Anda di halaman 1dari 18

Perencanaan Program Manajemen Limbah Perhotelan

Dosen Pengajar :
Prof. Dr. Zulkifli Dahlan
Dibuat oleh kelompok 3
Semester III (Tiga)
Wiwik Septiani 20012681418005
Indah Hamida

20012681418007

Maria Lusia

20012681418017

PROGRAM STUDI BIOLOGI LINGKUNGAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014/2015

PENDAHULUAN
Membangun EMS mungkin terdengar seperti tugas yang sangat besar untuk
organisasi kecil, karena waktu dan sumber informasi lainnya terbatas dalam
organisasi kecil, sehingga penting dalam penggunaan sumber daya Anda
digunakan dengan bijaksana. satu cara untuk melakukan ini adalah dengan
mengikuti langkah sederhana, dan rencana yang efektif dalam membangun
pengalaman dari organisasi yang telah menerapkan EMS.
Pada bagian ini akan menggambarkan beberapa langkah elemen kunci EMS
atau SML. Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah mengenai apa yang
Anda perlu lakukan, bagaimana Anda akan melakukannya , dan siapa saja orang
yang harus terlibat dalam perencaan EMS atau SML.
Langkah-langkah dalam membangun EMS/SML:
1. Menunjuk pengelola komitmen
2. Memilih juara/ pemenang
3. Mempersiapkan anggaran dan Susunan acara
4. Membangun tim proyek
5. Melibatkan karyawan
6. Melakukan review awal (evaluasi)
7. Memodifikasi rencana
8. Mempersiapkan prosedur & dokumen lain
9. Rencana untuk perubahan
10. Melatih karyawan
11. Menilai kinerja EMS

Elemen Kunci EMS atau SML


Bagian ini memberikan panduan tentang bagaimana membangun dan

melaksanakan EMS. Seperti disebutkan sebelumnya, EMS Anda harus dibangun


pada "Plan, Do, Check, Act" model untuk memastikan bahwa isu lingkungan
secara sistematis di identifikasi, dikendalikan, dan dipantau. Menggunakan
pendekatan ini akan membantu untuk memastikan peningkatan kinerja EMS dari
waktu ke waktu.

HOTEL
Biasanya hotel-hotel berbintang akan melengkapi hotelnya dengan fasilitasfasilitas seperti kolam renang, restauran, fitness room, jogging track, fasilitas
olahraga, guest laundry dan lain-lain, untuk memberikan kemudahan dan
kenyaman bagi wisatawan. Pada saat beroperasinya, industri perhotelan sangat
membutuhkan beragam sumber daya untuk menjamin keberlangsungan usahanya.
Selain itu juga, akomodasi (hotel) akan memberikan tekanan terhadap lingkungan

berupa limbah dari hasil usahanya. Konsekuensinya akomodasi (hotel) memiliki


potensi untuk memberikan tekanan terhadap lingkungan sekitarnya sebagai
dampak dari usaha yang dijalankan.

Perencanaan Lingkungan:
A. Aspek-aspek dan Dampak lingkungan
Mengidentifikasi atribut lingkungan dari produk, kegiatan dan layanan.
Menentukannya harus memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan
Hidup.
B. Hukum dan persyaratan lain
Mengidentifikasi dan memastikan akses hukum yang relevan dan
regulasinya (dan persyaratan lainnya yang diikuti serta dipatuhi organisasi).
C. Tujuan dan sasaran
Menetapkan tujuan lingkungan untuk organisasi, sejalan dengan
kebijakan, dampak lingkungan, dilihat dari pihak yang berkepentingan dan
faktor lainnya.
D. Rencana Kerja dan Program manajemen lingkungan
Rencana tindakan untuk mencapai tujuan dan target.

Perencanaan Lingkungan Perhoitelan


A. Aspek dan Dampak Lingkungan
Limbah perhotelan pada umumnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Senyawa fisik:
- Berwarna
- Mengandung padatan
2. Senyawa kimia
Kimia organik:
- Mengandung karbohidrat
- Mengandung minyak dan lemak
- Mengandung protein
- Mengandung unsur surfactan antara lain detergen dan sabun
Kimia inorganik:
- Mengandung alkalinity

- Mengandung Khloride
- Mengandung Nitrogen
- Mengandung Phospor
- Mengandung Sulfur
3. Senyawa biologi :
- Mengandung protista dan virus
- Rata-rata karakteristik limbah perhotelan adalah sebagai berikut:
- Konsentrasi BOD di dalam air limbah 200 300 mg/lt.
- Konsentrasi SS di dalam air limbah 200 250 mg/l.
Adapun aspek dampak lingkungan hidup dari pembangunan hotel
diuraikan sebagai berikut :
1. Energi
Hotel membutuhkan energi listrik yang cukup besar untuk menjamin
kelangsungan operasionalnya. Hotel kadang memerlukan energi listrik yang
cukup banyak melebihi konsumsi listrik penduduk lokal. Idealnya industri
perhotelan memanfaatkan energi listrik secara efisien. Rata-rata konsumsi
energi per-kamar per-malam di hotel kemungkinan 130 Megajoule, hotel
memiliki determinasi rata-rata pengeluaran carbon dioxida per malam 20,6 kg
(Gosling et al 2005) dalam (Graci dan Jacqueline, 2009)
Sumber: penggunaan energi tiap pengunjung, energi dari fasilitas bar,
restoran, kolam, dan beberapa ruangan yang luas (disewakan untuk acara
tertentu), peralatan yang menggunakan listrik, pencahayaan (lampu), pemanas
atau pun pendingin ruangan.
Dampak: Akan berdampak langsung pada perubahan iklim, termasuk
semakin tingginya temperatur udara dan kenaikan tingkat perubahan cuaca
yang ekstrim.

2. Sumber Daya Air

Penggunaan air untuk akomodasi dan kebutuhan pemukiman cukup


signifikan jumlahnya, sedangkan air bersih merupakan sumber daya yang
terbatas. Dengan jumlah wisatawan yang menginap meningkat tentu saja
konsumsi air bersih yang dibutuhkan oleh hotel akan meningkat pula.
Konsumsi air oleh turis berjumlah 440 liter per hari per turis, dan air yang
digunakan hampir dobel jumalah rata-ratanya di wilayah yang kering seperti
penginapan di Spanyol (UNEP, 2008) dalam (Graci dan Jacqueline, 2009).
Sumber: air sisa buangan dari kegiatan memasak, kebersihan, dan minum.
Penggunaan untuk kolam renang, kebun/taman, dan lapangan golf.
Dampak: penggunaan air di suatu perhotelan biasanya tidak efisien karena
para pengunjung hotel menggunakan air dengan sangat boros, sehingga hal
ini akan berdampak terhadap menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya
air, dan persediaan air pun akan semakin berkurang.
3. Limbah
Limbah Padat/sampah
Sampah merupakan suatu barang yang tidak dapat digunakan lagi,
tidak dapat dipakai, tidak disenangi dan harus dibuang. Sampah yang
dihasilkan oleh hotel tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya.
Pengelolaan sampah dilakukan sedemikian rupa sehingga hal-hal yang
tidak baik untuk kehidupan serta dampak negatif terhadap lingkungan
tidak terjadi dengan melakukan pengomposan dengan baik. Rata-rata hotel
menghasilkan 1 kg sampah pertamu perhari (Bohdanowicz 2005:190)
dalam (Graci dan Jacqueline, 2009).
Sumber: sisa makanan dan sisa bahan-bahan masakan restoran,
kaleng/kemasan, botol, dan plastik sisa pengunjung atau restauran, kertas
dari sisa atau buangan hotel, sisa buangan/kotoran manusia, tissue,
pampers, pembalut buangan dari pengunjung.
Dampak: Sampah yang dibuang tidak pada tempatnya dan tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan pemandangan
yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana dan akan berpengaruh
terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

Limbah Cair
Selain limbah padat/sampah, hotel juga menghasilkan limbah cair.
Pengelolaan limbah cair ini sangat perlu mendapat perhatian yang serius.
Jika tidak limbah cair hotel dapat memberikan tekanan terhadap
lingkungan sekitarnya, apalagi jika langsung dibuang ke tanah tanpa ada
proses pengolahan limbah cair. Hal ini tentu akan berdampak buruk
terhadap ekologi tanah dan dapat mengakibatkan polusi air. Dan sering
sekali bahwa hotel yang beroperasi dipinggir pantai secara langsung
membuang limbahnya ke laut.
Sumber: deterjen pembuangan air laundry, air sabun sisa buangan mandi,
cuci dan kakus baik pengunjung atau karyawan hotel, pembuangan
septitank, minyak sisa masak, cairan sabun pembersih lantai.
Dampak: Jika limbah cair yang langsung dibuang ke lingkungan perairan
maka akan menyebabkan keracunan pada biota yang ada di dalam perairan
dan lama kelamaan akan menyebabkan matinya biota tersebut. Sedangkan
jika di buang ke suatu lahan, jika meresap kedalam tanah maka akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikroorganisme di
dalam tanah.
4. Polusi Udara.
Mengganggu kesehatan dan kenyamanan karyawan dan pengunjung
atau tamu / penyewa kamar.
Sumber: pendingin ruangan yang tidak pernah di rawat, ventilasi yang
kurang baik, asap dari kegiatan memasak, asap rokok, dll
Dampak:

Terjadinya gangguan pernafasan seperti radang paru-paru

Mengganggu kesehatan kulit sehingga kulit nampak kusam, elastisitas


merosot, penuaan dini, timbul flek hitam, mengalami keriput, yang lebih
parah adalah resiko penyakit kanker kulit

Bagi penderita asma juga bisa meningkatkan kambuhnya penyakit


asmanya

Timbul batuk-batuk

Mengalami stress dan mudah marah

Terganggunya fungsi reproduksi

5. Polusi Suara.
Mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar, penyewa kamar,
karyawan.
Sumber: dari generator yang digunakan saat lampu mati.
Dampak: Polusi suara dapat menyebabkan berbagai macam gangguan seperti

Gangguan fisiologis,

Gangguan psikologis

Gangguan pendengaran/ketulian

Menurunnya performa kerja

Stres dan

Kelelahan
Jika terjadi terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan cacat pendengaran yang permanen.


Tabel kegiatan dan layanan di hotel yang berdampak pada lingkungan
Service/Activit

Description

Main Environmental Impacts

y
Administration

Hotel management

Energy, water and materials

Reception of clients

(mainly paper)
Generation of waste and hazardous

Technical

Equipment for

waste (toner cartridges)


Energy and water consumption

Services

producing hot water

Consumption and generation of a

and heating

wide range of hazardous products

Air conditioning

Air and soil emissions

Lighting

Generation of waste water

Swimming pools

Pesticides use

Green areas

Mice and insect


extermination
Repairs and
Restaurant/bar

Kitchen

maintenance
Breakfast, lunch,

Energy, water and raw materials

dinner

consumption

Beverages and snacks

Packaging waste

Food conservation

Organic waste
Consumption of energy and water

Food preparation

Packaging waste

Dish washing

Oil waste
Organic waste

Room Use

Laundry

Use by guests

Generation of odours
Energy, water and raw materials

Products for guests'

consumption

use

Use of hazardous products

Housekeeping

Generation of waste packaging

Washing and ironing

Generation of waste water


Consumption of energy and water

of guest clothes

Use of hazardous cleaning products

Washing and ironing

Generation of waste water

of hotel linens
B. Hukum dan Persyaratan lain
Sebuah laporan kebijakan lingkungan harus di tulis untuk di komunikasikan
secara internal dan eksternal. Organisasi perlu untuk mengindentifikasi
persyaratan perundang-undangan tersebut dapat mencakup:
1. Persyaratan peraturan perundang-undangan nasional dan internasional
2. Persyaratan peraturan perundang-undangan provinsi/departemen
3. Persyaratan peraturan perundang-undangan pemerintah setempat
Contoh persyaratan lainnya yang dapat di ikuti oleh organisasi, mencakup:
-

Perjanjian dengan pihak otoritas


Perjanjian dengan customers
Panduan yang bukan peraturan (non-regulatory)
Prinsip atau codes of practice yang bersifat sukarela

- Komitmen ekolabel atau pelayanan produk (product stewardship) yang


bersifat sukarela
- Persyaratan asosiasi perdagangan
- Perjanjian dengan kelompok masyarakat

atau

lembaga

swadaya

masyarakat
- Komitmen organisasi atau organisasi induk kepada masyarakat
- Persyaratan koorperasi / perusahaan
Laporan kebijakan tertulis membutuhkan pernyataan yang mengikuti:

Tujuan lingkungan yang bertanggung jawab (contoh, melakukan


pengurangan 20% limbah selama beberapa tahun sesuai yang ditentukan).

Organisasi mencoba untuk mempekerjakan orang-orang atau masyarakat


sekitar (contoh, menegakkan kesempatan yang sama)

Mencoba mengintegrasikan dan bekerjasama dengan masyarakat lokal


pada berbagai permasalahan penting yang berdampak pada bisnis atau
bidang usaha.

Peraturan Hukum dan

Kebijakan yang berlaku

Keputusan

Deskripsi

Menteri Mengenai Baku Mutu Limbah Cair bagi

Lingkungan Hidup No. 52 kegiatan hotel (parameter yang diamati


Tahun 1995

BOD, COD, TSS, pH, bau, kekeruhan


yang mengacu pada pertimbangan aspek

estetika)
Kesepakatan-kesepakatan internasional

ISO 14001

dalam Multilateral Environment


3

Agreements (MEAs)
Undang-undang Nomor 4 Tentang
Ketentuan-ketentuan

Tahun 1982
Peraturan

Nomor 20 Tahun 1990


Peraturan
Pemerintah tentang Analisa Dampak Lingkungan

Nomor 51
Peraturan

Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pemerintah tentang Pengendalian Pencemaran Air

Pemerintah Tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya

Nomor 19 Tahun 1994

dan Beracun.

SNI 19-14001-2005.

Undang-Undang

Tahun 2009
Lingkungan Hidup
Pasal 28H Undang-Undang menyebutkan bahwa lingkungan hidup
Dasar

10

Negara

Sistem

No.

manajemen

lingkungan

Persyaratan dan panduan penggunaan.


32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Republik yang baik dan sehat merupakan hak asasi

Indonesia Tahun 1945


setiap warga negara Indonesia.
Pasal 26 Undang-Undang Tentang Kepariwisataan menyebutkan
Nomor 10 Tahun 2009

bahwa setiap pengusaha pariwisata wajib


memelihara lingkungan yang sehat, bersih
dan asri, serta memelihara kelestarian

11

Pasal 27 ayat (1)

12

Pengertian

lingkungan hidup.
tentang larangan merusak daya tarik
wisata.
Hotel Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha

berdasarkan Pasal 1 angka 3 Penyediaan Akomodasi adalah penyedia


Peraturan

Menteri akomodasi secara harian berupa kamar-

Kebudayaan Dan Pariwisata kamar di dalam 1 (satu) bangunan, yang


Nomor:

PM

. dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan

86/HK.501/MPK/2010

makan dan minum, kegiatan hiburan serta

13

fasilitas lainnya.
Undang-Undang Nomor 7 Tentang Sumber Daya Air

14

Tahun 2004
Peraturan

15

16

Pemerintah Tentang Rencana Induk Pembangunan

Nomor 50 Tahun 2011

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010

Peraturan Presiden Republik

2025
Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Indonesia Nomor 5 Tahun

Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014

2010
Peraturan

Menteri Tentang Sadar Wisata;

Kebudayaan Dan Pariwisata


Nomor:
17

PM.04/

UM.001/MKP/2008
Peraturan
Menteri Tentang Perubahan Pertama Atas Rencana
Kebudayaan dan Pariwisata Strategis Kementerian Kebudayaan dan

Nomor:

Pariwisata Tahun 2010-2014;

PM.105/UM.001/MKP/201
18

0
Peraturan

Daerah

Kota Tentang Baku Mutu Air Sungai dan Baku

Palembang Nomor 2 Tahun Mutu Limbah Cair.


19

2003.
Keputusan Kepala Bapedal tentang Persyaratan Teknis Pengelolaan
Nomor

20

Limbah B3

03/BAPEDAL/09/1995
Keputusan Kepala Bapedal tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Nomor

21

Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah

01/BAPEDAL/09/1995
B3
Keputusan Menteri Negara tentang Daftar Jenis Usaha atau Kegiatan
Lingkungan Hidup Nomor: Wajib AMDAL

22

KEP-39/MENLH/8/ 1996
Peraturan
Pemerintah tentang
Nomor

12

Tahun

Pengelolaan

Limbah

Bahan

1995 Berbahaya dan Beracun

tentang Perubahan Peraturan


Pemerintah
23

Nomor

19

Tahun 1994
Undang-Undang Nomor 23 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tahun 1997
Keputusan menteri lingkungan hidup No. 52 Tahun 1995

Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 2 Tahun 2003. Tentang Baku Mutu Air
Sungai dan Baku Mutu Limbah Cair.

C. Tujuan dan Sasaran


Tujuan
1. Mengurangi penggunaan energi (effective & efficient)
2. Mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya
3. Mengurangi limbah berbahaya yang dihasilkan. Pengelolaan Limbah
Padat, Limbah Cair dan Limbah lain yang berbahaya seperti gas, accu
bekas
4. Meningkatkan kesadaran karyawan yang berkaitan dengan isu
lingkungan.
5. Meningkatkan kepatuhan dengan izin batas debit air limbah

6. Pengamanan & Pemeliharaan Lingkungan


7. Pelestarian & Penyeimbangan Ecosystem
8. Bebas dari debu dan asap, bebas dari kebisingan
Sasaran / Target
1. Mengurangi penggunaan listrik sebesar 10% pata tahun 1996
2. Mengurangi penggunaan gas alam sebesar 15% pada tahun1996
3. Mengurangi penggunaan CFC pada tahun1997
4. Kursus pelatihan kesadaran
5. Tidak ada pelanggaran kebijakan
6. Upaya-upaya untuk penghematan dalam penggunaan sumberdaya
alam dengan cara: REDUCING, RE-USING, RECYCLING
7. Meningkatkan penggunaan Green Products
D. Rencana Kerja dan Program Manajemen Lingkungan
Rencana Kerja: Penerapan konsep ekologi yang dilakukan oleh hotel

Pemanfaatan Lahan dan Hutan oleh Hotel

Material bangunan yang digunakan Hotel

Teknik menghemat energy, teknik untuk menghemat air

Kegiatan yang dilakukan Hotel dalam bidang sosial kemasyarakatan

Teknik pengolahan limbah / sampah di Hotel

Penggunaan produk lokal oleh Hotel

Program Manajemen:
1. Energi
- Minimumkan konsumsi energi, seperti mengadopsi disain gedung yang
hemat energi dengan memperhatikan kaidah arsitektur tradisional, sistem
pencahayaan yang sifatnya mengurangi pemakaian lampu, pemakaian
peralatan dapur dengan konsumsi energi listrik yang hemat serta pemakaian
bola lampu hemat energi.
- Memaksimumkan efisiensi dari sumber energi dengan menggunakan
peralatan yang sesuai agar energi tidak ada yang hilang.

- Menggunakan energi yang dapat diperbaharui seperti memanfaatkan tenaga


surya atau solar cell untuk memanaskan air dan penerangan lampu taman.
- Melakukan pencatatan, pengecekan data pemanfaatan energi secara teratur
serta dilakukan evaluasi secara rutin oleh departemen engineering.
2. Sumber daya air
- Melakukan usaha untuk meminimumkan penggunaan air, mulai dari
wisatawan, karyawan hingga penggunaan peralatan di hotel.
- Melakukan usaha daur ulang (re-use) terhadap air hujan untuk kepentingan
pertamanan.
- Usaha mengubah perilaku tamu dalam pemakaian air dengan penyampaian
pesan/ kampanye hemat pemakaian air.
- Melakukan

pengecekan

jumlah

konsumsi

air

sesuai

dengan

standar/klasifikasi hotel secara teratur, yang mana pemakaian air maksimal


650 liter/orang perhari (Tim THK, 2008)
3. Limbah Padat
- Melakukan pemisahan sampah sebelum dibuang sesuai dengan jenisnya
(sampah organik dan anorganik) untuk memudahkan dalam pengolahannya.
- Melakukan pengolahan sampah dapur berupa sampah basah, yaitu sampah
sisa makanan dari dapur dan serasah daun dari kebun untuk dijadikan
kompos.
- Melakukan upaya 3R : reuse, recycle, dan reduse terhadap sampah
anorganik berupa kaleng/kemasan, kertas, botol, plastik.
- Mempergunakan produk yang ramah lingkungan (ecolab product), dan
mudah didaur ulang.
- Selain sampah, hotel juga harus mampu menangani B3 (bahan berbahaya
beracun).
- Untuk mengurangi tekanan terhadap lingkungan (tanah, air dan udara), hotel
harus memanfaatkan 100% cleaning chemical yang biodegradable/ramah
lingkungan. Karena sifat cleaning chemical yang non biodegradable sangat
sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diuraikan oleh

mikroorganisme tanah, sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas


tanah (land degradation).
4. Limbah Cair
- Hotel harus memiliki sistem IPAL/STP dan harus berfungsi dengan baik
(memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan).
- Penggunaan kembali air hasil (daur ulang) limbah cair merupakan bentuk
aktivitas

dalam

penghematan

air

mengingat

industri

perhotelan

membutuhkan air dalam kuantitas yang banyak.


Pengolahan air buangan dapat dibagi menjadi empat tahap pengolahan,
yaitu:
1.

Pengolahan awal (Pre Treatment)


Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah:
Screening, Grit Removal, dan Equalization.
2. Pengolahan tahap pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah:
Kimia

Fisik
- Netralisasi

- Flotasi

- Koagulasi

- Sedimentasi

- Hidrolisis


3. Pengolahan tahap kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat

terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik
biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini
ialah:
Penghilangan organik terlarut dan unsur koloid
- Lumpur aktif (Activated Sludge)
- Trickling Filter
- Kolam aerasi
Penghilangan padatan tersuspensi
- Presipitasi (Pengendapan)

4. Pengolahan tahap ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap

ketiga ialah:
Koagulasi, Sedimentasi
Filtrasi
Adsorpsi karbon
Ion exchange (Penukar ion)
Destilasi
Reverse Osmosis (RO)
Elektrodialisis

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, A. 2014. Polusi udara: Pengertian dan dampak polusi udara.


(online)

(http://sehatsatu.com/pengertian-dan-dampak-polusi-udara/,

Diakses 30 September 2015).

Anonim. 2015. Dampak buruk dari kebiasaan hidup tidak hemat listrik.
(online) (http://benangkusut.info/dampak-buruk-dari-kebiasaan-hidup-tidakhemat-listrik/, Diakses 30 September 2015).

Graci, Sonya., dan Jacqueline, Kuehnel. 2009. Green Hotels & Responsible
Tourism Initiative. (online) (http://green.hotelscombined.com/Gyh-BestPractices.php, diakses 29 September 2015).

Hajjah, Fajriyatul., F.X. Decelle., dan I.N. Sunarta. Manajemen lingkungan


hotel di Bali: Penerapan konsep ekologi dalam kegiatan hotel.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 52 Tahun 1995.


Tentang : Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel.

Meliala, D. 2012. Pengertian, jenis, dampak negatif sampah.

(online)

(http://dedymeliala.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-jenis-dampak negatifsampah.html. diakses tanggal 30 September 2015.

Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 2 Tahun 2003. Tentang Baku


Mutu Air Sungai dan Baku Mutu Limbah Cair.

SNI 19-14001-2005. Sistem manajemen lingkungan Persyaratan dan


panduan penggunaan.

Stapleton,

P.J.

1996.

Environmental

Management

Systems:

An

Implementation Guide for Small and Medium-Sized Organizations. NSF


International Ann Arbor: Michigan.

Tirtawati, N.M. 2009. Potensi Hotel Dalam Memberikan Tekanan Terhadap


Lingkungan.(online)

(http://tirtawati.blogspot.co.id/2009/06/potensi-hotel-

dalam-memberikan-tekanan.html, diakses 21 September 2015).

Whitelaw, Ken. 2004. ISO 14001 Environmental Systems Handbook Second


edition. Elsevier Butterworth-Heinemann Linacre House, Jordan Hill,
Oxford OX2 8DP: London, Inggris.

Anda mungkin juga menyukai