Anda di halaman 1dari 40

ETER dan EPOKSIDA

Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS

ETER
Senyawa yang mempunyai 2 gugus organik
melekat pada atom O tunggal
R1 O R 2
atau Ar O R
Atau Ar O Ar
Ket :
R
: alkil
Ar
: fenil atau gugus aromatis lainnya
R1 = R2 : eter sederhana/simetrik
R1 = R2 : eter campuran/asimetrik

Alkohol anhidrat
Derivat air
2 H nya diganti oleh alkil

Tatanama : IUPAC
1.

Eter sederhana
Menyebut nama kedua alkil/arilnya lebih
dahulu, diikut dengan kata eter (eter alkil)
R1 = R2 dialkil atau alkil eter

2. Eter lebih kompleks atau >1 gugus alkoksi


(RO-) atau bila terdapat gugus fungsional
yang lebih berprioritas
derivat alkoksi
menyebut nama gugus alkoksinya (R-O-)
lebih dahulu, disusul dengan nama

SIFAT FISIK

1.

Metil eter : gas


Eter lain sampai (C16 H33)2O : cairan

2. Cairan eter tidak berwarna, bau yang khas, sangat


mudah menguap & mudah terbakar, membuat pusing
Uap eter > berat dari udara
3. Eter tidak mempunyai hidrogen yang terikat pada
oksigen tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
sesamanya titik didihnya rendah dibanding dengan
alkohol dengan jumlah atom C sama

4. Tetapi eter dapat membentuk ikatan hidrogen


dengan senyawa-senyawa OH (air, alkohol,
fenol)

- alkohol & eter dapat bercampur

- eter dengan BM rendah seperti dimetil


eter benar-benar larut dalam air
- Kelarutan dietil eter dalam air 7 g/ 100 ml air
- Makin tinggi jumlah atom C
kelarutan
dalam air berkurang

Eter sebagai pelarut

Umumnya tidak bereaksi dengan senyawa organik lain


(asam encer, basa encer, reduktor/oksidator biasa,
logam Na)
Kelembaman eter & banyaknya senyawa oganik yang
larut dalam eter
pelarut yang baik untuk melakukan
reaksi-reaksi organik
Contoh : Pembuatan perekasi Grignard
Sintesis senyawa organik lain
Larutan alkil atau aril halida dalam eter kering
dikocok dengan serbuk Mg
logam ini akan melarut
larutannya mengandung pereaksi Gridnard

Cond
Titik didihnya rendah
Untuk memisahkan senyawa organik dari
sumber alam (digunakan dietil eter)
ekstraknya mudah diuapkan

Pembuatan :
1). Dalam industri
eter sederhana
(simetris) seperti etil eter, diisopropil eter
dan butil eter dibuat dengan cara :
Mereaksikan alkohol dengan asam sulfat
reaksi dehidrasi
hilangnya molekul air
dari setiap pasang alkohol

Kondisi reaksi harus dikontrol 1700C


alkena
130-1400C eter

Di dalam industri, dietil eter dibuat dari


etanol dengan adanya katalis Al2O3 pada +
3000C :

2. Sintesa Williamson (1850)


Mereaksikan alkil halida dengan alkali
alkoksida (fenoksida)
Di lab
membuat eter tidak simetris sama
baiknya dengan eter simetris

Substitusi nukleofilik dari ion alkoksida


terhadap ion halida

Cond
Syarat Reaksi:
Alkil halida : CH3 > 10 >20 > 30 yang terbaik : metil
atau 10
20, 30 alkena (eliminasi)
- Alkoksida : metil, 10, 20, 30 maupun allilik fenil
Eter tidak simetris harus memilih 2 kombinasi dari
pereaksi
yang satu lebih baik dari lainnya
-

Cond

Alkoksida
basa kuat eliminasi kalau
digunakan alkil halida 2 atau 3 alkena
(H & X keluar dari alkil halida)

Cond

3. Alkoksimerkusi Demerkusi

Orientasi Markovnikov

Alkena bereaksi dengan merkuri trifluoroasetat dengan


adanya alkohol
alkoksimerkurial reduksi
eter
NaBH4

Cond

REAKSI
:
- Eter sangat tidak reaktif alkena daripada seperti
senyawa organik yang mengandung gugus fungsional
- Eter bereaksi otoosidasi dan pembakaran
(berlangsung dengan mudah)
tetapi tidak
dioksidasi oleh reagensia laboratorium, tidak bereaksi
reduksi, eliminasi maupun reaksi dengan basa
- Eter adalah basa lemah krn adanya bebas pada
atom O
bereaksi dengan asam kuat (pekat)
HI
atau HBr pada suhu tinggi ; proton dari asam kuat
dan asam lewis seperti boron halida. HCl tidak

Pemutusan Eter : molekul besar terpecah


menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
ditangani
penetapan struktur eter alam yang
kompleks
1. Bereaksi dengan HX alkohol + alkil halida

1.Protonasi

oksigen (RO bukan bukan gugus pergi yang baik)


2.Reaksi SN1 atau SN2

Pemutusan eter oleh asam


reaksi substitusi nukleofilik
Alkil eter 10 dan 20
SN2
I- or Br- menyerang eter
terprotonasi pada sisi kurang tersubstitusi (less hindered)
alkohol tunggal dan alkil halida tunggal

Alkil eter 30, benzilik dan alilik

SN1 atau E1

2. Pembentukan gugusan oksonium


Adanya bebas pada atom O
bereaksi
dengan proton dari asam kuat (HCl pkt atau
H2SO4 pkt) dan asam Lewis seperti boron
halida

3. Oto Oksidasi

peroksida yang mudah meledak

Kondensasi sendiri dari 1-Etoksihidroperoksida dengan


hilangnya etanol
polimer eter peroksida yang sangat
mudah meledak

Cond
Eter disimpan lama dan berhubungan dengan udara
oksidasi mengandung peroksida yang mudah meledak
harus dipisahkan sebelum digunakan

Eter dikocok dengan larutan ferro ammonium sulfat


dan kalium tiosianat
kompleks merah darah
Peroksida bisa dihilangkan dengan mengocoknya
dengan ion fero (fero sulfat)
mereduksi peroksida

Claisen Rearrangement :

EPOKSIDA (OKSIRANA)
Eter siklik yi. Cincin beranggota 3 termasuk 1
atom O

Pembuatan
1. Etilen oksida dalam industri dibuat dari
oksidasi udara pada etena dengan katalis
perak

2. Dari halodrin

adaptasi sintesa Williamson


(adisi elektrofilik HO-X terhadap alkena)

Mekanisme :

Reaksi :
- Reaktifitas
- Mudah membuka cincinnya, baik
suasana basa maupun asam
menghasilkan produk lebih stabil dan
E

1.

Pemutusan cincin katalis asam

Epoksida diubah oleh asam menjadi


epoksida terprotonasi
sehingga nantinya
dapat diserang oleh pereaksi nukloefilik

Cond

Pembentukan senyawa-senyawa yang


mengandung 2 gugus fungsional
dengan air
1,2-diol
dengan alkohol
eter dan alkohol

2. Pemutusan cincin katalis basa


Epoksida sendiri yang mengalami penyerangan nukleofilik

Epoksida tidak terprotonasi tapi terjadi penyerangan


nukleofilik
memerlukan nukleofilik yang lebih kuat (lebih
basa) seperti alkoksida, fenoksida, amonia dll

Cond

3. Reaksi dengan pereaksi Grignard


Pembuatan alkohol 10

Orientasi pemutusan cincin epoksida


Katalis asam : Pereaksi nukleofil akan
menyerang C yang lebih
tersubstitusi
basa : Pereaksi nukleofil akan
menyerang C yang lebih
sedikit
tersubstitusi
(kurang terhalang)

Cond

Anda mungkin juga menyukai