BAB I
PENDAHULUAN
Bagi Penulis
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit Gout agar
terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.
b. Bagi Pembaca
Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Gout lebih dalam sehingga dapat
mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit Gout.
c.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Arthritis pirai atau gout adalah arthritis akut dan atau kronis pada sendi yang disebabkan
oleh gangguan pembentukan asam urat ( Tucker et al, 1998 )
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi
(Pusdiknakes, 1995 )
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri
pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki
bagian tengah. ( Merkie, Carrie. 2005 ).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. ( Moreau, David. 2005 ; 407) .
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek
genetic pada metabolism purin atau hiperuricemia. ( Brunner & Suddarth. 2001 ; 1810 ).
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh
tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan
rasa nyeri pada tulang dan sendi. (Kesimpulan Kelompok).
2.2 Insiden
95% penderita Gout ditemukan pada pria. Gout sering menyerang wanita post menopouse
usia 50 60 tahun. Juga dapat menyerang laki-laki usia pubertas dan atau usia di atas 30
tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metatrsofalangeal, ibu jari kaki, sendi lutut
dan pergelangan kaki.
2.3 Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam
urat yang kurang dari ginjal yang menyebabkan hyperuricemia. Hyperuricemia dalam hal ini
disebabkan oleh :
Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit lain.
Seperti leukemia.
Tahap Asimptomatik : Pada tahap ini kadar asam urat dalam darah meningkat, tidak
menimbulkan gejala.
2. Tahap Akut : Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi
pada tengah malam atau menjelang pagi. Serangan ini berupa rasa nyeri yang hebat pada
sendi yang terkena, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan perlahan-lahan akan
sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu 14 hari.
3.
Tahap Interkritikal : Pada tahap ini penderita dapat kembali bergerak normal serta
melakukan berbagai aktivitas olahraga tanpa merasa sakit sama sekali. Kalau rasa nyeri pada
serangan pertama itu hilang bukan berarti penyakit sembuh total, biasanya beberapa tahun
kemudian akan ada serangan kedua. Namun ada juga serangan yang terjadi hanya sekali
sepanjang hidup, semua ini tergantung bagaimana sipenderita mengatasinya.
4.
Tahap Kronik : Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan sehingga menjadi akut.
Frekuensi serangan akan meningkat 4-5 kali setahun tanpa disertai masa bebas serangan.
Masa sakit menjadi lebih panjang bahkan kadang rasa nyerinya berlangsung terus-menerus
disertai bengkak dan kaku pada sendi yang sakit.
Tanda yang mungkin muncul:
2.5 Patofisiologi
Kadar asam urat yang tinggi dalam darah (>6 mg%). Kadar asam urat normal dalam serum
pria 8 mg% dan wanita 7 mg%. kadar asama urat dalam urin juga tinggi ( 500 mg%/liter per
24 jam )
2. Pemeriksaan cairan tofi
3. Pemeriksaan cairan sendi = Gold Standard, ditemukan kristal yang mengendap pada sendi
4. Rontgen, adanya tofus pada tulang dan juga persendian
2.7 Komplikasi
Ginjal
o Batu ginjal
o Gagal ginjal akut / kronis
Kardiovaskuler
o Hipertensi
o Payah jantung
Penyakit metabolik lain
o Diabetes
o Hiperlipidemia
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non medik
1. Pola diet
Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)
3. Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang.
Goat dapat kampuh bila terlalu cepat bergerak.
Penatalaksanaan medik
a. Fase akut
b. Obat yang digunakan:
1. Colchisin
2. Phenilbutazone
3. Indomethacin
c. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi
1. Gol. Urikosurik
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
golongan darah, nomor register, tanggal MRS dan diagnose medis.
2. Keluhan utama
Umumnya pada kasus Gout nyeri pada sendi ibu jari kaki.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup gejala.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini ditanyakan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout,
pernahkan klien dirawat dengan kasus yang sama, kaji adanya pemakaian alcohol yang
berlebihan dan penggunaan obat diuretic.
5. Riwayat penyakit keluarga
Kaji adanya keluarga yang mempunyai riwayat keluhan yang sama dan riwayat penyakit
yang lainnya.
6. Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan peran klien dalam keluarga dan
masyarakat.
3.2 Pemeriksaan Fisik
1. B1 (Breathing)
Inspeksi : biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, tidak sesak napas dan tidak
menggunakan alat bantu napas
Palpasi : traktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit. Biasanya mendapatkan
suara ronkhi atau mengi
2. B2 (Blood)
CRT < 1 detik, keringat dingin, pusing karena nyeri,suara S1 dan S2 tunggal
3. B3 ( Brain)
Adanya sianosis, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis
4. B4 (Bladder)
Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan kecuali
penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat dan
gagal ginjal kronik
5. B5 (Bowel)
Kebutuhan eliminasi tidak terganggu tetapi perlu dikaji karakteristik dari feses. Klien
biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan pada klien yang memakan
obat analgesic dan anthiperurisemia.
6. B6 (Bone)
Adanya nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak, hambatan gerak sendi biasanya
tambah berat
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
2. Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi
3. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan proliferasi synovial
4. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan sendi
3.4 Intervensi
1. Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri
berkurang
KH : klien terlihat lebih rileks, skala nyeri 0-1 atau teratasi
Intervensi :
Ajarkan teknik relaksasi yang terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi
intensitas nyeri.
R/ : akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi
dan mengurangi nyeri
Intervnsi :
Kaji saat timbulnya demam
R/: Identifikasi pola dan tingkat demam
Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tekanan darah, tekanan darah, respiratory rate setiap
3 jam
R/: TTV merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum klien
Anjurkan klien untuk banyak minum 2,5-3 liter/hari
R/: Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan sehingga perlu diimbangi
dengan asupan cairan yang cukup
Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstermitas yang tidak sakit
R/: Gerakan aktif memberi masa tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung
dan pernapasan
4. Diagnosa IV : Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan
sendi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien dapat
meningkatkan percaya diri nya dan mulai menerima keadaan patologisnya
KH : Klien menyatakan penerimaan diri dalam situasi, bekerja sama dalam perubahan konsep
diri tanpa pandangan negative harga diri
Intervensi :
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gout adalah cairan asam urat dalam tubuh yang mengalami peningkatan yang
disebabkan oleh hiperproduksi dan hiposekresi asam urat yang menimbulkan hyperurisemia.
Cairan asam urat tersebut terakumulasi dan membentuk Kristal-kristal yang bersifat
korosif sehingga menimbulkan peradangan, tofus dan nyeri pada tulang dan juga persendian.
DAFTAR PUSTAKA
Anggota IKAPI. 1998. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta ; EGC
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. (1999). Rencana asuhan
keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Drs. H. Syaifuddin, AMK. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Lukman, Ningsih Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
Arief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Ed. 3. Penerbit Media Esculapius
FKUI. Jakarta.
Price & Wilson. 2006. Patofisologi, konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Suratun, Heryati dkk. 2008. Klien Gangguan Sistem Muskuloskeleta. Jakarta : EGC