Anda di halaman 1dari 24

RESUME

SKENARIO 4
NORMA HIDUP BERMASYARAKAT
Oleh : Kelompok A
Ayu Yoniko Christi

092010101001

Bambang Prabawiguna

092010101002

Farah Azizah

092010101003

Mirna Ayu Permata Sari

092010101004

Ashoka Sulistyasmara

092010101005

IGN AG Darma Putra

092010101006

Erwin Maulana F P

092010101007

Elsa Viona

092010101008

Dafista Diyantika

092010101009

Krisna Astayogi

092010101010

IGN Adi Surya

092010101011

Ngakan Gde Aditya P

092010101012

Selma

092010101013

Siti Julaikha

092010101014

Aulia Ratu Pritari

092010101015

Ade Churie Tanjaya

092010101016

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2009

I.

Skenario
SKENARIO 4 :
NORMA HIDUP BERMASYARAKAT

Dokter Reza merupakan dokter lulusan FK Unej yang ditempatkan di daerah


pedalaman di pulau Kalimantan. Saat awal dia menjalankan tugasnya, dia merasakan betapa
sulitnya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar. Maklum saja, dokter Reza
berasal dari Jawa yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Dia berusaha dengan keras untuk
mempelajari norma-norma hidup masyarakat di sana. Setiap individu maupun keluarga yang
membutuhkan pertolongan dokter dilayaninya dengan baik. Dia menganggap pasien memiliki
derajat yang sama dalam hubungan dokter-pasien, sehingga pasien merasa nyaman. Dia
memberikan pelayanan dengan penuh cinta kasih. Setiap pasien yang datang sebagian besar
mengalami penderitaan dan memiliki harapan untuk sembuh. Namun demikian dokter Reza
hanya manusia biasa yang terkadang tidak bisa menyelamatkan pasiennya sehingga sebagian
tidak tertolong dan mengalami kematian.
Berbekal pengalaman itulah, dia akhirnya menyadari betapa pentingnya kuliah
tentang Pancasila, Wawasan Nusantara, serta Pendidikan Kewarganegaraan yang pernah
diikutinya dulu. Berbagai materi tersebut membentuk karakter dokter Reza sehingga menjadi
pribadi seorang dokter yang disenangi masyarakat. Dokter Reza dapat menempatkan diri
dalam pelayanan.

II.

Klarifikasi Istilah

1.

Norma : aturan pedoman yang mengikat dalam perilaku manusia sebagai


perwujudan nilai yang konkret dari masyarakat sehinga terwujud kehidupan

2.

harmonis,tertib,dan teratur
Masyarakat : Kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal di suatu
daerah tertentu yang mempunyai adat dan kebudayaan serta aturan yang

3.

mengatur tata hidup mereka untuk menuju tujuan yang sama


Wawasan nusantara : cara pandang dan sikap bangsa indonesia mengenai diri
dan lingkungannya sebagai negara kepulauan dan segala aspek kehidupan yang
beragam dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

4.

bernegara untuk mencapai tujuan nasional


Individu : Seseorang yang hidup sendiri secara fisiologi,hidup bebas,tidak
memiliki hubungan organisasi dengan sesamanya dan memiliki kepentingan

5.

(aspek terkecil dari suatu kelompok interaksi sosial)


Kebiasaan : Suatu pola untuk melakukan sesuatu yang dipelajari oleh individu

6.

secara berulang dalam hal yang sama


Pendidikan kewarganegaraan : Pendidikan yang menunjukkan hubungan antara

7.

warga negara dan negara dalam suatu ikatan


Pancasila : Dasar negara dari kesatuan RI yang harus dilaksanakan secara

8.

konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


Karakter : Sifat-sifat kejiwaan, akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang

9.

dengan yang lain


Keluarga : Suatu kekerabatan mendasar dalam masyarakat yang tercipta melalui

10.

hubungan pernikahan
Derajat yang sama (dalam hub dokter-pasien) : menghargai hak dan kewajiban
pasien dengan acuan norma-norma seperti agama, moral(etik), kesopanan dan
hukum agar tidak membedakan hak dan kewajiban pasien satu dengan yang

11.
12.
III.

lainnya
Cinta kasih : Dasar motivasi yang mengacu pada pengobatan pasien
Harapan : Keinginan supaya menjadi kenyataan

Rumusan Masalah
a. Pancasila
1.

Pancasila dalam pendekatan filsafat

2.

Makna dan Fungsi Pancasila


i.

Sebagai dasar Negara

ii. Sebagai ideology

3. Tujuan Pancasila
4. Implementasi Pancasila
i. Sebagai dasar negara
ii. Sebagai ideologi
5. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
6. Pengamalan Pancasila

b. Nilai dan Norma


i. Nilai
1. Definisi nilai
2. Ukuran tinggi rendahnya nilai
3. Sumber-sumber nilai
4. Ciri-ciri nilai
5. Klasifikasi nilai berdasarkan penggolongan umum
6. Klasifikasi nilai berdasarkan tingkatan
7. Fungsi nilai
ii. Norma
1. Definisi norma
2. Macam-macam norma
c. Individu, keluarga, dan masyarakat
i. Pengertian individu, keluarga, dan masyarakat
ii. Jenis-jenis masyarakat
iii. Persamaan derajat
1. Definisi
2. Landasan moral atau hukum tentang persamaan derajat
3. Tujuan
4. Prinsip Utama Penerapan Persamaan Derajat
5. Penerapan dalam Hubungan Dokter-Pasien
iv. Pertentangan sosial
1.

Definisi

2.

Faktor-faktor Penyebab

3.

Dampak Positif

4.

Dampak Negatif

5.

Cara Menuntaskan

6.

Cara Mencegah

v. Cinta kasih, penderitaan, harapan, tanggung jawab, keyakinan, dan kematian


d. Wawasan Nusantara
1. Definisi Wawasan Nusantara
2. Hakikat dan Kedudukan Wawasan Nusantara
3. Unsur Wawasan Nusantara
4. Latar Belakang Wawasan Nusantara

5. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara


e. Pendidikan kewarganegaraan dan kewarganegaraan
i. Pendidikan kewarganegaraan
1. Definisi pendidikan kewarganegaraan
2. Tujuan dan manfaat pendidikan kewarganegaraan
3. Fungsi pendidikan kewarganegaraan
4. Latar belakang pendidikan kewarganegaraan
ii. Kewarganegaraan
1. Definisi warga Negara
2. Hak dan kewajiban warga Negara

IV.

Tujuan Belajar
1. Mengetahui dan memahami norma dan nilai
2. Mengetahui dan memahami makna dan peranan individu, keluarga, dan masyarakat
dalam kehidupan bermasyarakat
3. Mengetahui dan memahami tentang cinta kasih, penderitaan, harapan, dan kematian
4. Mengetahui dan memahami tentang Pancasila, Wawasan Nusantara, Pendidikan
Kewarganegaraan.

V. Analisis Permasalahan
a. Pancasila
1. Pancasila dalam pendekatan filsafat

Menurut TAP MPR II/1998 pendekatan filsafat Pancasila adalah sebagai


pandangan hidup karena unsur-unsurnya telah berabad-abad lamanya ada
dalam kehidupan bangsa Indonesia

Menurut Kaelan pancasila dalam pendekatan filsafat itu merupakan suatu nilai
yang fundamental yang dapat dijadikan dasar. Dasar-dasar tersebut yaitu:
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.

Menurut Dwi Winarno, pancasila dalam pendekatan filsafat suatu perefleksian


kritis terhadap nilai-nilai yang ada, bahwa itu benar atau tidak.

2.

Makna dan fungsi pancasila


i. Pancasila sebagai dasar Negara
Makna:
-Bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau
pedoman bagi penyelenggara Negara.
-Berisi norma atau hak pokok yang fundamental sebagai landasan.
-Nilai menjadi dasar Negara sebagai pembuatan peraturan lebih lanjut dan
mengandung nilai praktis.
Fungsi:
-Sebagai pedoman dan pengikat bagi penyelenggaraan Negara.
ii. Pancasila sebagai ideology bangsa
Makna:
-Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi visi atau cita-cita
normatif dari penyelenggaraan berbangsa dan bernegara.
-Nilai-nilai yang berakar pada pandangan filsafat hidup bangsa dan tidak
langsung bersifat operasional.

Fungsi:
-Sebagai suatu cita-cita yang hendak ingin dicapai oleh suatu masyarakat.
-Pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian
konflik yang terjadi di masyarakat.

3.

Tujuan Pancasila
Penyelesaian konflik yan mengedepankan persatuan
Nilai nilai religious
Menghargai derajat manusia
Berdasarkan pada demokrasi untuk keadilan

4.

Implementasi Pancasila
i. Sebagai dasar Negara
Dijadikan sebagai nilai-nilai dasar dan sumber normatif bagi penyusunan
hukum positif Negara.
Terdapat pada pembukaan UUD 45 (sebagai sumber hukum).
ii. Sebagai ideology bangsa
Dalam TAP MPR no VII/MPR/2001
- Visi ideal : cita cita luhur bangsa Indonesia (pembukaan UUD 45)
- Visi antara : visi Indonesia dari 2001 2010
- Visi 5 tahunan : ditetapkan oleh tiap tiap penguasa Negara (GBHN)
Sebagai social etik : sebagai prosedur penyelesaian konflik yang bersifat
normatif

5.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila


Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai. Nilai-nilai yang
merupakan perasan dari sila-sila tersebut adalah :
1. Nilai Ketuhanan
2. Nilai Kemanusiaan
3. Nilai Persatuan
4. Nilai Kerakyatan
5. Nilai Keadilan

6.

Pengamalan Pancasila
Pengamalan Pancasila dalam bernegara dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengamalan secara objektif
Pengamalan secara Objektif adalah dengan melaksanakan dan menaati
peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum negara yang
berlandaskan pada Pancasila

2. Pengamalan secara subjektif


Pengamalan secara subjektif adalah dengan cara menjalankan nilai-nilai
pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam
bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara

B. Nilai dan Norma


i. Nilai
1. Definisi nilai:
-

Menurut Woods, nilai merupakan petunjuk umum yang telah


berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.

Menurut Hendropuspito, nilai adalah segala sesuatu yang dihargai


masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan
kehidupan manusia.

Nilai bersifat fleksibel.

Nilai ( value ):baik dan berharga, sesuatu yang berguna.

Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup


seseorang dalam masyarakat.

Nilai adalah:
a. Prinsip standar yang diyakini dan dianggap penting bagi masyarakat.
b. Hasil dari pengamatan seseorang / diri sendiri terhadap sesuatu.

2.

Ukuran tinggi atau tidaknya sebuah nilai berdasarkan pada :


a. Banyaknya orang yang menganut dan melaksanakan nilai tersebut dalam
kehidupannya.
b. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut.
c. Berapa lama nilai tersebut sudah digunakan dan dilaksanakan dalam
kehidupan.
d. Kedudukan orang-orang yang melaksanakan nilai tersebut.

3. Sumber-sumber nilai adalah:


a. Tuhan

Sebagian besar nilai yang dimiliki masyarakat bersumber dari Tuhan. Nilai
ini disampaikan melalui ajaran-ajaran agama. Nilai-nilai dari Tuhan ini
memberikan pedoman cara bersikap dan bertindak bagi manusia. Para ahli
menyebut nilai yang bersumber dari Tuhan ini sebagai nilai Theonom.
Contoh : kejujuran, sopan santun, adil, dll
b. Masyarakat
Nilai ini berasal dari kesepakatan sejumlah anggota masyarakat. Nilai ini
berasal dari kesepakatan banyak orang yang disebut nilai Heteronom.
Contoh : Pancasila
c. Individu
Nilai ini bersumber dari rumusan seseorang. Orang itu merupakan suatu
nilai, kemudian nilai tersebut dipakai masyarakat sebagai acuan bersikap dan
bertindak. Nilai yang berasal dari individu disebut nilai Otonom.
Contoh : konsep triad politica oleh J.J. Rousseau.
4. Ciri-ciri nilai diantaranya:
a. Suatu realitas yang abstrak
b.

Bersifat normatif

c. Sebagai motivator

5. Klasifikasi berdasarkan penggolongan umum,yaitu:


1. Menurut Prof. Notonegoro, nilai ada 3 macam
Nilai materiil : sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
Nilai vital : sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melaksanakan
kegiatan.
Nilai kerohanian dibagi menjadi 4 macam:
Nilai kebenaran : bersumber pada akal pikir manusia ( rasio, budi, cipta
).
Nilai estetika (keindahan) : bersumber pada rasa manusia.

Nilai kebaikan atau moral : bersumber pada kehendak keras, karsa hati,
dan nurani manusia.
Nilai religius (keagamaan) : bersifat mutlak dan bersumber pada
keyakinan manusia.
2. Dalam ilmu filsafat, nilai dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Nilai logika yaitu nilai tentang benar-salah
b. Nilai etika yaitu tentang baik-buruk
c. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah-jelek
3. Menurut Walter G. Everet, menggolongkan nilai-nilai manusiawi dalam 8
kelompok yaitu :
a.

Nilai-nilai ekonomis ( ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi


semua benda yang dapat dibeli )

b.

Nilai-nilai kejasmanian ( membantu pada kesehatan, efisiensi dan


keindahan dari kehidupan badan )

c.

Nilai-nilai hiburan ( nilai permainan dan waktu senggang yang


dapat menyeimbangkan pada pengayaan kehidupan )

d.

Nilai-nilai sosial ( berasal mula dari keutuhan kepribadian dan


sosial yang diinginkan )

e.

Nilai-nilai watak ( keseluruhan dari keutuhan kepribadian dan


sosial yang diinginkan )

f.

Nilai-nilai estetis ( nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya


seni )

g.

Nilai-nilai intelektual ( nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran


kebenaran )

h.

Nilai-nilai keagamaan

6. Klasifikasi nilai berdasarkan tingkatan, yaitu :


Menurut Max Scheller, nilai ditinjau dari tinggi rendahnya dikelompokkan
dalam 4 tingkatan yaitu :
a. Nilai-nilai kenikmatan

Dalam tingkat ini terdapat nilai yang mengenakkan dan nilai yang tidak
mengenakkan yang menyebabkan orang senang atau menderita.
b. Nilai-nilai kehidupan
Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai yang penting dalam kehidupan
seperti kesejahteraan, keadilan, kesegaran dll.
c. Nilai-nilai kejiwaan
Dalam tingkat ini terdapat nilai-nilai kejiwaan (geistige werte) yang
sama sekali tidak tergantung dari keadaan jasmani maupun lingkungan.
Misalnya: keindahan, kebenaran, dan pengetahuan murni yang dicapai
dalam filsafat.
d. Nilai-nilai kerohanian
Dalam tingkat ini terdapat moralitas nilai yang suci dan tidak suci. Nilai
semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi.
7. Fungsi Nilai:
a. Sebagai petunjuk arah bertindak dan bersikap
b. Sebagai pemandu serta pengontrol sikap dan tindakan manusia
c. Sebagai motivator

ii. Norma
1. Definisi Norma

Aturan atau pedoman yang megikat bagi manusia dalam perilaku sebagai
perwujudan nilai yang konkret dari masyarakat sehingga terwujud kehidupan
yang harmonis, tertib, dan teratur.

Aturan atau ketentuan yang mengikat masyarakat sebagai panduan, tatanan,


dan kendali tigkah laku yang sesuai dan diterima masyarakat luas dan harus
ditaati.

2. Macam-Macam Norma :
2.1 Norma Agama
Norma yang ditujukan terhadap kewajiban manusia kepada Tuhan dan dirinya
sendiri.
Bersumber dari ajaran kepecayaan atau agama yang tertuang dalai tab suci.
Sanksinya adalah dosa.
2.2 Norma Kesusilaan
Norma dasar yang menentukan bagaimana kita menilai seseorang sebagai
individu karena menyangkut kehidupa pribadi.
Bersumber dari hati nurani
Sanksinya adalah penyesalan
2.3 Norma Kesopanan
Norma ini berdasarkan atas kebiasaan, kepatuhan, kepantasan, dan adat yang
berlaku dalam suatu masyarakat. Daerah berakunya norma kesopanan itu
sempit, terbatas, secara lokal. Sopan santun di suatu daerah tidak sama dengan
daerah lain. Berbeda lapisan masyarakt, berbeda pula sopan santunnya.
Sanksinya adalah dikucilkan dari masyrakat setempat.
2.4 Norma Hukum
1. Norma yang bersumber dari pemerintah yang tertuang dalam undang-undang.
2. Sanksinya bersifat tegas, mengikat, dan memaksa.

3. Fungsi Norma
a. Sebagai pedoman/pengatur kehidupan manusia.
b. Sebagai pendorong untuk mencapai nilai social yang ada.
4. Tujuan norma :
c. Memberikan landasan etik dan moral.
d. Menentukan pokok-pokok etika.
e. Sebagai kerangka acuan dalam pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

c.

Individu, keluarga, masyarakat


i. Pengertian
-

individu : seseorang yang hidup sendiri secara fisiologi, hidup bebas dan tidak
memiliki hubungan organisasi dengan sesamanya yang memiliki kepentingan
yang membedakan dengan yang lain dan merupakan bagian (aspek) terkecil
dari kelompok interaksi sosial

keluarga : suatu kekerabatan yang sangat mendasar dalam masyarakat dan


berupa kumpulan individu yang mempunyai ikatan emonsional yang terbentuk
melalui hubungan keluarga dan mempunyai peranan keluarga sebagai
lingkungan pertama yang mengajarkan norma dalam masyarakat

masyarakat :
a. pengertian secara sempit
masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama bertempat tinggal
pada suatu daerah tertentu yang mempunyai adat dan kebudayaan serta
aturan yang mengatur tata hidup mereka untuk menuju tujuan yang sama
b. pengertian secara luas
masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama yang membentuk
suatu interaksi sosial tanpa adanya batasan-batasan tertentu

ii. Jenis-jenis masyarakat

a.

Berdasarkan wilayah tempat tinggalnya


masyarakat kota : masyarakat yang memiliki individualisme yang

tinggi dan cenderung isolasi sosial sehingga bersifat statik


b.

masyarakat desa : masyarakat yang memiliki individualisme yang


rendah dan mobilitas sosial sehingga bersifat dinamik

Berdasarkan tingkatannya

a. masyarakat sederhana : masyarakat dimana di dalamnya memiliki pembagian


kerja berdasarkan jenis kelamin, usia, dll dan bersifat primitif

b. masyarakat maju : masyarakat dimana memilki pola hidup dan perkembangan


pesat sesuai dengan kemajuan IPTEK yang ada
iii. Persamaan derajat
1. Definisi
Persamaan nilai, harga, taraf yang membedakan makhluk yang satu dengan
makhluk yang lain
2. Landasan moral atau hukum tentang persamaan derajat

a)
b)

Landasan Idiil : Pancasila


Landasan Konstitusional : UUD 1945, yakni
Pembukaan UUD 1945 pada alenia 1, 2, 3 dan 4
Batang Tubuh UUD 1945 yaitu pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, pasal 31,

pasal 32, pasal 33 dan pasal 34


Ketetapan MPR No.IV/MPR/1999 tentang GBHN

3. Tujuan

Tercapainya Integrasi Masyarakat, yaitu penyetaraan unsur-unsur yang

berbeda yang terdapat dalam masyarakat sehinga membentuk kesatuan yang utuh.
Terciptanya suasana saling menghargai antar manusia untuk meminimalisir
kesenjangan sosial.
Menghindari terjadinya pertikaian baik antar individu maupun antar kelompok
dalam masyarakat.
Meningkatkan kesejahteraan karena makin kokohnya persamaan derajat.
Memperkokoha persatuan dan kesatuan karena makin minimnya kecemburuan
sosial.
4. Prinsip Utama Penerapan Persamaan Derajat

Menganggap bahwa manusia adalah makhluk lemah dan meyakini bahwa

Tuhan-lah Yang Maha Kuasa.


Selalu menanamkan pada diri masing-masing bahwa semua manusia
diciptakan sama.
Toleransi terhadap sesama manusia.

5. Penerapan dalam Hubungan Dokter-Pasien

Persamaan derajat penting diterapkan dalam Hubungan Dokter-Pasien

sebagaimana terdapat dalam lafal Sumpah Dokter pasal 8 yang berbunyi saya
akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh

pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan kelamin , politik kepartaian, atau


kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.
Dalam pemberian pengobatan dan atau terapi kepada pasien juga diperlukan
prinsip persamaan derajat, artinya dokter harus berusaha semaksimal mungkin
untuk kesembuhan pasien tanpa memandang ras, suku, agama maupun status
sosial pasien.
Menghargai segala keputusan pasien baik ketika pasien menyetujui suatu
terapi pengobatan ataupun menolaknya.
iv. Pertentangan sosial
1.

Definisi
Pertentangan yang muncul dalam masyarakat karena adanya konflik-konflik
tertentu.

2.

Faktor-faktor Penyebab

3.

Perbedaan Individu
Perbedaan latar belakang kebudayaan
Perbedaan kepentingan
Perbedaan nilai-nilai yang dianut
Dampak Positif

Berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-

kekuatan yang ada dan berkembang dalam masyarakat.


Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas.
Membantu menghidupkan norma-norma lama dan menciptakan norma- norma
baru

4.

Dampak Negatif

5.

Retaknya persatuan dan kesatuan


Jatuhnya korban manusia dan hancurnya harta benda
Merubah kepribadian para individu
Cara Menuntaskan

6.

Mediasi (musyawarah, tukar-menukar ide)


Menekan ego masing-masing
Membuka kesempatan untuk perbuhan yang positif
Saling membuka diri dan saling menghormati
Tidak membeda-bedakan masyarakat
Cara Mencegah

Menyaring budaya-budaya yang masuk ke masyarakat


Saling menghormati dan menghargai antar anggota masyarakat
Selalu berfikir ke depan sebelum bertindak
Sering tukar-menukar ide atau pendapat

v. Cinta kasih, penderitaan, harapan, tanggung jawab, keyakinan, dan kematian


1. Manusia : Makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk yang lainya karena dianugerahi akal, hati dan fisik.
2. Cinta kasih : Perasaan dimana kita memiliki rasa penuh pengorbanan, penuh
pengampunan, penuh penghargaan dan penuh pengabdian pada sesamanya.
3. Penderitaan : Keadaan dimana seseorang menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Adapun yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah,
kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain lain.
4. Harapan : Impian, keinginan atau suatu rencana yang ada dalam pikiran atau hasrat
seseorang.
Harapan yang dalam adalah pembentuk kerendahan hati yang mudah
menerima yang kecil dan yang sederhana sebagai syarat bagi pencapaian
yang besar dan yang sulit.
Harapan yang tinggi adalah pembentuk kesungguhan hati untuk
menggunakan semua kekuatan dari keberadaan Anda, untuk mencapai yang
tertinggi dari yang mungkin Anda capai.

5. Tanggung Jawab : Sesuatu yang kita kerjakan dengan penuh kesadaran tentang apa
yang kita putuskan sebelumnya walaupun kadang-kadang kita sulit untuk
melaksanakan.
6. Keyakinan : suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu
dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.
7. Kematian : akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis.
d. Wawasan Nusantara

1. Definisi Wawasan Nusantara


Secara etimologis wawasan nusantara berasal dari dua kata wawasan yaitu
wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan indrawi; dan
nusantara yang berarti antara, menunjukkan letak Negara Indonesia di antara dua
benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudra (samudra pasifik dan
samudra hindia).
2. Hakikat dan Kedudukan Wawasan Nusantara
Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara sebagai satu kesatuan.
Jadi hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa dan dan kesatuan wilayah
nasional. Dengan kata lain, hakikat wawasan nusantara adalah persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah. Bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman dari segi sosial
budaya dan dari segi wilayah yang terdiri dari banyak pulau kita pandang sebagai satu
kesatuan yang utuh.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara diwujudkan
dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan
ekonomi dan sosial budaya, serta satu kesatuan pertahanan keamanan.
Wawasan nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi adalah keadaan
atau rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan. Wawasan nasional
merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa
Indonesia sesuai dengan konsep wawasan nusantara yaitu menjadi bangsa yang satu
dengan wilayah yang satu dan utuh pula.
3. Unsur Wawasan Nusantara
3.1 Wadah (contour)
Wadah kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka budaya, yaitu bangsa Indonesia.
3.2 Isi (content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam penbukaan UUD 1945.
Isi menyangkut dua hal yang esensial:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya
adalah pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
b. Persatuan dan kesatuan dalm kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
3.3 Tata laku (conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri atas tata
laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah adalah sikap, jiwa, dan semangat

setiap warga negara. Tata laku lahiriah adalah perilaku/tindakan setiap warga
negara untuk terwujudnya konsepsi wawasan nusantara.

4. Latar Belakang Wawasan Nusantara


Latar belakang terbentuknya wawasan nusantara adalah dipengaruhi oleh 3 faktor.
Yaitu:
Aspek histories
- Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan

terpecah
- Kita pernah memiliki wilayah yang terpecah-pecah
Aspek geografis / social budaya
Kita mempunyai wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen.
Keuikan itu yang menjadikan bangsa indonesia perlu memiliki visi untuk

menjadi bangsa yang bersatu dan utuh


Aspek geopolitis & kepentingan nasional
Fenomena politik dari aspek geografis

5. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara


Hakikat wawasan Nusantara adalah Keutuhan Nusantara atau Nasional yaitu
keutuhan wilayah nasional dan keutuhan bangsa. Tujuan Wawasan Nusantara terdiri
atas dua hal, yaitu:
a. Tujuan ke dalam
Menjamin perwujudan persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional
yaitu politik, sosial, ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan.
b. Tujuan ke luar
Terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
keadilan sosial, serta mengembangkan suatu kerja sama dan saling menghormati.
6. Manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi wawasan nusantara adalah:
a. Diterima dan diakuinya konsepsi nusantara di forum internasional. Hal ini
dibuktikan dengan penerimaan atas negara kepulauan berdasarkan Konvensi
Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai Negara kepulauan diakui oleh dunia
internasional.
b. Pertambahan luas wilayah territorial Indonesia. Berdasarkan ordonansi 1939
wilayah territorial Indonesia hanya seluas 2 juta km 2. Dengan adanya konsepsi
wawasan nusantara, luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai satu
kesatuan wilayah.

c. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup memberikan potensi sunber daya
yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sumber daya
tersebut sumber minyak yang ditemukan di wilayah territorial dan landas kontinen
Indonesia.
d. Penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan
wilayah nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
e. Wawasan nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya
tercermin dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.
7. Perwujudan wawasan nusantara:
7.1 Sebagai satu kesatuan politik. Meliputi masalah-masalah:
Kewilayahan nasional
Persatuan dan kesatuan bangsa dalam mencapai cita-cita nasional
Kesatuan falsafah dan ideologi negara
Kesatuan hukum yang mengabdi pada kepentingan nasional
7.2 Sebagai satu kesatuan ekonomi. Meliputi masalah-masalah:
Kepemilikan bersama kekayaan efektif maupun potensial wilayah nusantara
Pemerataan hasil pemanfaatan kekayaan wilayah nusantara
Keserasian & keseimbangan tingkat pengembangan ekonomi di seluruh daerah
dengan tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
7.3 Sebagai satu kesatuan sosial. Meliputi masalah-masalah:
Pemerataan keseimbangan & persamaan dalam kemajuan masyarakat serta

adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa.


Mempersatukan corak ragam budaya yang ada sebagai kekayaan nasional

budaya bangsa.
7.4 Sebagai satu kesatuan kesatuan pertahanan dan keamanan. Meliputi masalahmasalah:
Persamaan hak & kewajiban bagi setiap warga negara dalam rangka

membela negara & bangsa.


Ancaman terhadap satu pulau/daerah dianggap sebagai ancaman
terhadap seluruh bangsa & negara.

e. Pendidikan kewarganegaraan dan kewarganegaraan


i. Pendidikan kewarganegaraan
1. Fungsi
Fungsi dari pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai sarana untuk
menjadikan warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan
Negara serta dapat bertanggung jawab terhadap hak-hak serta kewajibannya
dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pada era reformasi
dan demokrasi sekarang ini tentunya dibutuhkan pendidikan kewarganegaraan

yang bertujuan membentuk warga negara yang demokratis, yaitu warga negara
yang cerdas, berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungsan negara
2. Tujuan
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lainnya.

ii. Kewarganegaraan
1. Definisi

Warga Negara artinya warga atau anggota dari suatu negara.


Menurut As Hikam dalam Ghazalli (2004) :
Warga Negara sebagai terjemahan dari kata citizen (bahasa inggris)
adalah anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu

sendiri.
Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah
negara dalam kurun waktu tertentu.

Penduduk

Warga negara
Orang asing

Orang yang berada di


Bukan Penduduk
wilayah negara
2. Hak dan Kewajiban warga negara Indonesia
Warga negara merupakan pendukung dan memiliki arti penting bagi negara.
Sebagai anggota dari negara, warga negara memiliki hubungan atau ikatan
dengan negara. Hubungan antara warga negara dengan negara terwujud dalam
bentuk hak dan kewajiban antara keduanya. Warga negara memiliki hak dan
kewajiban terhadap negara. Sebaliknya, negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap warganya. Dengan kata lain, warga negara memiliki hubungan timbal
balik yang sederajat dengan negaranya. Beberapa hak dan kewajiban tersebut
antara lain :
Hak dan Kewajiban warga negara :
Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 s/d 34 UUD 1945.
Antara

lain :

HAK Warga Negara


1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi Tiap-tiap warga Negara

berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan . Pasal ini


menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.
2. Hak membela negara.

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 berbunyi Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
3. Hak berpendapat.
Pasal 28 UUD 1945 berbunyi

Kemerdekaan

berserikat

dan

berkumpul,mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya


ditetapkan dengan undang-undang.
4. Hak kemerdekaan memeluk agama.
Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD 1945.
Ayat (1) berbunyi Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha esa.

Ini

berarti bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Ayat (2) berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaanya itu.
5. Hak dan kewajiban dalam membela negara.
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 berbunyi Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
6. Hak untuk mendapatkan pengajaran.
Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD 1945
Ayat (1) menerangkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.

Sedangkan

dalam

ayat

(2)

dijelaskan

bahwa

pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur


dengan UUD 1945.
7. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Pasal 32 UUD 1945 ayat 1 berbunyi Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
8. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial.
Tercantum pada pasal 33 ayat (1),(2),(3),(4),dan (5) UUD 1945.
9. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial.
Dalam pasal 34 UUD 1945 dijelaskan bahwa Fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara.
Kewajiban Warga Negara
1. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan.
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yaitu Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Kewajiban membela negara.
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
3. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara.

Pasal 30 ayat (1) berbunyi Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Hak dan Kewajiban Negara
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan
kewajiban dan hak warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut,
antara lain sebagai berikut :
a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan.
b. Hak negara untuk dibela.
c. Hak negara untuk menguasai bumi, air dan kekayaan untuk kepentingan
rakyat.
d. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara.
f. Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk
rakyat.
g. Kewajiban negara memberi jaminan sosial.
h. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.

VI.

Kesimpulan

1. Dokter adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kewajiban menghormati dan
melaksanakan nilai dan norma yang ada pada masyarakat
2. Dokter juga merupakan anggota dari masyarakat yang wajib mengimplementasikan
dan

mengamalkan

nilai-nilai

yang

ada

Kewarganegaraan, dan Wawasan Nusantara

di

dalam

Pancasila,

Pendidikan

ke dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara serta dalam hubungannya antara dokter-pasien

Anda mungkin juga menyukai