Januari-Juni 2008
79
ARTIKEL PENELITIAN
Abstrak
Saat ini estrogen banyak digunakan untuk keperluan terapi, mengurangi keluhan
menopause atau untuk kontrasepsi, terutama di negara berpenduduk padat seperti
Indonesia. Pemberian terapi estrogen juga dapat menyebabkan efek samping, mulai dari
yang ringan sampai berat, seperti vulvovaginal candidiasis. Fluktuasi kadar hormon ini
dapat mempengaruhi kerentanan vagina terhadap infeksi dengan memodulasi
mekanisme imun protektif seperti menurunnya aktifitas sel fagosit seperti netrophil,
makrofag dan juga natural killer (NK). Penelitian eksperimental dilakukan untuk
mengetahui perubahan aktifitas makrofag karena pengaruh estrogen dalam menfagosit
Candida albicans secara in vitro. Penelitian menggunakan 12 mencit putih betina galur
Swiss, berumur 4-6 minggu dengan berat sekitar 20 mg. Selama 10 hari berturut-turut
diberikan estrogen peroral dengan berbagai perbedaan konsentrasi. Pengujian dilakukan
terhadap jumlah blastospora yang mampu difagosit oleh tiap makrofag dari kelompok
kontrol, dengan makrofag dari kelompok yang mendapat tambahan estrogen. Jumlah
blastospora yang difagosit oleh tiap sel makrofag antara kelompok kontrol dengan
kelompok estrogen menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik. Rata-rata
persentase tiap 100 sel makrofag yang dapat menfagosit blastospora antara kelompok
kontrol dengan kelompok estrogen juga menunjukkan perbedaan bermakna. Diduga
estrogen mempengaruhi fungsi enzim-enzim yang berfungsi membantu terbentuknya
bahan-bahan yang bersifat oksidatif kuat yang membantu proses fagositosis di dalam
makrofag, sehingga dapat menurunkan aktifitas fagositosisnya.
Kata kunci : Estrogen, makrofag, Candida albicans
Abstract
Estrogen is used widely for treatments, reducing symptoms of menopausal
women, or even as a choice of contraception, especially in developing countries like
Indonesia. Estrogen therapy may result in various side effect, with mild to severe
symptoms such as vulvovaginal candidiasis. Fluctuation of this hormone affects vaginal
susceptibility toward infections due to modulation of protective immune mechanism
which assists in the suppression of neutrophil, macrophage, and nature killer (NK) cell.
A laboratory experimental study was conducted to assess the change of macrophage
activity in phagocyting blastospores of Candida albicans due to estrogen in vitro. This
study used 12 white Swiss female mice which characteristics are 4-6 weeks ages and 20
grams weight. Those mice were given estrogen orally for 10 consecutive days in
different concentration. The number of phagocyted blastophore in each macrophage of
control and estrogen treated groups were counted. The number of phagocyted
1.Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3.Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
80
blastophore of control group and estrogen treated group was significantly diffeterent.
Average percentage of macrophage which are able to phagocyte blastophore between
control and estrogen treated group were also significantly different. It is concluded that
estrogen affects enzyme function which is assisted in compounding strong oxidant
which result in decresase phagocytes activity of macrophage.
Keywords: Estrogen, Macrophage, Candida albicans
PENDAHULUAN
Pada saat ini, hormon estrogen banyak digunakan untuk keperluan terapi dan
sebagai kontrasepsi, terutama di negara
yang berpenduduk padat seperti Indonesia.
Hormon ini dapat menstimuli pertumbuhan dan memelihara fungsi sistem
genital pada wanita, hormon ini juga berperan dalam mengatur sekresi hormonhormon gonadotropin oleh hipofisis dan
ikut serta dalam beberapa aspek proses
metabolisme di tubuh. Sebagai terapi substitusi, estrogen sangat bermanfaat untuk
mengurangi keluhan-keluhan yang dialami
wanita menopause dan memulihkan
semangat hidup (sense of general wellbeing). Estrogen sering juga dipakai untuk
tujuan mencegah terjadinya osteoporosis
postmenopause.(1-3)
Jumlah estrogen yang meningkat
juga dapat mengakibatkan efek samping
dan merupakan salah satu faktor
predisposisi untuk terjadinya penyakit
Vulvovaginal Candidiasis. Menurut Fidel,
gestasional hyperestrogenism meningkatkan adhesi Candida albicans dan proses
germinasinya, sehingga jamur ini lebih
mudah berpenetrasi pada mukosa dinding
vagina. Peningkatan kolonisasi dan infeksi
oleh Candida albicans juga telah terbukti
dari beberapa penelitian pada pasien yang
menggunakan kontrasepsi estrogen oral
dosis tinggi. Fluktuasi kadar hormon
reproduksi ini dapat mempengaruhi kerentanan vagina terhadap infeksi dengan
modulasi mekanisme imun protektif seperti menurunnya aktifitas sel fagosit
seperti netrofil, sel makrofag dan juga
nature killer (NK) sel.(4-6)
Sel makrofag sebagai fagosit profesional dibutuhkan untuk imunitas nonspesifik yang utama dalam mencegah terjadinya infeksi oleh berbagai partikel asing
seperti mikro organisme. Terjadinya
aktivasi makrofag merupakan stimulasi
penting dalam mekanisme aktifitas candidisidal nya. Eliminasi Candida albicans
dari tubuh hospes yang terinfeksi merupakan kerja sama beberapa perangkat
81
82
83
Estrogen
arginin
O2
O2
NADPH
iNOS
NADPH
NADPH
oksidase
O2 -
NO
ONOOAktifitas fagositosis
makrofag
SOD
ONOONO+
H2O2
Uji fagositosis
Makrofag terhadap
Candida albicans
Keterangan :
= yang diperiksa
= meningkatkan aktifitas makrofag
= Penghambatan fagositosis C.albicans oleh makrofag
= Hambatan kerja enzim oleh estrogen
molekul
poten
untuk
pembunuhan
blastospora Candida albicans. NO di
bentuk dengan bantuan iNOS, yaitu suatu
enzim yang menggunakan arginine,
molekul oksigen dan NADPH sebagai
substrat. NO dapat
berubah menjadi
+
nitrosonium (NO ) yang juga bersifat
84
Prosedur Kerja
Selama 10 hari percobaan, mencit
di beri makan dan minum secukupnya.
Mencit putih di bagi 4 kelompok (1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan dengan perbedaan dosis estrogen
oral) dan setiap kelompok terdiri dari 4
ekor mencit. Dosis yang diberikan adalah
setara dengan dosis estradiol valerate pada
manusia 0,5 mg, 1 mg dan 2 mg. Untuk
dosis pada mencit dikalikan dengan faktor
konversi 0,0026 (Laurence and Bacharach,
1964) sehingga menjadi 0,0013 mg, 0.0026
mg, 0,0052 mg.
Estrogen tersebut diberikan sesuai
dengan dosis kelompok mencit, 1x sehari
selama 10 hari berturut-turut, secara oral
dengan memakai spuit 1 cc yang ujung
khusus dan tidak tajam. Sesuai dengan cara
kerja yang dilakukan Leijh pada tahun
1999, makrofag di panen pada hari ke 10
setelah perlakuan. Mencit dikorbankan
dengan cara narkose menggunakan
khloroform. Mencit diletakkan dalam
posisi telentang, kulit bagian perut di buka
dan kemudian dibersihkan selubung
peritoniumnya dengan alkohol 70%.
METODE PENELITIAN
Sampel penelitian :
Mencit putih galur Swiss betina
yang berumur 4-6 minggu dengan berat
badan 20 gram. Didapatkan dari Unit
Pemeliharaan
Hewan
Percobaan
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus Fraenkle and Wallen dan
didapatkan jumlah sampel pada tiap
kelompok adalah 3 ekor mencit. Dengan
mempertimbangkan jumlah sampel drop
out dari tiap kelompok 10%-20% maka
tiap kelompok diambil 4 ekor mencit.
Semua penelitian ini dilakukan di HASIL PENELITIAN
Laboratorium Tropical & Medicine FK
Sebelum dilakukan analisis data,
UGM.
maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
distribusi data. Hasil perhitungan menunPersyaratan Etik
jukkan distribusi data dalam penelitian ini
Implikasi etik pada hewan, penge- normal. Baik data tentang jumlah sel yang
lolaan hewan coba pada penelitian ini me- difagosit oleh makrofag maupun persenngikuti Animal Ethic yang meliputi pera- tase makrofag yang memfagosit blastoswatan dalam kandang, pemberian makan pora Candida albicans. Jumlah blastosdan minum, aliran udara dalam kandang, pora yang dapat difagosit oleh tiap sel
perlakuan pada saat penelitian, menghila- makrofag, dibandingkan antara kelompok
ngkan rasa sakit, pengambilan unit anali- kontrol dengan kelompok yang mendapat
sis penelitian dan pemusnahannya.
tambahan estrogen dengan berbagai dosis,
dapat di lihat pada gambar berikut ini.
85
16
14
14,27
12
10
8
7,58
Fagosit
6,62
3,93
2
0
Kontrol
grup 0.0013mg
Grup 0.0026 mg
grup 0.0052 mg
80
70
73,56
65,89
60
57,78
58,89
50
40
%Fagositosis
30
20
10
0
Kontrol
grup 0.0013 mg
Grup 0.0026 mg
grup 0.0052 mg
Rerata persentase dari 100 sel makrofag yang dapat menfagosit blastospora
1.Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
2.Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3.Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Gambar di atas tampak sel makrofag menfagosit blastospora dari kelompok perlakuan diberi estrogen 0,0013 mg yang diwarnai dengan Giemsa. (Pembesaran
1000x)
PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang di dapat
menunjukkan perbedaan yang jelas antara
kelompok kontrol dengan kelompok yang
mendapat tambahan estrogen. Kelompok
kontrol terlihat mampu memfagosit lebih
banyak blastospora dibandingkan dengan
kelompok perlakuan, baik dengan kelompok dosis estrogen 0.0013 mg, 0,0026 mg
dan 0,0052 mg. Hasil Analisis statistik
dengan One Way Anova menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
(p < 0.05) antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.
Uji lebih lanjut menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok kontrol dengan semua kelompok
perlakuan. Antara dosis 0.0013 mg dengan
dosis 0,0026 mg tidak terdapat perbedaan
86
yang
signifikan.
Menurut
buku
Farmakologi dan terapi, dosis lazim untuk
terapi pengganti estrogen adalah 0,5 mg
1 mg. Jadi pada dosis lazim ini tampak
bahwa sebenarnya tidak tampak perbedaan
yang signifikan dalam menurunkan
aktifitas fagositosis sel makrofag dalam
menfagosit Candida albicans secara in
vitro. Sedangkan bila kedua dosis di atas
dibandingkan dengan dosis 0,0052 mg atau
dosis yang setara dengan dosis 2 mg
estrogen pada manusia tampak terdapat
perbedaan yang signifikan.
Pengaruh estrogen dalam menurunkan aktifitas sel makrofag dalam menfagosit blastospora Candida albicans mekanismenya masih banyak yang belum
diketahui. Dari penelitian Gil Mor,(17)
tentang hubungan antara estrogen dengan
sel monosit/makrofag dalam suatu biakan
sel, didapatkan bahwa terapi substitusi estrogen pada wanita postmenopause dapat
menurunkan jumlah monosit yang beredar
di sirkulasi. Dari penelitiannya yang lain,
ternyata peningkatan estrogen juga dapat
merangsang terjadinya apoptosis pada sel
makrofag terutama yang mengekspresikan
estrogen reseptor beta (ER ), dan tidak
berpengaruh pada makrofag yang mengekspresikan ER . Dia berhipotesis estrogen dapat menurun atau menghambat aktifitas enzim yang membantu metabolisme
didalam sitosol sel makrofag. Pengaruh
pemberian estrogen terhadap persentase
tiap 100 sel makrofag dalam aktifitasnya
menfagosit blastospora Candida albicans
tampak juga terjadi penurunan yang nyata.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa estrogen mampu menurunkan
berbagai macam produk yang dihasilkan
oleh makrofag yang menandai penurunan
aktifitasnya, akan tetapi masih sangat
sedikit diketahui secara molekuler bagaimana mekanisme kerja dari estrogen ini
dalam menurunkan aktifitas fagositosisnya
terutama terhadap Candida albicans. Di
duga estrogen mempengaruhi fungsi enzim
yang membantu terbentuknya bahan-bahan
yang bersifat oksidatif kuat seperti anion
87
88