Anda di halaman 1dari 4

Pengelola tempat perdagangan dilarang membiarkan penjualan dan/atau penggandaan

barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang
dikelolanya
Pelanggaran Hak Cipta di Indonesia masih marak terjadi. Pelanggaran tersebut merugikan
dan mematikan kreativitas para pencipta. Melihat kondisi tersebut dalam Undang-Undang
nomor 28 tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UUHC) dicantumkanlah larangan bagi pengelola
tempat perdagangan untuk membiarkan penjualan dan atau penggandaan barang hasil
pelanggaran hak cipta. Hal itu diatur dalam Pasal 10 UUHC yang berbunyi:
Pengelola tempat perdagangan dilarang membiarkan penjualan dan/atau penggandaan
barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang
dikelolanya.
Selanjutnya diatur juga mengenai sanksi pidana bagi yang melanggarnya dalam pasal 114
UUHC yang berbunyi:
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan
sengaja dan mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil
pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Dengan adanya larangan ini maka diharapkan tempat-tempat penjualan barang-barang hasil
pelanggaran hak cipta akan berkurang bahkan tidak ada. Namun itu semua tergantung pada
implementasi peraturan tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis penjualan barang
bajakan cukup menguntungkan dan sekitar 90% barang bajakan menguasai pangsa pasar di
Indonesia1. Ditambah lagi daya beli masyarakat yang kurang dalam membeli produk yang
legal (original). Ketidak konsistenan pihak kepolisian juga masih menjadi masalah dalam
penegakan Hak Cipta.
ketentuan ini merupakan salah satu bukti keseriusan Pemerintah Indonesia dalam menghapus
pembajakan di Indonesia. Selama ini penegakan Hak Cipta hanya difokuskan kepada para
pedagang kecil namun kini Pengelola tempat yang memfasilitasi para pedagang pelanggar
1 Red, Susahnya Memberantas Karya Seni Bajakan,
http://www.suarakarya.id/2015/02/28/susahnya-memberantas-karya-seni-bajakan.html

hak cipta dapat dipidanakan. Aturan ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para
pengelola tempat tersebut sehingga tempat-tempat penjualan barang pelanggaran hak cipta
dapat berkurang bahkan tidak ada.
Dari ketentuan di atas dapat dilihat bahwa ada perubahan orientasi penegakan
terhadap pelanggaran hak cipta. Apabila dulu penegakan hukum hanya difokuskan kepada
pelanggar hak cipta kini penegakan hukum juga dikenakan kepada fasilitator pelanggar hak
cipta. Diharapkan dengan tidak ada pihak yang memfasilitasi penjualan dan atau
penggandaan barang bajakan maka diharapkan produk bajakan dapat berkurang. Kebijakan
ini cukup bagus untuk memberantas pembajakan namun terkadang implementasi tidak
berjalan optimal. Dibutuhkan keberanian dan konsistensi Penegak Hukum untuk
memberantas pembajakan di Indonesia.
Konten Hak Cipta Dan Hak Terkait Dalam Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi cukup berkembang pesat di indonesia. Salah satu
teknologi yang cukup akrab di Indonesia adalah internet. Pengguna internet di Indonesia kini
sudah mencapai 88,1 juta orang2. Jumlah ini berkembang pesat dibandingkan pada saat
UUHC lama tahun 2002 masih berlaku pengguna internet hanya 4,5 juta orang3.
Ketentuan dalam bab 8 UUHC tentang konten hak cipta dan hak terkait dalam teknologi
informasi dan komunikasi merupakan respon perkembangan internet di Indonesia yang cukup
pesat dibandingkan pada saat diundangkannya UUHC lama. Selain itu terdapat ketentuan
dalam pasal 25 Undang-Undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik yang berbunyi
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang disusun menjadi karya intelektual,
situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungi sebagai Hak Kekayaan
Intelektual berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2 Dhi, Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Capai 88,1 Juta,
http://tekno.liputan6.com/read/2197413/jumlah-pengguna-internet-indonesia-capai-881juta

3 Apjnic, Pengguna Internet di Indonesia capat 7,55 juta


oranghttp://www.idnic.net/index9e29.html?
option=com_content&view=article&id=72&Itemid=48&lang=en

Dalam UUHC lama tidak diatur mengenai hak cipta melalui sarana berbasis teknologi
informasi. Hal itu wajar mengingat pengguna internet yang masih sedikit pada saat itu.
Seiring berkembangnya pengguna internet maka bertambahlah pelanggaran hak cipta di
Internet. Pelanggaran tersebut memakai fasilitas internet untuk menyebarkan hasil
pelanggaran hak cipta seperti penyedia layanan unduh musik dalam format mp3, penyedia
jasa pengunduhan video. Ketentuan UUHC lama dirasa kurang pas untuk diterapkan bagi
pelanggaran hak cipta melalui teknologi informasi.
Ketentuan UUHC yang baru menjawab kesulitan penerapan pelanggaran hak cipta melalui
teknologi informasi. Kini pemerintah diberikan wewenang tambahan yang tercantum dalam
Pasal 54 UUHC yang berbunyi:
Untuk mencegah pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait melalui sarana berbasis
teknologi informasi, Pemerintah berwenang melakukan: a. pengawasan terhadap pembuatan
dan penyebarluasan konten pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait; b. kerja sama dan
koordinasi dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri dalam pencegahan
pembuatan dan penyebarluasan konten pelanggaran Hak Cipta dan Hak Terkait; dan c.
pengawasan terhadap tindakan perekaman dengan menggunakan media apapun terhadap
Ciptaan dan produk Hak Terkait di tempat pertunjukan.
Tujuan

dari

diberikannya

kewenangan-kewenangan

tersebut

adalah

memberantas

pelanggaran hak cipta di Internet. Selain itu pemerintah juga mendorong masyarakat untuk
melaporkan situs yang memuat pelanggaran hak cipta dan atau hak terkait. Ketentuan
tersebut terdapat dalam pasal 55 UUHC
(1) Setiap Orang yang mengetahui pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait melalui
sistem elektronik untuk Penggunaan Secara Komersial dapat melaporkan kepada Menteri.
(2) Menteri memverifikasi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal ditemukan bukti yang cukup berdasarkan basil verifikasi laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), atas permintaan pelapor Menteri merekomendasikan
kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang telekomunikasi dan
informatika untuk menutup sebagian atau seluruh konten yang melanggar Hak Cipta dalam
sistem elektronik atau menjadikan layanan sistem elektronik tidak dapat diakses.

(4) Dalam hal penutupan situs Internet sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan
secara keseluruhan, dalam waktu paling lama 14 (empat belas) Hari setelah penutupan
Menteri wajib meminta penetapan pengadilan.
Selanjutnya dalam pasal 56 UUHC ditegaskan kembali mengenai kewenangan menteri untuk
menutup situs yang berisi pelanggaran hak cipta. Pasal tersebut berbunyi:
(1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang telekomunikasi dan
informatika berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (3) dapat
menutup konten, dan/atau hak akses pengguna yang melanggar Hak Cipta dan/atau Hak
terkait dalam sistem elektronik dan menjadikan layanan sistem elektronik tidak dapat
diakses.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan penutupan konten dan/atau hak akses
pengguna yang melanggar Hak Cipta dan/atau Hak Terkait dalam sistem elektronik atau
menjadikan layanan sistem elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
peraturan bersama Menteri dan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
komunikasi dan informatika.
Dalam UUHC yang dulu pemerintah tidak diberi kewenangan untuk menutup suatu situs
yang melanggar hak cipta.
Implementasi dari ketentuan ini sudah berjalan dengan baik. Terdapat 22 situs penyedia film
bajakan yang sudah ditutup oleh pemerintah 4. Diharapkan konsistensi dari pemerintah
sehingga pembajakan di dunia Internet dapat berkurang.

4 Nadi Tirta Pradesha, 22 situs diduga pembajak film diblokir kemenkominfo,


http://www.cnnindonesia.com/hiburan/20150819083659-220-73041/22-situs-didugapembajak-film-diblokir-kemenkominfo/

Anda mungkin juga menyukai