Anda di halaman 1dari 4

Short stature

William Jayadi Iskandar, 0706259974


Short stature adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki tinggi badan di bawah 3 %
dari rata-rata populasi dalam usia dan jenis kelamin yang sama. 1,2 Istilah ini biasa digunakan
terhadap anak-anak atau remaja yang lebih pendek daripada teman-temannya. Short stature
bukanlah suatu gejala atau tanda umum dari suatu penyakit, terkadang seseorang dengan
short stature adalah orang yang sehat.3 Namun, short stature juga dapat digunakan sebagai
tanda timbulnya suatu penyakit tertentu. Oleh karena itu, pengukuran tinggi badan
midparental dan laju pertumbuhan berkala sangat penting untuk diperiksa. 1-4
Zink adalah unsur esensial yang mempengaruhi pertumbuhan melalui promosi sintesis
DNA dan RNA serta pembelahan sel, terutama metabolisme hormon pertumbuhan/Growth
Hormone (GH).4 Defisiensi zink menyebabkan short stature dan retardansi pertumbuhan.5,6
Frekuensinya tinggi di negara berkembang.1,6
Etiologi6
Penyebab short stature dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a. Genetic-familial short stature, ditandai dengan kesesuaian usia tulang (bone age) dengan
usia kronologis, laju pertumbuhan normal, dan kesesuaian tinggi badan penderita dengan
tinggi badan prediksi.
b. Constitutional growth delay, keterlambatan pertumbuhan konstitusional, memiliki ciri yang
hampir sama dengan familial short stature, namun usia tulang lebih lambat daripada usia
kronologis. Familial short stature dan keterlambatan pertumbuhan konstitusional merupakan
kondisi normal yang dapat menyebabkan short stature.
c. Kelainan endokrin
1. Defisiensi GH
i. herediter delesi gen
ii. idiopatik defisiensi GH atau growth hormone-releasing hormone/GHRH (atau
keduanya) dengan atau tanpa abnormalitas struktural sistem saraf pusat yang
berhubungan, termasuk defisiensi zink
iii. didapat (acquired), dapat transien seperti short stature psikososial; atau organik
seperti tumor, irradiasi sistem saraf pusat, infeksi, atau trauma
2. Hipotiroidisme
3. Kortisol yang berlebihan penyakit Cushing dan sindrom Cushing
4. Pubertas prekoksia
5. Diabetes melitus yang tidak terkontrol
6. Pseudohipoparatiroidisme
7. Penyakit Rickets
d. Intrauterine growth restriction (IUGR)
1. Abnormalitas janin intrinsik kelainan kromosom
2. Sindrom, misalnya Russell-Silver, Noonan, Bloom, de Lange, dan Cockayne
3. Infeksi kongenital
4. Abnormalitas plasental
5. Abnormalitas maternal

1 Keane V. Assessment of Growth. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelson Textbook of
Pediatrics. [monograph on CD-ROM]. Philadelphia: Elsevier Saunders, Inc.; 2007.

2 Short stature in children. [Internet]. 2009 [cited 2009 Feb 18]. Available from:
http://www.emedicinehealth.com/short_stature_in_children/article_em.htm

3 Ferry RJ. Short stature. [Internet]. 2007 [cited 2009 Feb 18]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/924411-overview

4 Kaji M. Zinc in endocrinology. International Pediatrics. 2001;16:1-7.


5 Greenbaum LA. Micronutrient mineral deficiencies. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors.
Nelson Textbook of Pediatrics. [monograph on CD-ROM]. Philadelphia: Elsevier Saunders, Inc.; 2007.

6 Endocrine disorders. In: Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deterding RR, editors. Current pediatric diagnosis and
treatment. [monograph on CD-ROM]. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.; 2006.

e.
f.

g.
h.

i.

i. Hipertensi/toksemia
ii. Penggunaan obat-obatan tertentu (drug use)
iii. Malnutrisi
Inborn errors of metabolism
1. Mukopolisakaridosis
2. Storage diseases lainnya
Penyakit intrinsik tulang
1. Defek pertumbuhan tulang panjang atau tulang belakang, seperti akondroplasia,
metatropic dwarfism, diastrophic dwarfism, dan metaphyseal chondrodysplasia
2. Disorganisasi perkembangan kartilago and komponen fibrosa tulang, seperti multiple
cartilaginous exostoses, fibrous dysplasia dengan pigmentasi kulit
Short stature berhubungan dengan defek kromosom
1. Autosomal (sindrom Down, sindrom Prader-Willi)
2. Kromosom seks (sindrom Turner)
Penyakit sistemik kronik, defek kongenital, dan kanker, seperti infeksi dan infestasi kronik,
inflammatory bowel disease, penyakit hati, penyakit kardiovaskular, penyakit hematologik,
penyakit sistem saraf pusat, penyakit paru, penyakit ginjal, malnutrisi, penyakit vaskular
kolagen
Short stature psikososial (deprivation dwarfism)

Patogenesis4,6,7
Mekanisme defisiensi zink menimbulkan gangguan pertumbuhan masih kontroversial.
Zink dibutuhkan sebagai kofaktor untuk lebih dari 200 enzim (metaloenzim), termasuk DNA
polimerase, RNA polimerase, dan timidin kinase. Secara umum, zink menyediakan efek
katalitik, kokatalitik, dan atau fungsi struktural bagi metaloenzim yang mengandung ion zink.
Karena enzim-enzim tersebut penting untuk sintesis asam nukleat dan protein serta
pembelahan sel, zink dianggap penting untuk pertumbuhan.
Zink berperan pada jalur transduksi intraseluler bagi beberapa hormon dan dapat
mengaktivasi protein kinase C yang berperan dalam transduksi sinyal GH. Zink merupakan
komponen penting struktur Zn-finger yang berfungsi sebagai domain pengikatan DNA bagi
faktor transkripsi. Struktur Zn-finger terdiri atas sebuah atom Zn yang berikatan tetrahedris
dengan sistein dan histidin. Atom Zn mutlak diperlukan untuk pengikatan DNA. Keberadaan
zink dalam protein tersebut penting untuk pengikatan tempat spesifik bagi DNA dan ekspresi
gen. Zink menstabilkan pelipatan domain membentuk jari yang mampu berikatan dengan
spesifik pada DNA. Reseptor inti beberapa hormon, termasuk hormon steroid dan hormon
tiroid, mengandung struktur Zn-finger. Maka, defisiensi zink dapat mengubah kerja hormonal
melalui disfungsi protein Zn-finger.
Keberadaan zink yang banyak pada jaringan tulang menyatakan bahwa ion tersebut
berperan dalam perkembangan sistem skeletal. Zink dapat merangsang pembentukan tulang
dan mineralisasi tulang. Zink dibutuhkan untuk aktivitas enzim fosfatase alkali yang terutama
diproduksi osteoblas yang berfungsi utama dalam deposisi kalsium pada diafisis tulang. Zink
meningkatkan waktu paruh aktivitas enzim fosfatase alkali dalam sel osteoblas manusia.
Pemberian Zn dan vitamin D3 meningkatkan aktivitas fosfatase alkali dan kandungan DNA-nya,
Zn dapat mempotensiasi interaksi kompleks reseptor kalsitriol dengan DNA.
GH disintesis dan disekresi ke dalam granula-granula sekretorik sebelum dilepaskan dari
kelenjar hipofisis anterior. Ion zink terdapat dalam konsentrasi tinggi di dalam granula-granula
tersebut berdasarkan analisis histokimia pada kelenjar hipofisis anterior. Zink menginduksi
dimerisasi GH dengan komposisi 2 ion zink untuk setiap dimer GH. Dimer Zn 2+-GH lebih stabil
daripada monomer GH dan pembentukan kompleks dimer sangat penting untuk penyimpanan
GH di dalam granula-granula sekretorik. Pelepasan GH dari granula-granula sekretoriknya
dirangsang oleh GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone) dan dihambat oleh somatostatin.
GHRH dan somatostatin merupakan hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus.

7 Kaji M, Nishi Y. Growth and minerals: zinc. GGH. 2006;22:1-7.


2

Gambar 1. Mekanisme kerja GH dan IGF-1 dalam pertumbuhan (didapat dari Endocrine disorders. In: Hay WW, Levin MJ,
Sondheimer JM, Deterding RR. Current pediatric diagnosis and treatment. [monograph on CD-ROM]. USA: The McGrawHill Companies, Inc.; 2006.)

Pengaruh GH terhadap pertumbuhan terutama adalah pengaruh anabolik pada otot, hati,
dan tulang. GH merangsang banyak jaringan untuk memproduksi IGF-1 (insulin-like growth
factor-1) lokal yang akan merangsang pertumbuhan jaringan tersebut (efek parakrin IGF-1).
Selain itu, di bawah pengaruh GH hati menghasilkan IGF-1 sistemik yang disekresikan ke dalam
darah (efek endokrin IGF-1) dan meningkatkan sekresi IGF-binding protein-3 (IGFBP-3) dan
acid-labile subunit (ALS) yang akan membentuk kompleks dengan IGF-1. Kompleks ini akan
mengangkut IGF-1 ke jaringan target, tetapi kompleks ini juga bersifat sebagai reservoir dan
inhibitor IGF-1.
Defisiensi zink mempengaruhi metabolisme dan konsentrasi GH. Perubahan konsentrasi
GH berhubungan dengan konsentrasi zink dalam darah, urin, dan jaringan lain. Pada defisiensi
zink, efek metabolik GH dihambat sehingga sintesis dan sekresi IGF-1 berkurang. Hewan
percobaan yang kekurangan zink memiliki ekspresi gen IGF-1 hepatik yang rendah dan
penurunan kadar reseptor GH hati dan GHBP (Growth Hormone Binding Protein) sistemik.
Berkurangnya sekresi IGF-1 menimbulkan short stature.
Gejala Klinis2,3,6,7
Defisiensi GH ditandai dengan penurunan laju pertumbuhan, penundaan maturasi tulang,
penjelasan yang buruk tentang kurangnya pertumbuhan, dan pemeriksaan laboratorium yang
mengindikasikan rendahnya sekresi GH. Defisiensi GH dapat terjadi bersamaan dengan
defisiensi hormon pituitari lainnya. Defisiensi GH idiopatik terjadi lebih sering daripada
defisiensi GH yang diketahui penyebabnya, dengan insiden sekitar 1 dari 4000 anak. Bayi
dengan defisiensi GH memiliki berat badan normal, tetapi panjangnya dapat berkurang sedikit
karena GH bukan kontributor utama bagi pertumbuhan intrauterus.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium untuk menguji status GH dapat sulit diinterpretasi. 6 Anak-anak
normal dan short stature memiliki pola sekresi GH yang luas dan bervariasi. Kadar GH dapat
diestimasi dengan baik melalui pengukuran kadar IGF-1 dan IGFBP-3 serum. 6,7 Penderita short
stature akibat defisiensi zink memiliki kadar IGF-1 dan zink serum yang berkurang. 2,3,6,7
Pengobatan
Pemberian suplemen zink merupakan terapi yang tepat bagi penderita short stature
akibat defisiensi zink.8,9 Terapi tersebut mempercepat laju pertumbuhan, tetapi laju
pertumbuhan berhenti jika terapi dihentikan. 9 Pengukuran status zink penting untuk dievaluasi
sebelum pemberian GH pada penderita defisiensi GH dan selama pemberian GH. 6

8 Imamolu S, Bereket A, Turan S, Taga Y, Haklar G. Effect of zinc supplementation on growth hormone secretion, IGF-I,
IGFBP-3, somatomedin generation, alkaline phosphatase, osteocalcin and growth in prepubertal children with idiopathic
short stature. J Pediatr Endocrinol Metab. 2005;18:69-74.

9 Sayeg Porto MA, Oliveira HP, Cunha AJ, Miranda G, Guimares MM, Oliveira WA, dos Santos DM. Linear growth and
zinc supplementation in children with short stature. J Pediatr Endocrinol Metab. 2000;13:1121-8.

Prognosis
Pada umumnya, prognosis short stature sangat baik.2,6,8,9 Pemberian suplemen zink yang
dikombinasi dengan GH dapat memperbaiki pertumbuhan penderita short stature menjadi
normal sesuai dengan usia mereka.8,9 Selain itu, short stature tidak berhubungan dengan risiko
penyakit kardiovaskuler dan kematian.10,11

10 Kannam JP, Levy D, Larson M, and Wilson PW. Short stature and risk for mortality and cardiovascular disease
events. The Framingham Heart Study. Circulation. 1994;90:2241-7.

11 McGee DL, Cao G, Cooper RS. Short stature and risk of mortality and cardiovascular disease: Negative findings
from the NHANES I epidemiologic follow-up study. JACC. 1996;27:678-82.

Anda mungkin juga menyukai