1.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. Z
Usia
: 21 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Sopir bus
Agama
: Islam
Suku
: Banjar/Indonesia
Status
: Belum menikah
Datang ke Poli
: 31 Agustus 2015
A. KELUHAN UTAMA
Meminta obat alprazolam karena tidak bisa tidur
KELUHAN TAMBAHAN
Tidak ada
5. Riwayat pendidikan
Pasien lancar mengikuti pendidikan di sekolah dari SD hingga SMA, tidak
pernah tinggal kelas, namun sering berpindah sekolah akibat ada masalah.
Pasien pernah mengikuti kursus bengkel di Jogja selepas lulus SMA.
6. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja di tempat billiard selama sekolah. Sejak 2 bulan yang
lalu pasien bekerja sebagai supir bus jurusan banjarmasin-samarinda.
7. Riwayat perkawinan
Pasien belum pernah menikah.
E. RIWAYAT KELUARGA
Genogram :
Keterangan :
= Penderita
= Laki-laki
= Perempuan
Pasien adalah anak ke-1 dari 3 orang bersaudara. Tidak terdapat riwayat
gangguan jiwa atau keluhan serupa dalam keluarga pasien.
B. KEADAAN
AFEKTIF,
PERASAAN,
EKSPRESI
AFEKTIF,
: datar
: Appropriate
4. Empati
: Dapat dirabarasakan
C. FUNGSI KOGNITIF
1. Kesadaran : komposmentis
2. Orientasi : Waktu
:Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
3. Konsentrasi : Dapat dipertahankan
4. Daya ingat
: Jangka pendek
: baik
Jangka panjang
: baik
Segera
: baik
D. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi
: tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
2. Isi Pikir
F. PENGENDALIAN IMPULS
Tidak terganggu
G. DAYA NILAI
a. Daya norma sosial
: baik
: baik
c. Penilaian realita
: baik
H. TILIKAN
Tilikan 5
1. Penyangkalan penuh dirinya sakit
2. Agak menyadari dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi di saat
yang sama menyangkal penyakitnya.
3. Sadar merasa sakit namun menyalahkan orang lain atau faktor eksternal
4. Sadar penyakitnya namun tidak mengetahui penyebabnya
5. Mengetahui penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya
(tilikan intelektual)
Sadar tentang motif dan perasaan dalam dirinya dan hal yang perlu
dilakukan yang dapat menyebabkan perubahan dasar perilakunya (tilikan
emosional)
I. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Dapat dipercaya
: TD : 140/100 mmHg
N
: 128 x/menit
RR : 21 x/menit
T
Kepala
Mata
: 36,5 C
Leher
Thoraks
I : bentuk simetris
P : fremitus raba simetris
P : Pulmo : sonor
Cor
: S1S2 tunggal
I : simetris
P : hepar/lien/massa tidak teraba
P : timpani
A : BU (+) normal
Ekstremitas Superior : edema -/- parese -/- tremor -/Inferior : edema -/- parese -/- tremor -/-
2. STATUS NEUROLOGIS
N I-XII
: normal
: tidak ada
Refleks patologis
: tidak ada
Refleks fisiologis
: normal
Kadang
: normal
Pembicaraan
: koheren
Afek
: datar
Ekspresi fasial
: tampak bingung
Empati
10
Keserasian
: appropriate
Konsentrasi
: terganggu
Daya ingat
: baik
Intelegensi
: baik
Halusinasi
: auditorik (+)
Arus pikir
Preocupasi
: (-)
Waham
: (-)
Derealisasi
: (-)
Tilikan
: T5
Penilaian realita
: baik
2. Aksis II
3. Aksis III
4. Aksis IV
: Masalah pergaulan
5. Aksis V
11
komposmentis,
perilaku
dan
aktivitas
psikomotorik
: dubia ad malam
Perjalanan penyakit
: dubia ad malam
Ciri kepribadian
: dubia
Stressor psikososial
Riwayat herediter
Pendidikan
Perkawinan
: belum kawin
Ekonomi
: dubia ad malam
Lingkungan sosial
: dubia ad malam
Organobiologi
Pengobatan psikiatrik
Ketaatan berobat
Kesimpulan
: dubia ad malam
12
Stelosi 3 x 5 mg tablet
Trihexypenidil 3 x 2 mg tablet
Alprazolam (k/p)
Psikoterapi
Religius
Rehabilitasi
Tes psikologi
X. DISKUSI
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat didefinisikan
sebagai gangguan yang bervariasi luas dan berbeda tingkat keparahannya
akibat penggunaan satu/lebih zat psikoaktif (dengan atau tanpa resep
dokter).
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan psikiatri, dengan
berdasarkan kriteria diagnostik dari PPDGJ III menunjukkan bahwa
penderita mengalami gangguan psikotik akut akibat penggunaan zat
multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya (F19). Kriteria diagnostik
13
dengan manifestasi
mengamuk.
Psikosa didefinisikan sebagai suatu gangguan jiwa dengan
kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Hal ini diketahui dengan
terdapatnya gangguan pada hidup perasaan (afek dan emosi), proses
berfikir, psikomotorik dan kemauan sedemikian rupa sehingga semua ini
tidak sesuai dengan kenyataan lagi.
Pada pasien, fase prodormal diduga dimulai pada tahun 2005. Fase
ini ditandai dengan mulai menarik diri dari pergaulan, mulai sering
melamun dan diam, mudah tersinggung.
Fase aktif pada pasien ini dimulai pada bulan awal 2008 dimana
pasien mengamuk dan mau menampar siapa saja yang membuatnya emosi
serta mulai mendengar bisikan-bisikan.
Perjalanan penyakit dari penderita ini dapat dilihat pada diagram
Longitudinal History berikut :
Aktif
Prodromal
14
2005
Januari 2008
15
16
dari
pemberian
obat
anti
psikotik
seperti
gangguan
17
18