Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

Oleh :
ABDUL FAHMA FIRMANA
I11109026

SMF NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

BAB 1
PENDAHULUAN

Banyak orang pernah menderita akibat mengalami nyeri pada leher, bahu, dan lengan.
Nyeri tumpul maupun tajam yang bersifat menjalar dari leher hingga ke lengan dan jari, dan
kadang juga disertai dengan rasa tebal dan kesemutan. Bahkan pada beberapa kasus dapat
terjadi gangguan motorik ekstremitas bawah. Gejala-gejala tersebut sering disebut dengan
nyeri radix cervikal (Radicular Cervical Pain) yang paling sering disebabkan oleh herniasi
diskus intervertebralis cervikalis sehingga menekan radix (akar saraf) pada cervikal dan
menyebabkan nyeri pada daerah yang dipersarafi radix tersebut. Keadaan ini disebut sebagai
HNP Cervikalis (Hernia Nukleus Pulposus Cervikalis). 1,2
HNP cervikalis dapat terjadi akibat proses degeneratif maupun trauma yang mencederai
vertebra cervikalis. Proses degeneratif dan trauma ini menyebabkan perubahan pada struktur
diskus intervertebralis yang terletak diantara masing-masing badan (corpus) vertebra
cervikalis, sehingga fungsinya sebagai penahan tekanan (shock absorbers) terganggu dan
menyebabkan substansi diskus keluar (herniasi) hingga menekan radix saraf bahkan medula
spinalis dan menyebabkan gejala-gejala tersebut.1,2,3
HNP secara umum dapat terjadi pada semua columna vertebralis, dari cervikal hingga
lumbal. HNP cervikalis merupakan HNP tersering kedua setelah kasus HNP lumbalis. Sekitar
51% dari orang dewasa pernah mengalami periode nyeri pada leher dan lengan sepanjang
hidupnya. 25% diantaranya terdapat gambaran herniasi diskus pada hasil MRI (Magnetic
Resonance Imaging) yang terjadi pada kelompok usia kurang dari 40 tahun, dan 60%
diantaranya terjadi pada kelompok usia lebih dari 60%. Di Indonesia angka kejadian HNP
cervikalis sekitar 5-10% dari seluruh populasi penderita HNP. Sekitar 60% diantaranya terjadi
pada kelompok usia lebih dari 30-40 tahun.4,5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus intervertabralis
dengan protrusi dari nukleus ke dalam kanalis spinalis mengakibatkan penekanan
pada radiks saraf. HNP adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal
akibat dari herniasi dan nucleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau
lateral (Long, 1996). Herniasi Nukleus Pulposus terjadi ketika nukleus
pulposus (substansi seperti gel) keluar melalui annulus fibrosus (struktur seperti
bantalan) dari diskus intervertebralis (absorber shock spinal)3

2.2 Epidemiologi
Kejadian HNP cervikalis merupakan kejadian HNP terbanyak kedua setelah
HNP lumbalis, yaitu sekitar 5-10% dari populasi penderita HNP di Indonesia.
Secara umum kejadian HNP bertambah seiring dengan pertambahan usia, namun
pada HNP cervikalis sekitar 60% penderita berada pada kelompok usia 30-40
tahun. Lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan yaitu sekitar 2:1. 4-6

2.3 Anatomi Vertebra Cervikalis


Tulang belakang manusia (vertebra) merupakan salah satu struktur penopang
tubuh yang tersusun dari 33 ruas vertebra, yaitu: 7 ruas vertebra cervikalis, 12
ruas vertebra thorakalis, 5 ruas vertebra lumbalis, 5 ruas vertebra sakralis, dan 4
ruas coccigeus yang saling menyatu.7

Sumber: www.MedlinePlusMedicalEncyclopedia.com

Gambar 2.1 Vertebra

Vertebra cervikalis merupakan penyusun vertebra yang berada tepat di bawah


tulang tengkorak (Skull), yang terdiri dari 7 ruas, yaitu cervikalis-1 (C1) hingga
cervikalis-7 (C7), yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.8

Sumber: www.wikipedia.com

Gambar 2.2 Letak dan Posisi Vertebra Cervikalis

Secara umum seperti struktur vertebra yang lain, vertebra cervikalis juga
tersusun dari struktur yang berupa tulang (bone) dan jaringan lunak (soft tissues).
Struktur yang berupa tulang termasuk diantaranya adalah bagian corpus dan
processus-processus. Sedangkan jaringan lunak berupa diskus intervertebralis,
ligamen-ligamen, dan persendian.9

Sumber: www.e-anatomy.com

Gambar 2.3 Vertebra Cervikalis

Tulang vertebra ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior columna vertebralis terdiri dari corpus vertebra
yang dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut diskus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
ligamentum longitudinalis posterior. Diskus invertebralis menyusun seperempat
panjang columna vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan
lumbal, tempat dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi
sebagai bantalan sendi dan shock absorber agar columna vertebralis tidak cedera
bila terjadi trauma.5
Diskus intervertebralis terdiri dari lempeng rawan hyalin (Hyalin Cartilage
Plate), nukleus pulposus (gel), dan annulus fibrosus. Sifat setengah cair dari
nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebra dapat
mengjungkit ke depan dan ke belakang di atas yang lain, seperti pada flexi dan
ekstensi columna vertebralis. Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun

nukleus pulposusnya adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Stabilitas vertebra
tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus intervertebralis serta dua
jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot (aktif).5

Sumber: www.google.com

Gambar 2.4 Diskus Intervertebralis (terdiri dari Anulus Fibrosus dan Nucleus Pulposus)

Sumber: www.google.com

Gambar 2.5 Ligamentum Penyokong Vertebra

Vertebra Cervikalis I (V.C1)


Vertebra cervikalis I disebut juga dengan tulang atlas. Terletak tepat di bawah
tulang tengkorak. Ciri khas pada tulang ini adalah tidak memiliki corpus, sehingga
hanya berupa arcus anterior dan posterior. Pada masing-masing arcus anterior
terdapat fovea articularis superior yang berhubngan dengan condilus occipitalis.
Sedangkan yang berhubungan dengan vertebra cervikalis II adalah facies
artikularis posterior atau disebut juga fovea dentis. Pada medio sagital terdapat
tuberculum anterior dan posterior. Dan memiliki foramen vertebralis yang
besar.5,10

Sumber: www.google.com

Gambar 2.6 Vertebra Cervikalis I (Atlas), Dilihat dari Kranial (kiri) dan Kaudal (kanan)

Vertebra Cervikalis II (V. C2)


Vertebra cervikalis II disebut juga tulang axis yang ditandai oleh adanya
epistropheus. Ciri khas lain pada cervikalis II ini adalah adanya dens atau
processus odontoid. Memiliki corpus vertebra yang kecil, apex dentis yang
disertai facies articularis anterior dan facies articularis posterior. Facies articularis
lateralis berhubungan dengan facies articularis inferior tulang atlas. Serta
processus spinosus yang tidak selalu bercabang dua.5,10

Sumber: www.google.com

Gambar 2.7 Vertebra Cervikalis II (Axis) Dilihat dari Ventral (kiri) dan Dorsal
(kanan)

Sumber: www.google.com

Gambar 2.8 Atlas dan Axis pada Potongan Sagital

Vertebra Cervikalis III-VI (V. C3-C6)


Vertebra cervikalis III-VI memiliki komponen dan bentuk yang sama, yaitu
masing-masing memiliki Corpus vertebrae arcus vertebrae yang terdiri dari
pedicle dan lamina, processus articularis superior yang menghadap ke posterior,
processus articularis inferior yang menghadap ke anterior, incisura vertebralis
superior dan inferior, processus spinosus yang bercabang dua, sepasang processus
transversus pada sisi lateral, serta foramen vertebralis.10

Sumber: www.google.com

Gambar 2.9 Vertebra Cervikalis III-VI

Vertebra Cervikalis VII (V. C7)


Merupakan ruas terakhir dari vertebra cervikalis. Secara umum komponen
dan bentuknya sama dengan C3-C6, hanya ciri khas pada ruas ini adalah
processus spinosusnya panjang (prominent).10,11

Sumber: www.googe.com

Gambar 2.10 Vertebra Cervikalis VII

2.4 Etiologi dan Faktor Predisposisi


Hal yang dapat menyebabkan HNP cervikalis adalah:
Trauma
Biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Trauma pada vertebra
cervikal dapat terjadi akibat adanya gerakan tiba-tiba pada daerah leher,
misalnya whiplash injury.12

Proses Degeneratif
Terjadi pada kelompok usia yang lebih tua. Proses degeneratif menyebabkan
perubahan komponen penyusun diskus intervertebralis menjadi lebih tidak
elastis atau kaku sehingga apabila mendapatkan beban yang berlebihan atau
tiba-tiba menyebabkan isi diskus keluar atau scara langsung menyebabkan
trauma pada vertebra cerikalis.13
Faktor risiko yang dapat menyebabkan HNP cervikalis diantaranya adalah:1,2,13
1. Genetik, individu dengan riwayat genetik kelainan vertebra (skoliosis,
spondilolistesis, dan ankylosing spondilitis) lebih mudah terjadi HNP.
2. Kebiasaan beraktivitas dengan posisi tubuh yang tidak tepat, misalnya
mengangkat beban berat dengan menopangkan pada kepala, dan lain-lain.
3. Pola hidup tidak sehat, misalnya merokok, alkohol, kurang gizi, kurang olah
raga, yang akan berakibat penurunan kualitas tubuh sehingga lebih mudah
terjadi kerusakan pada vertebra.
4. Vibrational Stress
5. Aging, kejadian HNP cervikalis meningkat seiring dengan peningkatan usia.

2.5 Patogenesis
HNP cervikalis terjadi akibat keluarnya komponen nukleus pulposus dari
diskus intervertebralis cervikalis yang menekan radix saraf atau medula spinalis
sehingga menimbulkan iritasi pada saraf yang tertekan tersebut.1-4,12,13
Herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi akibat perubahan penyusun
komponen-komponen diskus intervertebralis, atau trauma. Diskus intervertebralis
terdiri dari nukleus pulposus yang tersusun dari komonel gel dan anulus fibrosus

10

dengan kolagen sebagai penyusunnya. Pada proses degeneratif komponen gel


nukleus pulposus dan kolagen dari anulus fibrosus lambat laun akan berkurang
sehingga diskus intervertebralis yang seharusnya elastis dan befungsi sebagai
bantalan atau shock absorber menjadi kaku.1-4,12,13
Pada keadaan normal, apabila tubuh menerima beban, oleh gel nukleus
pulposus diskus intervertebralis beban tersebut akan disebarkan ke segala arah
sehingga vertebra dan tubuh tetap pada posisi seimbang dan tidak terjadi prolaps
atau keluarnya nukleus pulposus dari diskus. Namun pada keadaan degeneratif,
kondisi nukleus pulposus yang tidak lagi berupa gel tidak dapat menyebarkan
beban ke segala arah, namun hanya arah tertentu saja, sehingga nukleus pulposus
akan menonjol ke arah tertentu saja, dan pada kondisi yang berat dapat sampai
menembus anulus fibrosus dan menimbulkan penekanan pada radix maupun
medula spinalis.12,13
Pada kasus trauma, beban atau gerakan yang tiba-tiba akan menimbulkan efek
kejut bagi diskus intervertebralis, sehingga beban tidak dapat diterima secara
imbang dan tidak dapat disebarkan ke segala arah, atau trauma tersebut secara
lagsung merusak anulus fibrosus sehingga dapat menyebabkan keluarnya nukleus
pulposus.13

Sumber: www.aafp.org

11

Gambar 2.11 Mekanisme Terjadinya HNP

Sumber: www.neckpainsupport.com

Gambar 2.12 HNP Cervikalis pada Trauma (trauma menyebabkan kerusakan pada
anulus fibrosus sehingga nuleus pulposus keluar)
2.6 Derajat dan Tipe
Sesuai dengan anatominya, radix saraf cervikalis akan keluar melalui
foramina intervertebralis yang terletak lateral dari kolumna vertebra, dan medula
spinalis terletak pada kanalis vertebralis yang terletak di sebelah posterior dari
kolumna vertebralis. Karena pada sebelah posterior terdapat ligamen longitudinal
posterior yang tebal, herniasi dari diskus intervertebralis paling sering terjadi ke
arah postero-lateral dan menekan radix saraf, sehingga gajala yang ditimbulkan
bersifat radikuler unilateral.6

12

Sumber: www.google.com

Gambar 2.13 HNP Menekan Radix Saraf dan Menimbulkan Iritasi pada Radix

Sumber: www.google.com

Gambar 2.14 HNP Cervikalis Menekan Medula Spinalis

Derajat HNP:1,2,4,14
Disc Degeneration, terjadi perubahan komposisi anulus pulposus sehingga
apabila ada beban nukleus pulposus menonjol ke salah satu sisi dengan anulus
fibrosus masih intak, dan belum terjadi herniasi.
Prolapse atau Bulging Disc atau Protrution Disc, terjadi penonjolan nukleus
pulposus dan anulus fibrosus, anulus fibrosus dan ligamen longitudinal

13

posterior masih utuh, sudah terjadi herniasi dan mulai terjadi penekanan pada
radix atau medula spinalis.
Extrusion, terjadi ruptur anulus fibrosus, sehingga gel nukleus pulposus
keluar dari diskus intervertebralis, tetapi ligamen longitudinal posterior masih
intak.
Sequestration atau Sequestered Disc, telah terjadi ruptur ligamen
longitudinal posterior, sehingga gel nukleus pulposus keluar melewati celah
ligamen menuju ke kanalis spinalis.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.15 Derajat HNP

Sumber: www.google.com

Gambar 2.15 Derajat HNP (a. Normal; b. Degeneration; c. Prolapse atau Bulging;
d. Extrusion; e&f. Sequestered)
2.7 Manifestasi Klinik
HNP cervikalis paling sering terjadi pada segmen vertebra C5-C6, C6-C7,
dan C4-C5. Hal ini terjadi karena pada vertebra tersebut (C5-C6 dan C6-C7)

14

merupakan daerah yang paling banyak menerima beban diantara vertebra cervikal
yang lain dan yang paling banyak mengalami pergerakan. Apabila terjadi herniasi
pada C5-C6 maka radix yang tertekan adalah radix C6, sedangkan apabila terjadi
herniasi pada C6-C7, efek yang terjadi adalah gangguan pada radix C7, dan
seterusnya. 4,6
Pada umumnya herniasi terjadi pada salah satu sisi (unilateral). Gejala-gejala
yang dapat timbul pada HNP cervikalis diantaranya adalah nyeri yang dapat
bersifat tajam maupun tumpul pada leher atau daerah bahu, yang dapat memberat
dengan suatu gerakan atau perpindahan posisi leher. Terjadi cervical
radiculopathy, yaitu nyeri yang menjalar dari legan hingga jari-jari tangan. Rasa
tebal, kesemutan, hingga kelemahan dari bahu hingga jari-jari tangan. Namun
dapat juga herniasi terjadi dan menekan medula spinalis sehingga terjadi
gangguan bilateral, gangguang dapat berupa nyeri dan kelemahan pada kedua
tangan dan kaki (tetraplegi).4
Beberapa gejala yang dapat muncul pada HNP cervikalis adalah sesuai
dengan radix yang terkena, yaitu:4
C4-C5 (gangguan pada radix C5), terjadi kelemahan pada muskulus
deltoideus dan nyeri pada bahu
C5-C6 (gangguan pada radix C6), terjadi kelemahan pada muskulus biseps
dan wrist ekstensor, nyeri yang disertai rasa tebal dan kesemutan pada ibu jari
tangan
C6-C7 (gangguan pada radix C7), terjadi kelemahan pada muskulus triceps
dan ekstensor jari-jari tangan, nyeri menjalar yang disertai rasa tebal dan
kesemutan dari muskulus triseps hingga jari tengah

15

Sumber: www.google.com

Gambar 2.16 Persarafan Radix Cervikalis


2.8 Diagnosis
Anamnesis
Menanyakan kepada pasien tentang gejala yang muncul dan mencari faktor

16

risiko maupun penyebab yang mungkin. Seperti bagaimana sifat gejala yang
muncul, hal-hal yang memperberat dan memperingan gejala, hingga pengobatan
yang telah dilakukan. Ditanyakan juga tentang riwayat penyakit atau trauma
sebelumnya dan riwayat penyakit keluarga serta riwayat sosial dan kebiasaankebiasaan penderita.1
Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan neurologis
secara

obyektif

dan

untuk

menentukan

letak

herniasi

yang

terjadi.

Pemeriksaannya seperti memeriksa sistem motorik, sensorik, dan refleks-refleks


yang ada pada regio yang dipersarafi oleh radix cervikalis maupun medula
spinalis segmen vertebra cervikalis, sehingga dapat diketahui gejala tersebut
kemungkinan merupakan akibat dari adanya herniasi atau kelainan yang lain.1,2,15
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
antara lain:1,2,6,15-17
1.

X-Ray, posisi AP (anteroposterior), Lateral, dan Obliq. Pemeriksaan


penunjang awal yang dapat dilakukan untuk melihat adanya penyempitan
diskus intervertebralis dan foramina intervertebralis pada HNP. Selain itu juga
untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab yang lain misalnya tumor,
infeksi, spondilolistesis, fraktur, atau osteoarthritis.

2.

Computed Tomography Scan (CT Scan), dapat menunjukkan struktur tulang


dan soft tissue vertebra, namun masih belum dapat menunjukkan dengan jelas
proses herniasi.

17

Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com

Gambar 2.17 Gambaran HNP pada CT Scan


3.

Magnetic Resonance Imaging (MRI), merupakan gold standart pemeriksaan


untuk HNP. Karena dapat menunjukkan lebih jelas keadaan soft tissue
daripada CT Scan, sehingga gambaran herniasi diskus dapat terlihat jelas.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.18 Gambaran HNP pada MRI


4.

Myelography, merupakan suatu pemeriksaan X-ray dengan kontras yang


dapat menunjukkan adanya stuktur yang menekan radix dan medula spinalis
seperti HNP, tumor, ataupun spur.

Sumber: www.BuffaloNeurosurgeryGroup.com

Gambar 2.18 Gambaran HNP pada Myelography


2.9 Penatalaksanaan
Prinsip terapi pada kasus HNP adalah meredakan nyeri, mengembalikan
fungsi sarafnya, dan mencegah kekambuhan. Terapi berupa konservatif dan

18

pembedahan atau kombinasi keduanya. Pemilihan terapi dilakukan berdasarkan


gejala dan stadium HNP yang terjadi.17
Non-Surgical Treatment (Konsrvatif)1,2,4,6,,15,17-19
Non-Farmakologis, antara lain:
- Cervical collar/bracing
- Rehabilitasi fisik (traksi dan exercise)
- Bed Rest
- Ice and Heat Therapy
Farmakologis, antara lain:
- Antiinflamasi (NSID, steroid injeksi)
- Analgesik
- Muscle Relaxan

Surgical Treatment1,2,4,15-17

Discectomy (Anterior Cervical Discectomy and Fusion)/ACDF


Yaitu membuka dan membuang diskus intervertebralis yang terjadi herniasi
dari arah anterior cervikal, kemudian tempat yang kosong tersebut dapat
dilakukan bone grafting dan selanjutnya dilakukan platting untuk
menyatukan kedua segmen vertebra.

Sumber: www.ALeadigExpertinPediatricandAdultSpinalsurgery.com

19

Gambar 2.19 Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF)

Posterior Cervical Laminoforaminotomy


Yaitu dengan cara melakukan insisi pada bagian posterior cervikalis
(laminotomy) yang kemudian menuju ke foramina intervertebralis untuk
mengevkuasi diskus intervertebralis yang terjadi herniasi.

Sumber: www.wiki.com

Gambar 2.20 Posterior Cervical Laminoforaminotomy

2.10 Komplikasi
Komplikasi pada kasus HNP cervikalis dapat terjadi apabila tidak diterapi
dengan baik dan tuntas. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah
gangguang saraf permanen, nyeri kronik, paralisis, dan gangguan postur tubuh
yang permanen.6

20

2.11 Prognosis
Prognosis dari HNP cervikalis bergantung pada keadaan masing-masing
penderita, stadium yang terjadi, terapi yang dilakukan, serta faktor penyebab.
Semakin ringan stadium, dan dini serta tepat terapinya, prognosis semakin bagus
dan angka kekambuhan menurun. Begitu juga sebaliknya.6
2.12 Diagnosis Banding
Diagnosis banding HNP cervikalis diantaranya adalah:6

Spondilosis Cervikalis, yaitu penyakit yang menyerang usia pertengahan dan


usia lanjut, dimana diskus dan tulang belakang di leher mengalami
kemunduran (degenerasi).

Sumber: www.google.com

Gambar 2.21 Spondilosis Cervikal

Spondilolistesis, merupakan salah satu bentuk kelainan tulang belakang


(vertebra) dimana salah satu atau beberapa segmen vertebra berada lebig
anterior daripada segmen vertebra di bawahnya.

21

Sumber: www.google.com

Gambar 2.22 Spondilolistesis

Canal Stenosis, merupakan penyempitan kanalis spinalis (vertebra) yang


biasanya terjadi akibat proses degeneratif.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.23 Canal Stenosis

Abses atau Tumor, adanya massa yang berupa abses atau tumor pada daerah
sekitar

vertebra

cervikalis

yang

menekan

saraf

cervikal

sehingga

menimbulkan gejala mirip HNP cervikalis.

Discitis, adalah keradangan yang terjadi pada diskus intervertebralis yang


disebabkan oleh inokulasi hematogen atau post operasi spinal.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.24 Discitis

22

Osteomyelitis, adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan
struktur sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.

Sumber: www.google.com

Gambar 2.25 Osteomyelitis

2.12 Pencegahan
Terjadinya HNP cervikalis dapat dicegah dengan cara merubah faktor risiko
yang dapat dirubah, seperti pola hidup yang sehat, kebiasaan yang baik untuk
kesehatan tulang belakang, seperti tidak membebani kepala dengan beban berat,
dan menghindari trauma leher.1,2,17

BAB III
PENUTUP

1. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus intervertabralis


dengan protrusi dari nukleus ke dalam kanalis spinalis mengakibatkan
penekanan pada radiks saraf. Herniasi diskus servikalis terjadi ketika annulus
fibrosus robek, sehingga memungkinkan nukleus pulposus keluar. Terdapat

23

empat stage yaitu, protrusio diskus, prolapsus diskus, ekstrusio diskus, dan
sequestrasi diskus. Stage 1 dan 2 disebut sebagai inkomplit, sedangkan 3 dan
4 adalah herniasi komplit.
2. Gejala HNP cervical yaitu, radiculopathy, myelopathy, atau keduanya. HNP
cervical lebih sering terjadi pada usia 30-40 tahun, dan lebih banyak terjadi
pada pria daripada wanita.
3. Beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu dalam penegakan
diagnosis

yang

tepat

dan

akurat

seperti

laboratorium,

pencitraan,

elektrodiagnostik, serta somatosensory evoked potentials (SEP).


4. Penatalaksanaan HNP servikal terdiri dari tata laksana non-farmakologis
(rehabilitasi), farmakologis seperti NSAID, anti depresan, dan anti analgesik
opioid, serta operasi.
5. Pencegahan penyakit ini dengan modifikasi faktor risiko meliputi sikap tubuh
yang buruk dan gerak mekanis tubuh, otot leher yang lemah, merokok serta
obesitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Back Pain & Spine Physicians. 2012. Explaining Spinal Disorders: Cervical
Disc Herniation. Colorado Comprehensive Spine Institute. Colorado.
www.spine-institute.com
2. Sasso Rich C, MD; Traynelis Vincent, MD. 2012. Cervical Herniated Disc or
Rupture Disc: From Diagnosis to Treatments. www.spine-universe.com
3. Cervical Disc Herniation: Condition Treated. 2012. San Diego. www.spineinstitute.com

24

4. Umana Cindya Y, SPT. 2012. Cervical Disc Herniation. www.wiki.com


5. Nurekawati. 2011. Referat HNP. SMF Ilmu Penyakit Saraf. Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
6. Spinal Disc Herniation. 2013. www.wikipedia.com
7. Skeletal Spine. 2012. www.MedinePlusMedicalEncyclopedia.com//htm
8. Cervical Vertebra. 2013. www.wikipedia.com
9. Micheav Antoine, MD; Hoa Denis, MD. 2009. Section: Anatomy of The Spine
and The Spinal Cord. www.e-anatomy.com
10. Njoto Ibrahim, dr., M.Hum., M.Ked., PA. 2013. Anatomi II: Vertebra
Cervikalis. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya
11. www.cervicalspineanatomy.com
12. Gill Nav B.Sc, DC. 2008. The Causes of Severe Neck Pain Resulting from
Cervical Radiculopathy. www.neckpainsupport.com
13. Humpreys Craig S, MD; Eck Jason C, MS. 1999, American Family Physicion
Journal on: Clinical Evaluation & Treatment Option for Herniated Disc
14. Pate Deborah, DC, DACBR. 1999. Radiographic Terms for Disc Herniating
Dynamic Chiropractic Journal. Vol.31. No.6
15. Alanay Ahmet, dr., Prof. 2011. Cervical Disc Hernia (Neck hernia).
www.ALeadingExpertinPediatricandAdultSpineSurgery.com
16. Herniated Cervical Disc. 2006. North American Spine Society Public
Education Series. Pages: 3. www.spine.org
17. Finch Greg, FRACIS. Herniatd Cervical Discs-a Summary.pdf
18. Herniated Cervical Disc. www.BuffaloNeuroSurgeryGroup.com
19. Herniated Cervical Disc: Basic level. www.MayFieldClinic.com

25

Anda mungkin juga menyukai