BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Palangka Raya sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah merupakan kota terluas di Asia
Tenggara yang semakin berkembang dengan jumlah penduduk mencapai 244.500 jiwa
(sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2013). Palangka Raya merupakan pusat segala aktifitas
baik ekonomi, perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan industri, sehingga banyak
pengunjung asing maupun domestik yang datang ke Palangka Raya baik sebagai calon
investor, pedagang, tenaga ahli, pejabat pemerintah maupun sebagai turis.
Saat ini minat investor yang ingin menanamkan modalnya di Kalimantan Tengah sangat
tinggi, untuk itu kota Palangka Raya sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah
perlu memberikan kemudahan bagi para investor untuk melakukan loby bisnisnya dengan
Pemerintah, sehingga Kota Palangka Raya memerlukan fasilitas pendukung seperti
akomodasi untuk tempat menginap, salah satunya adalah hotel berbintang yang menyediakan
fasilitas lengkap untuk pertemuan bisnis sekaligus untuk tempat rekreasi.
Akhir-akhir ini bisnis perhotelan di Palangka Raya menunjukkan prospek yang cerah, hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang menginap di hotel, khususnya di
hotel berbintang. Selama beberapa tahun setelah krisis moneter berlangsung, tingkat hunian
hotel berbintang terhitung tertinggi. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya kegiatan
konvensi seperti rapat dan seminar yang dilakukan oleh instansi instansi pemerintah dan
swasta baik dalam tingkat lokal maupun nasional yang diselenggarakan di Kota Palangka
Raya.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kalimantan Tengah pada Maret 2015
mencapai 55,30 persen, atau turun 0,80 poin dibanding TPK Februari 2015 yang mencapai
56,10 persen. Sebaliknya bila dibandingkan dengan Maret 2014, naik sebesar 0,21 poin, yaitu
dari 55,09 persen menjadi 55,30 persen. Selanjutnya bila diamati menurut klasifikasi hotel, di
1|halaman
Kalimantan Tengah hanya ada tiga klasifikasi, yaitu hotel bintang 2 sebesar 54,68 persen,
hotel bintang 3 sebesar 43,45 persen dan hotel bintang 4 sebesar 67,45 persen. Penurunan
TPK terbesar pada Maret 2015 terjadi pada hotel bintang 3 yaitu mencapai 7,01 poin, dan
diikuti oleh hotel bintang 2 sebesar 2,46 poin. Kondisi sebaliknya terhadi di hotel bintang 4,
yang mengalami kenaikan sebesar 1,48 poin dibanding bulan sebelumnya. (Sumber : BPS
Prov. Kalimantan Tengah No. 10/05/62/Th.IX, 4 Mei 2015).
Jumlah tamu yang menginap pada hotel berbintang di Provinsi Kalimantan Tengah baik asing
maupun Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 12.386 orang. Jumlah ini naik dibandingkan
jumlah tamu bulan sebelumnya yang sebanyak 9.414 orang. Peningkatan jumlah tamu terjadi
pada tamu asing maupun Indonesia. Pada tamu Indonesia naik sebanyak 2.894 orang atau
sekitar 31,70 persen dari bulan sebelumnya. Adapun untuk tamu asing naik sebanyak 78 orang
atau 27,27 persen dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi 364 orang pada Maret
2015. (Sumber : BPS Prov. Kalimantan Tengah No. 10/05/62/Th.IX, 4 Mei 2015).
Hotel bintang 4 memiliki jumlah tamu menginap terbanyak pada Maret 2015 yaitu sebanyak
5.679 orang. Jumlah tamu menginap terbanyak berikutnya terdapat di hotel bintang 3
sebanyak 3.556 orang dan hotel bintang 2 sebanyak 3.151 orang. Secara agregat maupun
persentase, jumlah tamu yang menginap di hotel bintang mengalami kenaikan yaitu untuk
hotel bintang mengalami kenaikan yaitu untuk hotel bintang 3 naik sebanyak 62 orang (1,77
persen) dan hotel bintang 4 naik sebanyak 3.693 orang (185,95 persen), sebaliknya jumlah
tamu yang menginap di hotel bintang 2 turun sebanyak 783 orang atau sebesar 19,90 persen.
(Sumber : BPS Prov. Kalimantan Tengah No. 10/05/62/Th.IX, 4 Mei 2015).
Apabila dilihat dari total keseluruhan, rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang di
Kalimantan Tengah bulan Maret 2015 mencapai 1,50 hari, atau turun 0,04 hari bila
dibandingkan rata-rata lama menginap tamu pada bulan sebelumnya. Rata-rata lama
2|halaman
menginap tamu Indonesia lebih lama 0,19 hari dibandingkan tamu asing pada Maret 2015.
(Sumber : BPS Prov. Kalimantan Tengah No. 10/05/62/Th.IX, 4 Mei 2015)
Rata-rata lama menginap tamu hotel berbintang yang terlama pada Maret 2015 ada di hotel
bintang 2 dan bintang 4 yakni sama-sama sebesar 1,57 hari sementara yang terpendek di hotel
bintang 3 sebesar 1,32 hari. Untuk tamu asing, rata-rata lama menginap terlama adalah yang
menginap di hotel bintang 2 sebesar 8,85 hari, sementara yang terpendek di hotel bintang 4.
Adapun untuk tamu Indonesia, rata-rata lama menginap terlama adalah yang menginap di
hotel bintang 4 sebesar 1,60 hari, sementara yang terpendek di hotel bintang 3. (Sumber : BPS
Prov. Kalimantan Tengah No. 10/05/62/Th.IX, 4 Mei 2015)
Bila melihat perkembangan TPK hotel bintang di Kalimantan Tengah selama Maret 2014
Maret 2015, TPK hotel bintang mengalami penurunan di bulan Juli 2014 dan Januari 2015.
Penurunan di bulan Januari 2015 dimungkinkan karena anggaran pemerintah yang masih
terbatas di awal tahun, sementara di bulan Juli 2014 karena adanya bulan puasa dan Hari
Raya. Sementarauntuk nilai TPK hotel bintang tertinggi selama Maret 2014 Maret 2015
terjadi di bulai Mei,, Oktober, dan November 2014 masing-masing sebesar 61,68, 61,50, dan
61,90 persen. (Sumber : BPS Prov. Kalimantan Tengah No. 10/05/62/Th.IX, 4 Mei 2015)
Adapun untuk perkembangan jumlah tamu yang menginap di Kalimantan Tengah selama
Maret 2014 maret 2015, jumlah tamu yang menginap di hotel berbintang mengalami kondisi
tertinggi di bulan Maret sampaii dengan Juni 2014, sementara jumlah tamu terendah terjadi di
Januari 2015 sebesar 8.566 orang dikarenakan awal tahun biasanya anggaran pemerintah
belum turun. Untuk hotel non bintang/akomodasi lainnya selama Maret 2014 Maret 2015,
jumlah tamu yang menginap mengalami puncaknya di Desember 2014 sebesar 69,565 orang,
dan nilainya cenderung naik mulai Juli 2014 hingga Desember 2014. (Sumber : BPS Prov.
Kalimantan Tengah No. 10/05/62/Th.IX, 4 Mei 2015).
3|halaman
Kota Palangka Raya saat ini memiliki sebanyak 45 Hotel dengan jumlah kamar 1.611
(Sumber : http://palangkakota.bps.go.id) . Di waktu tertentu, jumlah kamar yang ada sekarang
tidak akan mencukupi, sehingga wisatawan / pengusaha yang akan berkunjung ke kota
Palangka Raya mengalami kesulitan untuk mendapatkan akomodasi penginapan.
Dari aktualita dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Kota Palangka Raya saat ini
membutuhkan dibangunnya hotel baru, khususnya city hotel berbintang. Sebagai suatu sarana
akomodasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan bisnis dalam hal tempat menginap yang
juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang kegiatan berbisnis seperti ruang pertemuan. Selain
itu hotel juga tidak menutup kemungkinan sebagai tempat menginapnya wisatawan yang
memiliki tujuan utama berekreasi di Kota Palangka Raya dan sekitarnya.
Agar dapat menarik wisatawan yang datang dan menginap serta bersaing dengan hotel
bintang lainnya yang setingkat, maka perencanaan dan perancangan hotel bintang empat ini
akan dibuat istimewa. Keistimewaan ini dapat berupa fasilitas yang berbeda atau lebih
lengkap, letak yang strategis (berada atau dekat dengan kawasan perkantoran / pusat kota),
pelayanan yang baik dan dapat berupa pula kekhasan dalam fisik bangunan, salah satunya
adalah penekanan desain.
Berkaitan dengan hotel yang direncanakan ini bertaraf internasional dan sasarannya adalah
para pelaku bisnis, maka ruang yang diciptakan adalah mempunyai suasana yang nyaman,
mewah dan megah. Hal ini berhubungan dengan prestige yang sangat dijunjung oleh para
pelaku bisnis yang akan menginap.
Pada ruang-ruang tertentu dalam hotel ini didekorasi oleh unsur-unsur dekorasi Kalimantan
Tengah. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa hotel ini berada di Kalimantan Tengah dan
sekaligus untuk memperkenalkan Kalimantan Tengah di mata wisatawan dalam maupun luar
negeri.
1.2. Identifikasi Masalah
4|halaman
Minat investor untuk menanamkan modalnya di Kota Palangka Raya cukup tinggi dan
industri pariwisata kota Palangka Raya juga mulai banyak dilirik oleh masyarakat luar kota
baik dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga makin banyak yang ingin berkunjung ke
Kota Palangka Raya, untuk itu dibutuhkan tempat untuk memenuhi akomodasi penginapan
dan sebagai tempat untuk memfasilitasi kebutuhan wisatawan yang sesuai dengan keperluan
atau tujuan wisatawan berada di Palangka Raya, seperti konvensi, ruang rapat ataupun tempat
rekreasi seperti kolam renang dan lain-lain. Sehingga fungsi Hotel tidak hanya sebagai tempat
untuk menginap, tetapi juga sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bisnis ataupun rekreasi
maka
Symbiosis of Tradisional and Modern Architecture, usaha dalam menciptakan estetika
bangunan yang mampu memperkenalkan arsitektur kalimantan tengah (tradisional) tetapi
tetap sesuai dengan perkembangan desain arsitektur masa kini (modern).
Membahas tentang City Hotel Bintang Empat. Penjabaran tentang City Hotel Bintang
Empat yang nantinya akan menjadi dasar dalam pembentukkan kriteria desain dari
5|halaman
Sasaran
Adapun Sasaran dari penulisan Landasan Teori dan Program (LTP) ini adalah :
1.6. Metodologi
Penulisan dan pembahasan pada LTP ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif
dedukatif, metode berpikir ini adalah metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih
dahulu untuk seterusnya dihubungkan kedalam bagian-bagian yang lebih khusus. Penalaran
dedukatif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum dimana
didalamnya ada suatu pola berpikir yang secara luas atau logis, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat
lebih khusus. Berdasarkan hal tersebut, urutan dalam penulisan adalah :
1.
6|halaman
2.
Analisis
Analisis yang dilakukan adalah terhadap poin-poin penting yang menjadi dasar kegiatan
perancangan. Dalam annalisis adalah tahap mengidentifikasi inventarisasi data terkait
dengan Hotel dan Arsitektur Simbiosis. Kemudian langkah selanjutnya adalah dengan
mencari solusi dari setiap permasalahan tersebut dengan memberikan alternatifalternatif solusi yang hasilnya nanti akan ditindak lanjuti pada tahap sintesis. Data
3.
4.
5.
7|halaman
PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pemilihan judul, identifikasi masalah, rumusan masalah,
tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metodologi, sistematika penulisan dan
kerangka pemikiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi studi literatur tentang definisi Hotel, tentang pengertian serta aktivitas yang
umumnya berlangsung di Hotel. Selanjutnya Arsitektur Simbiosis, definisi
Arsitektur Simbiosis dan prinsip-prinsip dalam perancangan arsitektur simbiosis.
KONSEP DESAIN
Terdiri dari hasil akhir dari desain tapak (konsep desain tapak) serta hasil akhir
desain bangunan (konsep desain bangunan), yang dilanjutkan dengan memasukkan
seluruh konsep baik konsep tapak dan bangunan dalam detail desain.
8|halaman
9|halaman