Anda di halaman 1dari 7

KETAHANAN PANGAN DAN KEAMANAN PANGAN

Judul Materi

: Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

Tanggal

: 23 Februari 2015

Dosen

: Fatma Zuhrotun Nisa

Tim HO

: Nyunyu, Yunita, Didot, Kiki, Ulfi, Jeje, Dini, Rania

Edisi

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

Angka Rawan Pangan


Gambaran situasi tingkat aksesibilitas pangan masyarakat yang dicerminkan dari
tingkat kecukupan gizi masyarakat.
Tingkat kecukupan gizi masyarakat diukur dengan AKG
Kurang dari 70 % AKG sangat rawan pangan
AKG diperoleh dari data susenas BPS tiap tahun

Keterangan tabel:
Cut off untuk kondisi rawan pangan adalah 70%, artinya jika kurang dari 70% penduduk
yang memiliki konsumsi di bawah AKG disebut rawan pangan parah. Presentase 70-89,9 %
konsumsi sudah sesuai AKG maka disebut kondisi normal. Jika, lebih dari sama dengan 90
% sesuai AKG dikatakan bagus.

Macam Rawan Pangan


Rawan Pangan Kronis

Ketidakmampuan

rumah

tangga

untuk

memenuhi

standar

minimum

kebutuhan pangan anggotanya pada periode lama karena keterbatasan


kepemilikan lahan, aset produktif dan kekurangan pendapatan
Rawan Pangan Transien
Keadaan rawan pangan yang bersifat mendadak dan sementara karena
disebabkan oleh bencana, peperangan.
Transien berat apabila dampak bencana berpengaruh terhadap
kondisi sosek lebih dari 30 % penduduk suatu wilayah
Transien ringan apabila dampak bencana berpengaruh terhadap
kondisi sosek kurang dari 10-30 % penduduk suatu wilayah

SKPG
Serangkaian proses untuk mengantisipasi kejadian rawan pangan dan gizi melalui
pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis dan penyebaran informasi situasi
pangan dan gizi.
Merupakan suatu sistem pengelolaan informasi yang dilakukan secara terus menerus
untuk

mendukung

perencanaan

dan

penetapan

langkah-langkah

tindakan

penanggulangan jangka pendek maupun jangka panjang berkaitan dengan masalah


pangan dan gizi di suatu wilayah tertentu. (diketuai oleh BKP pusat, dikerjakan oleh BKP
daerah)

Dasar Hukum SKPG


PP no 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemeritahan antara pemerintah,
Pemda Provinsi, Pemda Kab dan Kota. Dalam PP ini dinyatakan bahwa sebagian
aspek-aspek penanganan kerawanan pangan mrp urusan daerah.
PP no 43 tahun 2010 tentang pedoman SKPG

Tujuan SKPG
Mengetahui lokasi (kecamatan dan desa) yang mempunyai risiko rawan pangan dan
gizi
Memantau keadaan pangan dan gizi secara berkesinambungan
Merumuskan usulan tindakan jangka pendek dan jangka panjang

Manfaat SKPG

Sebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan dan gizi


dalam:
Menentukan daerah prioritas
Merumuskan tindakan pencegahan terhadap ancaman krisis pangan dan gizi
Mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien
Mengkoordinasikan program lintas sector

Sebagai dasar dalam:


Penetapan lokasi dan sasaran
Penyusunan kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sector

Mencegah kemungkinan terjadinya krisis pangan di masyarakat


Meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga
Melindungi golongan rawan dari keadaan yang dapat memperburuk status gizi

Output SKPG
Peta kecamatan daerah rawan pangan dan gizi.
Merah : rawan pangan
Kuning : hati-hati, waspada
Hijau : makmur
Ramalan produksi dan ketersediaan makanan pokok.
Perkembangan pola konsumsi dan status gizi.
Rumusan kebijakan wabidang pangan dan gizi.

Kegiatan SKPG
Analisis data situasi pangan dan gizi bulanan
Analisis data situasi pangan dan gizi tahunan
Penyebaran informasi

Indikator SKPG

Ketersediaan Pangan
Menggunakan data luas tanam dan puso komoditas pangan utama sumber KH pada
tahun berjalan dibandingkan dengan data rata-rata 5 th terakhir

Akses Pangan
Menggunakan data komoditas harga pangan utama dan strategis pada bulan berjalan
dibandingkan dengan data rata-rata 3 bln terakhir

Pemanfaatan pangan

Menggunakan data status gizi balita pada bulan berjalan

Indikator SKPG
Produksi Pangan.
Luas Tanam (LT)
Luas Kerusakan (LK)
Luas Panen (LP)
Produksi Non Pangan
Harga Pangan

Harga Produsen

Harga Konsumen

Konsumsi Pangan.
Perubahan jenis, frekuensi, jumlah makanan pokok.

Status Gizi

Prevalensi Gizi Kurang balita


Pertumbuhan Balita (SKDN)
Kasus Gizi Buruk dari pemantauan KLB gizi oleh TPG
Keluarga Miskin
Proporsi keluarga miskin

Indikator lokal dikembangkan sesuai dengan keadaan daerah

Anda mungkin juga menyukai