Paper Karet Print
Paper Karet Print
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dahulu saat harga barang pangan meroket khususnya susu dan daging,
maka masyarakat dianjurkan untuk mengkonsumsi tahu dan tempe dikarenakan
makanan rakyat ini murah dan bergizi tinggi. Tetapi sekarang fenomena itu hanya
kenangan, ketika tahu dan tempe menjadi barang mewah. Kedelai sebagai bahan
bakunya melambung tinggi tidak terkendali, sehingga harga tempe mahal seperti
halnya barang impor. Saat ini Indonesia masih bergantung pada impor kedelai dari
beberapa negara. Impor dilakukan karena lahan untuk memproduksi kedelai
terbatas sehingga stok tidak bisa memenuhi permintaan yang ada. Harga kedelai
dunia tinggi sekali karena ada anomali cuaca di Brasil dan Argentina. Mungkin
saja nanti ada rekomendasi dari mengganti susu atau daging diganti tempe, di
masa depan tempe bak barang mewah diganti tempe bukan kedelai.
Harga kedelai impor melonjak tajam beberapa hari terakhir menembus
harga Rp9.000 10.000,- per kilogram. Pasokan kedelai impor yang kian
berkurang dinilai menjadi penyebab. Padahal jenis kedelai ini paling banyak
dikonsumsi untuk pembuatan tempe dan tahu ketimbang kedelai lokal. Adapun
kedelai lokal harganya relatif lebih murah hanya Rp 8.000 per kilogram meski
kualitasnya dinilai tak sebagus kedelai impor. Melangitnya harga kedelai itu
membuat pengrajin tempe dan tahu kelimpungan. Beberapa dari mereka kesulitan
berprodusksi karena mahalnya bahan baku. Kedelai yang dibutuhkan perajin tahu
dan tempe ialah kedelai impor. Kelemahan kedelai lokal selain harga juga lebih
tinggi, biji kedelai juga lebih kecil. Saat dibuat menjadi tempe, biji kedelai tidak
mengembang. Selain itu, menurut sejumlah perajin menggunakan kedelai lokal
hasil produksi menjadi cepat basi (koran Demokrasi Indonesia, Juli 2012).
Harga tempe semakin melambung tinggi sehingga akhirnya ada upaya
inovatif untuk mengganti menjadi tempe alternatif atau dengan bahan dasar selain
kedelai. Masyarakat Indonesia terkenal kreatif dengan kondisi bahan pangan yang
ada di bumi nusantara ini. Meski saat harga tempe belum melangit di berbagai
daerah tertentu tempe kedelai dari dulu masih kadang dianggap lebih mahal oleh
BAB II
LANDASAN TEORI
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Class
: Magnoliopsida
Ordo
: Malpighiales
Family
: Euphorbiaceae
Subfamily
: Crotonoideae
Tribe
: Micrandreae
Subtribe
: Heveinae
Genus
: Hevea
Spesies
dimanfaatkan sebagai benih generatif pohon karet. Selebihnya biji karet tersebut
terbuang sia-sia, padahal biji karet memiliki kandungan karbohidrat 15,9%;
protein 27%; lemak 32,3% dan abu 3,96% (Ly J. et.al, 2001).
Kandungan gizi dalam biji karet cukup tinggi. Namun, ada kendala dalam
pemanfaatan biji karet tersebut sebagai bahan makanan, yaitu adanya linamarin
yang terkandung dalam biji karet. Linamarin merupakan racun, yang bila
terhidrolisis akan menghasilkan asam sianida (HCN) yang membuat biji karet
berbahaya apabila dikonsumsi. Gejala keracunan sianida antara lain meliputi
penyempitan saluran nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat
dapat menimbulkan kematian. Jumlah sianida yang masuk ke tubuh tidak boleh
melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari (Sentra Informasi Keracunan
Nasional BPOM, 2010).
http://ebookbrowse.com/nilai-gizi-dan-proses-pembuatan-tempe-pdf-d320992114
Tabel 2. Analisis proksimat tepung biji karet dan beberapa kandungan kimia (100
g berat kering)
Komposisi proksimat
Kandungan (%)
Air (%)
3,6
Abu (%)
3,4
Protein (%)
27,0
Lemak (%)
32,3
BETN (%)
33.7
Tiamin (g)
450,0
2,5
250,0
Sianida (mg)
330,0
Tabel 3. Susunan asam amino biji karet (tepung) dari alam dan budidaya (g/kg
protein)
Biji karet
Asam Amino
93.10
112.50
76.00
80.40
Leucine (Leu)
51.60
71.90
Arginine (Arg)
46.00
51.10
Lysine (Lys)
39.50
49.90
Phenylalanine (Phe)
38.90
49.00
Glycine (Gly)
32.60
40.10
Valine (Val)
31.70
38.30
Isoleucine (Iso)
30.10
35.10
Tyrosine (Try)
29.00
33.80
Serine (Ser)
21.00
30.20
Alanine (Ala)
17.80
23.90
Histidine (His)
20.10
23.50
Threonine (Thr)
20.50
23.30
Proline (Pro)
20.20
18.10
Methionine (Met)
10.70
14.90
Cystine (Cys)
9.90
14.60
BAB III
I
A. PROSES PEMBUATAN
Proses pembuatan tempe biji karet, secara rinci proses tersebut sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
8.
9.
menetes habis
Setelah dingin, taburkan ragi tempe (Rhizopus oryzae) sebanyak 2gram (
0,2 % dari bobot biji karet) sambil diaduk aduk sampai rata.Penambahan
ragi bertujuan guna mempercepat/merangsangpertumbuhan jamur. Tahap
peragian (fermentasi) adalah tahap penentukeberhasilan dalam membuat
10.
tempe
Selanjutnya tempe dikemas sesuai dengan selera, dapat
11.
12.
13.
14.
B. KANDUNGAN NUTRISI
Jika dibuat tempe, tempe biji karet ini memiliki banyak sekali kelebihan
yaitu diantaranya adalah :
a. Biji Karet memiliki potensi besar sebagai bahan baku alternatif pembuatan
tempe dibandingkan kedelai karena harganya yang terjangkau.
b. Biji Karet mengandung protein 27 %, setelah dibuat menjadi tempe kandungan
protein pada tempe biji karet menjadi 30,15 %. Sedangkan pada kedelai, pada
mulanya bijinya mengandung protein sebesar 34,9 % dan setelah dibuat tempe
mengandung protein sebesar 22,41 %. Selain itu juga mengandung karbohidrat
14,64%, lemak 52,05%, air 5,01%, serat kasar 7,67%, dan abu 2,90%.
c.Kelebihan tempe dari biji karet dibandingkan tempe kedelai adalah :
1.
Tempe dari biji Karet lebih lembut dari pada tempe kedelai,
2.
Tempe biji karet tidak cepat menjadi busuk dan dapat disimpan selama 2
minggu di dalam lemari es,
3.
Daya tahan biji Karet jauh lebih kuat dan tahan lama dari biji kedelai
karena biji Karet dilindungi oleh kulit yang keras dan kedap air,
4.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Proses pembuatan tempe dari biji karet umumnya sama dengan pembuatan
tempe dari biji kedelai, bedanya pada pembuatan tempe dari biji karet itu