran fosil K.
Dengan demikian lapisan batupasir pada Sumur-1 dapat dikorelasikan
dengan batupasir pada Sumur-2.
4. Kandungan dan sebaran fosil pada lempung di Sumur-1 sama dengan
kandungan dan sebaran fosil pada napal di Sumur-2, sehingga lempung
yang ada di Sumur-1 dapat dikorelasikan dengan napal yang terdapat di
Sumur-2.

3. Korelasi Kronostratigraf
Korelasi kronostratigraf adalah menghubungkan lapisan lapisan batuan yang
mengacu pada kesamaan umur geologinya.
Contoh : Korelasi Kronostratigraf (Geokronostratigraf)

Copyright @2008 by Djauhari Noor

177

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________
SUMUR-1

Miosen
Atas

SUMUR- 2

Miosen
Atas

Miosen
Tengah
Miosen
Tengah

Miosen
Bawah

Miosen
Bawah

Prosedur dan penjelasan:


Prosedur korelasi kronostratigraf adalah sebagai berikut:
1. Korelasikan/bubungkan titik titik kesamaan waktu dari setiap kolom yang ada
(Pada gambar diwakili oleh garis warna merah, dan garis ini dikenal sebagai
garis kesamaan umur geologi)
2. Korelasikan lapisan-lapisan batuan yang jenis litoginya sama dan berada pada
umur yang sama, seperti Konglomerat pada Sumur-1 dengan konglomerat
pada Sumur-2, dikarenakan umur geologinya yang sama yaitu Miosen Bawah.
3. Pada kolom umur Miosen Tengah, batupasir dan batugamping pada Sumur-1
dengan batupasir dan batugamping pada Sumur-2 dapat dikorelasikan.
4. Korelasi lapisan lapisan batuan tidak boleh memotong garis umur (Pada
gambar diwakili oleh garis warna merah).
Pada gambar 8.9 diperlihatkan hasil korelasi stratigraf utara selatan dari cekungan
Bogor sejak kala Paleosen hingga Pliosen. Pada gambar dapat dijelaskan bahwa
bagian tengah cekungan Bogor selama Miosen Awal Miosen Akhir dicirikan oleh
sedimen-sedimen endapan laut dalam / turbidit (Fm. Citarum, Fm Saguling, Fm.
Bantargadung, dan Fm. Cantayan), sedangkan pada umur yang sama, bagian utara
dan selatan cekungan dicirikan oleh sedimen-sedimen dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal (neritik litoral).

Copyright @2008 by Djauhari Noor

178

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

(Soejono.M. 1984)
Gambar 8.9 Korelasi stratigraf utaraselatan dari cekungan Bogor yang
memperlihatkan hubungan antara formasi sejak zaman
Tersier, yaitu kala Paleosen hingga Pliosen.

RINGKASAN
Stratigraf adalah ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa)
macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.
Sandi Stratigraf adalah aturan penamaan satuan-satuan stratigraf, baik resmi ataupun tidak resmi,
sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-nama tersebut.
Penggolongan Stratigraf ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk
mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok
bersistem tersebut diatas dikenal sebagai satuan stratigraf.
Batas Satuan Stratigraf ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut
sebagaimana didefnisikan. Batas satuan Stratigraf jenis tertentu tidak harus berimpit dengan batas

Copyright @2008 by Djauhari Noor

179

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________
Satuan Stratigraf jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain.
Tatanama Stratigraf ialah aturan penamaan satuan-satuan stratigraf, baik resmi maupun tak resmi,
sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama nama tersebut seperti
misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan sebagainya.
Stratotipe atau pelapisan jenis adalah tipe perwujudan alamiah satuan stratigraf yang memberikan
gambaran ciri umum dan batas-batas satuan stratigraf.
Korelasi adalah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan satuan
stratigraf dengan mempertimbangkan kesamaan waktu.
Horison ialah suatu bidang (dalam praktek, lapisan tipis di muka bumi atau dibawah permukaan)
yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu. Horison dapat berupa: horison listrik, horison
seismik, horison batuan, horison fosil dan sebagainya. Istilah istilah seperti : datum, marker, lapisan
pandu sebagai padanannya dan sering dipakai dalam keperluan korelasi.
Facies adalah aspek fsika, kimia, atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh
batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda facies, kalau kedua batuan
tersebut berbeda ciri fsik, kimia atau biologinya.
Satuan Litostratigraf adalah menggolongkan batuan di bumi secara bersistem menjadi satuansatuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi.
Satuan Litodemik adalah menggolongkan batuan beku, metamorf dan batuan lain yang terubah kuat
menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi kepada ciri-ciri litologinya.
Satuan Biostratigraf adalah menggolongkan lapisan-lapisan batuan di bumi secara bersistem
menjadi satuan-satuan bernama berdasar kandungan dan penyebaran fosil
Satuan Sikuenstratigraf adalah penggolongan lapisan batuan batuan di bumi secara bersistem
menjadi satuan-satuan bernama berdasarkan gerak relatif muka laut.
Satuan Kronostratigraf adalah penggolongan lapisan-lapisan secara bersistem menjadi satuan
bernama berdasarkan interval waktu geologi.
Satuan Tektonostratigraf adalah menggolongkan suatu kawasan di bumi, yang tergolong pinggiran
lempeng aktif, baik yang menumpu (plate convergence) ataupun memberai (plate divergence)
menjadi mintakat-mintakat (terrances).
Pengukuran penampang stratigraf dimaksudkan untuk memperoleh gambaran terperinci uruturutan perlapisan satuan stratigraf, ketebalan setiap satuan stratigraf, hubungan stratigraf, sejarah
sedimentasi dalam arah vertikal, dan lingkungan pengendapan.
Kolom stratigraf adalah kolom yang menggambarkan susunan dari batuan yang memperlihatkan
hubungan antar batuan atau satuan batuan mulai dari yang tertua hingga termuda menurut umur
geologi, ketebalan setiap satuan batuan, serta genesa pembentukan batuannya.

Korelasi stratigraf pada hakekatnya adalah menghubungkan titik-titik kesamaan waktu atau
penghubungan satuan-satuan stratigraf dengan mempertimbangkan kesamaan waktu.

PERTANYAAN ULANGAN
1.

Jelaskan untuk tujuan apa kita mempelajari stratigraf ?

2.

Sebut dan jelaskan pembagian sandi stratigraf ?

3.

Jelaskan tujuan pengukuran penampang stratigraf ?

4.

Jelaskan apa arti dari suatu Kolom Stratigraf ?

5.

Sebutkan tujuan dari korelasi stratigraf ?

6.

Gambar dibawah adalah dua buah kolom stratigraf dengan batas umur setiap satuan
stratigrafnya ditandai dengan garis berwarna merah. Coba buat korelasi dari kedua kolom
stratigraf tersebut ?

Copyright @2008 by Djauhari Noor

180

Bab 8. Stratigrafi
Pengantar Geologi2008
_____________________________________________________________________________________________________

Miosen
Tengah
Miosen
Tengah

Miosen
Awal
Miosen
Awal

Oligosen
Oligosen

Copyright @2008 by Djauhari Noor

181

Anda mungkin juga menyukai