Anda di halaman 1dari 33

Model Bohr untuk atom sepertinya berada pada trek yang

benar, tapi .

Quantum Mechanics

hanya berlaku untuk atom dengan satu elektron saja


tidak berlaku untuk helium
tidak memperhitungkan intensitas garis spektrum
tidak memperhitungkan interaksi antar atom
dan tidak menjelaskan stationary states.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

5.1 Quantum Mechanics

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Mekanika quantum adalah cara mengekspresikan hukum


konservatif mekanika klasik sehingga mencakup dualitas
wave -particle yang telah kita pelajari.

Pada mekanika Newton, jika anda tahu posisi dan momentum


partikel, bersama dgn seluruh gaya yg bekerja padanya, anda
dapat memprediksi perilakunya setiap saat.

Mekanika quantum mengambil hukum fundamental dari fisika


klasik dan memasukan sifat gelombang dari benda (matter).

Tapi kita telah melihat bahwa karena partikel memiliki sifat


sebagai gelombang, kita hanya dapat mengukur pendekatan/
perkiraan dimana partikel berada dan mau kemana partikel
bergerak. Kita hanya dapat memprediksi probabilitas
keberadaanya dikemudian.

simbol yang kita gunakan untuk fungsi gelombang adalah


(si), yang termasuk time dependence, atau , yang hanya
tergantung pada spatial koordinat.
Dengan kata lain, = (xyzt) and = (xyz).

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Mekanika quantum memiliki perhatian terhadap fungsi


gelombang , walaupun itu sendiri tidak memiliki
interpretasi fisis.
Magnitude absolute yang dievaluasi pada saat dan tempat
tertentu akan menceritakan kepada kita probabilitas untuk
menemukan sistem yang direpresentasikan dengan pada

state (xyzt).
*
Jika sistem yang dijelaskan dengan eksis,maka dV = 1 .
-

dapat merepresentasikan partikel tunggal atau seluruh


sistem. Mari kita gunakan kata partikel untuk sementar.
Pada satu dimensi, probabilitas untuk menemukan particle
yang direpresentasikan oleh antara x1 dan x2 adalah

x2

x1

* dx .

Yaitu, system eksis dlm beberapa state pd seluru waktu.


Fungsi gelombang seperti ini dinormalisasi.

Mari kita gunakan contoh.


Misalkan (x,t) = Ax, dimana A
adalah konstanta.

Fungsi gelombang harus well-behaved: dan turunannya


hrs kontinyu dan bernilai tunggal dimana saja, dan harus
dapat dinormalisasi.

tdk tergantung waktu; shg kita


dapat menulisnya hanya sebagai
(x) [or (x)].

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Apakah well-behaved? dan turunannya adalah singlevalue dan continuous, tapi tidak bisa dinormalisasi karena
integral dari * blows up:

Akan tetapi, jika kita batasi partikel


ini didalam box, maka dapat
dinormalisasi. Shg untuk contoh
fungsi gelombang kita, kita akan
gunakan (x) = Ax, for 0 x 1,
dan (x) = 0 dilainnya, dimana A
adalah konstata yang harus
ditentukan.

Step pertama selalu normalisasi (kecuali jika, sudah

dinormalisasi).*

Jika memiliki beberapa unknown constant, seperti


A (contoh diatas), kita harus normalisasi!

*.
Warna merah menyatakan
nilai integral. Apa yang akan
kita peroleh jika - < x < ?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

*Failure to normalize is the first common mistake.


Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Untuk menormalisasi, integralkan :

1=

1=

dV .
*

1 = ( Ax ) ( Ax ) dx
*

1 = ( Ax ) dx
2

Kita dapat menambahkan :

x3
1= A
3

(x) = 3 x for 0 x 1 .

Tunggu dulu, kita telah sebutkan bahwa artinya ada t (waktu) di fungsi
gelombang, dan artinya tdk ada t (waktu) di fungsi gelombang.
Dimana t (waktu)?

*Failure to use appropriate


limits of integration is the
second common mistake.

A= 3.

Kita telah menormalisasi :

= 0 untuk x < 0 dan x > 1, shg integral menjadi


1

A2
3

(x,t) = 3 x for 0 x 1 and all t .

That was a lot of work for a stupid little linear function. What good is this?

Good question! Answer: now that we know , in principle we


know (i.e., can calculate) everything knowable about the
particle represented by . Thats quite a powerful statement!

13 03
1 = A2 -
3 3
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

1
x3
P(0 x ) = 3
2
3

OK, berikan kami contoh dari sesuatu yang dapat kita hitung!
Hitung probabilitas dimana pengukuran dapat menemukan
partikel yg direpresentasikan dengan antara x = 0 dan x =
0.5.
x2
P(x1 x x 2 ) = * dx

3x

)(

1/2

1
1
P(0 x ) = - 03
2
2

1
1 *Failure to check that the
P(0 x ) = . result makes sense is the
2
8 third common mistake.

1/2
1
P(0 x ) = * dx
0
2

10

x1

1/2
1
P(0 x ) =
0
2

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Apakah hasil ini memberikan sense?* Bagaimana


mengeceknya?

3 x dx

1/2
1
P(0 x ) = 3 x 2 dx
0
2

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

11

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

12

Dibawah ini adalah plot dari kerapatan probabilitas (besar


fungsi gelombang kuadrat).

Dibawah ini adalah plot fungsi gelombang. Tetapi ingat, kita


tidak mengukur fungsi gelombang. Yang kita ukur adalah
sebanding dengan besaran fungsi gelombang dikuadratkan.

Kita tidak dapat mengatakan probabilitas particle ada di x =


0.5 (Heisenberg), tapi kita dapat mengatakan probabilitas
bahwa particle dapat ditemukan didalam area dx berpusat
pada x = 0.5.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

13

14

5.2 The Wave Equation

Daerah merah menyatakan


probabilitas particle dapat
ditemukan pada 0 x 0.5.

Kita telah mengakui dalam beberapa bab bahwa partikel


mempunyai sifat gelombang, dan kita sudah melihat beberapa
contoh dari percobaan yang mendukung klaim ini.

Daerah biru merepresentasikan


probabilitas particle dapat
ditemukan diantara 0.5 x 1.0.

Secepatnya, kita harus menghadapi tantangan, dan sampai


pada beberapa teori matematika yg serius untuk mendukung
klaim ini.

Kita peroleh P(0 x 0.5) = 1/8. Apa yg akan kita peroleh


jika kita hitung P(0.5 x 1.0)?

Jika partikel mempunyai sifat gelombang dan dapat dijelaskan


oleh suatu fungsi gelombang, harus ada suatu persamaan
gelombang untuk partikel. kita harus menemukan fungsi ini.

Sepertinya daerah merah 1/8 dari total area; daerah biru


sekitar 7 kali lebih besar dibanding daerah merah?

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Mari kita meninjau ulang persamaan gelombang


15

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

16

Ini adalah bentuk umum dari persamaan gelombang :


2

Solusi persamaan gelombang mempunyai bentuk

y 1 y
.
=
x 2 v 2 t 2

y = Ft .
v

Solusi y(x,t) adalah suatu gelombang yang menjalar dengan


kecepatan v melalui ruang (satu dimensi) dan waktu.
(Persamaan 1-dimensional diatas dapat dengan mudah
digeneralisasi untuk 3 dimensi.)

Tanda - menyatakan gelombang yang yang menjalar ke arah


x+, dan tanda + menyatakan gelombang yang yang menjalar
ke arah x-

What are these things?

Bentu fungsi yang equivalent adalah y = F ( k x t ) .

merepresentasikan turunan parsial. jika F adalah fungsi dari


(xyz), maka jika kita lakukan F/x, kita menganggap y dan z
adalah konstant :
If F(xyz) = 9xy 2 + x 2 yz , then

F
= 9y 2 + 2xyz .
x

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

17

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

18

Pada bagian ini kita baru menuliskan suatu bentuk persamaan


gelombang yang diperbaiki. Kita mengingatkan diri kita bahwa
jika objek dinyatakan sbg gelombang, fungsi gelombangnya
harus memenuhi bentuk beberapa persamaan gelombang.

Suatu contoh solusi persamaan gelombang adalah gelombang


yang setara dengan partikel bebas:

y = A e j ( kx - t ) = A cos ( kx - t ) + j A sin ( kx - t ) .

5.3 Persamaan Schrdinger: Bentuk Time-Dependent

(Partikel bebas adalah partikel yang tidak dipengaruhi oleh


gaya-luar, termasuk yang menimbulkan suatu potensial.)

Pada bagian ini kita akan memperkenalkan persamaan


Schrdinger, yang anda dapat pikirkan sebagai sebagai
pernyataan mekanika kuantum untuk kekekalan energi, dan
mungkin merupakan persamaan mekanika kwantum yang
paling utama.

Jika kita mengambil bagian riil dari y, kita mempunyai


pergerakan gelombang dalam suatu dawai diregangkan.
(Persamaan di buku Beiser's sedikit berbeda tapi equivalen)

Mari kita turunkan persamaan Schrdinger.


Where did we get that from? It's not possible to derive it from anything
you know. It came out of the mind of Schrdinger.Richard Feynman
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

19

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

20

Kita mulai dengan conservasi energi:

Kalikan persamaan konservasi energi dengan (x,t) :

E=K +U=

p
+U,
2m

E (x, t) =

Dimana potential U merepresentasikan pengaruh alam pada


partikel (atau system) yang kita pelajari.

Jika ini harus merupakan persamaan gelombang, maka hrs


memiliki solusi

U dapat merepresentasikan pengaruh applied electric fields,


charged partikels, gravity, springs, etc.

(x, t) = A e j (kx - t) = A e(j/h ) (Px - Et) .

Misalkan partikel (or system) direpresentasikan dengan fungsi


gelombang (x,t).

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

1
P2 (x, t) + U(x, t) (x, t) .
2m

Bagian kedua persamaan diatas datang dari E = and P =


k.

21

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

22

P2
2
=
(xt) .
x 2
h2

(x, t) = A e j (kx - t) = A e(j/h ) (Px - Et) .


Sekarang, perhatikan 2/x2

Selesaikan untuk P2/2m, kita peroleh


P2
h2 2
=.
2m
2m x 2

jP
A e(j/h ) (Px - Et) =
A e(j/h ) (Px - Et)
h
x
Hasilnya adalah -P2/ 2 :
2

P2
2
jP
(j/h ) (Px - Et)
(j/h ) (Px - Et)
A e
= A e
= - 2 (x, t) .
h
x 2
h

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

23

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

24

Ingat bahwa

Selesaikan untuk E,
(x,t) = A e(j/h ) (Px - Et)

E = jh

.
t

Masukan apa yg sudah kita peroleh E dan P2/2m kedalam


persamaan konservasi energi maka akan diperoleh

Sekali lagi, ambil bentuk /t.

jh

-jE
A e(j/h ) (Px - Et) =
A e(j/h ) (Px - Et)
h
t

h2 2
=+U .
t
2m x 2

Ini adalah bentuk satu-dimensi time-dependent persamaan


Schrdinger; ini akan mudah untuk mengeneralisasi untuk 3
dimensions.

Hasilnya adalah jE / :
-jE

[ ] = [ ]
h
t
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

1 2
p (x, t) + U(x, t) (x, t)
2m

Telah memperdaya kita, karena p betul-betul merepresentasikan operator /x (ingat, dlm mekanika Newton momentum
berhubungan dgn velocity, yg merupakan turunan pertama
dari posisi) dan E merepresentasikan operator /t.

Dengan kata lain, we believe it because it works.*

h2 2
=+U .
t
2m x 2
Pers. Schrdinger merupakan pers. differential linier dari fungsi
gelombang .
Potential U(x,t), bisa 0 atau merupakan konstanta, atau dapat
juga berupa operator yang komplek. U(x,t) merepresentasikan
effek alam pada partikel.

jh

Persamaan konservasi energi kita yg simple merupakan


persamaan differential linear.
Kita telah justified pers. Schrdinger, tapi belum
menurunkannya
Tidak masalah kita tidak pernah menurunkan hkm
Newton. Namun kita membenarkannya, menunjukan hal itu
bekerja, dan menggunakannya. Kita percaya karena hkm itu
menjelaskan kenyataan.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

26

Hal yang sama berlaku untuk persamaan Schrdinger. Yang


mendalilkan prinsip pertama, persamaan ini lahir karena
pengamatan atas kenyataan fisik, dan dipercaya karena sukses
menjelaskan alam semesta.

Persamaan kita yg original :


E (x, t) =

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

25

27

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

28

Apa potensial yang paling simple yg dpt anda pikirkan?

h2 2
jh
=+U .
t
2m x 2

Betul: U=0, yaitu potential untuk partikel bebas.

Kalau kita tahu kondisi batas untuk partikel dan potential


U(x,t), secara prinsip kita dapat menyelesaikan untuk fungsi
gelombang pd berbagai t dan x.

Kita gunakan pers. Schrdinger, dgn U=0, dan solve .

Atau kita dapat lebih effisien dan mengambil partikel bebas ,


masukan ke pres. Schrdinger, dan perhatikan jika kita dapat
memperoleh identitas yang ada.

Sekali kita punya fungsi gelombang, maka persoalan telah kita


selesaikan.
Pada bab ini kita akan menyelesaikan pers. Schrdinger untuk
beberapa potential yang simpel.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Fungsi gelombang untuk partikel bebas

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

29

= e-(j/h ) (Et - Px) .

kiri = kanan :

E=

pres. Schrdinger untuk partikel bebas (U = 0) adalah


E =

h 2 2
jh
=.
t
2m x 2

P2
.
2m

P2
.
2m

Ingatini versi nonrelativistic.

Kita sudah ingat bentuk tsb.

Bagian kiri :

jh

30

( e-(j/h ) (Et - Px) )


t

= - jh

Tapi tentu saja kita perlu mengecek konsistensi pd kasus yg


paling simpel sebelum kita menghabiskan waktu untuk pres.
Schrdinger.

jE -(j/h ) (Et - Px)


e
=E .
h

Bagian kanan:

Apa yg dapat kita lakukan?

2
-(j/h ) (Et - Px)
) = - h2 -jP 2 e-(j/h) (Et - Px) = P2 .
h2 ( e
) 2m

(
x 2
2m
2m h
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

31

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

32

Sebagai konsekuensi linearitas, jika 1 dan 2 adalah solusi


untuk pres. Schrdinger, maka mereka merupakan kombinasi
linear
= a1 1 + a2 2 ,

5.4 Linearitas dan Superposisi

Dalam mekanika kwantum, ilmu fisika dan matematik


sepertinya terlibat untuk selamanya. Artinya kita dapat sering
memperoleh pengertian yang mendalam dengan melihat pers
matematik, tidak terikat pada sistem fisik tertentu

dimana a1 dan a2 adalah konstanta.

Konsekwensi lebih lanjut adalah fungsi gelombang


mematuhi superposisi dan exhibit interference.

Hal itu juga berarti fungsi gelombang behave well.


jh

h2 2
=+U
t
2m x 2

Jika sistem direpresentasikan dengan fungsi gelombang =


a11 + a22, bagaimana kita menghitung kerapatan
probabilitas untuk ?

pres. Schrdinger linear dlm . Dengan kata lain, tdk memiliki


istilah independen dari , dan tdk ada istilah melibatkan
higher powers atau turunannya.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Kita tdk dapat hanya menambahkan probabilitas! Kita tdk


dapat menulis P = a1P1 + a2P2, dimana P1 = 1* 1 dan P2 =
2*2!

Sebagai gantinya,
*

) (a + a )
) (a ) + (a ) (a ) + (a ) (a ) + (a ) (a )

P = a1* 1*

*
1

*
1

Sekali kita solve pres. Schrdinger untuk , kita mengetahui


segalanya tentang partikel yang bisa diketahui di dalam batas
yang dikenakan oleh asas ketakpastian.

*
2

*
2

34

5.5 Nilai Ekspektasi

P = * = ( a 1 1 + a2 2 ) ( a 1 1 + a2 2 )
P = a1* 1* + a*2 *2

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

33

*
2

*
2

Telah kita ceritakan bagaimana cara mengkalkulasi


kemungkinan menemukan partikel dalam sebuah volume
berpusat pada koordinat (x,t) dalam satu dimensi atau (x,y,z,t)
dalam tiga dimensi.

P = P1 +P1 + a*2 *2 ( a 1 1 ) + a*2 *2 ( a2 2 )


Interferensi!
Gelombang interferensi!

P(x1 x x 2 ) =

Beiser menggunakan hasil ini untuk menunjukan kenapa


tembakan electron melalui double slit memperlihatkan effek
interference (tdk seperti partikel murni tapi seperti
gelombang).
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

x2

x1

* dx

r2
r r r
P(r1 r r2 ) = * dV .
r1

35

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

36

Kadang-kadang kita ingin mengkalkulasi nilai rata-rata


beberapa kwantitas terukur. Seperti halnya mekanika kwantum
yang mempunyai cara sendiri menghitung probabilitas,
mekanika kwantum mempunyai cara yang khusus untuk
menghitung rata-rata.
Mari kita mulai dengan contoh.
Misalkan kita ingin menemukan rata-rata dari sekumpulan
bilangan 1,1,1,2,2,3,3,3,3,4,4,4,4,4.
Bagaimana kita
menghitung rata-rata?

Secara umum, rata-rata Ni bilangan memiliki nilai xi adalah

N x
x=
N

jika variable x kontinyu, kita ganti sum dgn integral.

Dlm mekanika quantum, probabilitas Pi untuk menemukan


partikel dlm interval dx pada xi adalah
2

Pi dx = i dx .
Pikirkan * seperti N (how much probability how
many).

( 3 1) + ( 2 2 ) + ( 4 3) + (5 4 ) .
3 + 2 + 4 +5

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Untuk
memperoleh QM
average <x>

Jumlahkan bilangan dan bagi dengan jumlah


bilangan? Itu bisa dilakukan, tapi bagaimana jika
kita punya zillions bilangan. Adakah cara yang lebih
baik?
Rata-rata adalah

N x
x=
N
i

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

37

Nilai ekspektasi x adalah

ganti ini
dgn * dengan
ekstra x di dlmnya

like N

38

x dx ,
=
dx
-

ganti ini
dgn *

Di mana kita sudah menggantikan variabel diskrit dgn kontinyu


dan penjumlahan menjadi integral.

dan ganti ini dgn


integral (krn variable kita
kontinyu).

Nilai ekspektasi adalah ekuivalen mekanika kuantum dari nilai


rata-rata.

Dalam QM (mekanika kwantum) karena kita berhadapan


dengan kemungkinan, kita menggunakan istilah nilai harapan
dibanding nilai rata-rata.
(expectation value rather than average value.)

Jika dinormalisasi, integral pada pembagi = 1, dan

x = x * dx .
-

Ini belum final, karena masih ada masalah.


Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

39

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

40

10

Posisi, momentum, energi, kinetik energi, etc. secara aktual


adalah operator, dan urutan bagaimana kita
menggunakannya adalah sangat penting.

Secara umum, nilai ekspektasi suatu kuantitas, termasuk


operator adalah

Ingat, momentum berhubungan dgn /x dan


energi berhubungan dengan /t.

G ( x ) = * G ( x ) dx .
-

Menggunakan ekspresi operator untuk momentum juga


mencegah kita menggunakan
the hat reminds us

Pendekatan yang benar adalah membuat * sandwich


untuk memperoleh nilai ekspektasi.

p = *p dx

x = x dx
*

momentum is an operator

Untuk mengklaim cara mengingkari prinsip ketidakpastian

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

41

(x) = 3 x for 0 x 1
Mari kita gunakan fungsi
gelombang kita sbg contoh

42

Saya akan gerakkan penunjuk


laser sepanjang x-axis. Anda
katakan stop kapan saja
jika anda pikir saya telah
mencapai titik di mana area
merah akan seimbang pada
ujung jari saya.

Refreshing your memory

Mari kita cek apakah matematika setuju dgn keputusan anda.


Nilai ekspektasi x seperti probabilitas rata-rata menemukan
suatu partikel pada mengkoordinir x. yg merupakan titik di
mana kita bisa balance * plot pada ujung jari.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

x = * x dx =

43

) (

3x x

3 x dx = 3 x 3 dx = 3
0

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

x4
3
= .
4 0 4
44

11

5.6 Operators

Konservasi energi menjadi operasi:

Seperti yang telah kita bahas ketika melakukan justifikasi pada


persamaan Schrdinger's, energi dan momentum adalah
operator dalam dunia mekanika kwantum. Kita menggunakan
tanda topi () untuk mengidentifikasi operator

E = K +U.

Dan operator energi kinetik adalah


h2 2
.
K = 2m x 2

2
p2
h2 2
h
p2 = - h2 2 p =
=2
x
j x
2m
2m x

Seperti yang diperlihatkan Beiser, mendalikan bentuk opertor E


dan p sama dengan mendalilkan persamaan Schrdinger.

momentum
operator

E = jh

Bagian ini juga menunjukan kenapa bentuk yang tepat untuk


nilai ekspektasi adalah

E = jh
t
t

G ( x, p ) = * G ( x, p ) dx .

total
energy
operator
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

45

46

Jika gaya yang bekerja pada objek hanya tergantung pada


posisi dan independen terhadap waktu, maka potensial U juga
hanya fungsi dari posisi.

5.7 Persamaan Schrdinger: Bentuk Steady-State

Dalam satu dimensi (yaitu, hanya fungsi dari x dan t),


dapat ditulis dalam bentuk

Dalam kasus persamaan Schrdinger

h2 2
jh
=+U
2m x 2
t

= A e-(jE/h ) t e(jp/h ) x = e-(jE/h ) t ,


Dimana adalah hanya fungsi posisi (x).

menjadi

Biasanya, gaya yang bekerja pada objek adalah independen


terhadap waktu. Sebagai contoh, gaya tarik gravitasi matahari
adalah independen terhadap waktu.

atau

E e -(jE/h )t = -

h2 -(jE/h )t 2
e
+ U e-(jE/h )t ,
2m
x 2

2
2m
+ 2 (E - U) = 0 .
h
x 2

Ini adalah persamaan Schrdinger steady-state dalam satu


dimensi.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

47

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

48

12

Beiser, hal 174, menunjukan bagaimana menuliskannya dlm 3


dimensi.
Untuk Fungsi gelombang yang mengikuti persamaan ini, harus
mematuhi syarat batas, dan dia beserta derivatif-nya harus
terbatas, kontinyu, dan bernilai tunggal

Eigenvalueenergy En dimana persamaan Schrdinger


memiliki solusi.
Eigenfunction fungsi gelombang n yang merupakan solusi
persamaan Schrdinger.

Eigenfunction n memiliki hubungan dengan eigenvalue En.

Jika tidak ada fungsi gelombang seperti itu untuk U tertentu,


maka sistem tidak bisa ada pada suatu posisi mantap.
Catat bahwa energi partike terikat secara khas terkuantisasi
(hanya memiliki nilai yang diskrit), tetapi variabel lain, seperti
posisi, tidak perlu dikuantisasi.

Sebenarnya, persamaan eigenvalue memiliki bentuk


Schrdingers equation is just one
G = G .
n

example of an eigenvalue equation.

G-hat adalah operator, n adalah eigenfunction, adn Gn


adalah eigenvalue.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

49

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

50

2
2m
+ 2 (E - U) = 0 .
h
x 2

5.8 Particle in a Box

Persamaan Schrdinger steady-state dalam satu dimensi

OK, mari kita coba bermain dengan persamaan diatas.


Fisikawan selalu mulai dengan yang paling mudah. Apa sistem
yang paling mudah dalam hal ini?

2
2m
+ 2 (E - U) = 0 .
h
x 2

U = 0?
Ya, partikel bebastapi kita telah melakukannya. Sistem
termudah yang bagaimana dengan something happening?

Apa yang akan kita lakukan?

Sistem dengan U = 0 tapi partikel tidak bebas?

Yaitu partikel dalam box!


Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

51

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

52

13

Kita telah bahas particle dlm box pd Bab 3.

next?

Tapi pada bab ini kita akan bahas dengan cara MQ

U=

U=

Axes!

Buat box dengan tinggi


dan kuat dinding yg tidak
terbatas

Labels!

x
x=0

x=L

*So the particle cant get over the wall.


**So the particle cant pass through
the wall.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

53

54

Diluar box, = 0 (partikel tdk dapat keluar dari box).


Next step?
E

OSE:

2
2m
+ 2 (E - U) = 0
h
x 2

Kita perlu untuk solve

U=

U=

untuk , di dalam box.

2
2mE
+ 2 =0
x 2
h

Karena adalah kontinyu, solusi kita dibatasi oleh kondisi (0)


= (L) = 0.*

Next step: solve.

x
x=0

2
2mE
+ 2 =0
h
x 2

Bagimana kita selesaikan persamaan diatas?

x=L
jika = 0 untuk x < 0 dan x > L, maka jika kontinyu, kita harus punya
(0) = 0 dan (L) = 0 .

U=0 inside the box. (No need to label that; U=0 is where the x and energy
axes cross.)
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

55

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

56

14

Bagaimana kita selesaikan persamaan ini?

Solusi macam apa yang akan anda terka?

Cara lama (hard work)?

Saya akan terka dengan solusi gelombang.

Lihat di buku?

Bentuk gelombang yg bagaimana yang anda terka?

Diterka?

masih banyak yang harus dikerjakan

Saya akan terka dengan bentuk komplek exponentials :

Pers. ini memiliki 2 solusi linear yg independent. Ada


beberapa solusi, semuanya dapat dikonstruksi dari 2
solusi linear yg independent

+ = A e(j p/h ) x or - = A e- (j p/h ) x .

2
2mE
Kenapa tdk? 2 + 2 = 0
x
h

Ada 2 solusi yg independent. Jika ini adalah solusi persamaan


Schrdinger untuk partikel dlm box, maka solusi lainnya harus
kombinasi linier dari solusi diatas.

Berapa jumlah solusi linear yg independent yg dimiliki


persamaan ini?
Jawab : hanya dua. Jika kita terka* dua solusi, masukan ke
dalam pers., dan jika terkaan kita betul maka kita telah
menyelesaikan pers. diatas tanpa kerja keras.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Jika kita ambil selisih +- - dan gunakan relasi Euler, kita


akan dapatkan fungsi sinus. Jika kita ambil jumlah ++ - kita
akan dapatkan fungsi cosinus.

Fungsi sinus dan cosinus menyatakan dua fungsi linier yg


independent, dan karena itu kita dapat menulis solusi sebagai
sinus dan cosinus.

58

Kita dapat masukan


= A sin

Karena kita temukan cara termudah adalah menggunakan


sinus dan cosinus, dan karena Beiser juga menggunakan cara
yg sama, maka kita akan terka fungsi kita dibuat dari sinus
dan cosinus
2mE
2mE
see
= A sin
x + B cos
x . note
h
h

Ke dalam

2mE
2mE
x + B cos
x .
h
h

2mE
+ 2 =0
h
x 2
2

dan verifikasi apakan persamaan diatas terpenuhi (yaitu, kita


akan mendapatkan suatu identitas). Ini berlaku dengan baik.
Silahkan coba sendiri jika tidak percaya.

Tunggu (2mE) ini apa dan bagaiman mendapatkannya?

Ini berarti terkaan kita memberikan kita dua unik kandidat


untuk solusi.

Ini datang dari p = (2mE) dan dari fakta bahwa kita akan
mereproduksi bab 3 tentang kuantisasi energi pada
perhitungan sekarang.

Berikutnya, kita perlu menggunakan kondisi batas dan melihat


apa yang mereka katakan tentang solusi kita (dan koeffisient A
dan B).

Note: this trial solution is a linear combination of two linearly independent


functions; if it works, we have found both the needed solutions.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

57

59

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

60

15

2mE
L =n ,
h

2mE
2mE
x + B cos
x .
h
h

= A sin

Energy level terkuantisasi, sama seperti pada bab 3. Dari


persamaan diatas kita dapatkan E :

BC (Boundary Conditions): (0) = (L) = 0, karena partikel


tidak mungkin ada di dalam infinite potential wall, dan harus
kontinyu pada perbatasan.

En =

Kondisi (0) = 0 memerlukan B = 0, karena cos(0) = 1.

Masukan energy eigenvalues En dari persamaan diatas ke

n = 1,2,3,...

n = A sin

Catat bahwa n = 0 bukan solusi karena fungsi gelombang kita


= 0 (non-particle).
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Kita dapatkan eigenfunctions

n =

nx
.
L
62

hyperphysics
Wolfram Research

dont forget appropriate limits!

diperoleh A = (2/L) dan

n = A sin

Ada beberapa web sites yang memuat particle in a box


physics.

nx
nx

1 = dx = A sin
A sin
dx
-
0
L
L

2mEn
x
h

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

61

Langkah terakhir adl normalisasi untuk mendapatkan harga A.

n2 2 h2
, n = 1,2,3, ...
2mL2

Ini identik dengan solusi pd bab 3 kecuali kita gunakan disini


dan h pd bab 3.

Karena hanya sin (n) = 0, kondisi (L) = 0 memerluka


2mE
L=n ,
h

n = 1,2,3,...

Physics 252 at Univ. of Virginia


my Mathcad document

2
nx
.
sin
L
L

Anda harus dapat mengidentifikasi


eigenfunctions untuk n=1, 2, 3,
etc.

Menyelesaikan particle in a box adalah salah satu


dari syarat mahasiswa lulus QM.

Anda hrs dapat menghitung


probabilitas pada daerah yg
berbeda dalam box.
Applet

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

63

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

64

16

En =

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Dengan menggunakan

En =

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

65

66

Optional advanced material.

n2 2 h2
, n = 1,2,3, ...
2mL2

Jelaskan fenomena dibawah ini

n2 2 h2
, n = 1,2,3, ...
2mL2

Mari kita mulai dengan time-dependent Schrdinger equation

ZnS

jh

CdSe

h2 2
=+ U.
2m x 2
t

Dan biarkan U = 0 di dlm box.


jh

h2 2
=.
2m x 2
t

Dua kemungkinan solusi*


2.3 nm
Larger Band
Gap

4.2 nm 4.8 nm

5.5 nm

(x, t) = A e(j/h ) (px - Et)

Smaller Band
Gap

(x, t) = A e(j/h ) (-px - Et) .

Ini adalah dua solusi linear independent. Keduanya memiliki


time dependence yang sama.

Courtesy of Bawendi and Coworkers.


Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

and

67

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

68

17

sumur potential terbatas


memiliki panjang L dan
tinggi U.

Selesaikan seperti sebelumnya, kita dapatkan fungsi


gelombang
only difference is that
2
nx -jEt/h
(x, t) =
sin
e
. now we explicitly show
L
L
the time dependence

Ada tiga region:


I, II, dan III.

* adalah independent terhadap waktu karena

e -jEt/h e jEt/h = 1.

II

III

Pada regions I dan III, pers.


Schrdingeris

Ini mengillustrasikan arti istilah stationary state. Distribusi


probabilitas * adalah independent terhadap waktu.

E=U

2
2m
+ 2 (E - U) = 0 ,
x 2
h

x=0

x=L

yg dapat kita tuliskan sbg


2
2m (U - E) Pada slide berikut kita

a
=
0
,
dimana

=
. akan asumsikan E<U shg
x 2
h
akan menjadi real.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

- a2 = 0 ,
2
x
=

2m (U - E)
.
h

E=U

II

70

I = Ce ax + De-ax

III = Fe ax + Ge -ax
Solusi ini adalah real, dan tdk
exponential komplex. C, D, F,
dan G adalah koefisien yg
akan ditentukan lewat syarat
batas.

III

Perhatikan partikle dgn


E < U. Solusi pd region I
dan III adalah

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

69

E=U

II

III

x
x=0

x=L

x=0
x=L
Regions I dan III diperluas ke x = - dan x = +.
Karena fungsi gelombang harus finite disetiap tempat,
koeffisien D dan F harus 0, shg

I = Ce ax + De-ax and III = Fe ax + Ge-ax .

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

71

I = Ce ax and III = Ge-ax .


Kedua solusi menurun secara eksponensial dengan semakin
jauhnya posisi dari dinding batas.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

72

18

Pd region II, pers.


Schrdinger adalah

2
2m
+ 2 (E - U) = 0 ,
x 2
h

E=U

Persamaan ini memiliki solusi


yg sama dgn sebelumnya
partikel dlm (infinite) box:

II

III

x=0
x=L
2mE
2mE
x + B cos
x ,
II = A sin
h

Kecuali sekarang B 0 karena memiliki amplitude pd


masing-masing barrier.

Notice bagaimana ekor fungsi


gelombang memanjang
kedalam barrierada finite
probability untuk menemukan
partikel disana.
Ekor fungsi gelombang yg
lebih panjang artinya
gelombang yg lebih panjang
dan krn itu momentum dan
energi lebih kecil.
partikel di dlm finite box
dapat memiliki energi lebih
rendah dibanding partikel di
dlm infinite box.

2mE
2mE
II = A sin
x + B cos
x
h

III = Ge-ax

Ada 5 informasi yg kita inginkan: koeffisien A, B, C, dan G, dan


energi E.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

I = Ce ax

Kita punya 5 kondisi: kontinyu pd x = 0 dan x = L,


kontinyu pd x = 0 and x = L, dan normalisasi . 5 kondisi ini
memberikan 5 persamaan.
6 persamaan, 5 yg tdk diketahui, sisanya hanya matematik.
Salah satu cara menyelesaikannya adalah dengan
menggunakan tool seperti Mathcad.

73

for n=1

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

74

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

76

Ini adalah perbandingan


fungsi gelombang untuk
infinite dan finite sumur
potensial, n=1, 2, dan 3.

for n=2

for n=3
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

75

19

Ini adalah perbandingan


probability density
functions untuk infinite dan
finite square wells, n=1, 2,
dan 3.

Apakah kamu berusaha untuk


ceritakan ada suatu kemungkinan
menemukan batu bata ini terjepit
separuhnya pada suatu dinding tak
dapat tembus?
Persisnya tdk seperti itu

Which probability goes with


which well. Why?

ada suatu kemungkinan


menemukan batu bata di suatu
tempat di dalam dinding yang tak
dapat tembus

Which plot corresponds to n=2?


How can you tell?
What is the meaning of the red
shaded areas?
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

77

78

Efek Terobosan (Tunnel Effect)

Efek Terobosan (Tunnel Effect)

Ini adalah percobaan yg kita pikirkan. Lemparkan bola pada


dinding tembok setinggi 3 m.

Kita menemukan sesuatu yang aneh pada partikel dalam


sumur terhingga.

Terlalu rendah shg


mantul kembali

Dari hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa ada probabilitas


partikel berada didalam dinding meskipun dindingnya
diharapkan tidak dapat ditembus partikel.
Atau, dari perhitungan kita dapatkan bahwa ada probabilitas
partikel berada ditempat yang tidak seharusnya ada.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Cukup tinggi shg


melampaui dinding

79

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

80

20

Efek Terobosan (Tunnel Effect)

Efek Terobosan (Tunnel Effect)


Bagaimana tentang partikel quantum mekanik berenergi E yg
menumbuk penghalang setinggi U?

Bagaimana tentang suatu partikel klasik energi E menumbuk


pada suatu penghalang setinggi U?

Jika E < U akan


mantul kembali.

jika E < U akan


dipantulkan kembali. U

U
E

Jika E > U
akan melewati.

Sebenarnya, partikel menembus tetapi penjelasan diatas hanya sekedar gambaran konseptual.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

atau mungkin
juga tidak.

Kita harus bayangkan partikel sbg gelombang ketika melakukan eksperiment ini.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

81

Efek Terobosan (Tunnel Effect)

82

Mari kita pikirkan hal berikut ini

E > U?
1
E

jika E > U akan


melewatinya.

atau mungkin
juga tidak.

2 = 1
inside

Energi kinetik sebelum dan sesudah penghalang adl sama (tdk


ada kehilangan energi ketika melewati penghalang), shg
momentum dan wavelength juga sama.
Bagaimana dgn panjang gelombang di dlm penghalang?

KEinside = (E U) < E = KEoutside shg KEinside harus lebih kecil.


maka pinside < poutside dan inside > outside.
Jika E < U maka inside adalah imajiner?!

Kita harus bayangkan partikel sbg gelombang ketika melakukan eksperiment ini.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

83

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

84

21

Efek Terobosan (Tunnel Effect)


Karena photon adalah gelombang maka hal itu dapat terjadi.

Jika kamu sedang memakai kacamata, lalu melepaskannya,


dan letakan enam inchi atau lebih dari muka anda, dan lihat
pada kaca mata.

Partikel juga gelombang. Jadi mereka dapat direfleksikan dan


di transmikan.

Anda dapat melihat melalui kaca mata. Jika ada benda yg


terang dibelakang anda, anda bisa melihatnya melalui refleksi
pada kaca mata.

Dalam slide berikut ini kita akan menyelesaikan persamaan


Scrdinger untuk mencari partikel quantum yang dapat
menerobos penghalang yg tinggi, atau direfleksikan oleh
penghalang yang rendah.

Seseorang yang berdiri di sebelah lain kacamata anda akan


melihat juga objek yang terang melalui kacamata anda.
Beberapa photon melewati kaca mata, yang lainnya
direfleksikan. Ada probabilitas transmisi, dan probabilitas
refleksi.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

85

Ini adalah diagram potential


untuk masalah kita.
Partikel memiliki masa dan
energi E, dan penghalang dgn
tinggi U dan panjang L.
Ada tiga region: I, II, dan III.

E
U

86

II

III

2 II 2m
+ 2 (E - U ) II = 0
x 2
h

x
0 L

2 III 2m
+ 2 E III = 0
x 2
h

Kita harus menyelesaikan persamaan Schrdinger untuk


partikel yang memiliki energi E di dalam ketiga region seperti
pada gambar diata.

II

III
x

0 L

Pekerjaan kita adalah menyelesaikan persamaan ini, equations,


sesuai dengan syarat batas yang ada, dan sesuai dgn kondisi
bahwa dan turunannya harus kontinyu dan terbatas.

Persamaan Schrdinger di regions I, II, dan III menjadi

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

2 I 2m
+ 2 E I = 0
x 2
h

Ketiga persamaan adalah valid baik untuk E > U atau E < U.


Kita akan asumsikan E < U ketika kita menyelesaikan
persamaan Schrdinger pada region II.
87

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

88

22

Kita mulai dgn mengasumsikan solusi


wave-like untuk di regions I dan III,
dimana potential U = 0.

U
I

III = F e

dimana

k1 =

+Ge

III

Ingat I dan III adalah berbentuk


I = A e j k 1 x + B e - j k1 x

0 L

I = A e j k 1 x + B e - j k1 x
j k1 x

III = F e j k1 x + G e- j k1x
x

Solusi wave-like yang tepat adalah


dan

II

= +I

I-

U
I

II

III
x

0 L

dan III = F e j k1 x + G e- j k1x

- j k1 x

= +III + III
dimana I+ menyatakan gelombang pd region I yg bergerak
kearah kanan, I- menyatakan gelombang pd region I yg
bergerak kearah kiri,

Kenapa k1 pd region I dan III sama?


Karena energi kinetik adl sama pd
region I dan III. Partikel tdk
kehilangan ketika melewati
penghalang.

2
2mE
=
.
h

I = A e j k 1 x + B e - j k1 x

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

89

Kita asusmsikan gelombang kita


bergerak dari kiri ke kanan.
Jika gelombang kita menembus
penghalang, pada region III tdk
akan ada yang direfleksikan
kembali ke kiri.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

90

Fungsi gelombang partikel (wave) yang menumbuk penghalang:


U

dan III+ menyatakan gelombang pd region III yg bergerak


kearah kanan, dan III- menyatakan gelombang pd region III
yg bergerak kearah kiri.

II

I = A e j k 1 x + B e - j k1 x

III

=
x

I+*I+ adalah rapat probabilitas gelombang datang. Pd satu


dimensi, itu adalah rapat probabilitas linier yang memiliki
satuan partikel/meter.

0 L

III = F e j k1 x + G e- j k1x

Hal ini mengatakan kepada kita III- = 0 shg G = 0.

Jika v is kecepatan group gelombang I+, maka jml partikel per


meter2 perdetik yg menumbuk penghalang dari kiri adalah
SI+ = I+* I+ v.

Solusi lengkap persoalan ini memerlukan perhitungan di


setiap tempat, shg kita akan perlu I, II, dan III. Akan tetapi,
sering dalam perhitungan MQ, Solusi lengkap tidak diperlukan.
Sekarang kita hanya akan menghitung probabilitas transmisi
melalui penghalang.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

+I + I-

Sama dgn diatas, jml partikel per meter2 perdetik yg keluar dari
kanan penghalang adalah SIII+ = III+* III+ v.
91

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

92

23

Probabilitas transmissi adalah

Pada region II, persamaan Schrdinger adalah


2 II 2m
+ 2 (E - U ) II = 0
h
x 2

+
+
S+III ( III ) ( III ) v
T= + =
*
SI
( +I ) ( +I ) v
*

T =

(F e ) (F e ) = (F
(A e ) (A e ) (A
j k1 x *

j k1 x

j k1 x *

j k1 x

T =

- j k1 x

- j k1 x

Solusi pada region II adl:

)(F e )
)( A e )
j k1 x

dimana k =

j k1 x

F*F
A* A

2m (E - U )

wavenumber adalah k'. Tapi jika E < U, maka k' adalah


imajiner.

Untuk mendapatkan ekspresi T yang bermanfaat, kita perlu


menerapkan kontinuitas dan turunannya untuk mengeliminasi
A dan F.

Apa implikasinya ? Jawabnya : damped atau blowing up


exponentials, bukan gelombang, pd region II.

Berarti kita perlu melihat persamaan Schrdinger in region II.


Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

II = C e j k x + D e- j k x

93

Karena k' imaginary, kita definisikan k2 = - jk'. Shg

Apakah anda dapat menangkap sense tsb? Ya, jika anda


pikirkan.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

94

Mari kita pikirkan tentang perhitungan yg telah kita lakukan.


Kita memiliki ekspresi untuk transmissi, berisi constanta A dan
F. Kita perlu mencari konstanta tsb untuk menghitung
transmissi.

II = C e - k 2 x + D e k 2 x

Dari sini jelas bahwa II bukan merepresentasikan gelombang


, tapi lebih sebagai damped atau blowing up exponential.

Kita juga telah menuliskan solusi wavefunction pd region II,


tapi hanya mendapatkan konstanta, C dan D. Ini kelihatan
belum menolong. Malah membuat lebih rumit krn menambah
konstanta yg harus dicari.

Secara Philosopi, sesorang dapat berargumentasi bahwa karena


II tdk merepresentasikan gelombang , maka tdk
merepresentasikan partikel yg bergerak, karena itu tdk ada
partikel di region II. Tapi II*II merepresentasikan rapat
probabilitas, shg ada probabilitas untuk menemukan partikel di
dlm penghalang.

Apa yg dapat kita lakukan, sekarang kita punya solusi di region


I, II, dan III, adalah gunakan syarat batas pada kedua sisi.
Mari kita lihat...dua batas (sisi), 2 kondisi pd masing-masing sisi
(wave function dan turunannya) memberikan 4 kondisi, untuk
mencari 4 unknown A, C, D, dan F. 4 unknown, 4 condition,
maka kita dapat selesaikan maslah kita (transmisi).

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

95

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

96

24

E
U

Masalah lengkapnya
sebenarnya ada 5 konstanta
yg harus dicari dgn 4 kondisi.

I
II III
A,B C,D F
& cont.

0 L

I
II III
A,B C,D F

Pd bagian kiri (x = 0),


x

& cont.

Untuk mendapatkan T hanya memerlukan 4 konstanta. Jika


kita ingin menyelesaikan persamaan gelombang kita perlu satu
kondisi lagi

I = II

(1)

I II
=
x
x

(2)

& cont.

0 L

& cont.

Pd bagian kanan (x = L),

Jika kita ingin mencari solosi persamaan gelombang, kita perlu


menerapkan normalisasi, yang akan memberikan kondisi ke
lima untuk 5 konstanta, shg sekarang masalah dpt
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Ini adalah kondisi batas

II = III

(3)

II III
=
x
x

(4)
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

97

98

Sekarang kita gantikan

Masukan I dan II ke dlm (1) diperoleh

2 I 2m
+ 2 E I = 0
h
x 2

Ae j k1 (0 ) + Be - j k1 (0 ) = Ce-k 2 (0 ) + De k 2 (0 )
A +B =C +D

2 II 2m
+ 2 (E - U ) II = 0
h
x 2

Masukan I dan II ke dalam (2) diperoleh

2 III 2m
+ 2 E III = 0
h
x 2

jk1 Ae j k1 (0 ) - jk1 Be - j k1 ( 0 ) = - k 2 Ce-k 2 (0 ) + k 2 De k 2 (0 )


Ajk1 Bjk1 = -Ck2 + Dk2

dengan
A +B=C+D

kemudian, masukan II dan III ke (3) dan (4) untuk


mendapatkan
Ce - k 2L + De k2L = Fe j k1L

Ajk1 Bjk1 = -Ck2 + Dk2


Ce - k 2L + De k2L = Fe j k1L

-k 2 Ce - k 2L + k 2 De k 2L = jk1 Fe j k1L

-k 2 Ce - k 2L + k 2 De k 2L = jk1 Fe j k1L
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

99

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

100

25

Bagaimana
mendapatkan
A/F?

A +B=C+D
Ajk1 Bjk1 = -Ck2 + Dk2

A +B=C+D
Ajk1 Bjk1 = -Ck2 + Dk2

Ce - k 2L + De k2L = Fe j k1L

Ce - k 2 L + De k 2 L = Fe j k1L

-k 2 Ce - k 2L + k 2 De k 2L = jk1 Fe j k1L

-k 2 Ce - k 2 L + k 2 De k 2 L = jk1 Fe j k1L
Silahkan coba sendiri.

Ada masalah: 5 unknown dengan 4 equation. Kita perlu satu


lagi equation. Akan tetapi ingat, kita dapat menerapkan
normalisasi jika kita memerlukan

Jawabannya adalah :
1 j k
A 1
j k
k
k
= + 2 - 1 e( jk1 + k2 )L + - 2 - 1 e( jk1 -k 2 )L
F 2 4 k 1 k 2
2 4 k 1 k 2

Kita hanya tertarik menyelesaikan rasio F*F / A*A. Kita dapat


menyelesaikan N equation dlm N+1 unknown coefficien untuk
rasio dua coefficien.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

101

102

Kita harus mendapatkan complex conjugate A*/F* (hanya ganti


j dgn -j ). Transmissi menjadi
Kita dapat sederhanakan persoalan dgn mengasumsikan
penghalang yang tinggi dan lebar.

F*F
16
e-2k 2L
T= * =
2
A A
k2

4 + k 1

Tinggi berarti potential penghalang relatif tinggi thd energi


kinetik. Pada kasus ini k2/k1>k1/k2. (lihat lagi definisi k1 dan
k2.)

Kuantitas pada kurung kotak bervariasi slowly dibandingkan


dengan bagian exponential, dan besarnya disekitar 1, shg kita
dapat sederhanakan lagi

Lebar artinya fungsi gelombang betul-betul disusutkan pada


region penghalang antara x=0 dan x=L. artinya k2L >> 1.
Dengan pendekatan ini, persamaan untuk A/F dapat
disederhanakan menjadi
A 1
j k
= + 2 e( jk1 + k 2 ) L
F 2 4 k 1

T = e-2k 2L

hey, thats
not so bad

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

dimana
k2 =
103

2m ( U - E )

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

104

26

T = e-2k 2L

k2 =

Artinya kita menerima error sampai faktor 10? Teori


apa?

2m ( U - E )

Ini adalah teori yang hebat, jika kita hanya ingin


mengembangkan feel for the physics. Tentu saja, dalam real
life kita harus menggunakan full expression, tanpa pendekatan

Simpan dlm ingatan bahwa ini hanya berlaku untuk penghalang


yg tinggi dan lebar. Jika penghalang tdk tinggi dan lebar, kita
harus gunakan ekspresi penuh untuk A/F (kemudian kita
kalikan dgn complex conjugate).

Mari kita lihat contoh. Misalkan 1 eV elektron menumbuk


penghalang 5 eV dan 0.5 nm lebar.

Tadi kita sederhanakan bahwa besaran dlm kurung


kotak memiliki nilai sekitar 1, namun sebenarnya lebih
dekat ke 4. Apakah menggangu?

5 adalah lebih besar dari 1, dan 0.5 nm lebih panjang dibanding


panjang gelombang elektron energi rendah. Sehingga kita
mungkin dapat menggunakan persamaan transmissi yang
disederhanakan.

Iya, tapi 4 lebih dekat ke 1 dibanding ke 10, shg kita anggap


bernilai 1.

Pertama-tama, kita cari k2.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

k2 =

transmissis

2m ( U - E )

T=e

What mass do I use here?


What is the object?
Electron!

Can I keep energies


in eV and use the
eVs version of ?

T=e

)(

-2k 2L

-2 1.01010 5.010-10

106

Because of the exponential,


small differences in how you
round in calculating k2 can make
large apparent differences here.

) = 4.510-5

T sebaiknya diantara 0 dan 1. Untuk pendekatan ini sebaiknya


kecil. Sepertinya pendekatan kita OK.

Absolutely not! The


square root messes
up your units. You
will be wrong every
time!

k2 =

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

105

Dapatkah kita menghitung probabilitas refleksi?

2 ( 9.1110-31 kg ) ( 5 eV - 1 eV ) (1.610-19 J/eV )

(1.05510

-34

Js)

k 2 = 1.0010-10 m-1
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

107

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

108

27

Pada simpangan yang kecil, semua gaya balik (restoring)


mengikuti hukum Hooke:

5.11 Harmonic Oscillator


Deret Maclaurin (deret Taylor disekitar origin):

F(x) = - k x .

x 2 d2F
x 3 d3F
dF
F(x) = F(0) + x + 2 + 3 + . . .
dx 0 2! dx 0 3! dx 0

Secara klasik, osilator harmonik tunduk pd hukum Hooke.

Jika F menyatakan gaya balik (restoring) (gaya yang


mengembalikan sistem ke asalnya) maka F(0) = 0.

Dari Hukum ke-2 Newton F = ma. diperoleh

Untuk simpangan yang kecil, seluruh orde yang tinggi


(termasuk x2, x3, dsb.) cukup kecil, sehingga

- k x =m

dF
F(x) x = - k x .
dx 0

Tanda ada karena F adalah gaya restoring, shg turunannya adalah negatif.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

d2 x
.
dt 2

d2 x
+k x=0.
dt 2

Satu pers. differential lagi yang harus dicari solusinya!


109

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

110

Solusi dari persamaan differential tadi berbentuk


x = A cos (t + )

Mari kita pikirkan tentang osilator harmonik

Dimana frekuensi osilasi f

Klasih, seluruh energi diperbolehkan . Menunut QM?

k
= 2f =
.
m

Hanya energi tertentu (kuantisasi)?


Klasik, enrgi = nol diperbolehkan. Menunut QM?

Dari Fisika Dasar, potential harmonik osilator adalah


U(x) =

Nonzero, seperti partikel dlm box

1
k x2 .
2

Klasik, osillator tdk dapat eksis dlm daerah terlarang. Sebagai


contoh osilasi pendulum dgn amplitude A tdk dapat memiliki
simpangan > A.

Lalu apa?

Ada kemungkinan menemukan sistem di daerah terlarang

Banyak sistem yang dijelaskan dengan osilator harmonik. Kita


lebih baik melihat tinjauan quantum mekanik tentang ini.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

111

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

112

28

Mari kita selesaikan persamaan Schrdinger untuk potential


osilator harmonik.
2 2m
1

+ 2 E - kx 2 = 0 .
2
x
h
2

Persamaan dapat diselesaikan hanya untuk harga tertentu,


yaitu =2n+1 dimana n = 0, 1, 2, 3, ...
Untuk harga tersebut diatas, fungsi gelombang memiliki
bentuk
1

Jika kita misalkan

2 m f
2E
y=
x and =
h
hf

maka persamaan Schrdinger menjadi

Orang biasa mungkin akan melihat persamaan diatas rumit,


namun bagi ahli matematika persamaan diatas adalah simpel.
Hanya kumpulan angka, fungsi exponential, dan Polynomial
Hermite Hn. Polynomial adalah simple. H0(y) = 1, H1(y) = 2y,
dan polynomial berikutnya lihat di Table 5.2 buku Beiser.

2
+ ( + y2 ) = 0 .
y 2

Solusi persamaan ini harus mengikuti semua persyaratan yg


telah kita diskusikan dan harus dinormalisasi.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

y2

2mf 4 n - 1 2

n =
( 2 n!) Hn (y) e
h

113

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

115

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

114

Yang lebih penting, kita menemukan bahwa pers. gelombang


dapat diselesaikan hanya dengan nilai E tertentu (ingat, =
2E/hf = 2n+1),
1

En = n + hf , n = 0,1,2, ...
2

Energi E dari osilator harmonika mekanika quantum


terkuantisasi dengan step hf, dan zero point energinya adalah
E0 = hf.
Dokumen Mathcad yg mengilustrasikan tingkat energi osilator
harmonik QM, probabilitas, dan nilai ekspektasi adalad sbb.
Karena scaling yg kita lakukan dlm re-writing persamaan
Schrdinger, sulit sekali mengidentifikasi daerah terlarang pada
grafik Mathcad. Gantinya silahkan lihat Figures 5.12 dan 5.13,
hal. 191 dari buku Beiser, untuk illustrasi bagaimana ekor
fungsi gelombang dlm daerah terlarang mengkerut dgn naiknya
n.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Wave Functions
116

29

Probability Densities
2
n=1
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

118

Pada simpangan yang kecil, semua gaya balik (restoring)


mengikuti hukum Hooke:

OSILATOR HARMONIK
Deret Maclaurin (deret Taylor disekitar origin):

F(x) = - k x .

x 2 d2F
x 3 d3F
dF
F(x) = F(0) + x + 2 + 3 + . . .
dx 0 2! dx 0 3! dx 0

Secara klasik, osilator harmonik tunduk pd hukum Hooke.

Jika F menyatakan gaya balik (restoring) (gaya yang


mengembalikan sistem ke asalnya) maka F(0) = 0.

Dari Hukum ke-2 Newton F = ma. diperoleh

Untuk simpangan yang kecil, seluruh orde yang tinggi


(termasuk x2, x3, dsb.) cukup kecil, sehingga

- k x =m

dF
F(x) x = - k x .
dx 0

Tanda ada karena F adalah gaya restoring, shg turunannya adalah negatif.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

117

d2 x
.
dt 2

d2 x
+k x=0.
dt 2

Satu pers. differential lagi yang harus dicari solusinya!


119

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

120

30

Solusi dari persamaan differential tadi berbentuk


x = A cos (t + )

Mari kita pikirkan tentang osilator harmonik

Dimana frekuensi osilasi f

Klasik, seluruh energi diperbolehkan . Menunut QM?

= 2f =

k
.
m

Hanya energi tertentu (kuantisasi)?


Klasik, energi = nol diperbolehkan. Menunut QM?

Dari Fisika Dasar, potential harmonik osilator adalah


U(x) =

Nonzero, seperti partikel dlm box

1
k x2 .
2

Klasik, osillator tdk dapat eksis dlm daerah terlarang. Sebagai


contoh osilasi pendulum dgn amplitude A tdk dapat memiliki
simpangan > A.

Lalu apa?

Ada kemungkinan menemukan sistem di daerah terlarang

Banyak sistem yang dijelaskan dengan osilator harmonik. Kita


lebih baik melihat tinjauan quantum mekanik tentang ini.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

121

Mari kita selesaikan persamaan Schrdinger untuk potential


osilator harmonik.
2 2m
1

+ 2 E - kx 2 = 0 .
x 2
2
h

Persamaan dapat diselesaikan hanya untuk harga tertentu,


yaitu =2n+1 dimana n = 0, 1, 2, 3, ...
Untuk harga tersebut diatas, fungsi gelombang memiliki
bentuk
1

maka persamaan Schrdinger menjadi

Orang biasa mungkin akan melihat persamaan diatas rumit,


namun bagi ahli matematika persamaan diatas adalah simpel.
Hanya kumpulan angka, fungsi exponential, dan Polynomial
Hermite Hn. Polynomial adalah simple. H0(y) = 1, H1(y) = 2y,
dan polynomial berikutnya lihat di Table 5.2 buku Beiser.


+ ( + y2 ) = 0 .
y 2
2

Solusi persamaan ini harus mengikuti semua persyaratan yg


telah kita diskusikan dan harus dinormalisasi.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

y2

2mf 4 n - 1 2

n =
( 2 n!) Hn (y) e
h

2 m f
2E
y=
x and =
h
hf

Jika kita misalkan

122

123

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

124

31

Yang lebih penting, kita menemukan bahwa pers. gelombang


dapat diselesaikan hanya dengan nilai E tertentu (ingat, =
2E/hf = 2n+1),
1

En = n + hf , n = 0,1,2, ...
2

Energi E dari osilator harmonika mekanika quantum


terkuantisasi dengan step hf, dan zero point energinya adalah
E0 = hf.
Dokumen Mathcad yg mengilustrasikan tingkat energi osilator
harmonik QM, probabilitas, dan nilai ekspektasi adalad sbb.
Karena scaling yg kita lakukan dlm re-writing persamaan
Schrdinger, sulit sekali mengidentifikasi daerah terlarang pada
grafik Mathcad. Gantinya silahkan lihat Figures 5.12 dan 5.13,
hal. 191 dari buku Beiser, untuk illustrasi bagaimana ekor
fungsi gelombang dlm daerah terlarang mengkerut dgn naiknya
n.
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

Wave Functions
125

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

126

Dari Figure 5.13, terlihat osilator harmonik QM "reduces"


menjadi osilator harmonik klasik untuk harga n yg besar.

Probability Densities
2
n=1
Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

127

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

128

32

Priview Bab 5

Figure 5.11, potential yang berbeda untuk sistem yang berbeda


menyebabkan tingkat energi yg berbeda

Fungsi Gelombang probability densities normalization


expectation values good and bad* wave functions
perhitungan probabilitas.
Partikel dlm box Bagaimana menyelesaikan SE tingkat
energi kuantisasi nilai ekspektasi pengaruh panjang
box perhitungan probabilitas.
Partikel dlm sumur Bagaimana menyelesaikan SE
tingkat energi kuantisasi nilai ekspektasi pengaruh
panjang box perhitungan probabilitas bandingkan dgn
infinite well forbidden regions (klasik).

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

129

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

130

Tunneling (mencari solusi SE) probabilitas transmissi


probabilitas refleksi efek masa partikle dan energi pd
probabilitas tunneling efek tinggi penghalang pada
probabilitas tunneling.
Beberapa conyoh aplikasi. Scanning tunneling microscope
(STM). Efek Quantum pd IC dengan semakin kecilnya
ukuran IC .
Osilator Harmonik (mencari solusi SE) tingkat energi
zero point energi kuantisasi nilai ekspektasi
forbidden regions (klasik) batas klasik.

Modifikasi dari Slide Phys107 O. A. Pringle Physics Dept. U. Missouri-Rolla

131

33

Anda mungkin juga menyukai