1. Miringitis
2. Mastoiditis
3. Otitis Media (akut, supuratif, non-supuratif)
4. Gangguan Fungsi Tuba
5. Barotrauma
6. BPPV
7. Meniere
8. Motion sickness
9. Trauma telinga
10. Tuli (geriatri, anak, akibat obat ototoksik, tuli mendadak, NIHL)
OTITIS EKSTERNA
Pendahuluan
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan
oleh bakteri dapat terlogalisir atau difus, telinga rasa sakit. Faktor ini penyebab
timbulnya otitis eksterna ini, kelembaban, penyumbatan liang telinga, trauma
local dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang
menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma
local yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan
eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41 %),
strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%). Istilah
otitis eksterna akut meliputi adanya kondisi inflasi kulit dari liang telinga bagian
luar.
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh
liang telinga terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap
pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi
bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus
dan proteus, atau jamur.
Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab
dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna
sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor
pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang
merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984)
menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang
telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk
(1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat
menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik.
Batasan
Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan
oleh kuman maupun jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak
enak di liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga dan kecenderungan untuk
kambuhan. Pengobatan amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita
terutama dalam menjaga kebersihan liang telinga.
Etiologi
Swimmers ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000
orang, kebanyakan pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari inflamasi,
iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan terhadap
air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga. Berenang
dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna
(swimmers ear). Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis)
salah satu dari satu kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar.
Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi kulit
sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya
idiopatik, trauma, iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan
disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen yang paling sering
adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn, gentamicin, polimixin, anti
bakteri (Holmes et al, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah
metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang
mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang
paling umum dari liang telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada
lingkungan yang lembab.
Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang
sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga.
Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa
mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang
mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
sellulitis, erisipelas.
Bakteri gram (-) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa,
simpek,
neurodermatitis
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
MIRINGITIS
DEFINISI
Miringitis Infeksiosa (Infectious Myringitis) adalah suatu peradangan pada
gendang telinga.
PENYEBAB
Penyebabnya adalah infeksi virus atau bakteri.
GEJALA
Pada gendang telinga ditemukan lepuhan-lepuhan berisi cairan (vesikel).
Nyeri
timbul
secara
tiba-tiba
dan
berlangsung
selama
24-48
jam.
MASTOIDITIS
Definisi
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada prosesus mastoideus
(tulang yang menonjol di belakang telinga) atau proses peradangan mastoideus
sel-sel udara dalam tulang temporal. Biasanya timbul pada anak-anak atau orang
dewasa . Penyebab penyakit ini biasanya terjadi jika otitis media akut yang tidak
diobati secara tuntas menyebar dari telinga tengah ke tulang di sekitarnya, yaitu
prosesus mastoideus Gejala-gejala awal yang timbul adalah gejala-gejala
peradangan pada telinga tengah, seperti demam, nyeri pada telinga, hilangnya
sensasi pendengaran, bahkan kadang timbul suara berdenging pada satu sisi
telinga (dapat juga pada sisi telinga yang lainnya)
Etiologi
a. S. Aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering didapatkan pada
infeksi ini
b. S. Pnemonieae pada anak-anak
Patofisiologi
Mastoiditis adalah hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakteri
yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang didapat pada
infeksi telinga tengah.. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa keadaan-keadaan
yang menyebabkan penurunan dari system imunologi dari seseorang juga dapat
menjadi faktor predisposisi mastoiditis. Pada beberapa penelitian terakhir, hampir
sebagian dari anak-anak yang menderita mastoiditis, tidak memiliki penyakit
10
infeksi telinga tengah sebelumnya.. Seperti semua penyakit infeksi, beberapa hal
yang mempengaruhi berat dan ringannya penyakit adalah faktor tubuh penderita
dan faktor dari bakteri itu sendiri. Dapat dilihat dari angka kejadian anak-anak
yang biasanya berumur di bawah dua tahun, pada usia inilah imunitas belum baik.
Beberapa faktor lainnya seperti bentuk tulang, dan jarak antar organ juga dapat
menyebabkan timbulnya penyakit. Faktor-faktor dari bakteri sendiri adalah,
lapisan pelindung pada dinding bakteri, pertahanan terhadap antibiotic dan
kekuatan penetrasi bakteri terhadap jaringan keras dan lunak dapat berperan pada
berat dan ringannya penyakit.
Gejala
Biasanya gejala muncul dalam waktu 2 minggu atau lebih setelah otitis
media akut, dimana penyebaran infeksi telah merusak bagian dalam dari prosesus
mastoideus. Di dalam tulang juga bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).Kulit
yang melapisi prosesus mastoideus menjadi merah, membengkak dan nyeri bila
ditekan. Daun telinga terdorong ke samping dan ke bawah.
Gejala lainnya adalah demam, nyeri di sekitar dan di dalam telinga serta
keluarnya cairan kental dari telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini
11
menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid.
Nyeri cenderung menetap dan berdenyut dimana nyeri biasanya dirasakan
dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal
ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat
berkomunikasi. Pembengkakan di belakang telinga, dapat menyebabkan telinga
untuk tetap keluar Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung
pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi
Diagnosis
Dari pemeriksaan fisik didapatkan
Pemeriksaan penunjang
Yang dapat diminta adalah, pemeriksaan kultur mikrobiologi, pengukuran
sel darah merah dan sel darah putih yang menandakan adanya infeksi,
pemeriksaan cairan sumsum untuk menyingkirkan adanya penyebaran ke dalam
ruangan di dalam kepala. Pemeriksaan lainnnya adalah CT-scan kepala
(didapatkan sel-sel udara dalam prosesus mastoideus terisi oleh cairan [dalam
keadaan normal terisi oleh udara] dan melebar), MRI-kepala dan foto polos
kepala.
12
Tatalaksana
Pengobatan dengan obat-obatan seperti antibiotik, anti nyeri, anti
peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis.
Tetapi pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil
resistensi.
Pengobatan
yang
lebih
invasif
adalah
pembedahan
untuk
Pencegahan
Obati infeksi telinga secara tuntas
13
Tonsilitis
Rhinitis dan sinusitis kronis
Nasal allergi
Tumor nasopharing
Deformitas (Cleft palate)
Prematuritas
Sosial ekonomi yang rendah.
Patofisiologi
Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik, seperti
Streptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus. Selain itu kadangkadang ditemukan juga hemofilus influenza, escherichia colli, streptokokus
anhemolitikus, proteus vulgaris dan pseudomonas aurugenosa. Hemofillus
influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di bawah 5 tahun. Respon dari
infeksi tersebut adalah pembentukan reaksi inflamasi akut ditandai dengan
vasodilatasi yang khas, eksudasi, invasi leukosit, dan respon imunologi lokal
didalam rongga telinga tengah, dimana hal tersebut menghasilkan gambaran klinis
14
dari otitis media akut. Selain diakibatkan oleh bakteri OMA juga bisa disebabkan
oleh infeksi virus, ataupun saling berkaitan. Dimana Infeksi virus yang menyerang
dan merusak lapisan mukosa saluran pernafasan dapat mempermudah bakteri
menjadi pathogen di nasofaring, tuba eustachius dan rongga telinga bagian tengah.
Stadium Otitis Media Akut
Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5
stadium. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membrane timpani yang
diamati melalui liang telinga luar.
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membran
timpani akibat terjadinya tekanan negative di dalam telinga tengah, akibat
absorbs udara. Kadang-kadang membrane timpani tampak normal (tidak
ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi,
tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis
media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi. Gejala klinisnya
berupa pendengaran yang berkurang, nyeri telinga.
2. Stadium Hiperemis (Stadium Pre-Supurasi)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di
membrane timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta
edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang
serosa sehingga sukar terlihat. Gejala klinisnya berupa nyeri telinga,
gangguan tidur, pendengaran berkurang, serta dapat disertai tinitus dan
demam.
3. Stadium Supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,
menyebabkan membrane timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga
luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat,
serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi
iskemia, akibat tekanan pada kepiler-kepiler, serta timbul tromboflebitis
15
pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini
pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan
berwarna kekuningan. Di tempat ini akan terjadi rupture.
Bila tidak dilakukan insisi membrane timpani (miringotomi) pada stadium
ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan rupture dan nanah
keluar ke liang telinga luar.
Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali,
sedangkan apabila terjadi rupture, maka lubang tempat rupture tidak
mudah tertutup kembali.
4. Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau
virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi rupture membrane timpani
dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak
yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak
dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut dengan otitis media akut
stadium perforasi.
5. Stadium Resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani
perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka
sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik
atau virulansi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa
pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan
sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat
menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila secret menetap di
kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.
Gejala Klinik OMA
Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.
Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam
telinga, keluha di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat
batuk pilek sebelumnya.
Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri
terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang
16
dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat
sampai 39.5C (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba
anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak
memegang telinga yang sakit. Bila terjadi rupture membrane timpani, maka secret
mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.
Terapi
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.
a. Pada stadium oklusi terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba
eustachius, sehingga tekanan negative di telinga tengah hilang. Untuk ini
diberikan obat tetes hidung, HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik
(anak<12 tahun) atau HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik yang
berumur di atas 12 tahun dan pada orang dewasa. Selain itu sumber infeksi
harus diobati. Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah
kuman, bukan oleh virus atau alergi.
b. Terapi pada stadium pre-supurasi adalah antibiotika, obat tetes hidung dan
analgesika. Antibiotika yang dianjurkan ialah golongan penisilin atau
ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuscular agar didapatkan
konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis
yang terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan
kekambukan. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal selama 7 hari.
Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin. Pada
anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50-100 mg/kg BB perhari, dibagi
dalam 4 dosis,atau amoksisilin 40mg/kg BB/hari dibagi 3 dosis, atau
eritromisin 40 mg/kg BB/ hari.
c. Pada stadium supurasi, selain diberikan antibiotika, idealnya harus disertai
dengan miringitomi, bila membrane timpani masih utuh. Dengan
miringotoni gejala-gejala klinis lebih cepat hilang dan rupture dapat
dihindari.
d. Pada stadium perforasi sering terlihat secret banyak keluar dan kadang
terlihat secret keluar secara berdenyut. Pengobatan yang diberikan adalah
obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika yang adekuat.
17
Biasanya secret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam
waktu 7-10 hari.
e. Pada stadium resolusi, maka membrane timpani berangsur normal
kembali, secret tidak ada lagi dan perforasi membrane timpani menutup.
Bila tidak terjadi resulusi biasanya akan tampak secret mengalir di liang
telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Keadaan ini dapat
disebabkan karena berlatjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada
keadaan demikian, antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3
minggu setelah pengobatan secret masih tetap banyak, kemungkinan telah
terjadi mastoiditis.
Empiric Therapy Regimens
The preferred antibacterial drugs should be effective against Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae, and Moraxella catarrhalis.[1, 2, 3]
Uncomplicated acute otitis media in nonimmunocompromised adults
Penicillin-allergic patients:
Haemophilus influenzae
19
Moraxella catarrhalis
20
Stadium OMA
Perubahan nukosa telinga tengah sebagai akibat infejsi dapat dibagi atas 5 stadium
:
1 .S ta di u m Ok lu si Tuba E us ta c hi us
Adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di
dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara.Kadang membran timpani
terlihat normal atau berwarmna keruh pucat.Efusi mungkin telah terjadi , tapi
tidak dapat dideteksiStadium ini sulit dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan olehvirus atau alergi
2.Stadium Hiperemis
Tampa k p e mbu l uh da ra h me l e b ar di me mb r an ti mpa n i
s e h i n g g a m e m b r a n timpani tampak hipermeis serta edema.Sekret yang
terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga suikar
dilihat
3 . S t a d i u m S u p u r a s i Edema
yang hebat pada mukosa telinga tenagh dan hancurnya sel
e p i t e l superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum
timpani yangmenyebakan membran timpani menonjol (bulging) ke arah telinga
luar Pasien tampak sangat sakit, dan suhu meningkat, serta rasa nyeri
di telinga bertambah hebat.Bila tidak dilakukan insisi (miringotomi) pada
stadium ini, kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan keluar
nanah ke liang telinga luar. Dann b i l a r u p t u r , m a k a l u b a n g t e m p a t
r u p t u r ( p e r f o r a s i ) t i d a k a k a n m e n u t u p kembali
22
4.Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian
a n t i b i o t i k a a t a u virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur
membran timpani
5.Stadium Resolusi
23
Antibiotik diberikan jika penyebabnya kuman, bukan oleh virus atau alergi
Stadium Presupurasi
adalah antibiotika, obat tetes hidung dan analgetika. Bila
membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan
miringotomi. Antibiotik yang dianjurkan ialah golongan penisilin
(ampicillin)..Antibiotik yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau
ampicilin. Terapi awal diberikan penicillin intramuscular agar didapatkan
konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang
terselubung,. Gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan.
Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 7hari . Bila pasien alergi terhadap
penisilin, maka diberikan eritromisin.Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis
50 100 mg/kgBB per hari, dibagidalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mb/kgBB
dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40mg/kgBB/hari
Pada stadium supurasi
disamping diberikan antibiotik, idealnya harus disertaidengan miringotomi, bila
membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejal gejala klinis lebih
cepat hilang dan ruptur dapat dihindari.
Pada stadium perforasi
sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat keluarnya sekret secara
berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan adalah obatcuci telinga H2O2 3%
selama 3 5 bhari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan
perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 10 hari
Pada stadium resolusi
Maka membran timpani berangsur normal kembali, secret tidak ada lagi dan
perforasi membran timpani menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan
tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani.
Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa teling tengah.
Pada keadaan demikian, antibiotika dapat dilajutkan sampai 3 minggu. Bila 3
minggu setrelah pengobatan sekret masih tetap banyak, kemungkinan telah terjadi
mastoiditis.
24
Bila OMA berlanjut dengan keluarnya sekret dari telinga tenagh lebih dari 3
minggu,maka keadaan ini disebut OMS subakut.
Bila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau
dua bulan, maka keadaan ini disebut OMSK
Komplikasi
Sebelum adanya antibiotika, , OMA dapat menimbulkan yaitu abses
subperiosteal sampai komplikasi yang berat (meningitis dan abses otak )
25
26
3.Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari
telinga tengah.
4.Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom).
5.Terlihat bayangan kolesteatom pada poto rontgen mastoid.
Terapi OMSK
T er a p i O M S K t i d a k j a r a n g m e m e r l u k a n w a k t u l a m a s e r t a
harus berulang ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering
a t a u s e l a l u k a m b u h l a g i . Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau
beberapa keadaan, yaitu :
1.Adanya perforasi membran timpani yang permanen.
2.Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus
paranasal.
3.Sudah terbentuk jaringan patologik yang irreversible dalam rongga
mastoid.
4.Gizi dan higiene yang kurang
Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah
k o n s e r v a t i f a t a u d e n g a n medikamentosa. Bila sekret
y a n g k e l u a r t e r u s m e n e r u s , m a k a d i b e r i k a n o b a t pencuci
telinga, berupa larutan H202 3 % selama 3 5 hari. Setelah sekret
berkurang,maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang
mengandung AB d a n k o r t i k o s t e o r i d . O b a t t e t e s t e l i n g a s e b a i k n y a
j a n g a n d i b e r i k a n s e c a r a t e r u s menerus lebih dari 1 atau 2 Minggu
atau pada OMSK yang sudah terkena obat tetes sebanyak yang bersifat
ototoksik. Secara oral diberikan AB dari golongan ampisilin,atau eritromisin.
Pada infeksi yang dicurigai penyebabnya telah resisten terhadap
ampisilin dapat diberikan ampisilin as. Klavulanat.
Bila sekret telah kering, terapi perforasi masih ada setelah di observasi selama2
bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau
t i m p a n o p l a s t i . O p e r a s i i n i bertujuan menghentikan infeksi secara
27
28
29
timpani
Tuli konduktif dapat terdeteksi dengan garpu tala
Pengobatan :
Medika mentosa:
31
Pembedahan :
Tuli lebih menonjol daripada otitis media serosa akut, yaitu 40- 50 dB
Membran timpani terlihat utuh, retraksi,suram, kuning kemerahan atau
keabu-abuan
Pengobatan :
32
33
terbentuknya cairan pada telinga tengah (otitis media serosa). Oleh karena itu,
setiap pasien dewasa dengan otitis media kronik unilateral harus dipikirkan
adanya ca nasofaring. Sumbatan mulut tuba di nasofaring juga bisa disebabkan
oleh tampon posterior hidung (Bellocq tempon) atau oleh sikatriks akibat trauma
operasi (adenoidektomi).
35
BAROTRAUMA
Barotitis Media (Aerotitis, Barotrauma)
DEFINISI
Barotitis Media (Aerotitis, Barotrauma) adalah gangguan telinga yang terjadi
akibat perubahan tekanan udara di telinga luar dan telinga tengah yang dipisahkan
oleh gendang telinga.
Gendang telinga merupakan pemisah antara saluran telinga dan telinga tengah.
Jika tekanan udara di dalam saluran telinga dan tekanan udara di dalam telinga
tengah tidak sama, maka bisa terjadi kerusakan pada gendang telinga.
Dalam keadaan normal, tuba eustakius (yang merupakan penghubung antara
telinga tengah dan hidung bagian belakang) membantu menjaga agar tekanan di
kedua tempat tersebut tetap sama dengan cara membiarkan udara dari luar masuk
ke telinga tengah atau sebaliknya.
PENYEBAB
Penyebab terjadinya barotrauma adalah penyumbatan pada tuba eustakius.
Jika tuba eustakius mengalami penyumbatan sebagian maupun penyumbatan total
akibat adanya jaringan parut, infeksi atau alergi, maka udara tidak akan sampai ke
telinga tengah dan terjadilah perbedaan tekanan.
Faktor resiko terjadinya barotrauma adalah:
Perubahan ketinggian : misalnya penerbangan, menyelam atau bepergian ke
daerah pegunungan.
Hidung tersumbat akibat alergi, pilek atau infeksi saluran nafas atas.
GEJALA
Penderita akan merasakan nyeri pada salah satu atau kedua telinganya, yang
disertai dengan hilangnya pendengaran yang sifatnya ringan.
Penderita juga merasakan telinganya penuh dan pusing.
36
Jika keadaannya berat atau berlangsung lama maka ketulian bisa bertambah berat,
penderita merasakan adanya tekanan di dalam telinganya dan mungkin akan
terjadi perdarahan hidung.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Pada pemeriksaan telinga dengan otoskop akan tampak penggembungan ringan
atau retraksi (tarikan ke dalam) pada gendang telinga.
PENGOBATAN
Jika selama mengikuti penerbangan perubahan tekanan yang terjadi secara tibatiba menyebabkan rasa penuh atau nyeri di telinga, maka untuk menyamakan
tekanan di telinga tengah dan mengurangi rasa nyeri bisa diatasi dengan:
menguap
mengunyah permen karet
mengisap permen
menelan.
Mengunyah atau menelan bisa membantu membuka tuba eustakius sehingga
udara bisa keluar-masuk untuk menyamakan tekanan dengan udara luar.
Penderita infeksi atau alergi hidung dan tenggorokan bisa mengalami rasa nyeri
ketika bepergian dengan pesawat terbang atau menyelam.
Untuk meringankan penyumbatan dan membantu membuka tuba eustakius bisa
diberikan dekongestan, misalnya penilefrin dalam bentuk tetes hidung atau obat
semprot.
PENCEGAHAN
Gunakan dekongestan atau antihistamin sebelum mengalami perubahan
ketinggian.
Selama menderita infeksi saluran nafas atas atau selama serangan alergi
sebaiknya tidak mengikuti penerbangan, menyelam atau bepergian ke daerah
dengan ketinggian yang berbeda.
37
38
Mekanisme Patologi
39
Lepasnya
debris
otolith
dapat
aliran
endolymph
selama
teori
cupulolithiasis,
deposit
40
berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari,
mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala ditengadahkan ke belakang.
Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik.
Kadang-kadang pada penderita BPPV dapat disertai rasa mual dan
seringkali pasien merasa cemas. Penderita biasanya menyadari keadaan ini
dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat
menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala dalam posisi tegak
lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi. Pada hampir sebagian besar
pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam
jangka waktu beberapa hari sampai beberapa bulan, tetapi kadang-kadang
dapat juga sampai beberapa tahun. BPPV khususnya dapat dibedakan dari
Menire disease karena biasanya pada BPPV tidak terjadi gangguan
pendengaran atau telinga berdenging (tinnitus).
Diagnosis
Diagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20
detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik
di tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke
atas dan belakang, dan membungkuk. Vertigo bisa diikuti dengan mual.
2. Pemeriksaan fisik
Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus spontan,
dan pada evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisis standar untuk
BPPV adalah : Dix-Hallpike dan Tes kalori.
a. Dix-Hallpike Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki
masalah dengan leher dan punggung. Tujuannya adalah untuk
memprovokasi serangan vertigo dan untuk melihat adanya nistagmus.
-
mengenai
prosedur
yang muncul.
Kepala diputar menengok ke kanan 45o (kalau kanalis semisirkularis
posterior yang terlibat). Ini akan menghasilkan kemungkinan bagi
otolith untuk bergerak, kalau ia memang sedang berada di kanalis
semisirkularis posterior.
Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita,
penderita direbahkan sampai kepala tergantung pada ujung tempat
periksa.
Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisi
ipsilateral.
Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalam arah
yang berlawanan dan penderita mengeluhkan kamar berputar ke
arah berlawanan.
Berikutnya manuver tersebut diulang dengan kepala menoleh ke sisi
kiri 45o dan seterusnya.
42
neuronitis
penyebabnya
tidak
diketahui,
pada
43
Labirintitis
toksik
biasanya
sembuh
dengan
gangguan
pendengaran dan fungsi vestibular. Hal ini diduga disebabkan oleh produkproduk toksik dari suatu infeksi dan bukan disebabkan oleh organisme
hidup. Labirintitis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri akut yang
meluas ke dalam struktur-struktur telinga dalam. Kemungkinan gangguan
pendengaran dan fungsi vestibular cukup tinggi. Yang terakhir, labirintitis
kronik dapat timbul dari berbagai sumber dan dapat menimbulkan suatu
hidrops endolimfatik atau perubahan-perubahan patologik yang akhirnya
menyebabkan sklerosi labirin.
3. Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya
belum diketahui, dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan
pendengaran, tinitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada wanita
dewasa.
Penatalaksanaan
BPPV dengan mudah diobati. Partikel dengan sederhana perlu
dikeluarkan dari kanal semisirkular posterior dan mengembalikannya ke mana
mereka berasal.
Beberapa manuver yang dapat dilakukan, antara lain :
1. Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/Epley manuver :
CRP adalah pengobatan non-invasif untuk penyebab paling umum
dari vertigo, terutama BPPV, CRP pertama kali digambarkan sebagai
pengobatan untuk BPPV di tahun 1992. Saat ini CRP atau maneuver
Epley telah digunakan sebagai terapi BPPV karena dapat mengurangi
44
45
pengobatan yang paling efektif. Dua puluh pasien tambahan dengan BPPV
tidak diobati dan menjadi kelompok kontrol. Intensitas dan durasi gejala
dimonitor selama periode 3 bulan. Semua pasien telah menunjukkan
pengurangan gejala-gejala di kelompok perlakuan. Prosedur reposisi
canalith tampaknya memberikan resolusi gejala dengan perlakuan yang
lebih sedikit, tetapi hasil jangka panjangnya bagus, efektif dalam
mengurangi BPPV. Sejumlah besar pasien dalam kelompok kontrol (75%)
terus punya vertigo.
- Indikasi Canalith Reposisi Prosedur (CRP)/Epley manuver :
1. Episode berulang pusing dipicu BPPV.
2. Positif menemukan gejala dan nistagmus dengan pengujian posisi (misalnya, uji
Dix-Hallpike).
Keterbatasan Canalith Reposisi Prosedur (CRT)/Epley manuver :
1. Penggunaan CRP pada pasien tidak memiliki BBPV (diagnosis
yang salah).
2. Salah kinerja masing-masing komponen CRP
46
hilang,
kemudian
putar kepala
ke
arah
kanan
47
Keterangan Gambar :
-
Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala
menoleh ke kiri.
Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur
(2) dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6-
detik)
Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3),
tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula.
49
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Obat rutin seperti vestibular supresan (misalnya antihistamin dan
benzodiazepine) tidak dianjurkan pada pasien BPPV karena penggunaan obat
vestibulosuppresan yang berkepanjangan hingga lebih dari 2 minggu dapat
mengganggu mekanisme adaptasi susunan saraf pusat terhadap abnormalitas
vestibular perifer yang sudah terjadi. Selain itu, efek samping yang timbul bisa
berupa kantuk, letargi, dan perburukan keseimbangan. Dokter dapat
memberikan obat untuk 1) mengurangi sensasi berputar dari vertigo atau 2)
mengurangi gejala pusing yang menyertai. Namun, tidak ada vestibular
supresan yang efektif seperti CRMs untuk BPPV dan tidak dapat digunakan
sebagai pengganti untuk maneuver reposisi.
Obat anti vertigo, seperti dimenhydrinate (Dramamine), belladonna
alkaloid scopolamine (Transderm-Scop), dan benzodiazepine (Valium),
diindikasikan untuk mengurangi gejala pusing dan mual sebelum melakukan
CRM.
Edukasi
Langkah-langkah berikut ini dapat meringankan atau mencegah gejala vertigo:
- Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi
- Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita berdiri
dari tempat tidur
50
51
PENYAKIT MENIERE
DEFINISI
Penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang
vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga berdenging).
EPIDEMIOLOGI
Terjadi pada usia 30-60 tahun
Wanita lebih banyak dari pada pria
ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui.
PATOFLOW
52
GEJALA
Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang
berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara perlahan.
Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya
tekanan
di
dalam
telinga.
semakin
lama
semakin
memburuk.
maupun
selama
serangan
vertigo.
Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada
10-15%
penderita,
penyakit
ini
menyerang
kedua
telinga.
Pada salah satu bentuk penyakit Meniere, tuli dan tinnitus terjadi beberapa bulan
atau
beberapa
tahun
sebelum
seangan
vertigo.
Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons total pada telinga yang
sakit
Mengeluh vertigo
53
tinitus
Tinnitus
ditegakkan
berdasarkan
gejala-gejalanya.
vertigo
CT
scan
lainnya:
atau
MRI
Stimulasi
kepala
kalorik
Elektroensefalografi
Elektronistagmografi
- Audiometri/audiologi.
PENGOBATAN
Untuk meringankan vertigo bisa diberikan scopolamin, antihistamin, barbiturat
atau
diazepam.
(bagian
dari
telinga
tengah
yang
mengatur
keseimbangan).
Jika vertigo sangat mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat,
dilakukan labirintektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah
yang
mengatur
pendengaran)
dan
kanalis
semisirkularis.
PENCEGAHAN
Taktik perawatan diri tertentu dapat membantu mengurangi dampak penyakit
Meniere. Pertimbangkan tips ini:
1.
Duduk atau berbaring segera ketika Anda merasa pusing. Selama episode
vertigo, hindari hal-hal yang dapat membuat tanda-tanda dan gejala lebih
buruk, seperti gerakan tiba-tiba, lampu-lampu terang, menonton televisi atau
membaca.
2.
3.
4.
PROGNOSIS
Sindrom menier tidak dapat diprediksi,gejala dapat memburuk,menghilang
sama sekali atau kembali pada saat yang bersamaan
55
MOTION SICKNESS
Definisi
Motion sickness atau kinetosis, juga dikenal sebagai mabuk perjalanan, adalah
suatu kondisi di mana ada perselisihan antara gerakan visual dirasakan dan rasa
sistem vestibular dari gerakan. Tergantung pada penyebabnya juga dapat disebut
sebagai mabuk laut, mobil, penyakit sakit atau mabuk udara simulasi.
Pusing, kelelahan, dan mual adalah gejala yang paling umum dari penyakit
gerakan. Sindrom Sopite di mana seseorang merasa lelah atau kelelahan juga
berhubungan dengan penyakit gerakan. Mual dalam bahasa Yunani berarti mabuk
laut (kapal Naus berarti). Jika gerak menyebabkan mual tidak diselesaikan,
penderita akan sering muntah. Tidak seperti penyakit biasa, muntah pada mabuk
cenderung tidak untuk meredakan rasa mual.
Kejadian
Sekitar 33% dari orang yang rentan terhadap mabuk bahkan dalam keadaan ringan
seperti berada di sebuah perahu di air tenang, meskipun hampir 66% dari orang
yang rentan dalam kondisi yang lebih berat. Individu dan hewan tanpa sistem
vestibular fungsional kebal terhadap penyakit gerakan.
Mabuk di laut dapat hasil dari berada di tempat tidur sebuah perahu bergulir tanpa
bisa melihat cakrawala. Dendeng gerakan tiba-tiba cenderung lebih buruk untuk
penyakit gerakan yang halus memprovokasi dari lambat, karena mereka
mengganggu keseimbangan cairan lebih. Sebuah "corkscrewing" perahu akan
marah orang lebih dari satu yang meluncur lancar di gelombang mendekat. Mobil
mengemudi cepat di seluruh berliku jalan atau naik dan turun serangkaian bukit
akan marah orang lebih dari mobil yang bergerak lebih halus, jalan lurus. Melihat
ke bawah ke pangkuan seseorang untuk berkonsultasi peta atau mencoba untuk
membaca buku sambil seorang penumpang di mobil juga dapat membawa pada
56
penyakit gerakan. Mabuk adalah terbesar untuk gerak sinusoidal vertikal dalam
rentang frekuensi Hz dan 0,05-0,8 maksimal pada 0,167 Hz.
Penyebab
Hipotesis yang paling umum untuk penyebab penyakit gerakan adalah bahwa ia
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap neurotoksin. Para postrema
daerah di otak yang bertanggung jawab untuk merangsang muntah saat racun
terdeteksi, dan untuk menyelesaikan konflik antara visi dan keseimbangan. Ketika
merasa gerak tetapi tidak melihat itu (misalnya, dalam sebuah kapal tanpa
jendela), telinga bagian dalam mengirimkan ke otak bahwa itu indra gerak, tapi
mata memberitahu otak bahwa semuanya masih. Sebagai hasil dari kejanggalan
tersebut, otak akan sampai pada kesimpulan bahwa salah satu dari mereka
berhalusinasi dan selanjutnya menyimpulkan bahwa halusinasi adalah karena
menelan racun. Otak merespon dengan muntah merangsang, untuk membersihkan
toksin seharusnya.
Jenis
Mabuk dapat dibagi menjadi tiga kategori:
Gerak penyakit yang disebabkan oleh gerakan yang dirasakan tetapi tidak
terlihat
Mabuk kendaraan disebabkan oleh gerakan yang terlihat tapi tidak merasa
Mabuk kendaraan disebabkan ketika kedua sistem mendeteksi gerakan,
tetapi mereka tidak sesuai.
57
perjalanan. Mobil penyakit hasil dari konflik sensorik yang timbul di otak dari
input sensorik yang berbeda. Sebagian besar mata melihat bagian dalam mobil
yang bergerak sedangkan sistem vestibular dari gerak indera telinga bagian dalam
sebagai kendaraan berjalan sekitar sudut atau di atas bukit dan bahkan gundukan
kecil. Oleh karena itu efeknya terburuk ketika melihat ke bawah, tetapi dapat
dikurangi dengan melihat luar kendaraan.
Mabuk udara
Mabuk udara adalah sensasi yang disebabkan oleh perjalanan udara. Ini adalah
bentuk khusus dari mabuk dan dianggap sebagai respon normal pada orang sehat.
Mabuk udara terjadi ketika sistem saraf pusat menerima pesan yang bertentangan
dari tubuh (termasuk mata telinga bagian dalam, dan otot) yang mempengaruhi
keseimbangan dan kesetimbangan. Ini adalah dasarnya sama dengan carsickness
tetapi terjadi di pesawat terbang. Namun, beberapa perbedaan yang signifikan
adalah bahwa pesawat mungkin bank dan kemiringan tajam dan karena ukuran
jendela kecil, penumpang cenderung hanya melihat interior pesawat stasioner.
Faktor lain adalah bahwa saat dalam penerbangan, ada sedikit yang bisa dilihat di
luar jendela yang akan menunjukkan gerakan ke sistem visual.
Mabuk laut
Mabuk laut adalah bentuk penyakit gerakan ditandai oleh perasaan mual dan,
dalam kasus yang ekstrim, vertigo dialami setelah menghabiskan waktu di
kerajinan di atas air. Hal ini, sekali lagi, pada dasarnya sama dengan carsickness,
meskipun gerak sebuah perahu cenderung lebih konstan. Hal ini biasanya
disebabkan oleh gerakan goyang dari kerajinan atau gerakan saat direndam dalam
air. Dengan mabuk udara, bisa sulit untuk visual mendeteksi gerakan bahkan jika
kita melihat di luar perahu karena air tidak menawarkan titik tetap yang dapat
digunakan untuk menilai visual gerak. Beberapa pengalaman orang mabuk
perjalanan namun mereka tidak mengalami mabuk laut. Juga cenderung menjadi
lebih buruk ketika itu berkabut.
58
Sentrifugal
Perangkat berputar seperti sentrifus digunakan dalam pelatihan astronot dan
wahana taman hiburan seperti Rotor dan Gravitron dapat menyebabkan penyakit
gerakan pada banyak orang. Sementara interior centrifuge tidak muncul untuk
bergerak, satu akan mengalami rasa gerakan. Selain itu, gaya sentrifugal dapat
menyebabkan sistem vestibular memberikan satu arti bahwa ke bawah dalam arah
menjauh dari pusat centrifuge daripada arah ke bawah benar.
Karena berputar Pusing
Ketika satu berputar dan berhenti tiba-tiba, cairan di telinga bagian dalam terus
memutar menyebabkan rasa terus berputar, sementara sistem visual seseorang
tidak lagi mendeteksi gerakan.
Gerak yang terlihat tapi tidak merasa
Dalam kasus ini, gerakan terdeteksi oleh sistem visual dan karenanya gerakan
yang dilihat, tapi tidak ada gerakan atau gerak sedikit yang dirasakan oleh sistem
vestibular. Motion sickness yang timbul dari situasi tersebut telah disebut sebagai
Penyakit Gerak visual Terimbas (VIMS).
Gerak karena film dan video lainnya sakit
Jenis penyakit ini sangat lazim ketika orang yang rentan yang menonton film di
layar besar seperti Imax tetapi juga dapat terjadi di bioskop format yang biasa atau
bahkan saat menonton TV. Demi kebaruan, teater Imax dan lainnya jenis
panorama yang dramatis sering menunjukkan gerakan seperti terbang di atas
lanskap atau mengendarai roller coaster. Ada cara yang sedikit untuk mencegah
jenis penyakit gerakan kecuali untuk menutup mata seseorang selama adegan
tersebut atau untuk menghindari film tersebut.
Di bioskop Format biasa, contoh dari sebuah film yang menyebabkan mabuk pada
orang banyak adalah The Blair Witch Project. Teater pelanggan diperingatkan efek
yang mungkin memuakkan, memperingatkan wanita hamil pada khususnya.
59
Dalam hal ini, camcorder digunakan untuk film film. Sebagai kamera adalah
tangan memegang, kamera menjadi sasaran gerak jauh lebih banyak daripada ratarata kamera film.
Rumah film, seringkali difilmkan dengan kamera genggam, juga cenderung
menyebabkan penyakit gerak pada mereka yang melihatnya. Kamera-orang jarang
pemberitahuan ini selama syuting sejak / nya rasa nya gerak sesuai dengan gerak
yang terlihat melalui jendela bidik kamera. Mereka yang melihat film sesudahnya
hanya melihat gerakan, yang mungkin cukup besar, tanpa rasa gerakan.
Menggunakan fungsi zoom tampaknya berkontribusi mabuk serta zoom tidak
fungsi normal dari mata. Penggunaan tripod atau camcorder dengan teknologi
stabilisasi gambar saat syuting dapat meminimalkan efek ini.
Simulasi penyakit
Simulasi penyakit, atau penyakit simulator, adalah suatu kondisi dimana
seseorang menunjukkan gejala yang mirip dengan mabuk yang disebabkan oleh
bermain komputer / simulasi / video game.
Teori yang paling umum penyebab penyakit simulasi adalah bahwa ilusi gerak
yang diciptakan oleh dunia maya, dikombinasikan dengan tidak adanya gerakan
terdeteksi oleh telinga dalam, menyebabkan postrema daerah dalam otak manusia
untuk
menyimpulkan
bahwa
seseorang
berhalusinasi
dan
selanjutnya
60
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh US Army Research Institut untuk Ilmu
Perilaku dan Sosial dalam laporan yang diterbitkan Mei 1995 berjudul "Laporan
Teknis 1027 - Penyakit Simulator di Lingkungan Virtual", dari 742 eksposur 11
pilot dari simulator penerbangan militer, "kira-kira setengah dari pilot (334)
melaporkan pasca-efek dari beberapa jenis: 250 (34%) melaporkan bahwa gejala
hilang dalam waktu kurang dari 1 jam, 44 (6%) melaporkan bahwa gejala
berlangsung lebih dari 4 jam, dan 28 (4%) melaporkan bahwa gejala berlangsung
lebih lama dari 6 jam. Ada juga 4 (1%) melaporkan kasus kilas balik spontan
terjadi .
Fenomena ini dikenal dalam budaya populer sebelum itu dikenal sebagai penyakit
simulasi. Dalam film komedi 1983 Joystick, manajer arcade video lokal
mengatakan, "Alasan mengapa saya tidak pernah memainkan permainan ini, juga,
mereka membuat saya secara fisik sakit Maksudku,. Setiap kali saya melihat di
salah satu layar, mereka membuat saya pusing. "
Gerak karena sakit Virtual Reality
Mabuk karena virtual reality sangat mirip dengan penyakit simulasi dan mabuk
karena film. Dalam virtual reality, Namun, efeknya dibuat lebih akut sebagai
semua titik referensi eksternal diblokir dari visi, gambar simulasi 3-dimensi dan
dalam beberapa kasus suara stereo yang juga dapat memberikan rasa gerak.
Simulator dunia yang paling maju, NADS-1, yang terletak di Driving Simulator
Lanjutan Nasional yang mampu secara akurat merangsang sistem vestibular
dengan bidang 360 derajat horizontal dan 16 derajat pandangan dasar kebebasan
gerak. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan gerakan rotasi di lingkungan
sekitarnya virtual dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam mual
dan gejala lain dari penyakit gerakan.
Gerakan yang dilihat dan dirasakan tapi tidak sesuai
61
Efek Coriolis
Ketika bergerak dalam kerangka acuan yang berputar seperti di centrifuge atau
lingkungan di mana gravitasi adalah simulasi dengan gaya sentrifugal, efek
Coriolis menyebabkan rasa gerak dalam sistem vestibular yang tidak cocok
dengan gerakan yang terlihat.
Kadang-kadang ketika mengendarai kendaraan untuk waktu yang lama di jalan
buruk dipertahankan pada kecepatan yang sangat lambat (10-20 km / jam) dua
indra gagal untuk berkorespondensi. Karena kualitas jalan yang buruk kendaraan
akan brengsek terlalu banyak memberikan rasa gerak parah pada telinga bagian
dalam. Namun karena kecepatan lambat mata tidak rasa gerak jumlah yang
proporsional.
Pengobatan
Banyak obat dan preventatives untuk mabuk telah diusulkan.
Aktivitas
Salah satu saran yang umum adalah untuk hanya melihat keluar dari jendela
kendaraan bergerak dan untuk menatap ke arah cakrawala di arah perjalanan. Hal
ini membantu untuk kembali mengarahkan perasaan batin keseimbangan dengan
memberikan penegasan kembali visual gerak.
Di malam hari, atau di sebuah kapal tanpa jendela, akan sangat membantu untuk
hanya menutup mata, atau jika mungkin, tidur siang. Ini menyelesaikan konflik
input antara mata dan telinga dalam. Tidur siang juga membantu mencegah efek
psikogenik (yaitu efek dari penyakit yang diperbesar dengan berpikir tentang hal
itu).
62
Sebuah metode sederhana untuk meredakan mabuk perjalanan umum dan ringan
adalah mengunyah [kutipan diperlukan]. Mengunyah permen karet memiliki
efektifitas luar biasa untuk mengurangi penyakit mobil di terpengaruh mereka.
Permen karet, bagaimanapun, adalah bukan satu-satunya satu mungkin
mengunyah untuk meringankan efek ringan dari penyakit mobil, mengemil
permen atau hanya mengunyah secara umum tampaknya mengurangi efek buruk
dari konflik antara visi dan keseimbangan.
Segar, udara dingin juga dapat meredakan mabuk sedikit, meskipun kemungkinan
ini berhubungan untuk menghindari bau busuk yang dapat memperburuk mual.
Obat
Over-the-counter
dan
resep
obat
yang
tersedia,
seperti
Dramamine
63
64
TRAUMA TELINGA
Trauma Telinga Luar
Laserasi
Sering mengorek2 telinga dengan jari atau suatu jepit rambut atau klip
kertas
Hematoma
65
Perawatan :
Fraktur temporal :
dan
terjadi
gangguan
pendengaran
yang
konduktif.
66
67
rambut luar di bagian basal koklea sangat besar pengaruhnya dalam penurunan
ambang pendengaran pada usia lanjut.
TULI KONDUKTIF PADA GERIATRI
Pada telinga luar dan telinga tengah proses degeneratif dapat menyababkan
kelainan berupa;
1. Berkurangnya elastisitas dan bertambah besarnya ukuran pinna daun
2.
3.
4.
5.
telinga
Atrofi dan bertambah kakunya liang telinga
Penumpukan serumen
Membran timpani bertambah tebal dan kaku
Kekauan sendi tulang-tulang pendengaran
Kelenjar-kelenjar serumen mengalami atrofi, sehingga produksi kelenjar
69
Klasifikasi
No.
1.
2.
3.
4.
Jenis
Sensorik
Patologi
Lesi terbatas pada koklea. Atrofi organ Corti, jumlah sel-sel
Neural
Metabolik
(Strial
presbycusis)
Mekanik
berkurang.
Terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis.
(Cochlear
Schuknecht
dkk
70
Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih
mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.
Pada tahap lanjut terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.
Pemeriksaan
audiometrik
tutur
menunjukkan
adanya
gangguan
71
72
Pemeriksaan
1. Free Field Test
Di dalam ruang tenang, menggunakan sumber suara seperti baby reactometer,
Neometer, Viena tone, ataupun yang lainnya.
Kemudian dinilai kemampuan anak dalam memberi respon terhadap sumber
bunyi.
2. Behavioral Observation
Respon terhadap sumber bunyi berupa perubahan sikap atau reflex. Kalau tidak
berhasil dilakukan sekali lagi dan jika tidak berhasil, pemeriksaan ketiga
dilakukan 1 minggu setelahnya. Kemudian jika respon tidak ada maka
dilakukan pemeriksaan audiologik lanjutan yang lebih lengkap
3. Conditioned Test
Anak dilatih dulu sebelumnya kemudian dilakukan pemeriksaan memakai
audiometri.
4. Audiometri Nada Murni
Dilakukan pada anak dengan usia > 4 tahun. Menggunakan nada murni.
5. B.E.R.A (Brain Evoked Response Audiometry)
Rehabilitasi
Dilakukan secepat mungkin dimana masa proses belajar mendengar dan berbicara
sekitar 2-3 tahun.
Dapat memakai alat bantu dengar.
Implan koklea
Implan koklea
Suatu
perangkat
elektronik
yang
berfungsi
memperbaiki
kemampuan
pendengaran.
Indikasi : tuli sara berat bilateral atau tuli total bilateral
Terdapat komponen dalam dan komponen luar.
1. Komponen luar : mikrofon, speech processor, kabel penghubung mikrofon
dengan speech processor, dan transmitter
2. Komponen dalam : receiver dan multi chanel electrode
73
74
DEFINISI
kerusakan karena efek toksik obat di telinga dalam, kokleal, dan atau
vestibuler.
ETIOLOGI
Agen-Agen Ototoksik
Antibiotik
Aminoglikosida
Streptomisin
Dihidrostreptomisin
Neomisin
Gentamisin
Diuretik
Furosemid
As. Etakrinat
Bumetamid
Manitol
Salisilat
Kinin
klorokuin
Antineoplastik
bleomisin
nitrogen mustard
cis-platinum
Lain-lain
75
pentobarbital
heksadin
mandelamin
praktolol
Zat kimia
karbon monoksida
minak chenopodium
nikotin
alcohol
kalium bromat
Logam Berat
Air raksa
Emas
Timbale
arsen
keseimbangan,
penimbunan obat di
pendengaran,
diikuti
oleh
kanamisin
dan
amikasin.
streptomisin
lebih
banyak
mempengaruhi
keseimbangan.
76
kesulitan
jika
berjalan
dalam
ruangan
yang
gelap.
Jika diberikan suntikan asam etakrinat dan furosemid kepada penderita gagal
ginjal yang juga menjalani pengobatan dengan antibiotik, akan terjadi tuli
permanen atau tuli sementara.
Aspirin dalam dosis yang sangat tinggi yang digunakan dalam jangka panjang
bisa menyebabkan tuli dan tinnitus (telinga berdenging), yang biasanya bersifat
sementara.
Kuinin bisa menyebabkan tuli permanen.
Jika terjadi perforasi gendang telinga, obat-obat yang bisa menyebabkan
kerusakan telinga tidak dioleskan/diteteskan langsung ke dalam telinga karena
bisa diserap ke dalam cairan di telinga dalam.
Antibiotik yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran tidak diberikan
kepada:
- wanita hamil
- usia lanjut
- orang yang sebelumnya telah menderita ketulian.
Kepekaan setiap orang terhadap obat-obat tersebut bervarisi, tetapi biasanya
ketulian bisa dihindari jika kadar obat dalam darah berada dalam kisaran yang
dianjurkan. Karena itu biasanya dilakukan pemantauan terhadap kadar obat dalam
darah. Jika memungkinkan, sebelum dan selama menjalani pengobatan dilakukan
tes pendengaran.
Biasanya tanda awal dari kerusakan adalah ketidakmampuan untuk mendengarkan
suara dengan nada tinggi.
77
78
TULI MENDADAK
Definisi
Tuli yang terjadi secara tiba-tiba.
Jenis ketulian sensorineural.
Penurunan pendengaran sensorineural 30dB atau lebih, paling sedikit tiga
frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometric dan berlangsung kurang
dari 3 hari.
Etiologi
Iskemia koklea
Infeksi virus
Trauma kepala
Autoimun
Obat ototoksin
Penyakit Meniere
Neuroma akustik
Gejala
79
Diagnosis
Anamnesis
Bagaimana proses terjadinya tuli, gejala yang menyertai serta factor predisposisi.
Audiologi
Tes penala: rinne positif, weber lateralisasi ke telinga yang sehat, Schwabach
memendek. (tuli sensorineural)
Untuk
Laboratorium
memeriksa
kemungkinana
infeksi
virus,
bakteri,
hiperlipidemia,
Penatalaksanaan
Prednisone (kortikosteroid)
Psikoterapi
80
81
Salah satu bising industri yang dianggap perlu untuk diteliti adalah bising
pesawat terbang. Penelitian mengenai pengaruh bising pesawat terbang terhadap
kemampuan pendengaran pekerja telah banyak dilakukan. Diantarannya yaitu
penelitian yang dilakukan di London Inggris dimana peneliti membandingkan
antara subjek dengan tingkat kebisingan pesawat terbang yang tinggi dengan
tingkat kebisingan pesawat terbang yang rendah. Hasilnya adalah didapat kejadian
gangguan pendengaran lebih tinggi pada subjek dengan tingkat kebisingan
pesawat terbang yang tinggi. Penelitian lainnya juga menunjukkan hal yang sama,
dimana pada pekerja bandara laki-laki di Korea menunjukkan perbedaan yang
significant pada kejadian hilangnya pendengaran (lebih dari 25 dB) antara subjek
yang terpapar bising dengan yang tidak terpapar bising pesawat terbang (p< 0.5).
Hampir 60,8 % dari pekerja yang terpapar bising tersebut tercatat sebagai
pengguna HPDs (Hearing Protective Devices).
Mengingat besarnya masalah tersebut dan pentingnya kesehatan indera
pendengaran sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatkan mutu sumber
daya manusia, maka diperlukan adanya perhatian yang lebih terhadap masalah
kesehatan indera pendengaran khususnya tuli akibat pemajanan bising
(TAB/NIHL).
BISING
Definisi
Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang
menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Kebisingan yaitu
bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alatalat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran.
83
Tingkat kebisingan
(dB)
55
70
65
50
70
60
70
70
55
55
55
85
Secara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise induced
hearing loss ) adalah bersifat sensorineural, hampir selalu bilateral, jarang
menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss ).
Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbulkan
reaksi adaptasi, peningkatan ambang dengar sementara (temporary threshold shift)
dan peningkatan ambang dengar menetap ( permanent threshold shift). Reaksi
adaptasi merupakan respons kelelahan akibat rangsangan oleh bunyi dengan
intensitas 70 dB SPL atau kurang, keadaan ini merupakan fenomena fisiologis
pada saraf telinga yang terpajan bising. Peningkatan ambang dengar sementara,
merupakan keadaan terdapatnya peningkatan ambang dengar akibat pajanan
bising dengan intensitas yang cukup tinggi. Pemulihan dapat terjadi dalam
beberapa menit atau jam. Jarang terjadi pemulihan dalam satuan hari. Peningkatan
ambang dengar menetap, merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan ambang
dengar menetap akibat pajanan bising dengan intensitas sangat tinggi (explosif)
atau berlangsung lama yang menyebabkan kerusakan pada berbagai struktur
koklea, antara lain kerusakan organ Corti, sel-sel rambut, stria vaskularis, dan
lainnya.(7,8)
Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB. Apabila paparan bising
dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan,
kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000
Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000 Hz, dengan
paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000 dan 6000 Hz
akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 15 tahun.
Selain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan
juga mempunyai pengaruh non auditory seperti pengaruh terhadap komunikasi
wicara, gangguan konsentrasi, gangguan tidur sampai memicu stress akibat
gangguan pendengaran yang terjadi.
Diagnosis
Gangguan pendengaran yang terjadi akibat bising ini berupa tuli saraf
koklea dan biasanya mengenai kedua telinga. Pada anamnesis biasanya mula-mula
pekerja mengalami kesulitan berbicara di lingkungan yang bising, jika berbicara
86
bila
gangguan
pendengaran
sudah
mengakibatkan
kesulitan
dilakukan
psikoterapiagar
dapat
menerima
keadaannya.
Latihan
total
87
88
Grafiknya terdiri atas skala desibel. Suara dipresentasikan dengan earphone (air
conduction) dan skull vibrator (Bone conduction). Bila terjadi air bone gap maka
diindikasikan adanya CHL (Conduction hearing Loss). Turunnya nilai ambang
pendengaran oleh bone conduction menggambarkan SNHL (Sensorineural
Hearing Loss).
Pada pemeriksaan audiometri, pasien menggunakan headphone sesuai
dengan telinga yang diperiksa (warna merah untuk telinga kanan dan biru untuk
telinga kiri). Pemeriksaan dimulai pada frekwensi 1000 Hz, selanjutnya 2000 Hz,
4000 Hz & 8000 Hz. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan pada 1000Hz dan
menurun (500 Hz, 250 Hz, 125 Hz). Pada masing-masing frekuensi pemeriksaan
ambang dengar dimulai dengan intensitas diatas perkiraan ambang dengarnya,
selanjutnya diturunkan sampai pasien tidak mendengar stimulus bunyinya (tidak
menunjuk jari). Ambang dengar pasien adalah intensitas terkecil yang dapat
didengar oleh pasien. Pemeriksaan audiometri dilakukan pada ruangan kedap
suara atau jika tidak ada dapat digunakan ruangan yang sunyi.
Prognosis
Tuli akibat terpapar bising adalah tuli sensorineural koklea yang sifatnya
menetap, dan tidak dapat diobati dengan obat maupun pembedahan. Penggunaan
alat bantu dengar hanya sedikit manfaatnya bagi pasien, bahkan alat tersebut
hanya memberikan rangsangan vibrotaktil dan bukannya perbaikan diskriminasi
bicara pada pasien tersebut. Untuk sebagian pasien dianjurkan pemakaian implan
koklearis. Implan koklearis dirancang untuk pasien-pasien dengan tuli
sensorineural.
89
DAFTAR PUSTAKA
Adams L, George dkk. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC
Ganong WF. 1983. Fisiologi Kedokteran (Review of Medical Physiology) Edisi
10. Jakarta: EGC
Soetirto, I.,Hendarmin, H., Bashiruddin, J., 2007. Gangguan Pendengaran dan
Kelainan Telinga dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi VI. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
90