kulit atau lendir membranes bisa masuk ke dalam darah dan menyebabkan infeksi sistemik
Candida.
Kasus candidiasis penis (yang ditularkan melalui hubungan seksual vaginal atau anal) dapat
terjadi jika individu yang terinfeksi memiliki imunitas rendah, mengkonsumsi antibiotik
tanpa pengawasan, dan diabetes. Infeksi Male genital yeast sangat sedikit, dan insiden
infeksi lebih sedikit/ kecil (yang terlaporkan/tercatat medis) dari perempuan, namun infeksi
ragi pada penis ini dari kontak langsung melalui hubungan seksual dengan pasangan yang
terinfeksi sebenarnya sering terjadi.
Pencegahan
Hindari berganti-ganti pasangan seks, (jika terpaksa) gunakan kondom (walau itu hanya
mungkin melindungi daerah kontak seks), jaga kebersihan namun hati-hati terhadap bahan
kimia tertentu yang dapat merusak keseimbangan mokroorganisme pada vagina dan anus.
Jangan minum antibiotik tanpa pengawasan medis (dokter) karena dapat menimbulkan
resistensi (kekebalan) jamur terhadap antibiotik tersebut di kemudian hari, hal ini sudah
sering
dianjurkan.
Gejala
Gejala candidiasis mungkin bervariasi tergantung pada daerah yang terkena/terpapar. Infeksi
pada vagina atau vulva dapat menyebabkan rasa gatal yang parah, rasa terbakar, rasa sakit,
dan iritasi, dan menimbulkan bercak keputih-putihan atau abu-abu keputih-putihan pada
kulit/dinding vagina, sering dengan tampilan seperti curd/keju. Gejala juga hadir seperti yang
ditimbulkan oleh bacterial vaginosis. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of
Obstetrics and Gynecology (2002), hanya 33 persen perempuan yang benar-benar mengobati
infeksi ragi, sedangkan sisanya hanya fokus mengobati bacterial vaginosis (Trichomonas
vaginalis) atau infeksi campuran. Gejala infeksi pada laki-laki yaitu iritasi dengan kemaluan
berwarna merah di dekat kepala penis atau pada kulup, gatal, atau sensasi rasa terbakar.
Candidiasis pada penis dapat juga memiliki menimbulkan warna putih, meskipun jarang.
Diagnosis
Medis profesional dapat menggunakan dua metode dasar untuk mendiagnosa infeksi ragi:
pemeriksaan mikroskopis dan culturing.
Pengobatan
Dalam dunia klinis, kandidiasis umumnya diobati dengan jenis antimycotics (obat anti jamur)
misalnya: clotrimazole topikal, nistatin topikal, flukonazol, dan ketokonazol topikal.
Sebagai contoh, dosis satu kali flukonazol (sebagai Diflucan 150 mg tablet diambil secara
oral) telah dilaporkan 90% efektif dalam mengobati infeksi jamur vagina.
Perawatan/pengobatan harus melihat kemungkinan terjadinya reaksi alergi terhadap
kelompok obat-obatan azole. Obat ini memiliki tingkat reaksi contraditory yang berbeda
dengan obat-obatan lainnya. Dosis ini hanya efektif untuk infeksi ragi vagina, dan jenis
infeksi ragi lainnya mungkin memerlukan perawatan yang berbeda pula. Pada infeksi berat
(umumnya pada pasien rawat inap), amfoterisin B, caspofungin, atau vorikonazol dapat
digunakan.
Perawatan lokal mungkin termasuk suppository vagina (sejenis obat kapsul yang dimasukkan
ke vagina) dan douches (penyiraman bagian dalam vagina). Obat Gentian violet dapat
digunakan untuk daerah payudara (bagi ibu yang menyusui), tetapi bila digunakan dalam
jumlah besar dapat menyebabkan ulceration pada mulut dan tenggorokan bayi.
Memperlakukan candidiasis hanya dengan obat-obatan belum tentu memberikan hasil yang
diinginkan, dan diperlukan penelitian untuk kemungkinan lainnya sebagai penyebab infeksi
parah/berulang/tak kunjung sembuh. Candidiasis pada mulut dapat menjadi tanda kondisi
yang lebih serius, seperti infeksi HIV atau penyakit Immunodeficiency lainnya. Menjaga
kesehatan Vulvovaginal dapat membantu mencegah candidiasis vaginal.
Jamur C. albicans dapat mengembangkan resistensi (perlawanan) terhadap jenis obat
antimycotic, seperti fluconazole (salah satu obat yang sering digunakan untuk mengobati
candidiasis). Infeksi berulang mungkin dapat diobati denggan penggunaan obat anti-fungal,
tetapi resitensi terhadap agen (obat) alternatif ini juga dapat terjadi.
Catatan:
Genus Candida mencakup sekitar 150 spesies yang berbeda, namun hanya sedikit yang
diketahui menyebabkan infeksi manusia, C. albicans adalah spesies patogen yang paling
signifikan. Selain itu terdapat jenis spesies patogen Candida yang sering menginfeksi misal:
C. tropicalis, C. glabrata, C. krusei, C. parapsilosis, C. dubliniensis, dan C. lusitaniae.