Judul Materi
Tanggal
: 23 Februari 2015
Dosen
Tim HO
Edisi
Keterangan tabel:
Cut off untuk kondisi rawan pangan adalah 70%, artinya jika kurang dari 70% penduduk
yang memiliki konsumsi di bawah AKG disebut rawan pangan parah. Presentase 70-89,9 %
konsumsi sudah sesuai AKG maka disebut kondisi normal. Jika, lebih dari sama dengan 90
% sesuai AKG dikatakan bagus.
Ketidakmampuan
rumah
tangga
untuk
memenuhi
standar
minimum
SKPG
Serangkaian proses untuk mengantisipasi kejadian rawan pangan dan gizi melalui
pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis dan penyebaran informasi situasi
pangan dan gizi.
Merupakan suatu sistem pengelolaan informasi yang dilakukan secara terus menerus
untuk
mendukung
perencanaan
dan
penetapan
langkah-langkah
tindakan
Tujuan SKPG
Mengetahui lokasi (kecamatan dan desa) yang mempunyai risiko rawan pangan dan
gizi
Memantau keadaan pangan dan gizi secara berkesinambungan
Merumuskan usulan tindakan jangka pendek dan jangka panjang
Manfaat SKPG
Output SKPG
Peta kecamatan daerah rawan pangan dan gizi.
Merah : rawan pangan
Kuning : hati-hati, waspada
Hijau : makmur
Ramalan produksi dan ketersediaan makanan pokok.
Perkembangan pola konsumsi dan status gizi.
Rumusan kebijakan wabidang pangan dan gizi.
Kegiatan SKPG
Analisis data situasi pangan dan gizi bulanan
Analisis data situasi pangan dan gizi tahunan
Penyebaran informasi
Indikator SKPG
Ketersediaan Pangan
Menggunakan data luas tanam dan puso komoditas pangan utama sumber KH pada
tahun berjalan dibandingkan dengan data rata-rata 5 th terakhir
Akses Pangan
Menggunakan data komoditas harga pangan utama dan strategis pada bulan berjalan
dibandingkan dengan data rata-rata 3 bln terakhir
Pemanfaatan pangan
Indikator SKPG
Produksi Pangan.
Luas Tanam (LT)
Luas Kerusakan (LK)
Luas Panen (LP)
Produksi Non Pangan
Harga Pangan
Harga Produsen
Harga Konsumen
Konsumsi Pangan.
Perubahan jenis, frekuensi, jumlah makanan pokok.
Status Gizi