Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

THROMBOANGITIS
OBLITERANS (Buergers
disease)
Oleh:
Sahlaini Fadhilah, S.Ked
100610041
Pembimbing :
dr. Syafruddin, Sp.B
dr. M. Tambah Thaibsyah,
Sp.B

PENDAHULUAN
Penyakit Burger atau Tromboangitis
Obliterans (TAO) adalah penyakit
pembuluh darah arteri dan vena
yang
bersifat
segmental
pada
anggota gerak dan jarang pada alatalat dalam.
Biasa mengenai pria dewasa muda
Berkaitan
dengan
Tembakau
sebagai penyebab utama.

Laporan Kasus

ANAMNESIS
Identitas pasien
Nama
: Tn AB
Usia : 43 tahun
Jenis kelamin
: Pria
Pekerjaan
: Petani
Status
: Sudah menikah
Keluhan Utama
:
Ibu jari kaki kanan yang nyeri dan telah menghitam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan ke poliklinik bedah RSUD Cut Meutia Aceh Utara
dengan keluhan terdapat separuh ibu jari kaki kanan yang telah
menghitam, bengak, terdapat luka yang basah, bernanah, dan berbau.
Pasien juga mengeluhkan terasa nyeri dan memberat saat berjalan
agak jauh, pada saat istirahat dan maupun saat terpapar udara yang
dingin. Keluhan - keluhan ini kurang lebih sudah dirasakan sejak 3
bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu : (-)


Riwayat Keluarga : (-)
Riwayat Kebiasaan : Pasien memiliki
kebiasaan merokok. Pasien mulai
menghisap rokok sejak duduk dibangku
sekolah dasar. Satu hari menghabiskan
kira-kira 1-2 bungkus rokok.

Status Generalis
Kepala
Mata
: konjungtiva anemis (-) ,Sklera tidak ikterik, , tidak
ada edema palpebra, reflex cahaya +/+ normal, pupil isokor,
diameter 2,5 mm/2,5 mm
Hidung
: Tidak ada sekret, tidak ada napas cuping hidung,
tidak ada
perdarahan
Telinga
: Tidak ada sekret, tidak ada perdarahan
Mulut
: Mukosa mulut tidak pucat, tidak ada perdarahan
Bibir
: bibir tampak kehitaman
Lidah
: Tidak kotor
Tenggorokan
: Faring tidak hiperemis, tonsil tidak hipertrof
Kesan kepala dalam batas normal dan tidak ada kelainan
Leher
Pembesaran kelenjar limfe
: Tidak teraba
Desakan Vena Jugularis : Tidak meningkat
Kesan Leher dalam batas normal dan tidak ada kelainan

Thorax
Cor:
I : Ictus cordis terlihat
P : Ictus cordis teraba
P : Redup di ICS 4, 2 jari
medial dari
midklavikularis
A : Tricuspid
: BJ 1 >
BJ 2
Mitral : BJ 1 > BJ 2
Aorta : BJ 2 > BJ 1
Pulmonal : BJ 2 > BJ 1

Pulmo:
I : Pergerakan dada
Simetris +/+,Bentuk
Normal
P : Stem fremitus
normal
P : Sonor +/+
A : Vesikular +/+ ,
Wheezing -/-, Ronchi
-/-

Abdomen
I : Flat
A : Bising usus normal
P : Timpani
P : Soepel , hepar/lien
tidak teraba, undulasi
(-), nyeri tekan (-)

Ekstremitas :
Atas
: akral
hangat +/+ ,
oedem -/-,
Bawah : Regio
digiti 1 phalanx
distal pedis
dextra , ulkus (+),
berwarna hitam,
teraba pulsasi

Status Lokalisata
a/r digiti 1 phalanx distal pedis
dextra
I : Oedem (+) , terlihat ulkus
berwarna kehitaman 2,5 cm x 2,5 cm
, terdapat pus dan jaringan nekrotik ,
P : Nyeri tekan (+), pulsasi distal
(+), sensasi rasa distal (+)

Follow Up
Pemeriksaan tanggal 10 September
S : Nyeri di kaki kanan (+) , keluar nanah (+), demam (+)
O : KU : baik Kesadaran : Compos Mentis Konjungtiva : Anemis -/Vital Sign TD: 120/80 RR : 20 x/m
N : 86 x / menit
T : 38,9c
Status Lokalisata a/r Digiti 1 pedis dextra
I
: Pus (+), jaringan nekrotik 2,5cm x 2,5cm (+), luka telah
menghitam
P
: Nyeri tekan (+), sensasi distal(+)
A : Buerger Disease
P :
Tirah baring, diet MB (seimbang), hentikan merokok, ganti perban
setiap hari
IVFD NaCl 20 gtt
Inj Fosmicin 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
Inj Ketorolac 3% / 8 jam

Pemeriksaan tanggal 11 September (pagi)


S : Nyeri di kaki kanan (+) , keluar nanah (+), demam, pusing (+)
O : KU : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis Konjungtiva :
Anemis -/Vital Sign TD : 110/80 RR : 20 x/m
N : 96 x / menit
t : 38,9c
Status Lokalisata a/r digiti 1 pedis dextra
I
: Pus (+), jaringan nekrotik (+)
P
: Nyeri tekan (+)
Pukul 11.00 wib di lakukan debridement
A : post op Buerger Disease
P :
Tirah baring, diet MB (seimbang), hentikan merokok, ganti perban
setiap hari
IVFD NaCl 20 gtt
Aminofluid/hari
Inj Fosmicin 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
Inj torasic / 8 jam

Pemeriksaan tanggal 12 September


S : Nyeri di kaki kanan () , keluar nanah (-), demam (-) , pusing (+)
O : KU : Lemah Kesadaran : Compos Mentis
Konjungtiva : Anemis -/Vital Sign
TD : 110/70
RR : 20 x/m
N : 84 x / menit
t : 37,1 c
Status Lokalis
a/r digiti 1 pedis dextra
I
: Pus (-), jaringan nekrotik (-)
P
: Nyeri tekan (+)
A : post op Buerger Disease
P :
Tirah baring, diet MB (seimbang), hentikan merokok, ganti perban
setiap hari
IVFD NaCl 20 gtt
Aminofluid/hari
Inj Fosmicin 1 gr/12 jam
Inj Ranitidin 1 amp / 12 jam
Inj torasic / 8 jam

ANATOMI

HISTOLOGI
Tunica intima. merupakan
lapisan
yang
kontak
langsung dengan darah.
Lapisan
ini
dibentuk
terutama oleh sel endothel.
Tunica media. Lapisan
yang
berada
diantara
tunika
media
dan
adventitia, disebut juga
lapisan media. Lapisan ini
terutama dibentuk oleh sel
otot polos dan and jaringan
elastis.
Tunica
adventitia.
Merupakan Lapisan yang
paling luar yang tersusun
oleh jaringan ikat.

a. Arteri iliaca/femoralis
komunis
b. Arteri femoralis
profunda
c. Arteri femoralis
superfsial
d. Arteri poplitea
e. Arteri tibialis anterior
f. Arteri tibilais
posterior
g. Arteri peroneal

Keterangan :
Arteri tibialis
anterior
Arteri dorsalis
pedis
Arteri lateralis
pedis
Arteri perforating
Arteri dorsalis
metatarsal

1. Arteri tibilais
posterior
2. Arteri plantaris
medialis
3. Arteri plantaris
lateralis
4. Arcus plantar
5. Arteri perforating
6. Arteri plantaris
metatarsalis

EPIDEMIOLOGI
Hampir 100% kasus Tromboangiitis Obliterans
menyerang perokok pada usia dewasa muda.
Penyakit ini banyak terdapat di Korea, Jepang,
Indonesia, India dan Negara lain di Asia
Selatan, Asia tenggara dan Asia Timur.
Prevalensi penyakit Buerger di Amerika
Serikat telah menurun selama separuh
dekade terakhir.
Kematian yang diakibatkan oleh Penyakit
Buerger masih jarang.

Sejarah
Laporan pertama kasus Tromboangitis Obliterans telah
dijelaskan di Jerman oleh von Winiwarter pada tahun
1879 dalam artikel yang berjudul A strange form of
endarteritis and endophlebitis with gangrene of the
feet.
Pada tahun 1908 di Brookline New York, Leo Buerger
mempublikasikan penjelasan yang lebih lengkap
tentang penyakit ini dimana ia lebih memfokuskan
pada gambaran klinis dari Tromboangiitis Obliterans
sebagai presenile spontaneous gangrene. Makalah
ini membahas temuan patologis dalam 11 kaki yang
diamputasi dari pasien Yahudi yang menderita
penyakit tersebut.

DEFINISI
Penyakit Buerger atau
Tromboangiitis Obliterans
(TAO) adalah penyakit
oklusi kronis pembuluh
darah arteri dan vena
yang berukuran kecil dan
sedang.
Terutama
mengenai
pembuluh
darah perifer ekstremitas
inferior
dan
superior.
Penyakit pembuluh darah
arteri
dan
vena
ini
bersifat segmental pada
anggota
gerak
dan
jarang
pada
alat-alat
dalam.

Akibat iskemia pembuluh darah, akan


terjadi perubahan patologis : (a) otot
menjadi atrof, (b) tulang mengalami
osteoporosis dan bila timbul gangren
maka terjadi destruksi tulang yang
berkembang menjadi osteomielitis, (c)
terjadi kontraktur dan atrof, (d) kulit
menjadi atrof, (e) fbrosis perineural
dan perivaskular, (f) ulserasi dan
gangren yang dimulai dari ujung jari.

TANDA dan GEJALA


1. Rasa Nyeri
a. Klaudikasio intermiten, yaitu rasa nyeri yang
muncul setelah bejalan beberapa saat dan kemudian
hilang setelah istirahat. Gejala ini progresif sehingga
satu saat nyeri menetap.
b. Nyeri spontan pada ekstremitas, timbul pada saat
istirahat biasanya malam hari, merupakan tanda
awal akan terjadi gangren atau ulkus. Nyeri lebih
hebat bila ekstremitas ditinggikan dan berkurang
bila di rendahkan.
c. Pada keaadaan osteoporotik nyeri lebih hebat
pada saat kaki diinjakkan karena terjadi kelaian pada
saraf. Dan merasa hiperestesi

2. Terjadi perubahan warna kulit pada jari jari yang terkena,


merah, normal atau sianotik, derajat sianotik tergantung
derajat beratnya penyakit
3. Bila diraba jari jari yang terkena lebih dingin dibanding
jari yang sehat
4. Pulsasi arteri di punggung kaki atau dibawah mata kaki
(arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior) biasanya
menghilang.
5. Gangren atau ulkus, sering terjadi spontan atau terkena
trauma ringan. Gangren biasanya unilateral pada unjung
jari
6. Peradangan pada vena kecil di betis atau kaki yang
berpindah (tromboflebitis superfcial migrans)

KRITERIA DIAGNOSIS
Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar untuk
mendiagnosis penyakit Buerger :
1. Adanya tanda insufsiensi arteri
2. Umumnya pria dewasa muda
3. Perokok berat
4. Adanya gangren yang sukar sembuh
5. Riwayat tromboflebitis yang berpindah
6. Tidak ada tanda arterosklerosis di tempat lain
7. Yang terkena biasanya ekstremitas bawah
8. Diagnosis pasti dengan patologi anatomi

DIAGNOSIS BANDING
Penyakit Buerger harus dibedakan dari
penyakit
oklusi
arteri
kronik
aterosklerotik. Keadaan terakhir ini
jarang mengenai ekstremitas atas.
Penyakit oklusi aterosklerotik diabetes
timbul dalam distribusi yang sama
seperti Tromboangitis Obliterans, tetapi
neuropati
penyerta
biasanya
menghalangi perkembangan klaudikasi
kaki.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Angiogram
Pemeriksaan dengan Doppler
Pemeriksaan histopatologis
Computerize tomography (CT) dan
Magnetic resonance imaging (MRI)

THERAPY
1.Berhenti merokok secara mutlak dan menghindari asap rokok
2.Untuk
pembuluh
darahnya
dapat
dilakukan
dilatasi
(pelebaran) dengan obat vasodilator, misalnya Ronitol yang
diberikan seumur hidup.
3.Perawatan luka lokal, antibiotic diindikasikan untuk infeksi
sekunder.
4.Debridement
konservatif
jaringan
nekrotik,
amputasi
konservatif dengan perlindungan panjang maksimum bagi jari
atau ekstremitas
5.Revaskularisasi arteri pada pasien ini juga tidak mungkin
dilakukan sampai terjadi penyembuhan pada bagian yang
sakit. Keuntungan dari bedah langsung (bypass) pada arteri
distal juga msih menjadi hal yang kontroversial karena angka
kegagalan pencangkokan tinggi


1.
2.
3.
4.

Beberapa usaha berikut sangat penting untuk


mencegah komplikasi dari penyakit buerger:
Gunakanlah alas kaki yang dapat melindungi
untuk menghindari trauma kaki dan panas
atau juga luka karena kimia lainnya
Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara
agresif pada lula-luka ektremis untuk
menghindari infeksi
Menghindar dari lingkungan yang dingin
Menghindari obat yang dapat memicu
vasokontriksi

PROGNOSIS :
Pada pasien yang berhenti merokok, 94%
pasien tidak perlu mengalami amputasi;
apalagi pada pasien yang berhenti merokok
sebelum terjadi gangrene, angka kejadian
amputasi mendekati 0%. Hal ini tentunya
sangat berbeda sekali dengan pasien yang
tetap merokok, sekitar 43% dari mereka
berpeluang harus diamputasi selama periode
waktu 7 sampai 8 tahun kemudian, bahkan
pada mereka harus dilakukan multiple
amputasi

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai