PENDAHULUAN
Koperasi adalah lembaga usaha yang dinilai cocok untuk memberdayakan rakyat
kecil. Nilai-nilai koperasi juga mulia seperti keadilan, kebersamaan, kekeluargaan,
dan kesejahteraan bersama, dalam KUHD koperasi didefinisakan koperasi adalah
lembaga ekonomi yang berwatak social sehingga dalam pengertian ruang lingkup
yang seperti itulah banyak kalangan yang beranggapan koperasi hanya sebuah
lembaga yang berusaha untuk mensejahterakan rakyat. Sebagaimana lembaga
ekonomi lainnya, koperasi adalah salah satu bentuk persekutuan yang melakukan
kegiatan muamalah di bidang ekonomi.
Sedangkan dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa koperasi dipahami secara luas yakni
koperasi sebagai salah satu lembaga yang mengatur tata perekonomian rakyat yang
berlandaskan jiwa dan semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang hal tersebut
bahwa koperasi diyakini memiliki karakteristik tersendiri di banding lenbaga lain.
Begitu pula dalam keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus
dibagi secara sama dan proporsional.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat rumusan
masalah sebagai berikut :
I.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Sehingga bisa di tarik kesimpulan mengenai definisi dari koperasi itu sendiri
adalah suatu lembaga yang anggotanya beranggotakan individu atau orang atau
suatu badan hukum koperasi yang didalamnya menganut gerakan perekonomian
rakyat dan tidak terlepas dari asas kekeluargaan, yang bertujuan mensejahterakan
rakyat atau anggotanya.
Atas pengertian koperasi tersebut di atas maka kida dapat meliahat sendi
sendi khusus yang dapat kita garis bawahi antara lain :
1. Koperasi adalah sekumpulan orang orang yang mempunyai tujuan sosial,
kesetaraan dalam bekerja dan tanggungjawab. Bukan lembaga perkumpulan modal.
2. Terbuka untuk siapapun dan bersifat sukarela, bukan atas dasar paksaan.
3.
Dengan
bekerjasama
dengan
sistem
kekeluargaan
guna
meningkatkan
kesejahteraan anggota.
Landasan koperasi
Pengertian diatas terdapat pula sebuah landasan yang berlaku di Indonesia,
di mana bentuk sebuah bangunan perkoperasian di lihat sebagai alat pelaksanaan
UU Dasar 1945 yang dalam pasal 33 Ayat (1) disebutkan perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan Lebih lanjut pasal
tersebut menyebutkan pula landasan landasan yang di jadikan pijakan penting untuk
keutuhan sebuah koperaasi, hal tersebut sebagai berikut :
a) Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasiala.
b) Landasan structural yang disebut diatas adalah UUD 1945 pasal 33 ayat (1)
beserta penjelasannya.
c) Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran pribadi
Koperasi yang berlandaskan jiwa social kekeluargaan dan kegotong royongan, hal
demikian itu menjadikan koperasi terkenal dengan berlandaskan pancasila. Yang
kemudian diwujudkan pada sifat manajemen koperasi yang bersifat demokrasi :
1) Kekuasaan tertinggi
Dimaksudkan ketiaka ada sebuah keputusan yang akan dilaksanakan dalam sebuah
koperasi itu di tentukan dalam sidang musyawarah anggota, yang berdasarkan
hikmah kebijaksanaan permusyawaratan, yang setiap anggota tidak di pandang dari
segi umur, besar dan kecilnya simpanan koperasi dan setiap anggota memiliki hak
yang sama yaitu setiap individu memiliki hak satu sama satu.
Dalam pasal 4 disebutkan bahwa jenis koperasi lain dapat sisirikan asalkan sesuai
dengan undang-undang koperasi dan peraturan pemerintahnya.
yang seprti inilah yang perlu kita pahami bersama bahwa esensial dari gotongroyang
itu sendir adalah mempertahankan/terjaminnya keselamatan, yang sewaktu
ekonominya terancam bahaya, maka gotong royong yang semacam ini mereka yang
ekonominya rendah menggantungkan pada hubungan social ini.
Sehingga seringkali mereka rela mengorbankan kepentingan ekonomi hanya untuk
hubungan social, dalam ekonomi yang demikian inilah koperasi di masyarakat
berkembang tidak hanya sebagai wadah kerjasama, tetapi juga wadah yang
mengembangkan di samping juga sebagai pusat kepentingan bersama. Kemudian
kalau kita melihat koperasi menurut UU No. 12 Tahun 1967 menjelaskan pokok
perkoperasian adalah orgaisasi berwatak social. Yang beda dari organisasi lain, maka
koperasi adalah organisasi ekonomi, sehingga harus bekerja atas unsur ekonomi
pula. Tetapi sbagai organisasi konomi yang mempunyai watak sosial, jejak koperasi
haruslah yang di utamakan adalah anggotannya.
10
11
12
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
tersusun
sifat
gotngroyong
yang
menumbuhkembangkan,
rasa
saling
melindungi. Lebih lebih ketika pendirian koperasi tiu sendiri, Karen adanya factor
ekonomi yang memprihatinkan dari rakyat, dan koperasi itu sendiri terbangun atas
dasar pondasi masyarakat kecil yang dalam segi perekonomiannya sangat mencekik
leher perekonomian.
Sehingga ketika koperasi sudah terbentuk maka ia pun melembagakan
menjadi lembaga yang memiliki dasar pondasi yang kokoh. Yaitu undang undang
perkoperasian. Yang mengataskan atas jiwa atau organisasi social dalam masalah
ekonomi. Dan rakyat pun memandang bahwa koperasi merupakan pengejawantahan
mereka yaitu : atas dasar sukarela, tolong menolong dalam penyelesaian masalah
bersama.
Di indonesia yang mayoritas muslim juga berpengaruh besar akan lahir dan
berkembangnya koperasi syariah, antara koperasi syariah dan konvensional
sebenarnya tidak jauh berbeda dari ssegi azas yang berlandaskan kekeluargaan.
13
3.2 Saran
Sebagai sebuah lembaga koperasi, aktualisasi prinsip dan nilai tidak harus
menyimpang dari jatidirinya. Segala penyimpangan, secara konsisten patut
ditindak tegas, mulai dari peringatan hingga tindakan hukum. Untuk sampai pada
pemahaman makna nilai dasar dan jatidiri koperasi diperlukan secara terus
menerus pengkajian dan pembelajaran yang benar dan aktual tentang itu. Tentunya
tepat sasaran. Pembelajaran Perkoperasian Indonesia dari pendidikan dasar hingga
pendidikan tinggi, maupun di masyarakat, perlu disesuaikan dengan karakter dan
kondisi mereka. Karena itu, perlu selalu dikaji ulang, dicermati dan disesuaikan
dengan perkembangan dan kemurniannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Angkasa G. Sapoetra Karta ; Ir. A.G. ; Bambang S Drs. ; ASetiady , Drs. Koperasi
Indonesia Yang berlandaskan Pancasila, Bandung : Rineka Cipta, 1984.
15