Cek Ismadina - Studi Literatur Dan Daftar Puasa
Cek Ismadina - Studi Literatur Dan Daftar Puasa
STUDI LITERATUR
I.1 Investasi
Investasi merupakan dana yang dikeluarkan untuk menghasilkan arus dana yang jumlahnya lebih
besar dari dana yang dikeluarkan pada saat investasi awal (initial investment). Investasi juga
dapat didefinisikan sebagai penanaman modal terhadap suatu aset dalam jangka waktu tertentu
untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Selain dalam bentuk uang,
keuntungan yang diperoleh dari investasi dapat berupa tanah, bangunan, dan lain-lain. Investasi
dapat dilakukan dalam dua ringkup, yaitu investasi pada aktivita nyata (real asset) dan investasi
pada aktiva keuangan (financial assets).
Keberhasilan dari suatu proyek investasi bukan didasarkan dari besar atau kecilnya proyek
tersebut, namun bergantung pada keuntungan yang akan dihasilkan dari proyek. Oleh karena itu,
perlu adanya suatu analisis yang dilakukan untuk menilai apakah suatu investasi dikatakan layak
untuk dilakukan, yaitu studi kelayakan. Studi kelayakan dilakukan untuk memberikan penilaian
terhadap proyek yang direncanakan dan memberikan keyakinan kepada investor bahwa proyek
investasi memberikan keuntungan sebagaimana yang diharapkan.
plant
teknologi
ORC
dan
Dual
Fuel.
Secara umum pengertian proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang
terhimpun dalam suatu organisasi tertentu dan dalam suatu periode tertentu untuk melakukan
kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan.
Kegiatan proyek dilakukan untuk berbagai bidang dan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan fasilitas baru.
Pembangunan fasilitas baru ini merupakan kegiatan yang benar-benar baru dan belum pernah ada
sebelumnya,
sehingga
ada
penambahan
usaha
baru
untuk
prusahaan.
namun
perlu
dilakukan
tambahan
atau
perbaikan
yang
diinginkan.
Tax
Interest
Operation Margin
Material Cost
Outgoing Cost
Direct Cost
Overhead Cost
Selling Cost
OPEX
Administrative & General Cost
1. Operating Cost
Operating cost merupakan biaya yang diperlukan untuk menghasilkan produk dan biaya tersebut
masih termasuk biaya pajak dan bunga.
2. Outgoing Cost
Outgoing cost adalah seluruh biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk setelah
dikurangi oleh biaya pajak dan bunga.
3. Operation Margin
Operation margin adalah harga jual yang diinginkan oleh perusahaan untuk menghasilkan profit
perusahaan.
4. Cost of Service (CoS)
Cost of service atau biaya pokok produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Biaya pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
a. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku terdiri dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang
diperlukan pada suatu proyek dan pada proyek ini adalah bahan baku untuk pembangunan power
plant dengan teknologi ORC dan teknologi Dual Fuel.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya dari tenaga kerja di pabrik yang langsung berhubungan
dalam produksi pembuatan suatu produk dan pada proyek ini adalah tenaga kerja langsung untuk
pembangunan power plant dengan teknologi ORC dan teknologi Dual Fuel.
c. Biaya overhead
Biaya overhead merupakan biaya yang secara tidak langsung dibebankan ke produk yang
dihasilkan. Biaya overhead terdiri dari biaya asuransi, biaya perawatan, biaya lain-lain, dan biaya
depresiasi.
Pada tabel II.1 akan ditampilkan contoh pengelompokkan biaya pokok produksi atau CoS yang
digunakan oleh PT X untuk menghitung kelayakan investasi suatu proyek.
Tabel II.1 Contoh Pengelompokan CoS
1. Evaporator
Evaporator digunakan untuk menguapkan fluida organik dari fasa cair menjadi fasa uap panas,
sebelum dimasukan dan di di proses kedalam turbin.
2. Turbin
Turbin digunakan untuk mengekspansi dan menurunkan tekanan fluida organik. Turbin ini
disambungkan dengan generator yang akan menghasilkan listrik. Setelah melewati turbin, fluida
kerja akan dicairkan dalam
3. Kondensor
Selanjutnya, setelah melewati turbin fluida kerja akan dicairkan di dalam kondensor dan
selanjutnya akan dipompa menuju evaporator.
I.4.2 Teknologi Dual Fuel
Pembangkit listrik dengan teknologi Dual Fuel merupakan teknologi yang memanfaatkan dua
jenis bahan baku yang digunakan pada proses produksi listrik. Terdapat beberapa tahapan pada
proses pembangkit listrik dengan teknologi Dual Fuel, yaitu:
1. LNG dan diesel yang terdapat di dalam storage tank secara bersamaan di pompa. LNG akan
menuju Evaporator untuk mengubah fase LNG dari liquid menjadi gas, sedangkan diesel di
pompa menuju engine solar genset.
2. Selanjutnya, LNG yang telah menjadi gas masuk ke dalam engine solar genset dengan
bantuan converter kit.
Prinsip kerja dari converter kit ini adalah penghisapan gas LNG melalui ventury tube yang dilalui
oleh udara dan gas LNG untuk kemudian dicampur dengan solar atau diesel dan udara terbakar
diruang bakar sampai dengan RPM tertentu. Pada saat RPM dinaikkan maka kebutuhan udara
akan bertambah. Udara tambahan akan masuk melalui ventury yang menghisap gas LNG yang
berasal dai LNG fuel tank.
3. Setelah kedua bahan berada di dalam genset, mesin ini dinyalakan dan akan langsung
dihasilkan listrik.
I.5 Depresiasi
Menurut White (2010), depresiasi dapat didefinisikan sebagai penurunan nilai dari suatu aset
yang disebabkan oleh penggunaan atau kerusakan atas aset tersebut atau faktor usia dari aset
yang bersangkutan. Depresiasi dikategorikan sebagai pengeluaran walaupun tidak termasuk ke
dalam perhitungan cash flow. Berdasarkan jenis asetnya, depresiasi dibagi menjadi dua (White,
2010), yaitu:
Menurut Newnan (1990), terdapat enam metode perhitungan depresiasi, yaitu Straight Line
Depreciation, Sum-Of-Years Digits Depreciation, Declining Balance Depreciation, Declining
Balance with Conversion to Straight Line Depreciaton, Unit-Of-Production Depreciation, dan
Accelerated Cost Recovery System Depreciation. Berikut penjelasan dari masing-masing metode:
1. Straight Line Depreciation
Metode Straight Line Depreciation merupakan metode yang paling mudah dan paling sering
digunakan. Pada metode ini, depresiasi bernilai konstan setiap periodenya. Rumus dari
perhitungan Straight Line Depreciation adalah:
1
Annual DepreciationCharge= ( PS )
N
dimana:
N
= umur pakai
P
= harga aset
S
= nilai sisa
dimana:
N
Book Value
2
( Book Value )
N
= umur pakai
= harga aset dikurangi biaya depresiasi yang telah terjadi
unit of production / unit of activity yang dihasilkan / dilakukan tiap periode. Rumus dari
perhitungan Unit of Production (UOP) Depreciation adalah:
UOP DepreciationCharge=
dimana:
P
= harga aset
S
= nilai sisa
6. Accelerated Cost Recovery System (ACRS) Depreciation
Metode Accelerated Cost Recovery System Depreciation merupakan sebuah sistem depresiasi
yang digunakan untuk menghitung pajak penghasilan di Amerika. Terdapat dua keuntungan
utama dari ACRS depreciation, yaitu:
1. Perhitungan yang dilakukan menggunakan property class-lives yang nilainya lebih kecil
dari umur pakai aktualnya
2. Nilai sisa diasumsikan bernilai 0.
Penentuan apakah perhitungan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode depresiasi atau
tidak ditentukan oleh jenis aset yang akan dikenakan depresiasi.
Mengidentifikasi masalah.
Mendefinisikan masalah dengan lebih jelas.
Mengembangkan pendekatan terhadap masalah yang diteliti.
Memformulasikan desain riset yang sesuai dengan mengidentifikasi variabel-variabel
utama.
5. Menjawab rumusan masalah tertentu dan menguji beberapa hipotesis.
Dalam melakukan studi kelayakan usaha, dapat ditentukan apakah investasi yang akan
dikeluarkan untuk membuat suatu usaha dapat dikatakan layak atau tidak. Indikator kelayakan
investasi dapat dilihat berdasarkan nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),
Motified Internal Rate of Return (MIRR), Payback Period (PP), Discounted Payback Period
(DPBP), dan Break Enen Point (BEP).
NPV = Ct ( 1+i )
t =0
dimana:
NPV
Ct
= rate of return
Hasil dari perhitungan NPV akan menentuka apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau
tidak. Tabel 2.1 akan menunjukkan interpretasi dari perhitungan NPV.
Tabel II.3 Interpretasi NPV
nt
0= Ct ( 1+i j )
t =0
dimana:
Ct
i*j
Nilai IRR biasanya dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum atau disebut
Minimum Attractive Rate of Return (MARR) yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Jika
nilai IRR yang didapat melalui hasil perhitungan lebih besar atau sama dengan MARR
(Minimum Attractive Rate of Return), maka proyek investasi dikatakan layak. Namun, metode
IRR hanya dapat membandingkan antar proyek investasi yang memiliki umur dan ukuran yang
sama.
I.6.3 Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Modified Internal Rate of Return (MIRR) merupakan metode yang memperhitungkan
reinvestment rate yang besarnya sama dengan nilai MARR, pada metode MIRR ini juga
memperhitungkan cash flow negatif untuk didanai dari pinjaman atau dengan kata lain
memperhitungkan suku bunga pinjaman (White, 2010). Rumus untuk perhitungan MIRR
menurut White (2010) adalah :
n
Rt ( 1+r )
t=0
dimana :
nt
= C t ( 1+f ) ( 1+i m )
t=0
Rt
Ct
im
C t=0
t=0
dimana :
Ct
= payback period
Jika nilai dari PBP yang didapat melalui hasil perhitungan lebih kecil dari periode investasi yang
ditentukan, maka proyek investasi dikatakan layak.
I.6.5 Discounted Payback Period (DPBP)
Discounted Payback Period (DPBP) merupakan suatu indikator kelayakan investasi yang
memiliki konsep sama dengan Payback Period (PBP), yaitu mencari suatu titik periode yang
memberikan pengembalian investasi atau memberikan nilai cash flow sama dengan 0. DPBP
adalah suatu titik waktu pada periode investasi dimana kumulatif net present worth yang
dihasilkan sama dengan 0 (White, 2010). Rumus untuk perhitungan DPBP menurut White (2010)
adalah:
C t ( 1+ i)t =0
t=0
dimana:
Ct
= rate of return
Jika nilai DPBP yang didapat melalui hasil perhitungan lebih kecil dari periode investasi yang
ditentukan, maka proyek investasi dikatakan layak.
I.6.6 Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) merupakan suatu titik dimana perusahaan mengalami keadaan impas,
yaitu tidak mengalami keuntungan dan kerugian. BEP adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga
tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan atau profit.
Nilai BEP dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini:
Rumus untuk perhitungan BEP menurut Horngren (2009) adalah:
Pendapatan=( P x Q ) ( VC x Q )FC
0=( P x Q )( VC x Q ) FC
( P x Q )( VC x Q )=FC
( PVC ) x Q=FC
Q=BEP=
FC
PVC per Unit
dimana :
Q
= jumlah unit
BEP
FC
VC
Jika penjualan yang dilakukan perusahaan kurang dari BEP maka perusahaan akan mengalami
kerugian, jika penjualan yang dilakukan perusahaan sama dengan BEP maka perusahaan
mengalami break even, jika penjualan yang dilakukan perusahaan lebih besar dari BEP maka
perusahaan akan mengalami keuntungan.
Aliran kas investasi menggambarkan seluruh aliran kas yang masuk dan keluar akibat dari
penjualan dan pembelian investasi yang dilakukan perusahaan. Kas masuk didapatkan dari
penjualan aset yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan kas keluar didapatkan dari pembelian
aset perusahaan.
3. Aliran Kas Pendanaan
Aliran kas pendanaan menggambarkan aliran kas akibat dari kegiatan pendanaan yang digunakan
perusahaan. Aliran kas masuk didapatkan dari kas yang diterima perusahaan dari hasil pinjaman
pihak lain, maupun penerimaan investasi dari pihak lain. Aliran kas keluar didapatkan dari
pembayaran dividen bagi investor perusahaan, maupun pembayaran pokok pinjaman dan bunga
pinjaman terhadap pihak lain.
Tabel II.4 Contoh Cash Flow
solar sebesar 9%, yaitu Rp 7.630 nilai NPV masih positif. Dari hasil perhitungan analisis
sensitivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa batas kelayakan proyek terdapat pada range
kenaikan harga solar sebesar 9% hingga 10%, dan apabila harga solar mengalami kenaikan sama
dengan atau di atas 10%, maka dapat dikatakan bahwa proyek tidak layak.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. (2012). Laporan Inflasi Berdasarkan Perhitungan Inflasi Tahunan. Retrieved Juli, 16,
2015, from http://www.bi.go.id/.
Horngren, C. T., et al. (2009). Cost Accounting: A Managerial Emphasis Thirteenth Edition. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2012). Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan
Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Retrieved Juli, 18, 2015, from http://www.esdm.go.id/.
Maulida, A. (2011). Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan Area Eksploitasi dan Pabrik Pengolahan
Nikel PT X Menggunakan Teknologi Hidrometalurgi. Tugas Akhir Sarjana. Institut Teknologi Bandung.
Newnan, D. G. (1990). Engineering Economic Analysis Third Edition. Jakarta: Binarupa Aksara.
Republik Indonesia. (1999). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Retrieved Agustus, 23, 2015, from
http://www.menlh.go.id/.
Republik Indonesia. (2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Retrieved Agustus, 23, 2015, from http://www.menlh.go.id/.
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Retrieved Juli, 18, 2015, from http://www.esdm.go.id/.
White, J. A., Case, K. E., & Pratt, D. B. (2010). Principle of Engineering Economic Analysis Fifth
Edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.
Nama yang mengajukan teori, namun tidak ada di daftar pustaka adalah: (dihighlight merah)
1.
2.
3.
4.
William F. Sharfe
Francis
Malhotra
Salengke