Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN II

PEMERIKSAAN KADAR ASAM URAT

I. Tujuan Percobaan
Dapat memiliki keterampilan dalam menentukan kadar asam urat di dalam spesimen
dan dapat memahami metode penentuan kadar asam urat serta dapat memahami peranan
pemeriksaan kadar asam urat dalam menegakkan diagnosis.
II. Teori Dasar
Asam urat adalah hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat
biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urin dalam kondisi normal. Namun dalam kon
disi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat secara seimbang, sehingga
terjadi kelebihan asam urat di dalam darah. Kelebihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk
dan tertimbun pada jaringan dan tempat lainnya termasuk di ginjal sendiri dalam bentuk
kristal-kristal (Syamsu, 2004).
Dalam beberapa keadaan, misalnya konsumsi makanan yang mengandung tinggi
purin atau karena ginjal kurang mampu mengeluarkan asam urat di dalam darah, maka kadar
asam urat dalam darah akan meningkat. Kadar asam urat normal dalam darah adalah untuk
laki - laki 3,4-7,7 mg/dL, perempuan 2,5-5,5 mg/dL dan anak-anak 2,0-2,5mg/dL.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah disebut juga hiperurisemia.
Keadaan ini dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di persendian dan
menimbulkan peradangan di daerah tersebut. Kondisi menetapnya hiperurisemia menjadi
predisposisi (faktor pendukung) seseorang mengalami radang sendi akibat asam urat (gout
arthritis), batu ginjal akibat asam urat ataupun gangguan ginjal. (Misnadiarly, 2009)
Patofisologi Asam Urat
Dalam keadaaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang
dari 7 g/dl dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Dan apabila konsentrasi asam urat dalam
serum lebih dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan Kristal monosodium urat.
Serangan gout berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar
asam urat dalam serum. Jika Kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi terjadi
respon inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan gouf. Dengan adanya serangan

berulang-ulang penumpukan kristal monosodium urat yang akan mengendap dibagian perifer
tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.kristal monosodium urat yang ditemukan
tersalut dengan immunoglobin ttertama berupa IgG, dimana IgG akan mengakibatkan
fagositosis Kristal dan dengan demikian dapat memperlihatkan aktfitas imunologik. Akibat
penumpukan asam urat yang terjadi secara sekunder dapat menimbulkan batu ginjal disertai
penyakit ginjal kronis (Sylvia,1995).
Pembentukan Asam Urat
Pembentukan Asam urat dimulai dengan metabolisme dari DNA dan RNA menjadi
Adenosine dan Guanosin, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah. Proses ini
berlangsung secara terus menerus di dalam tubuh. Sebagian besar sel tubuh selalu diproduksi
dan digantikan, terutama dalam darah. Adenosine yang terbentuk kemudian dimetabolisme
menjadi hipoksantin. Hipoksantin kemudian dimetabolisme menjadi xanthine. Sedangkan
Guanosin dimetabolisme menjadi xantin (Raka,2009).

Kemudian xanthine dari hasil metabolisme hiposantin dan Guanosin dimetabolisme


dengan bantuan enzim xanthine oxidase menjadi asam urat. Keberadaan enzim xanthine
oxidase menjadi sangat penting dalam metabolisme purin, karena mengubah hipoksantin
menjadi xanthine, dan kemudian xanthine menjadi asam urat (Raka,2009).
Selain enzim xanthine oxidase, pada metabolisme purin terlibat juga enzim
Hypoxanthine-Guanine Phosphoribosyl Transferase yang biasa disebut HGPRT. Enzim ini
berperan dalam mengubah purin menjadi nukleotida purin agar dapat digunakan kembali

sebagai penyusun DNA dan RNA. Jika enzim ini mengalami defisiensi, maka peran enzim
menjadi berkurang. Akibatnya purin dalam tubuh dapat meningkat. Purin yang tidak
dimetabolisme oleh enzim HGPRT akan dimetabolisme oleh enzim xanthine oxidase menjadi
asam arut. Pada akhirnya, kandungan asam urat dalam tubuh meningkat atau tubuh dalam
kondisi hiperurisemia. Pada intinya enzim xanthine oxidase berfungsi membuang kelebihan
purin dalam bentuk asam urat. Sekitar dua per tiga asam urat yang sudah terbentuk di dalam
tubuh secara alami akan dikeluarkan bersama urin melalui ginjal (Raka,2009).
Komplikasi Hiperurisemia
1

Radang sendi akibat asam urat (Arthritis pirai atau gout)


Arthritis pirai atau gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout dapat bersifat primer maupun
sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu dan faktor genetik. Sedangkan gout sekunder dipengaruhi dari
pola hidup mulai dari mengkonsumsi makanan, minuman yang mengandung alkohol
(Misnadiarly, 2009).
Definisi Artritis Pirai ( Gout ) menurut beberapa ahli:
a

Artritis pirai (Gout) adalah kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi
kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat super saturasi asam urat
didalam cairan ekstraselular (Raka,2009)

Gout

merupakan

kelainan

metabolisme

purin

bawaan

yang

ditandai

dengan peningkatan kadar asam urat serum dengan akibat penimbunan kristal asa
m urat di sendi (Syamsu, 2004).
c

Arthritis pirai atau gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi (Misnadiarly, 2009).

d
2

Arthritis gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh

secara berlebihan (Sylvia,1995).


Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, Gangguan ginjal
akut dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout

primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urine basa. Sebaliknya,
pada suasana urine yang asam, kristal asam urat akan mengendap dan berbentuk batu.
Gout

dapat

merusak

ginjal,

sehingga

pembuangan

asam

urat

akan bertambah buruk.Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancur
an yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang
terjadi akibat pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat
menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal
dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik (Sylvia,1995).
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat anatara lain adalah sebagai
berikut (Syukri,2007):

Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun saat tidur
Saat dalam kondisi akut, seni tampat terlihat bengkak, merah dan terasa panas.
Keadaan akut basanya berlangsung 3 sampai 10 hari, dilanjutkan dengan periode
tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi berulang kali dan makin lama

makin berat
Bila berlanjut akan mengenai beberapa sendi dan jaringan bukan sendi
Disertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi
Terjadi kerusakan sendi secara kronis
Faktor Resiko
Menurut Sylvia (1995) terjadinya gangguan asam urat dipicu oleh beberapa hal.
Berikut ini faktor yang mempengaruhi terjadinya asam urat:
Senyawa purin berlebih
Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam tubuh.
Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin. Jenis makanan yang

tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan kaleng, dan kaldu daging.
Genetik
Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam urat
menjadi semakin tinggi.
Konsumsi alkohol berlebih
Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.
Berat badan berlebih
Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat menyebabkan asam urat.
Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk
menghambat pengeluaran asam urat melalui urin.
Obat tertentu

Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik (peluruh air kencing) dan

aspirin (pencegah serangan jantung).


Gangguan fungsi ginjal
Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi gangguan pada

ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu.


Usia
Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini
disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi dibanding

wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru meningkat selelah menopause.
Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus)
Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan penyakit
pokok. Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika kadar asam urat tinggi,

perlu dicurigai adanya penyakit degeneratif.


Kurang minum
Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat pengeluaran
asam urat.

Pengobatan Radang Sendi akibat asam urat (Gout arthitis)


Obat anti-peradangan non-steroid (NSAID) digunakan untuk mengurangi rasa sakit
dan pembengkakan selama gout akut. NSAIDs biasanya mulai berfungsi dalam waktu 24 jam
dan mungkin menyebabkan efek samping seperti rasa tidak enak pada perut,
ruam pada kulit, retensi cairan, atau masalah ginjal, dan tukak lambung.
NSAIDs harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mengalami penurunan
fungsi

ginjal

atau

tukak

lambung.

Obat-obatan

terbaru

yang

disebut

sebagai penghambat COX-2 lebih aman bagi lambung. misalnya, Naproxen, asam
mefenamat, Indometasin, atau Diclofenac (Michael,1995).
Kortikosteroid memiliki efek yang cepat dan dapat dikonsumsi dengan diminum atau
disuntikkan secara langsung pada sendi yang meradang untuk mengurangi rasa sakit dan
pembengkakan pada gout akut (Michael,1995).
Kolkisin mampu meghilangkan rasa sakit seketika saat tanda-tanda awal serangan
akan terjadi. Efek samping yang umum terjadi diantaranya adalah keram perut atau diare.
Kolkisin dalam dosis rendah dapat diminum setiap hari untuk mencegah serangan berikutnya
(Michael,1995).

Allopurinol mengurangi tingkat asam urat dalam darah dan harus dikonsumsi setiap
hari. Obat ini juga mengecilkan tophi dan mencegah penumpukan kristal pada persendian
dan jaringan lainnya. Efek samping yang umum terjadi adalah ruam pada kulit dan harus
dihentikan jika pasien menderita ruam atau gatal. Allopurinol biasanya diminum setiap hari
selama bertahun-tahun.Konsumsinya tidak boleh dihentikan pada waktu serangan gout akut
(Michael,1995).
Obat urikosurik seperti probenacid menurunkan tingkat asam urat pada darah
denganmeningkatkan pembuangannya melalui urin, walaupun tidak semanjur allopurinol dan
tidak dapat berfungsi dengan baik pada pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
Pasien harus banyak minum air karena eksresi asam urat dalam urindapat mengakibatkan
pembentukan batu ginjal (Michael,1995)
Pemeriksaan Asam Urat
Pemeriksaan kadar asam urat darah di laboratorium bisa dilakukan dengan beberapa
metode yaitu cara cepat menggunakan stik, metode enzimatik dan metode kolorimetri.
Pemeriksaan kadar asam urat dengan menggunakan stik dapat dilakukan dengan
menggunakan alat UASure Blood Uric Meter. Prinsip pemeriksaan alat tersebut adalah
UASure Blood Uric Acid Test Strips menggunakan katalis yang digabung dengan teknologi
biosensor yang spesifik terhadap pengukuran asam urat. Strip pemeriksaan dirancang dengan
cara tertentu sehingga pada saat darah diteteskan pada zona reaksi dari strip, katalisator asam
urat memicu oksidasi asam urat dalam darah tersebut. Intensitas dari elektron yang terbentuk
diukur oleh sensor dari UASure dan sebanding dengan konsentrasi asam urat dalam darah.
Nilai Rujukan untuk laki laki: 3.5 7.2 mg/dl, sedangkan untuk perempuan: 2.6 6.0 mg/dl
(Notoadmodjo,2005)
Metode kolorimetri didasarkan pada kekuatan reduksi asam urat terhadap
fosfotungsat atau ion cuprat. Reaksi urat dengan fosfotungsat dalam suasan basa
menghasilkan senyawa berwarna biru intesif dan diukur intensitasnya secara kolorimetri pada
panjang gelombang 650-700 nm. Reaksi ini tidak spesifik karena terganggu oleh zat-zat lain
seperti bilirubin dan senyawa pereduksi seperti asm askorbat.
Prinsip pemeriksaan kadar asam urat metode enzimatik adalah urikase memecah asam
urat menjadi allantoin dan hidrogen peroksida.

Selanjutnya dengan adanya peroksidase, peroksida, Toos dan 4-aminophenazone


membentuk warna quinoneimine. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi asam urat. Nilai rujukan untuk laki laki : 3.4 7.0 mg/dl, sedangkan untuk
perempuan : 2.4 5.7 mg/dl
Spektrofotometer

Spektrofotometri

merupakan

suatu

metode

analisis

yang

didasarkan

pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu larutan berwarna pada panjang gelo
mbang spesifik. Prinsip kerja spektrofotometri didasarkan pada hukum lambert-beer yaitu
bila cahaya monokromatik melalui suatu media maka sebagian cahayanya diserap, sebagian
dipantulkan, sebagian lagi dipancarkan (Basset, 1994).
Spektrofotometri dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu zat dengan
mengukur absobansi zat yang akan ditetapkan kadarnya dibandingkan dengan standar
(Basset, 1994).
III.

Alat dan Bahan


Alat
Spektrofotometer
Tabunng reaksi
Mikro pipet
kuvet

Bahan
Plasma darah
4-aminoantipirin
TCA
DHBS

IV.

Prosedur Percobaan
a. Uji Blanko
Aquadest sebanyak 20

dimasukkan kedalam tabung reaksi dan

ditambahkan larutan reagen sebanyak 1 mL. Kemudian didiamkan selama 10 menit


pada suhu kamar. Campuran larutan dimasukkan kedalam kuvet dan

dilakukan

pembacaan absorbansi uji menggunakan spektofotometer UV pada 550 nm.


b. Uji Standar
Larutan standar sebanyak 20 L dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan larutan reagen sebanyak 1 mL. Kemudian didiamkan selama 10 menit
pada suhu kamar. Campuran larutan dimasukkan kedalam kuvet dan

dilakukan

pembacaan absorbansi uji menggunakan spektofotometer UV pada 550 nm.


c. Uji Sampel
Sampel darah yang diambil terlebih disentrifugasi selama 10 menit dengan
kecepatan 3000 rpm kemudian diambil bagian serumnya. Serum darah yang diambil
dari sampel disediakan sebanyak 20

L . Kemudian ditambahkan reagen sebanyak

1 mL. Setelah dicampurkan diinkubasi selama 10 menit pada suhu kamar. Kemudian
dilakukan pembacaan absorbansi uji pada spektofotometer UV pada 550 nm, setelah
sample+reagen dimasukkan kedalam kuvet. Hasil absorbansi dicatat.
V. Hasil Pengamatan
5.1 Data Pengamatan
Kelompo

Pengujian

Absorbansi

Hasil Pengamatan Perubahan Warna

k
1

Sampel

0,153

0,383

Standar

4
5
6
VI.

0,307

Blanko

Sampel berwarna merah berubah


warna menjadi ungu muda setelah
penambahan reagen
Larutan standar berubah
menjadi

ungu

muda

warna
setelah

0,181

penambahan reagen

0,000

Tidak terjadi perubahan warna

Pembahasan
Praktikum ini dilakukan untuk memeriksa kadar asam urat pada darah (serum). Hal
ini dilakukan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya kelainan kadar asam urat dalam

tubuh serta dapat mengintrepresentasikan hasil laboratorium yang diperoleh sehingga dapat
menentukan diagonisis kondisi patologisnya. Diagnosis untuk kelainan sintesis DNA pada
purin yang mengakibatkan meningkatnya resiko pengendapan/pengkristalan urat di jaringan
akan menjadi gejala penyakit gout.
Spesimen yang digunakan adalah darah dengan terlebih dahulu mengambil sampel
darah dari salah seorang relawan. Darah yang akan digunakan disimpan di dalam tabung
darah khusus yang kemudian disentrifugasi dengan prinsip pemisahan dua fasa berdasarkan
berat jenis karena adanya putaran dan tekanan.

Oleh karena itu darah disentrifugasi

bertujuan untuk memisahkan darah. Bagian yang diujii berupa serumnya karena pengukuran
lebih teliti serta dalam serum tidak mengandung banyak senyawa dan tidak menandung
faktor koagulan yang dapat mengganggu hasil percobaan. Dalam pelaksanaannya harus
dengan hati-hati agar darah tidak terkontaminasi oleh zat lain.
Dalam penentuan kadar asam urat ini dilakukan beberapa tahap diantaranya
pengukuran

terhadap larutan blanko, standard dan sampel. larutan blanko yang berisi

aquadest 20

Ldan reagen 1 mL . Larutan blanko ini digunakan untuk menstandarkan alat

pada saat akan mengukur absorbansi sampel agar tidak terjadinya serapan selain analit.
Selanjutnya pembuatan larutan standar yang berisi larutan standar 20

Ldan reagen 1 mL .

Larutan standar digunakan untuk membandingkan hasil supaya yang terukur benar-benar
senyawa yang dituju dan

terakhir pembuatan pada sampel yang berisi 20

L sampel dan 1 mL reagen . Setelah proses pencampuran, larutan ini didiamkan pada
suhu kamar selama 10 menit. Proses inkubasi bertujuan untuk memperoleh serapan yang
optimum dan stabil dari quinonimina yang telah terbentuk sempurna ditandai dengan
perubahan warna menjadi ungu muda pada larutan standar dan sampel. Sedangkan larutan
blanko tidak terjadi perubahan warna ini menunjukkan tidak terjadi reaksi kimia karena
campuran larutan hanya berisi aquadest dan reagen.
Kadar asam urat ini diukur dengan menggunakan metode enzimatik dengan reaksi
indikasi.menggunakan kromogen. Pereaksi yang digunakan adalah pereaksi yang
mengandung urikase dan hidrogen peroksidase. Pemilihan metode ini karena metode
tersebut merupakan cara yang sederhana, selektif, dan spesifik untuk menentukan kadar
asam urat cairan biologis (serum).

Asam urat dapat diukur menggunakan spektrofotometer karena hasil oksidasi asam
urat dengan adanya enzim urikase dapat membentuk hidrogen peroksida dan allantoin.
Sedangkan diklorohidroksibenzensulfonat (DHBS) dan 4-aminoantipirin, merupakan
senyawa kromogen yang memiliki gugus fenol. Penggunaan kromogen sebagai reaksi
indikasi untuk penentuan kadar lebih lanjut dimana reaksi ini dikatalis oleh hidrogen
peroksidase, hasil oksidasinya membentuk senyawa quinoneimin yang berwarna ungu
kemerah mudaan (pink).

(Gambar 1. Reaksi enzimatik)


Sampel yang dihasilkan membentuk larutan berwarna ungu muda. Warna tersebut
dihasilkan karena proses oksidasi, zat warna merah dari antipirin membentuk quinonemine
intensitasnya sebanding dengan kadar asam urat yang diukur secara fotometrik.
Pada penggunaaan alat spektofotometer didapatkan data absorbansi dengan prinsip
kerja mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui suatu
media, maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian
dipancarkan. Hasil absorban pada blanko mempunyai nilai 0. Hasil absorban standar yaitu
0.383 (kelompok 3) dan 0.181 (kelompok 4) dengan nilai rata-ratanya 0.230 sedangkan
absorban sampel yang didapat yakni 0.307 (kelompok 1), dan 0.153 (kelompok 2) dengan
nilai rata-ratanya 0.282. Pengukuran dengan spektrofotometer dilakukan pada panjang
gelombang 520 nm untuk menghindari interferensi dari hemolisis, hemoglobin, dan reaksi
turbidimetri.
Kadar asam urat ditentukan dengan metode one point method dengan cara
menentukan perbandingan serapan sampel dan serapan standarnya. Standar asam urat
diperlakukan seperti sampel serum, standar ini memiliki kadar sebesar 5 mg/dL. Hasil
perhitungan menunjukan 4.0775 mg/dl hasil ini di dapat setelah merata-ratakan dua nilai

kadar yaitu 5.443 mg/dl dan 2.712 mg/dl. Nilai kadar asam urat yang didapat termasuk
normal karena parameter kenormalan kadar asam urat dalam tubuh yaitu kurang 2,5-7,7
mg/dl, atau pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl sedangkan pada perempuan 2,6 6 mg/dl.
Berhubung pengambilan darah dilakukan terhadap seseorang berjenis kelamin laki-laki
maka kadar batas normalnya yaitu 3,5 7 mg/dl Sehingga sampel tersebut dapat dikatakan
normal.
Cara yang terbaik untuk mengevaluasi ketelitian dari data analisis adalah dengan
menghitung standar deviasi. Standar deviasi mengukur penyebaran data-data percobaan dan
memberikan indikasi yang bagus mengenai seberapa dekat data tersebut satu sama lain.
Berdasarkan hasil pengukuran kadar asam urat didapatkan standar deviasi sebesar 1,930
dengan nilai simpangan baku relatif yang diperoleh yaitu 47,33% ini sangat jauh dari syarat
yang ditentukan yaitu <2% hal tersebut menunjukkan pengujian yang tidak presisi dan
akurat. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

Waktu inkubasi yang tidak tepat atau terlalu lama dapat menyebabkan analit terurai
Pemipetan yang tidak benar dimana larutan bisa saja terlalu sedikit atau terlalu

banyak yang terambil ini dapat mempengaruhi hasil


Kondisi spektofotometer dalam keadaaan tidak baik dan tidak terkalibrasi
Cara membawa tabung dari meja praktikum ke meja spektofotometer dengan cara
digenggam dengan tangan dimana suhu tubuh ini dapat mempengaruhi sampel yang
dibawa bisa saja sampel menjadi terdenaturasi
Data kadar asam urat dari semua pengujian menunjukkan data kadar asam urat yang

beragam. Perbedaan yang timbul merupakan suatu kewajaran karena adanya kemungkinan
yang dapat mempengaruhi kondisi fisiologis yang dimiliki pemilik sampel darah dan proses
metabolisme dari dalam tubuh. Selain itu, faktor proses dan ketelitian selama pengukuran
juga ikut mempengaruhi perbedaan nilai kadar asam urat yang diukur
Pemeriksaan kadar urat selain berguna untuk diagnosis juga untuk memonitoring
pengobatan penyakit gout. Penyakit Gout diakibatkan oleh adanya gangguan metabolisme
pada purin. Gangguan yang terjadi pada metabolisme purin menyebabkan penimbunan
sodium orat di dalam dan di antara persendian. Penyakit gout ditandai dengan tingginya
kadar asam urat dalam darah (hyperuricemia).

Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan sekunder. Pada
penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).

Penyakit gout

sekunder disebabkan antara lain:

Karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi


makanan dengan kadar purin yang tinggi. Beberapa jenis makanan dan minuman
yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing,

telur, dan jeroan. Jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial.


Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam urat

menjadi semakin tinggi.


Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat me-nyebabkan asam urat karena

lemak menghambat pengeluaran asam urat melalui urin


Gangguan pada ginjal menyebabkan pengeluaran asam urat juga terganggu
Pengunaan jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik (peluruh air kencing)
dan aspirin (pencegah serangan jantung),
Obat-obat yang dapat menurunkan asam urat adalah allopurinol, probenesid atau

sulfinpirazon. Alopurinol merupakan obat yang menghambat pembentukan asam urat di


dalam tubuh dengan menghambat enzim oxidase yang dapat merubah hipoxantin menjadi
xantin. Probenesid atau sulfinpirazon berfungsi menurunkan kadar asam urat dalam darah
dengan jalan meningkatkan pembuangan asam urat ke dalam air kemih.
VII.

Kesimpulan
Sampel serum yang diuji pada pengukuran kadar asam urat menujukan normal yaitu
4.0775 mg/dl karena parameter konsentrasi nilai asam urat normal yaitu kurang 2,5-7,7
mg/dl, atau pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl sedangkan pada perempuan 2,6 6 mg/dl.
Berdasarkan hasil pengukuran kadar asam urat didapatkan standar deviasi sebesar 1,930

dengan nilai simpangan baku relatif yang diperoleh yaitu 47,33% ini sangat jauh dari
syarat yang ditentukan yaitu <2% hal tersebut menunjukkan pengujian yang tidak presisi
dan akurat
Kadar asam urat ini diukur dengan metode kolorimetri menggunakan pereaksi enzimatik.

Karena cara pemeriksaan yang sederhana, selektif, dan spesifik.

Kadar asam urat juga dapat dipengaruhi oleh faktor senyawa purin berlebih, genetik,
Konsumsi alkohol berlebih, berat badan berlebih, obat tertentu, gangguan fungsi ginjal,
usia, penyakit degeneratif, kurang minum.

Anda mungkin juga menyukai