Anda di halaman 1dari 6

ISSN 1907-9850

KAJIAN KAPASITAS DAN EFEKTIVITAS RESIN PENUKAR ANION


UNTUK MENGIKAT KLOR DAN APLIKASINYA PADA AIR

I K. G. Antara, I W. Budiarsa Suyasa, dan A. A. Bawa Putra

Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang kapasitas dan efektivitas resin penukar anion dengan sistem batch
terhadap klor. Rancangan alat selanjutnya diaplikasikan untuk menurunkan kadar klor pada sumber mata air di Desa
Sedang. Analisis kadar klor menggunakan metode titrasi argentometri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa resin mampu menurunkan kadar klor hingga di bawah Baku Mutu Air
Golongan B dengan kapasitas sebesar 0,6462 mg/g dan waktu jenuh 260 menit. Sedangkan efektivitasnya antara
64,50% - 97,04%.
Analisis beberapa sumber mata air di Desa Sedang menunjukkan bahwa sumber mata air tersebut telah
tercemar klor dengan kadar antara 260,33 ppm – 295,83 ppm. Penggunaan resin mampu menurunkan kadar klor
dalam air yang berasal dari sumber mata air tersebut hingga kadarnya dibawah Baku Mutu Air 250 mg/L (Baku
Mutu Air Golongan B).

Kata kunci : kapasistas, efektivitas, resin, klor

ABSTRACT

This paper reports a research on the capacity and efficiency of resin anion exchange on chloride in a batch
system. The system was then applied to chloride level in spring water in Sedang Village. Chloride content analysed
were using argentometry methode .
The results of the research showed that resin was potential to reduce chloride level below Water Quality
Limit for (Group B). Its capacity was 0.6462 mg/g and saturating time was 260 minutes. Its effectiveness between
64.50% - 97.04%.
The analysis of spring water in Sedang Village showed that these springs were contaminated with 260.33 –
295.83 ppm chloride. The resin exchange applied to these waters reduced the chloride levels to the level below the
Guideline Limit for the 250 mg/L purposes (Group B).

Keywords : capacity, efficiency, resin, chloride

PENDAHULUAN Makhluk di dunia ini tanpa terkecuali


sangat membutuhkan air untuk kehidupannya.
Air merupakan penentu kesinambungan Namun dengan perkembangan peradaban serta
hidup di bumi karena air selain dikonsumsi juga semakin bertambahnya jumlah penduduk maka
digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan aktivitas kehidupan menjadi bertambah sehingga
seperti memasak, mandi, mencuci, dan dapat meningkatkan pencemaran air
sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali (Kusnoputrnto, 1996).
terkontaminasi oleh bahan-bahan pencemar Pemanfaatan bahan kimia untuk kegiatan
sehingga dapat mengganggu kesehatan makhluk pertanian seperti penggunaan pestisida yang
hidup (Darmono, 2001). sangat rentan mengakibatkan terjadinya

87
JURNAL KIMIA 2 (2), JULI 2008 : 87-92

pencemar klor. Sifat petani yang mudah terjadi dikalangan masyarakat di pedesaan,
menerima masukan untuk memanfaatkan bahan seperti halnya masyarakat di Desa Sedang untuk
kimia dalam kegiatan pertanian tanpa memenuhi kebutuhan air minumnya masih
mengetahui lebih mendalam tentang akibatnya memanfaatkan sumber-sumber mata air yang
sehingga penggunaan bahan-bahan tersebut terdapat di Desa tersebut.
kurang tepat guna dan tepat sasaran sehingga Adanya klor dalam air minum dapat
terbuang ke lingkungan sebagai limbah (Putra dihilangkan dengan suatu bahan yang dinamakan
Manuaba, 2007). resin penukar anion sehingga diperoleh air
Air yang terdapat di alam mengandung minum yang bebas dari ion tersebut (Suprihatin,
bahan-bahan terlarut maupun bahan-bahan 2002).
tersuspensi (Suprihatin, 2002). Begitu juga Penggunaan resin penukar anion
halnya dengan air yang berasal dari sumber mata merupakan suatu cara pemisahan berdasarkan
air di Desa Sedang mengandung komponen- dari muatan yang dimiliki oleh molekul zat
komponen terlarut seperti CO2, O2, N2, dan terlarut (Suprihatin, 2002). Resin penukar anion
bahan-bahan terlarut lainnya yang terbawa dari terdiri dari matriks yang bermuatan positif dan
atmosfer serta bahan-bahan terlarut yang berasal ion lawannya adalah negative (Roth, 1988;
dari lingkungan sekitarnya misalnya adanya Sudjadi, 1988).
NO3-, NO2- yang berasal dari limbah pertanian Air yang mengandung ion klor jika
maupun limbah peternakan ataupun limbah dari dilewatkan dalam resin penukar anion maka ion
rumah tangga di sekitar sumber mata air tersebut. klor akan bertukar dengan ion penukar yang
Kandungan nitrat pada beberapa sumber mata air terikat pada gugus fungsi resin. Setelah air
di Desa Sedang telah tercemar nitrat dengan melewati resin maka ion klor terikat dalam resin
kadar 13,9212 mg/L s/d 19,5920 mg/L dan dan air yang dihasilkan dari proses tersebut
dengan menggunakan resin penukar anion adalah air bebas ion klor (Roth, 1988).
mampu menurunkan kadar nitrat pada sumber Berdasarkan hal di atas, maka dilakukan
mata air di Desa Sedang dengan efektivitas penelitian untuk mengetahui kapasitas dan
58,70% - 89,17% (Bawa Putra, 2007). efektivitas resin penukar anion dengan sistem
Kandungan klor yang tinggi dalam air batch dalam mengikat ion klor dan aplikasinya.
minum dapat menyebabkan racun bagi tubuh,
namun apabila klor dalam konsentrasi yang
layak tidak berbahaya bagi manusia bahkan MATERI DAN METODE
dibutuhkan sebagai desinfektan. Adanya klor
pada sumber mata air dapat berasal dari percikan Bahan
dari lautan yang terbawa sebagai tetesan atau Bahan-bahan yang digunakan dalam
limbah-limbah lingkungan sekitarnya (Totok penelitian ini adalah resin penukar anion, perak
Sutrisno, 1991). Klor dalam air dengan nitrat, indikator K2CrO4, H2SO4, NaHCO3, dan
konsentrasi tinggi apabila berikatan dengan Na+ NaCl.
akan menyebabkan rasa asin dan dapat merusak
pipa-pipa air (Mutshlar, 1991; Totok Sutrisno, Peralatan
1991). Alat-alat yang digunakan dalam
Seiring dengan perkembangan zaman penelitian ini adalah botol plastik polietilen,
dan kemajuan teknologi maka dikembangkan botol semprot, gelas beker, labu ukur,
berbagai cara pengolahan air minum dengan erlenmeyer, tabung reaksi, kolom, statif, klem,
menggunakan peralatan untuk memperoleh air neraca analitik, dan oven.
minum (Golongan B) agar terbebas dari berbagai
pencemar yang membahayakan kesehatan Cara Kerja
(Gandjar, 1994), sehingga di perkotaan Titrasi Argentometri
berkembang usaha penyediaan air minum isi Titrasi argentometri merupakan titrasi
ulang yang dikenal sebagai Air Minum Dalam dengan menggunakan larutan perak nitrat untuk
Kemasan (Suprihatin, 2002). Namun hal ini tidak menentukan kadar halogen.

88
ISSN 1907-9850

NaX(aq) + AgNO3(aq) AgX(aq) + NaNO3(aq) dibuat grafik antara variasi konsentrasi dengan
banyaknya klor yang terikat oleh resin.
Penelitian ini menggunakan titrasi
argentometri dengan metode Mohr yakni mula- Analisis Sampel
mula Ag+ yang ditambahkan bereaksi Sampel diambil di tiga sumber mata air
membentuk endapan AgCl berwarna putih. yang terdapat di Desa Sedang, Kecamatan
Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan Abiansemal, Kabupaten Badung, Propinsi Bali
Ag+ selanjutnya bereaksi dengan CrO42- yang menggunakan botol polietilen di tiga titik
berasal dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan pengambilan sampel pada masing-masing
dan membentuk endapan Ag2CrO4 yang sumber mata air. Selanjutnya kandungan klornya
berwarna merah bata, berarti titik akhir titrasi diukur, baik sebelum lewat kolom resin dan
sudah tercapai. setelah lewat kolom resin.

Pembakuan larutan AgNO3 Perhitungan jumlah klor terikat oleh resin


Larutan standar NaCl 0,1 N sebanyak 10 Jumlah klor yang terikat oleh resin dapat
mL dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
ditambahkan 1 mL indikator K2CrO4 dan 1 mL berikut :
larutan NaHCO3, kemudian dititrasi dengan
AgNO3 sampai terjadi endapan merah bata. C1 – C2 1
W = x V x
Konstruksi kolom resin 1000 Br
Konstruksi metode pengikatan klor
dengan sistem batch menggunakan kolom glas Keterangan :
dengan diameter 2,8 cm dan panjang kolom 50
cm, diisi 50 g resin penukar anion. W : jumlah klor yang terikat oleh
resin (mg/g)
Penentuan waktu jenuh resin C1 : konsentrasi klor sebelum lewat
Dibuat larutan standar klor 400 ppm resin (ppm)
selanjutnya dipipet 40 mL dimasukkan ke dalam C2 : konsentrasi klor setelah lewat
labu ukur 100 mL lalu ditambahkan akuades resin (ppm)
sampai tanda batas (sebanyak 9 botol), V : volume klor yang digunakan
selanjutnya dimasukkan ke dalam kolom resin (mL)
dan didiamkan masing-masing dengan variasi Br : berat resin yang digunakan (g)
waktu 60 – 330 menit. Kemudian efluen dari
masing-masing waktu dipipet 10,0 mL lalu
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan Perhitungan efektivitas resin
titambahkan 1 mL indikator K2CrO4 dan 1 mL Efektivitas resin dihitung dengan rumus
larutan NaHCO3, kemudian dititrasi dengan sebagai berikut :
AgNO3 sampai terbentuk endapan merah bata.
Untuk mengetahui waktu jenuh, dibuat grafik C1 – C2
antara banyaknya klor yang terikat oleh resin Efektivitas Resin = x 100%
pada masing-masing variasi waktu tersebut. C1

Penentuan kapasitas dan efektivitas resin Keterangan :


Dibuat larutan standar klor 200, 300,
400, 500, dan 600 ppm selanjutnya masing- C1 : konsentrasi klor sebelum lewat
masing dimasukkan ke dalam kolom resin dan resin (ppm)
didiamkan selama waktu jenuh. Setelah itu C2 : konsentrasi klor setelah lewat
efluen diambil untuk dianalisis konsentrasi resin (ppm)
klornya dengan titrasi argentometri. Kemudian

89
JURNAL KIMIA 2 (2), JULI 2008 : 87-92

HASIL DAN PEMBAHASAN Ini berarti resin mampu mengadakan


pertukaran secara efektif dengan klor pada waktu
Pembakuan AgNO3 260 menit, sedangkan di atas 260 menit tidak
Pembakuan larutan AgNO3 terjadi peningkatan jumlah klor yang terikat oleh
menggunakan larutan NaCl 0,1 N. Adapun data resin karena resin telah jenuh sehingga tidak
hasil pengukuran sebagai berikut : mampu lalu melakukan pertukaran dengan klor.

Tabel 1. Pembakuan AgNO3 Kapasitas dan Efektivitas Resin


Volume Volume Normalitas Kapasitas dan efektivitas resin terhadap
NaCl AgNO3 AgNO3 klor dikerjakan dengan melewatkan larutan klor
(mL) (mL) (N) dengan beberapa variasi konsentrasi ke dalam
10,0 10,05 0,0995 kolom resin yang didiamkan selama waktu
10,0 10,00 0,1000 jenuhnya.
10,0 10,05 0,0995 Kapasitas resin penukar anion
10,0 9,95 0,1005 didefinisikan sebagai banyaknya anion yang
10,0 9,95 0,1005 dapat diturunkan oleh setiap 1 g resin kering
Rata-rata 0,1000 (Ravindranath, 1989), selanjutnya kapasitas resin
dicari berdasarkan grafik kapasitasnya yang
diperoleh dengan cara membuat grafik antara
Berdasarkan hasil pembakuan di atas variasi konsentrasi larutan klor dengan
maka dapat diperoleh bahwa konsentrasi AgNO3 banyaknya klor yang terikat oleh 1 g resin.
adalah 0,1 N yang selanjutnya dipakai sebagai
titran.
0.7
Cl Terikat Oleh Resin

0.6
Waktu Jenuh Resin 0.5
Penentuan waktu jenuh resin terhadap
(mg/g)

0.4
klor digunakan larutan klor 400 ppm. Hal ini 0.3
dikerjakan dengan mendiamkan larutan klor di 0.2
dalam kolom resin penukar anion yang telah diisi 0.1
50 g resin penukar anion dengan variasi waktu 0
antara 60 – 330 menit, waktu jenuh resin 0 200 400 600 800
terhadap klor ditentukan dengan membuat grafik Konsentrasi (ppm)
antara berat klor yang terikat oleh resin (mg/g)
versus waktu (menit) ternyata diperoleh waktu Gambar 2. Grafik Kapasitas Resin
jenuhnya pada 260 menit.
Berdasarkan grafik kapasitas diperoleh
bahwa resin mulai tampak jenuh pada
penambahan klor dengan konsentrasi 400 ppm.
0.7 Ini dapat dilihat dari tidak terjadinya peningkatan
Cl Terikat Oleh Resin

0.6
jumlah klor yang terikat pada resin walaupun
0.5
konsentrasi klor dinaikkan karena resin sudah
(mg/g)

0.4
0.3 tidak mampu lagi melakukan pertukaran dengan
0.2 klor dan diperoleh bahwa kapasitas maksimum
0.1 resin terhadap klor sebesar 0,6462 mg/g dengan
0 waktu jenuh 260 menit.
0 100 200 300 400 Efektivitas resin dicari berdasarkan
Waktu (menit) grafik efektivitasnya yang diperoleh dengan cara
membuat grafik antara konsentrasi klor yang
Gambar 1. Grafik Waktu Jenuh Resin dimasukkan ke kolom versus persen efektivitas
sehingga didapatkan bahwa semakin besar

90
ISSN 1907-9850

konsentrasi klor yang dilewatkan ke dalam pestisida yang mengandung klor-organik sangat
kolom maka efektivitasnya semakin kecil dan mudah terlarutkan oleh perairan sehingga potensi
sistem efektif menurunkan konsentrasi klor pada sebagai sumber percemar klor (Putra Manuaba,
konsentrasi 300 ppm yaitu sebesar 94,50%. 2007), dimana sumber mata air ini berada di
sekitar wilayah pertanian dan peternakan yang
produktif.
100
90
Tabel 2. Data kemampuan resin menurunkan
Efektivitas (%)

80
70
60 kadar klor pada sumber mata air di
50 Desa Sedang
40
30 Kadar Klor
20
10 (mg/L)
Sumber (Efektivitas)
0 Sebelum Setelah
Mata Air (%)
0 200 400 600 800 lewat lewat
Konsentrasi (ppm) resin resin
A 260,33 23,67 90,91
Gambar 3. Grafik Efektivitas Resin B 295,83 71,00 79,00
C 284,00 53,25 81,25

Menurut teori pertukaran kristal dan


teori memberan Donnan bahwa asas Berdasarkan hasil penelitian bahwa
keelektronegatifanlah yang menyebabkan kandungan klor di ketiga sumber mata air
terjadinya pertukaran ion dimana ion yang tersebut melebihi batas yang diperbolehkan
mempunyai keelekronegatifan lebih besar akan untuk air minum (batas maksimum yang
lebih mudah mengalami pertukaran (Khopar, diperbolehkan adalah 250 mg/L) (Anonim,
1990). Klor lebih banyak terikat oleh resin 2000). Setelah dilewatkan pada resin penukar
sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai anion yang dikerjakan pada waktu jenuh resin,
keadaan jenuh akan semakin lama. Sedangkan ternyata kadar klornya mampu diturunkan
menurut teori selektivitas mengenai afinitas sampai di bawah batas maksimum yang
bahwa ion-ion yang mempunyai afinitas yang diperbolehkan.
tinggi akan memberikan pemuaian yang lebih Terjadinya perbedaan kemampuan resin
kecil bagi resin sehingga ion-ion tersebut mampu dalam menurunkan kadar klor di ketiga sumber
bertahan lebih kuat dan terikat lebih banyak mata air tersebut disebabkan adanya perbedaan
dalam resin (Khopar, 1990). komposisi kimia di ketiga sumber mata air
tersebut, karena selain klor kemungkinan anion-
Kadar Klor Pada Sampel anion lain terutama nitrat terdapat pada sumber
Klor pada sumber mata air di Desa mata air sehingga anion-anion lain tersebut ikut
Sedang Kecamatan Abiansemal Kabupaten bersaing melakukan pertukaran dengan counter
Badung berasal dari limbah-limbah peternakan, ion dari resin. Semakin besar anion
pertanian, kotoran manusia khususnya urin, dan kompotitornya maka semakin kecil klor yang
industri rumah tangga di sekitar sumber mata air dapat diikat oleh resin.
tersebut. Selain itu, klor dapat berasal dari
peresapan septic tank yang berdekatan dengan
sumber mata air, dimana bahan klor yang SIMPULAN DAN SARAN
dilepaskan oleh tinja dan air kencing melalui
proses perombakan menghasilkan klor-organik Simpulan
yang pada akhirnya merembes ke dalam sumber Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
mata air tersebut. disimpulkan sebagai berikut :
Penggunaan pestisida sangat berperan 1. Kapasitas resin penukar anion mengikat klor
dalam menghasilkan limbah klor karena adalah 0,6462 mg/g dengan waktu jenuh 260

91
JURNAL KIMIA 2 (2), JULI 2008 : 87-92

menit, sedangkan efektivitas resin penukar Kusnoputranto, H., 1996, Pengantar Toksikologi
anion mengikat klor yaitu 64,50% - 97,04%. Lingkungan, PP-PSL, Jakarta
2. Sumber mata air di Desa Sedang telah Gandjar, I. G., 1994, Kimia Lingkungan,
tercemar klor dengan kadar 260,33 mg/L – Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah
295,83 mg/L dan dengan menggunakan resin Mada, Yogyakarta
penukar anion mampu menurunkan kadar Suprihatin, 2002, Mengamankan Air Minum Isi
klor pada sumber mata air di Desa Sedang Ulang, Institut Pertanian Bogor, Bogor
dengan efektivitas 76,00% - 90,91%. Putra Manuaba, I. B., 2006, Cemaran Pestisida
Klor-Organik Pada Air Danau Buyan
Saran Buleleng Bali, Jurnal Kimia, 1 (2) : 39-
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk 46
mengetahui kapasitas dan efektivitas resin Roth, H. J., 1988, Analisis Farmasi, Penerbit
penukar anion terhadap ion-ion seperti SO42-, Gadjah Mada University Press,
NO2-, dan F-. Yogyakarta
Sudjadi, 1988, Metode Pemisahan, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
UCAPAN TERIMA KASIH Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Penerbit
ITB, Bandung
Pada kesempatan ini, penulis Totok Sutrisno, C., 1991, Teknologi Penyediaan
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Air Bersih, Penerbit Rineka Cipta,
Made Arsa, Ibu Dra. Iryanti Eka Suprihatin, Jakarta
M.Sc., Ph.D, dan Ibu Ida Ayu Gede Widihati, Ravindranath, B., 1989, Principles and Practice
S.Si., M.Si., yang telah memberikan masukan- of Chromatographi, Eliss Horwood
masukan sehingga penelitian sampai penulisan Limited, England
karya ilmiah ini menjadi lebih sempurna. Khopkar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia
Analitik, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Bawa Putra, A. A., 2007, Efektivitas dan
Kapasitas Resin Penukar Anion Dengan
Anonim, 2000, Keputusan Gubernur Bali, No. Sistem Batch Dalam Mengikat Nitrat
515 Tahun 2000, Denpasar dan Aplikasinya Pada Air Dari Sumber
Darmono, 2001, Lingkungan Hidup dan Mata Air Di Desa Sedang, Ecotrophic, 2
Pencemaran, Penerbit UI Press, Jakarta (2) : 62-65

92

Anda mungkin juga menyukai