Rohen,2009
2
ATRESIA ESOFAGUS
Oesopagus
Rohen,2009
6
Pedsurge.csf.edu.2014
Gejala klinis
Liur yang menetes terus menerus
Liur berbuih
Adanya aspirasi ketika bayi
diberiminum
Bayi tampak sianosis akibat aspirasi
yang dialami
Saat bayi diberi minum bayi akan
mengalami batuk seperti tercekik
Subroto,2011
Muntah yang proyektil
7
DIAGNOSIS
Pemeriksaan USG pada usia kehamilan 26
minggu ditemukan polyhidramnion tetapi
pembesaran perut ibu tidak sesuai dengan
umur kehamilan ( lebih kecil).
Kesulitan memasukkan kateter ke dalam
lambung, biasanya kateter akan terhenti pada
jarak 10-11 cm.
Foto polos thorax esophagus yang berdilatasi
karena terisi udara, udara dalam lambung atau
usus menandakan adanya fistula antara
trachea dan esophagus bagian distal.
Subroto,2011
8
Komplikasi
Pneunomia aspirasi yang disebabkan karena
usaha makan.
Atelaktasis pengkerutan sebagian atau
seluruh paru-paru akibat penyumbatan
saluran udara (bronkus maupun bronkiolus)
atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.
Dismotilitas esophagus, terjadi karena
kelemahan dinding otot esophagus
Gastrosophagus refluks atau asam lambung
Disfagia atau kesulitan menelan
Rachmad,2011
PENATALAKSANAAN
Pada anak segera dipasang kateter ke dalam
esophagus dan bila mungkin dilakukan
penghisapan terus menerus.
Sebelum operasi bayi harus ditidurkan telungkup
untuk mencegah isi lambung masuk ke paru.
Pemberian antibiotik pada kasus dengan resiko
infeksi.
Tindakan bedah dalam 2 tahap,tahap pertama
berupa pengikatan fistula serta pemasangan
pipa gastrostomi untuk pemberian
makanan,tahap kedua berupa tindakan
anastomosis kedua ujung esophagus
10
11
Atresia Bilier
Atresia bilier (biliary atresia)
adalah suatu penghambatan di
dalam pipa/saluran-saluran yang
membawa cairan empedu (bile)
dari liver menuju ke kantung
empedu (gallbladder).
faktor genetik ikut berperan,
yang dikaitkan dengan adanya
Ruchiyat,2011
kelainan kromosom trisomi17, 18
dan 21
12
Frederick,2010
13
Gejala klinis
Ikterus
Urin gelap
Tinja berwarna
pucat
Diagnosis
14
Komplikasi
1.Cirrhosis bilier yang progresif
2.Hipertensi portal da/atau perdarahan dari
varises oesopagus ini terlihat pada 40%
anak dibawah 3 tahun
3. Yang paling sering komplikasi dari Kasai
prosedur adalah asending
kholangitis,infeksi bakteri.
operasi usia < 8 minggu
keberhasilannya 71,86%, sedangkan
usia > 8 minggu keberhasilannya
Frederick,2
hanya 34,43%.
15
010
Hernia diafragmatika
16
Gejala klinis
Ruchiyat,2011
17
Penatalaksanaan
Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum
atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut
terhadap paru berkurang dan agar diafragma
dapat bergerak bebas.
Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal
tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak
terjadi aspirasi.
Lakukan informed consent dan informed choice
untuk rujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih
baik.
18
Duodenum
Yanwirasti,201
19
0
20
Tatalaksanaan
Tata Laksana Preoperatif
Tata Laksana Intraoperatif
Tata Laksana Postoperatif
23
Omphalocele
Omphalokel bahasa yunani omphalos yang
berarti umbilicus=tali pusat dan cele yang
berarti bentuk hernia. Omphalokel suatu
defek sentral dinding abdomen pada daerah
cincin umbilikus (umbilical ring) atau cincin
tali pusar sehingga terdapat herniasi organorgan abdomen dari cavum abdomen
namun masih dilapiasi oleh suatu kantong
atau selaput. Selaput terdiri atas lapisan
amnion dan peritoneum.
24
25
Manifestasi klinis
Berat badan lahir > 2500 gr
Protrusi dari kantong yang berisi
usu dan visera abdomen melalui
defek dinding abdomen pada
umbilikus
26
omphalocele
27
Diagnosis
prenatal dengan USG. Minggu ke 13 kehamilan. USG
tampak gambaran garis-garis halus dengan gambaran
kantong atau selaput yang ekhogenik pada daerah
tali pusat berkembang.
Pemeriksaan penunjang selain USG adalah
ekhocardiografi, MSAPF (maternal serum alphafetoprotein), dan analisa kromososm melalui
amniosintesis.
postnatal defek sentral dinding abdomen pada daerah
umbilikus. Bervariasi ukurannya, dengan diameter
mulai 4cm -12cm, mengandung herniasi organ-organ
abdomen baik solid maupun berongga dan masih
dapat dilapisi oleh selaput atau kantong serta tampak
tali pusat berinsersi pada puncak kantong.
28
29
Atresia Ani
30
31
32
Diagnosis
Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelahlahir
Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya
fistula
Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan
kemungkinan kelainan adalah letak rendah
Inspeksi perianal sangat penting. Flat bottom / flat perineum
ditandai tidak adanya garis anus dan anal dimple
mengindikasikan bahwa pasien memiliki otot-otot perineum
yang sangat sedikit. Tanda ini berhubungan dengan atresia ani
letak tinggi dan harus dilakukan colonostomy. Tanda pada
perineum yang ditemukan pada pasien dengan atresia ani
letak rendah meliputi adanya mekonium pada perineum,
bucket-handle (skin tag yang terdapat pada anal dimple),
dan adanya membrane pada anus (tempat keluarnya
mekonium)..
34
Penatalaksanaan
Pada atresia ani letak tinggi harus
dilakukan kolostomi terlebih Pada
atresia ani letak tinggi dan intermediate
dilakukan kolostomi terlebih dahulu
untuk dekompresi dan diversi. Operasi
definitive setealah 4-8 minggu. Saat ini
teknik yang paling banyak dipakai
posterosagital anorektoplasti,
baikminimal, limited atau full postero
sagital anorektoplasti.
35
Hirschprung
Patofisiologi
Megakolon aganglionik menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel-sel
ganglion parasimpatik otonom pada pleksus
submukosa (Meissner) dan myenterik (Auerbach)
pada satu segmen kolon atau lebih.
keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga
pendorong (peristaltik), yang menyebabkan
akumulasi/ penumpukan isi usus dan distensi usus
yang berdekatan dengan kerusakan (megakolon).
Selain itu, kegagalan sfingter anus internal untuk
berelaksasi berkontribusi terhadap gejala klinis
adanya obstruksi, karena dapat mempersulit
evakuasi zat padat (feses), cairan, dan gas.
37
38
39
Gejala klinis
Periode neonatus
trias pengeluaran mekonium yang
terlambat, muntah bilious (hijau) dan
distensi abdomen.
>90% kasus Hirchsprung tidak dapat
mengeluarkan mekonium pada 24 jam
pertama, kebanyakan setelah 24 jam
pertama (24-48 jam). Muntah bilious
(hijau) dan distensi abdomen biasanya
dapat berkurang apabila mekonium dapat
dikeluarkan segera.
(Kessman, 2008)
40
Periode anak-anak
konstipasi kronis, gagal tumbuh, dan
malnutrisi Pergerakan peristaltik usus
dapat terlihat pada dinding abdomen
disebabkan oleh obstruksi fungsional
kolon yang berkepanjangan. Selain
obstruksi usus yang komplit, perforasi
sekum, fecal impaction atau
enterocolitis akut yang dapat
mengancam jiwa dan sepsis juga dapat
terjadi (Kessman,2008)
41
42
Diagnosis
anamnesis dan pemeriksaan fisik
Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelahlahir
Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya
fistula
Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan
kemungkinan kelainan adalah letak rendah
Inspeksi, perut kembung atau membuncit di seluruh lapang
pandang. keadaan sudah parah-- terlihat pergerakan usus pada
dinding abdomen. Auskultasi, terdengar bising usus melemah atau
jarang.
rectal touche dapat dirasakan sfingter anal yang kaku dan sempit,
saat jari ditarik terdapat explosive stool
Pemeriksaan Radiologi (contrast enema atau barium enema)
Pada foto polos, gambaran distensi gas pada usus, tanda obstruksi
usus. Pada bayi dengan penyakit Hirschsprung, zona transisi dari
kolon bagian distal yang tidak dilatasi mudah terdeteksi .
(Izadi,2007 )
44
penatalaksanaan
Prinsip penanganan mengatasi
obstruksi, mencegah terjadinya
enterokolitis,membuang segmen
aganglionik (kolostomi),dan
menggembalikan kontinuitas
usus.
Obstruksi dan
enterokolitisbilasan kolon
dengan Nacl
Pieter,2011
Membuang aganglionik dan
45
Prosedur Swenson
Prosedur ini adalah prosedur pertama untuk operasi penyakit Hirschsprung dengan metode
pull-through. Tehnik ini diperkenalkan pertama kali oleh Swenson dan Bill pada tahun 1948.
Segmen yang aganglionik direseksi dan puntung rektum ditinggalkan 2-4 cm dari garis
mukokutan kemudian dilakukan anastomosis langsung diluar rongga peritoneal. Pada prosedur
ini enterokolitis masih dapat terjadi sebagai akibat spasme puntung rektum yang ditinggalkan.
Untuk mengatasi hal ini Swenson melakukan sfingterektomi parsial posterior.
Prosedur Duhamel
Prosedur Duhamel pertama kali diperkenalkan pada tahun 1956 sebagai modifikasi prosedur
Swenson. Poin utamanya adalah pendekatan retrorektal digunakan dan beberapa bagian rektum
yang aganglionik dipertahankan. Usus aganglionik direseksi hingga ke bagian rektum dan
rektum dijahit. Usus bagian proksimal kemudian diposisikan pada ruang retrorektal (diantara
rektum dan sakrum), kemudian end-to-side anastomosis dilakukan pada rektum yang tersisa.
Prosedur Soave (Endorectal Pull Through)
Prosedur Soave diperkenalkan pada tahun 1960, intinya adalah membuang mukosa dan
submukosa dari rektum dan menarik usus ganglionik ke arah ujung muskuler rektum
aganglionik. Awalnya, operasi ini tidak termasuk anastomosis formal, tergantung dari
pembentukan jaringan parut antara segmen yang ditarik dan usus yang aganglionik. Tahun 1960
Soave melakukan pendekatan abdominoperineal, dengan membuang lapisan mukosa
rektosigmoid. Prosedur ini kemudian dimodifikasi oleh Boley dengan membuat anastomosis
primer pada anus
46
47
Terimaksih
48