Anda di halaman 1dari 5

2.4.

3 Kromatografi Lapis Tipis Preparatif


Kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif merupakan salah satu metode pemisahan
dengan menggunakan peralatan sederhana. Ketebalan penjerap yang sering dipakai adalah 0,5 - 2
mm. ukuran plat kromatografi biasanya 20 x 20 cm. Pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran
plat sudah tentu mengurangi jumlah bahan yang dapat dipisahkan dengan KLT preparatif.
Penjerap yang paling umum digunakan adalah silika gel.
Penotolan cuplikan dilakukan dengan melarutkan cuplikan dalam sedikit pelarut.
Cuplikan ditotolkan berupa pita dengan jarak sesempit mungkin karena pemisahan tergantung
pada lebar pita. Penotolan dapat dilakukan dengan pipet tetapi lebih baik dengan penotol
otomatis. Pelarut yang baik untuk melarutkan cuplikan adalah pelarut yang atsiri. Pengembangan
plat KLT preparatif dilakukan dalam bejana kaca yang dapat menampung beberapa plat. Bejana
dijaga tetap jenuh dengan pelarut pengembang dengan bantuan kertas saring yang diletakkan
berdiri disekeliling permukaan bagian dalam bejana (Hostettmann, et al, 1995).
Kebanyakan Penjerap KLT preparatif mengandung indikator fluorosensi yang membantu
mendeteksi letak pita yang terpisah pada senyawa yang menyerap sinar ultraviolet. Untuk
mendeteksi senyawa yang tidak menyerap sinar ultraviolet yaitu dengan cara menutup plat
dengan sepotong kaca lalu menyemprot kedua sisi dengan penyemprot (Hostettmann, et al,
1995).
Setelah pita ditampakkan dengan cara yang tidak merusak maka senyawa yang tidak berwarna
dengan penjerap dikerok dari plat kaca. Cara ini berguna untuk memisahkan campuran beberapa
senyawa sehingga diperoleh senyawa murni (Gritter, et al, 1991).

KLT Preparatif
KLT Preparatif dapat digunkaan untuk memisahkan bahan dalam jumlah gram, namun
sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram (Kristanti, 2008). Seperti halnya KLT
secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan fase diam dan fase gerak. Dimana fase diamnya
adalah sebuah plat dengan ukuran ketebalan bervariasi. Untuk jumlah sampel 10-100 mg, dapat
dipisahkan dengan mengunakan KLT Preparatif dengan adsorben silika gel atau aluminium
oksida, dengan ukuran 20x20 cm dan tebal 1 mm, jika tebalnya di dua kalikan, maka banyaknya
sampel yang dapat dipisahkan bertambah 50%, seperti halnya KLT biasa, adsorben yang paling
umum digunakan pada KLT Preparatif adalah silika gel (Kristanti, 2008).
Sebelum ditotolkan pada plat KLT Preparatif, sampel dilarutkan terlebih dahulu dalam
sedikit pelarut. Pelarut yang baik adalah pelarut yang mudah menguap, misalnya n-heksana,
diklorometana atu etil asetat. Karena jika pelarut yang digunakan tidak mudah menguap, maka
akan terjadi pelebaran pita. Konsentrasi sampel juga sebaiknya hanya 5-10%. Sampel yang
ditotolkan harus berbentuk pita yang sesempit mungkin karena baik tidaknya pemisahan juga
bergantung pada lebarnya pita (Kristanti, 2008).
Setelah plat KLT Preparatif dielusi, pita yang kedudukannya telah diketahui dikerok
dari plat. Selanjutnya senyawa harus diekstraksi dari adsorben dengan pelarut yang sesuai (5 ml
pelarut untuk 1 gram adsorben). Diupayakan untuk menggunakan pelarut yang paling nonpolar
yang mungkin. Harus diperhatikan bahwa makin lama senyawa kontak dengan adsorben, maka
makin besar kemungkinan senyawa tersebut mengalami peruraian. Selanjutnya ekstrak yang
diperoleh disaring menggunakan corong berkaca masir atau menggunakan membran.
Kelebihan dari penggunaan KLT Preparatif adalah biaya yang digunakan murah dan
memakai peralatan paling dasar. Sementara kekurangannya antara lain : adanya kemungkinan
senyawa yang diambil dari plat adalah senyawa beracun, waktu yang diperlukan dalam proses
pemisahan cukup panjang ,adanya pencemar setelah proses ekstraksi senyawa dari adsorben dan
biasanya rendemen yang diperoleh berkurang dari 40%-50% dari bahan awal (Kristanti, 2008).
Proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi
serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran
eluen, oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka

komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang
menyebabkan pemisahan (Wijayakusuma, 1996).
KLT preparatif adalah cara yang ideal untuk pemisahan cuplikan kecil (50 mg 1
gram) dari senyawa yang kurang atsiri. KLT sebenarnya dapat dipakai untuk masalah
preparative dengan 2 cara.
1. KLT preparative yabg sebenarnya.
2. Pemakainan KLT untuk memnadu kondisi untuk kromatografi kolom atau KCKT.
Pada KLT preparatif, cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan berupa garis pada
salah satu sisi plat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis cuplikan
sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan dengan cara
yang tidak merusak jika senyawa itu tahan warna, dan penjerap yang mengandung pita
dikerok dari plat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari penjerap dengan pelarut polar. Cara
ini berguna untuk memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk
telaah pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti bahan alam yang
lazimnya berjumlah kecil dan campurannya rumit, dan untuk memperoleh cuplikan yang
murni untuk mengkalibrasi KLT kuantitatif. (Sastrohamidjojo, 1985).

d.3. KLT preparatif


Senyawa aktif yang terdapat dalam fraksi diisolasi dengan menggunakan KLT preparatif
dengan fase diam silika gel PF254, tebal 0,5mm. Plat yang telah ditotol dimasukkan ke dalam bejana
yang berisi larutan pengembang. Setelah pengembangan selesai, plat dikeluarkan dan dibiarkan
hingga fase geraknya menguap. Untuk mengetahui bercak pita yang akan dikerok, plat diamati di
bawah lampu UV254 dan langsung ditandai bagian-bagian yang akan dikerok. Serbuk hasil kerokan
dilarutkan dalam pelarut kloroform, diaduk dengan pengaduk magnetik (stirrer), kemudian disaring
dengan penyaringan vakum. Hasil penyaringan ini diuapkan dan diperoleh isolat (filtrat) yang kering.

Kromatografi Lapis Tipis Preparatif


Proses isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap dan
daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan
bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya serap adsorben

terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan


kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan.

2.8. Kromatografi lapis tipis preparatif


Salah satu metode pemisahan yang memerlukan biaya paling murah dan memakai
peralatan sangat sederhana ialah kromatografi lapis tipis preparatif (KLTP).Walaupun KLTP
dapat memisahkan dalam jumlah gram,sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah miligram.
KLT preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal (sampai 1 mm) sebagai pengganti
lapisan penyerap yang tipis (Harborne, 1987)
Pada kromatografi lapis tipis preparatif, cuplikan yang akan dipisahkan ditotolkan berupa
garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan secara tegak lurus pada garis
cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi beberapa pita. Pita ditampakkan dengan cara
yang tidak merusak jika senyawa itu tanwarna, dan penyerap yang mengandung senyawa pita
dikerok dari pelat kaca. Kemudian cuplikan dielusi dari penyerap dengan pelarut polar. Cara ini
berguna untuk memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk telaah
pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti bahan alam yang lazimnya
berjumlah kecil dan campurannya rumit dan untuk memperoleh cuplikan yang murni untuk
mengkalibrasi kromatografi lapis tipis kuantitatif (Gritter, 1991)
Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat
menampung beberapa plat. Keefisienan pemisahan dapat ditingkatkan dengan cara

pengembangan berulang. Harus diperhatikan bahwa semakin lama senyawa berkontak dengan
penyerap maka semakin besar kemungkinan penguraian (Hostettman, 1995)

Anda mungkin juga menyukai