Disusun Oleh:
Nama
: Bernadi Ksatria Putra
NIM
: 515110018
Semester : IV
Tahun
: 2012 - 2013
Nama
NIM
Judul Tugas
Setelah menyimak dan mengkaji materi serta sistematika penalaran ilmu yang
diuraikan secara tertulis dalam buku Proyek Perancangan Mesin 1 ini, maka Buku
Proyek Perancangan Mesin ini disahkan dan dinyatakan telah selesai.
Dosen Pembimbing,
KATA PENGANTAR
1i
Tugas perancangan rem cakram ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Elemen Mesin I sebagai salah satu syarat kelulusan sesuai dengan
kurikulum akademik jurusan Teknik Mesin. Akhir kata, harapan Penulis tulisan ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang perancangan rem cakram
bagi Pembaca.
2i
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR NOTASI
LAMBANG
SATUAN
Vmax
Kecepatan maksimal
[ m/s ]
Jarak pengereman
[m]
Percepatan gravitasi
[ m/s2 ]
[ m/s2 ]
Tekanan permukaan
[ N/mm2 ]
Sudut kontak
[]
d1
[ mm ]
R1
[ mm ]
d2
[ mm ]
R2
[ mm ]
Rr
[ mm ]
tc
Tebal cakram
[ mm ]
A1
[ mm2 ]
Ag1
[ mm2 ]
[ mm2 ]
Fn
[N]
Fx
[N]
Torsi
[ N.mm ]
[ N/mm2 ]
[ N/mm2 ]
Momen
[ N.mm ]
Me
Momen ekivalen
[ N.mm ]
Te
Torsi ekivalen
[ N.mm ]
Dp
Diameter poros
[ mm ]
tx
[ N/mm2 ]
Ft
[N]
Panjang piston
[ mm ]
di
[ mm ]
[ mm ]
do
[ mm ]
Wmaks
Kecepatan putar
[ rad/s ]
Jumlah baut
[ buah ]
db
[ mm ]
dbk
[ mm ]
E hilang
[J]
[ mm ]
P hilang
[ kW ]
10
BAB 1
PENDAHULUAN
untuk
memperlambat
kecepatan
ataupun
11
12
13
bentuk panas, kemudian panas tersebut dilepas bersamaan dengan udara yang
terdapat di sekitar komponen rem sehingga pada komponen rem tidak panas dan
dapat terus bekerja dengan baik. Faktor yang mempengaruhi kemampuan rem
adalah sebagai berikut.
-
Ada empat jenis rem, yaitu rem cakram, rem tromol, rem tali, dan rem blok.
Masing-masing jenis rem ini mempunyai kekurangan dan kelebihan. Pada saat ini
sistem rem yang banyak di pakai di dunia otomotif adalah rem cakram. Pada
tulisan ini akan membahas mengenai rem cakram. Adapun dasar pemilihan rem
cakram tersebut karena keunggulan sistem rem ini yang antara lain:
-
Mudah dikendalikan.
Pengereman stabil.
14
1.3
Manfaat Perancangan
Manfaat perancangan pada tugas Proyek Perancangan Mesin 1 adalah agar
1.4
Batasan Perancangan
Proyek Perancangan Mesin I ini akan membahas tentang perancangan rem
: 6300 rpm
15
Metode Perancangan
Metode yang digunakan dalam melakukan perancangan pada proyek
perancangan mesin ini adalah metode analitis dan studi pustaka dimana
penelitiannya dilakukan berdasarkan hasil perhitungan dari data awal yang telah
diketahui serta menggunakan beberapa referensi buku. Berdasarkan metode
tersebut, maka diagram alir perancangan adalah sebagai berikut
16
BAB 2
DASAR TEORI
2.1
Definisi Rem
Rem adalah sebuah alat yang digunakan untuk memperlambat atau
Berdasarkan jenis kerjanya, rem dibagi menjadi rem blok tunggal, rem
blok ganda, rem drum, rem cakram, rem pita, dan rem plony.
19
Jika gaya tekan blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien gesek adalah
, dan gaya gesek yang ditimbulkan pada rem adalah f (kg), maka;
f =
Q.(D/2)
20
Jika panjang tuas rem adalah l1, jarak engsel tuas sampai garis kerja Q
adalah l2, dan gaya yang diberikan kepada tuas adalah F, dan jika garis kerja gaya
f melalui engsel tuas, maka dari keseimbangan momen;
Ql2 Fl1 = 0
F Q
l2
fl
2
l1 l1
21
Karena memakai dua blok rem, maka momen T yang diserap oleh rem
dapat dinyatakan dengan rumus-rumus dibawah ini, dengan catatan bahwa
besarnya gaya rem dari dua blok harus sama atau hampir sama. Dalam gambar
2.3, jika masing-masing gaya rem adalah f dan f, dan gaya pada tuas adalah pada
tuas adalah Q dan Q, maka;
22
Biasanya, jenis seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.4 (a) adalah
yang terbanyak dipakai, yaitu yang memakai sepatu depan dan belakang. Pada
rem jenis ini, meskipun roda berputar dalam arah yang berlawanan, gaya rem
tetap besarnya. Rem dalam gambar 2.4 (b) memakai dua sepatu depan, dimana
gaya rem dalam satu arah putaran jauh lebih besar dari pada dalam arah
berlawanan. Juga terdapat jenis yang diperlihatkan dalam gambar 2.4 (c), yang
disebut duo-servo.
(a)
( b)
(c)
23
24
T1 FK1 Rm
Dimana
antara luas piston atau selinder roda Aw (cm2) dan tekanan minyak pw ( kg/cm2),
sedangkan K1 dan Rm dihitung dari rumus berikut :
K1
R1 R2
2
1
3 sin( / 2)
( R1 R2 ) 2
25
Rm
R1 R2
2
r
R
Untuk menentukan besar torsi dan gaya normal rem cakram, dapat
dipergunakan persamaan-persamaan berikut ini :
r
T o pr dA
ri
1
ro ri Fn
2
26
Fn o p.dA
ri
Fn 2p max ro ri
dimana :
27
F1
F2
28
sepatu rem
kanvas rem
blok rem
pegas
29
penekanan secara langsung dari piston, sehingga sepatu rem bagian luar bergerak
akibat dari reaksi kaliper terhadap aksi piston yang bergerak. Lihat gambar 2.8
30
Keuntungan lainnya dari rem ini adalah pemeriksaan yang relatif mudah,
karena tidak perlu membongkar unit rem terlebih dahulu, kecuali jika ingin
mengganti elemen rem yang rusak atau aus.
31
32
piston bergerak. Gerakan ini akan menghasilkan tekanan hidrolik pada minyak
rem dengan perantara selang rem tekanan rem ditekan, semakin besar tenaga
pengereman yang dihasilkan. Contoh dari master silinder dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
33
34
2.4.6 Cakram
Cakram merupakan plat baja berbentuk lingkaran dengan ketebalan
tertentu yang kedua bidangnya dikenai oleh bidang gesek sehingga terjadi gesekan
yang memperlambat dan menghentikan putaran.Kita dapat lihat contoh daripada
cakram pada gambar 2.15. Dalam penggunaanya cakram terdiri dari :
a. Cakram plat tunggal
Cakram ini terbuat dari baja dan tidak beventilasi sehingga berbentuk plat
tunggal, jenis cakram ini biasanya dipakai pada sepeda motor untuk rem depan.
b. Cakram berventilasi
Cakram ini mempunyai ruang diantara platnya sehingga disebut cakram
berventilasi. Ruangan ini berguna sebagai ruang bagi pelepasan / penyaluran
panas yang baik. Jenis ini biasanya dipakai pada roda depan pada mobil dan
sepeda motor.
35
Umumnya cakram tersebut terbuat dari bahan baja dan sepatu rem juga terbuat
dari bahan baja yang dilapisi asbes atau ferodo. Pelapisan ini dimaksudkan untuk
menaikan koefisien gerak antara kedua permukaan gesek. Gesekan antara baja dan
baja menghasilkan koefisien gesek sebesar 0,1 sedangkan antara baja dan asbes
sebesar 0,5.
2.4.7 Minyak Rem
Minyak rem merupakan fluida khusus yang mempunyai sifat-sifat tidak
mudah membeku pada temperatur rendah dan tidak mudah menguap pada
temperatur tinggi. Maksud dari sifat khusus ini adalah untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada master silinder jika terjadi penguapan yang dapat
menyebabkan kerasnya pedal rem pada saat pengereman.Standar kualitas menyak
rem ditetapkan oleh Department Of Transportation (DOT ). Saat ini yang banyak
digunakan sebagai minyak rem adalah DOT-3 dimana titik didihnya 460F.
36
2.4.9 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang memiliki fungsi untuk menumpu
poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung
secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika
37
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun
atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat
disamakan perannya dengan pondasi pada gedung.
Jenis-jenis bantalan:
Bantalan dapat diklsifikasikan sebagai berikut :
1) Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
i.
Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.
Ada beberapa macam bantalan luncur:
Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan silinder,
elips, dll.
Bantalan aksial, yang dapat berbentuik engsel, kerah, michel, dll.
Bantalan khusus, yang berbentuk bola, dll.
ii.
Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
(peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat
Ada beberapa macam bantalan gelinding:
38
Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros.
ii.
2.4.10 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan
utama adalah mentransmisikan daya.
39
Jenis-jenis poros:
Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puintir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau
sprocket rantai, dll.
Poros Mesin,
Poros ini bagian dari mesin itu sendiri seperti poros engkol.
Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
simana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya
harus teliti.
Gandar
Poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh
penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,
poros engkol sebagai poros utama dari mesin totak, dll., poros luwes untuk
transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah, dan lain-lain
BAB 3
PERANCANGAN DAN HASIL PERHITUNGAN
= 110 Ps
= 110 x 745,7 Watt
= 82027 Watt
Torsi Maksimum (Tmax) @ 4500 [rpm]
= 12,9 kgm
= 12,9 x 9,81 m/s2
= 126549 Nmm
Berat kosong kendaraan
= 1130 kg
Jarak sumbu roda depan dan belakang (L) = 2655 mm
Jarak titik berat dari sumbu roda depan (ld) = 1470 mm
Jarak titik berat dari sumbu roda belakang (lb) = 1470 mm
Jarak titik berat dari tanah (h)
= 565 mm
Kecepatan maksimum (Vmax)
= 160 km/jam = 44,44 m/s
Kecepatan minimum (Vmin)
= 60 km/jam = 16,67 m/s
Faktor perlambatan (e)
= 0,6
Percepatan gravitasi (g)
= 9,81 m/s2
40
41
V2
2e g
(Sularso, 1983 : 88)
Keterangan:
S : jarak pengereman [m]
V : Kecepatan rata-rata [m/s]
e : Koefisien pengereman
g : Percepatan gravitasi [m/s2]
Hal yang perlu diperhitungkan selanjutnya adalah beban roda dalam
keadaan statis dan dalam keadaan dinamis.
3.2.2. Beban roda dalam keadaan statis
Beban statis pada roda diperhitungkan berdasarkan beban maksimum yang
dapat ditanggung oleh keempat roda, tetapi dalam perhitungan ini terdistribusi
42
dihitung terhadap kedua sumbu roda. Distribusi ini adalah pada saat kendaraan
diam atau berjalan dengan kecepatan tetap. Beban masing-masing roda dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan keseimbangan momen (statika). Beban
roda dalam keadaan statis dapat dilihat pada gambar 3.1
w MOBIL
F1
F2
: Berat mobil
[N]
[N]
[N]
[N]
[N]
Wd
Wb
43
F1 LF1 F2 Lf 2 W mobil Ld Wb L 0
Keterangan :
w MOBIL
F1
F2
: Berat mobil
[N]
[N]
[N]
[N]
[N]
Wd
Wb
3.2.3
44
Fd 'L W e h
Dengan demikian, beban dinamis pada roda depan adalah :
Fd W d Fd '
[N]
Sedangkan beban dinamis pada roda belakang adalah:
Md 0
Perlambatan a` yang terjadi pada massa mobil (W/g) adalah disebabkan
oleh gaya gesek mW, sehingga menurut hukum Newton kedua
W
'
g
(Sularso, 1983 : 86)
'
e
g
(Sularso, 1983 : 86)
45
Fd
2
[N]
3.2.4
Fb
2
[N]
46
47
48
49
= 1176 N
50
F1 + F2 + W mobil = Wd + Wb
Wd = 16701,16 9316,37
Wd = 7384, 79 N
H
L
W dD =7384,79+16701,160,6
FiD=0,6 .9517,254=5710,352 N
51
Kecepatan
Vt V 0 a t
0 V0 a t
V0
a
Percepatan
W
a
g
Frd Frb
=
W
a
g
Fd Fb
=
W
a
g
a g
[m/s2]
V0
a
[s]
Jarak pengereman
S 1 at 2
2
[m]
52
Selesai
53
t=
Vo
a
Percepatan
W
a
g
Frd + Frb =
W
a
( Fd Fb) g
W
a
g
Wxm=
ag
Jarak pengereman
S= a
S = x 5,88 x (5,19)2
S = 79,19 m
3.4 Perancangan Poros
Pemilihan bahan.
54
Bahan poros dipilih dari tabel material untuk poros untuk mengetahui
kekuatan tarik maksimum. Lalu tentukan Faktor keamanan, Sf untuk
beban dinamis.
60 v
2 R
[rpm]
P max 60
2 n
[Nmm]
ijin
Sf
ijin
[N/mm2]
[N/mm2]
Mmax =
Fd L
2
[Nmm]
55
Diameter poros
dp 3
32 Me
[mm]
Dd
2
[mm]
2 T max
N dm
[N]
(Jac.Stolk,1981 : 136)
[mm]
Dd
2
[mm]
Ax b L1
Luas bidang geser,
[mm2]
56
Fr
Ay
[N/mm2]
Ay hp L1
[mm2]
sb
Fr
Ay
[N/mm2]
syarat :
< ijin
sb sb
57
58
: 82,027 kW
Kecepatan (V)
: 195 mm = 0,195 m
: 5710,352 N
: 60 mm = 0,06 m
Pemilihan bahan.
Bahan poros dipilih Baja Karbon SNCM 25 (JIS G 4103) dengan, = 120
kg/mm2 x 9,81 m/s2 = 1377,2 N /mm2
Batas Faktor keamanan untuk beban dinamis adalah 8
Dalam Perencanaan ini diambil Safety Factor Sf = 8 karena masih berada
dalam batas yang ditentukan.
N=
60 v
2 R
60 30,56
1666.8
1496,55rpm
2 0.195 1.225
T=
82027 60
124,333Nm 124333 Nmm
2 6300
ijin
1377,2
275,44 N
Sf
8
mm 2
59
ijin
275,44
159,025 N
3
3
mm 2
Fd L
2
L = 60 mm
M max
5710,352 60
2
= 2630831,786 Nmm
Te =
124333 2 2630831,438 2
Te =
Te = 2633767,786 Nmm
Me = (Mmax+Te)
Me = (2630831,786 + 2633767,786) = 2632299,612 Nmm
Diameter poros
dp
32 M e
dp =
32 2632299,612
275,44
60
dp = 46 mm
Maka berdasarkan tabel standar diameter poros, diameter diambil 48 mm
3.4.5 Perhitungan poros bintang
Dengan diameter poros = 48 mm, maka
= 52 mm
= 48 mm
= 8 buah
= 9 mm
Dd
2
52 48
2
= 2 mm
61
dm
52 48
2
= 50 mm
Dd
2
2 T max 2 126549
N dm
8 x50
= 632,745 N
L1 =
140 d 2
140 48 2
= 69 mm
Fr
Ax
632,745
621
= 1,019 N / mm2
Fr
Ay
=
632,745
138
= 4,585 N /mm2
= 2 x 69
62
Karena <
syarat.
Pemilihan bahan
Bahan poros dipilih dari tabel material untuk poros untuk mengetahui
kekuatan tarik maksimum. Lalu tentukan Faktor keamanan, Sf untuk
beban steady.
ijin
Sf
[N/mm2]
ijin
ls
dm
d2
[N/mm2]
[mm]
63
f Fr
Ax
Ax LN b
Luas bidang geser,
[mm2] ; =
[N/mm2]
Ay hp L1
Luas bidang yang mengalami tekanan,
[mm2]
f Fr
Ay
[N/mm2]
=
<
b <
(aman)
(aman)
2 T max
f df
[N]
f Ft
Ay
[N/mm2]
bila : <
(aman)
64
65
Mulai
Pemilihan Bahan
Naaf
Panjang poros bintang, (L)
Diameter rata-rata poros bintang,
(dm)
Faktor kejut, (f)
Panjang naaf, LN
ls
dm
d 2
f Fr
Ax
Fr
Ay
Dimensi Naaf
selesai
66
ijin
980
Sf
4
= 245 N/mm2
ijin
Tegangan geser ijin
245
3
3
= 141,45 N/mm2
1
dm
d
= 1,4 x 50 = 80 mm
f Fr
AX
1.5 632,745
621
= 1,528 N/mm2
Pemeriksaan terhadap tekanan bidang
Luas bidang yang mengalami tekanan, Ay = hp x L1 = 138 mm2
67
f Fr
AY
1.5 1,528
138
< izin
(aman)
b < b
(aman)
= 180 mm
= 10 mm
= 1 buah
2 T max
j df
=
2 1453670
1 180
= 16151.88 N
f Ft
AY
1.5 16151.88
2826
= 8,57 N/mm2
68
gaya berat yang ditimbulkan oleh benda itu sendiri. Gaya-gaya yang bekerja pada
bidang gesek dapat dilihat pada gambar 3.9
Jari-jari,
R1
2. .
= 100 mm R2 = 150 mm
180 1 R1 R2
2. sin . / 2
R1 R2
69
[mm]
R1 R2
2
.
2
2
R2 R1
180
[mm2]
A 2 Af
[mm2]
F Ps A f
[N]
M g F K i Rm
[Nm]
max n rl 2 60
(Jac Stolk, 1981: 242)
max
Keterangan :
70
Pf E loss Z 3600
(Jac Stolk, 1981: 243)
Keterangan : Pf = daya yang hilang [Watt]
Z = Jumlah pemakaian dalam satu jam [1]
tp. A. Ak
Pf
(Jac Stolk, 1981: 243)
Ir
tp Ak 3600
Ir v Z
[N/mm2]
Pf max
Mg N
9,74 10 5
[kW]
71
72
Selesai
73
Bahan bidang gesek = tenunan asbes. Menurut tabel koefisien gesek dan
tekanan rem yang diambil dari buku Elemen Mesin (hal 237). Daerah batas
koefisien gesek m untuk bahan tenunan asbes adalah 0.35 0.60. Daerah batas
Tekanan permukaan, Pa adalah 0.007 0.07 kg/mm2. Serta, daerah batas sudut
kontak antara 50 o sampai 70o
Dalam perencanaan ini diambil koefisien gesek f = 0,4 dan tekanan
Pa = 0,04 kg/mm 2, Karena masih berada dalam batas yang
permukaan
ditentukan tersebut.
Jari-jari
Ki
2 180
R1 R 2
1
2 sin 2
R1 R 2 2
100 150
2.60 180
1
2. sin 60 2 100 150 2
Ki = 1,59
Rm =
R1 R 2
2
100 150
2
= 125 mm
Af
180
x ( R22 - R12 )
60
180
( 1502 - 1002 )
74
= 13089,96 mm2
= x F x Ki x Rm
= 0,4 x 5131,26 x 1,59 x 125
= 407935,17 Nmm = 407,93 Nm
= E loss x ( Z/3600 )
= 698375, 895 x (60/3600)
= 11639,598 W = 11,639 kW
75
tp Af Ak
Pf
Ir =
6 13089,96 0,032
11,639
Ir
=
Ak = Angka kerusakan =32 kWh/ cm3
= 215,93 jam
Bila setiap hari kendaraan dipakai selama 6 jam dan satu tahun 365
hari, maka :
Satu hari = dipakai 6 jam
Satu jam = 60 kali gesekan
Satu Gesekan = 2,7 s
Lama gesekan dalam satu hari = 2,7 x 60 x 6 = 972 s = 0,27 jam
Dalam satu tahun 365 x 0,27 = 98,55 jam
215,93
98.55
= 2,19 tahun
6 32 3600
215,93 30,55 0.4 60
= 4,36 N/mm2
Pb =
Mg n
9.74 10 5
407.93 6300
9.74 10 5
= 2,64 kW
76
Pada perhitungan bantalan, gaya-gaya yang bekerja adala gaya radial yang
besarnya sama dengan gaya yang dialami poros bintang. Gambar gaya-gaya yang
bekerja pada bantalan dapat dilihat pada gambar 3.11
W
Gambar 3.11. Gaya-gaya
Bintang
fn 3
33.3
n
dimana, n = putaran pada torsi maksimum
f h Fn
C
Fr
Umur bantalan bola
Lh 500 f h
[jam]
77
3.7.2
Perhitungan Bantalan
Gaya radial Bantalan = Gaya radial Poros Bintang
Fr = 632,745 N
78
= 60 mm
= 130 mm
= 31mm
=1
=0
=1
=0
33.3
n
fn =
33.3
6300
fn =
= 0.174
fh = fn x
C
Fr
79
116620
632,745
= 0.174 x
= 32,06
= 500 x 32,0693
= 16490212,69 jam
Gaya
W
Gaya
gesek
Pemilihan material
80
Untuk material piston dipilih : S 45 C-D dari tabel Baja karbon untuk
konstruksi mesin dengan = 60 kg/mm2 = 600 N/mm2
F
Pw
[mm2]
Keterangan :
Diameter piston
D piston
4 Ap
p
[mm]
81
Pemilihan material
Untuk material piston dipilih : S45 C-D dengan tegangan tarik = 60
kg/mm2 = 600 N/mm2
82
Pw
= 4,57 N/mm2
Ap =
F
Pw
Ap =
5710,352
4.664
= 1224,346 mm2
Diameter piston
Dpiston
4 Ap
4 1224,346
= 39,48 mm
Maka dipilih diameter piston penekan 40 mm.
83
Gaya-gaya yang bekerja pada cakarm adalah gaya gsesk yang di timbulkan
oleh pengereman dan juga adanya gaya berat akibat dari masa cakram tersebut.
Untuk melihat gaya-gaya yang bekerja pada cakram dapat kita lihat pada gambar
A
3.15.
W
Potongan AA
Gaya Gesek
Pemilihan material
Material yang dipilih dalam perencanaan ini adalah SF 60 yang
merupakan jenis Baja khrom sehingga dalam pemakaiannya tidak
berkarat. dengan kekuatan tarik = 70 kg/mm2 = 686 N/mm2, safety
factor SF = 4 (Steady load)
S
SF1 SF2
[N/mm2] (Sularso, 1980:91)
84
[N/mm2]
1.5
[N/mm2]
mm
F
Dc tc
[N/mm2]
Syarat = c <
85
86
Pemilihan material
Material yang dipilih dalam perencanaan ini adalah SF 60 yang
merupakan jenis Baja khrom sehingga dalam pemakaiannya tidak
berkarat. dengan kekuatan tarik = 70 kg/mm 2 = 686N/mm2, safety
factor SF = 4
ijin
SF1 SF 2
ijin
686
12
= 57,225 N/mm2
57.225
3
=33,04 N/mm2
87
c =
c =
F
Dc tc
5131.26
275 12
= 1,24 N/ mm2
= 150 mm
= 270 mm
= 80 mm
= 12 mm
F F
F
F
88
2 M g
m i db
dimana,
Mg
= jumlah baut
Db
= diameter baut
db
Sf
Diameter baut
[N/mm2]
[N/mm2]
4 Fgb
pt
[mm]
89
Fgb =
2 Mg
m i dsb
90
Fgb =
2 407935.17
0.6 4 80
= 6373,987 N
Sf
ijin
ijin
Diameter baut
392
4
= 98 N/mm
98
=
= 56,58 N/mm2
4 F gb
db =
4 6373,987
56,58
db =
db = 11,97 mm
Dilihat dari tabel dimensi baut, maka diambil:
Baut M 16, pitch 2 mm
Diameter mayor 16 mm
Diameter minor 13,54 mm
91
( D1c 2 D2c 2 )
Ad
4
[mm2]
N
60
[m/s]
M g 847
Ad
[oC]
92
93
Ad =
Ad =
D1c D2 c
4
2
0,270 2 0,150 2
4
= 0,0396 m2
Vm = p x D2c x
n
60
Vm = p x 0.15 x
6300
60
= 65,97 m/s
t=
Mg 847
Ad
28250 847
15,833 152 4186
= 23,75 oC
t=
= 53,75 oC
= 326,75 K
94
Daya output korelasi yang diterima oleh roda depan dipengaruhi oleh
faktor korelasi (fc) = 0,8 1,2 untuk daya maksimum yang diperlukan
sehingga :
Pr = fc x Pmax[kW]
[kW]
Dimana :
Ts = waktu berhenti
Z = Jumlah pemakaian dalam 1 jam
Efisiensi Rem
Pm Pf
Pm
100%
[%]
Dimana :
Pf = Daya yang hilang akibat gesekan
95
96
Pmax =
2 N Mg
60 1000
2 6300 28250
60 1000
Pmax =
= 18,637 kW
Daya output korelasi yang diterima oleh roda depan dipengaruhi oleh
faktor korelasi (fc) = 0,8 1,2 untuk daya maksimum yang diperlukan
sehingga :
P = Pmax / fc
Pr = 18,637 / 1.2 = 15,53 kW
P max t s Z Pr 3600 t s Z
3600
Pm =
3600
97
Keterangan :
Ts = waktu berhenti
Z = Jumlah pemakaian dalam 1 jam
Efisiensi Rem
Pm Pf
Pm
x 100 %
15,80 0,27
15,80
=
Keterangan :
x 100 % = 98,29 %
Pf = Daya yang hilang akibat gesekan
BAB 4
KESIMPULAN
= 110 km/jam
Jarak Pengereman
= 79,19 m
Waktu pengereman
= 5,19 s
Temperatur rem
= 53,750C
Efisiensi rem
= 98,29 %
98
= 48 mm dan 52 mm
Diameter naaf
= 80 mm
= 40 mm
Tebal cakram
= 12 mm
= M 16
99
100
21.DAFTAR PUSTAKA
22.
23. ASTM Hand Book volume 1 section 1.1996.
24.
25. G., Takeshi Sato dan N., Sugiarto Hartanto (2005). Menggambar Mesin
Menurut Standar ISO. Jakarta: PT Pradya Paramita.
26.
27. J.K., Gupta dan R.S., Khurmi (2005). Machine Design. New Delhi: Eurasia
Publishing House Ltd.
28.
29. Sularso (1983). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT
Pradya Paramita.
30.
31. Stolk, Jac dan C. Kros (1994). Elemen Mesin edisi ke-21. Penerjemah
Hendarsin, H. dan Abdul Rachman A. Jakarta: Erlangga.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
101
38.LAMPIRAN
39.
40. Tabel Spesifikasi Mesin Avanza Veloz
41.
42.
43.
44. Tabel Nilai Safety Factor
45.
81
46.
47.
48.
82
83
51.
52.
53. Tabel Poros Bintang
54.
55.
84
56. Tabel Baja Karbon Dan Baja Paduan Untuk Konstruksi Mesin
57.
58.
85
86
60.
61. Tabel Ukuran Standar Ulir
62.
87
63.
64.
65.
66. Tabel Bantalan Kerucut
67.
68.
69.
70.
Fa V .Fp e Fa V .Fp e
71.X 72.Y 73.X 74.Y
75.1 76.0 77.0 78.Y
,
4
79.
80.
88
81.
89
82.
83.