Anda di halaman 1dari 5

1

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Flu Singapura sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal
sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan
Mulut (KTM). Mengapa disebut flu singapura karena pertengahan September tahun
2000, penyakit tangan, kaki dan mulut pernah merebak di Singapura (Judarwanto,
2009).
HFMD

merupakan

penyakit

yang

ditandai

oleh

suatu

febril

dengan

papulovesikular ruam pada telapak tangan dan tapak kaki, dengan atau tanpa vesikel
atau ulcer di dalam mulut (WHO, 2011).
Flu singapura adalah suatu demam mirip flu disertai ulkus dan ulser di mulut dan
vesikel berbentuk halo di telapak kaki dan telapak tangan yang terutama menyerang
balita dan kadang menyerang dewasa (Nugrahani, 2005).
B. Epidemiologi
Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM adalah
penyakit umum/biasa, pada kelompok masyarakat yang crowded dan menyerang
anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun (kadang sampai 10 tahun). Orang dewasa
umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari
orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau
ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan
makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi
ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa. Penyakit KTM ini mempunyai imunitas
spesifik, namun anak dapat terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya.
Masa Inkubasi 2-5 hari (Gunawan, 2008).
C. Etiologi
HFMD atau dikenal juga dengan sebutan PTKM merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae, genus
Enterovirus, terutama virus Coxsackie Grup A, khususnya tipe A16. Di dalam famili
Picornaviridae , terbagi menjadi genus Enterovirus dan Rhinovirus. Di dalam genus
Enterovirus, terdiri dari Poliovirus, tipe 1-3 Coxsackievirus kelompok A, tipe 1-24
(tidak ada tipe 23) Coxsackievirus kelompok B, tipe 1-6 Echovirus, tipe 1-34 (tidak
ada tipe 10 dan tipe 28) dan Enterovirus, tipe 68-71. Enterovirus adalah penghuni

sementara saluran pencernaan manusia dan dapat diisolasi dari tenggorokan atau usus
bawah. Enterovirus yang bersifat sitopatogenik (Poliovirus, Echovirus, dan beberapa
Coxsackievirus), pertumbuhannya dapat segera terjadi pada suhu 360C sampai 370C
dalam biakan primer sel ginjal manusia dan monyet. Coxsackievirus yang termasuk
dalam genus Enterovirus, terbagi menjadi kelompok A dan B. Coxsackievirus
kelompok A serotipe tertentu menyebabkan penyakit herpangina Penyakit Tangan,
Kaki, dan Mulut (PTKM) dan konjungtivitas hemoragik akut. Coxsackievirus
kelompok B dapat menyebabkan penyakit pleurodinia, miokarditis, perikarditis, dan
meningoensefalitis. Penyebab HFMD yang paling sering pada pasien rawat jalan
adalah Coxsackievirus A16, sedangkan yang memerlukan perawatan karena
keadaannya lebih berat atau timbul komplikasi sampai menyebabkan pasien
meninggal disebabkan oleh Enterovirus 71 (Gunawan, 2008).
D. Patofisiologi
Penyakit KTM mempunyai masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa epidemik, virus
menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak yang lain atau dari ibu kepada
janin yang dikandungnya. Virus menular melalui kontak langsung dengan sekresi
hidung dan mulut, tinja, maupun virus yang terhisap dari udara. Implantasi dari virus
di dalam bukal dan mukosa ileum segera diikuti dengan penyebaran menuju nodusnodus limfatik selama 24 jam. Setelah itu segera timbul reaksi berupa bintik merah
yang kemudian membentuk lepuhan kecil mirip dengan cacar air di bagian mulut,
telapak tangan, dan telapak kaki. Selama 7 hari kemudian kadar antibodi penetral
akan mencapai puncak dan virus tereliminasi (Nugrahani, 2005).
E. Manifestasi Klinis
Mula-mula demam tidak tinggi 2-3 hari diikuti sakit leher (pharingitis), tidak
ada nafsu makan, pilek, muntah, malaise, mual, gejala seperti flu pada
umumnya yang tidak mematikan.
Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulcus di mulut seperti
sariawan (lidah, gusi, pipi sebelah dalam) terasa nyeri sehingga sukar
menelan.
Rash atau ruam atau vesikel (lepuh kemerahan atau blister yang kecil dan
rata), papulovesikel yang tidak gatal di telapak tangan dan kaki. Kadangkadang rash atau ruam (makulopapel) ada di bokong.
(Judarwanto, 2009)

F. Diagnosis Banding
Diagnosis banding PTKM berdasarkan meliputi herpetic gingiovostomatitis,
aphthous stomatitis, scabies infestation, chickenpox (varicella), measles, dan rubella.
DD
herpetic
gingiovostomatitis

aphthous stomatitis

scabies
chickenpox

Manifestasi Klinis

Demam
Tampak sakit.
Ginggiva eritem, bengkak atau berdarah
Lymphadenopathy servikal.
Ulser atau vesikel pada mulut tanpa ulser atau vesikel pada

ekstremitas.
Mengenai mukosa mulut yang mengandung keratin
Gejala sistemik lebih berat seperti demam yang sangat

tinggi.
Tidak ditemukannya lesi pada kulit.
Ulserasi pada mukosa bibir, lidah, dan mulut.
Seringkali terjadi pada anak dan orang dewasa, rekuren.
Tidak menimbulkan gejala sistemik seperti demam, mual,

(varicella)

muntah.
Mengenai mukosa mulut yang tidak mengandung keratin.
Sering pada dewasa muda
Pustula, vesicle atau nodul pada kaki dan tangan
Distribusi melibatkan suatu area kulit lebih besar,
mencakup kulit kepala, tetapi kadang-kadang telapak

tangan dan tapak kaki.


Penyembuhan varicella ditandai pembentukan kulit keras,
HFMD reabsorpsi cairan vesikel.

DD
Measles

Manifestasi Klinis
Maculopapular ruam diseluruh tubuh
Anak-anak dengan suatu infeksi/peradangan campak khas
sering dengan batuk, coryza, conjunctivitis, dan koplik

Rubella

spots mungkin ditemukan pada mulut.


Ruam kulit yang berdistribusi

centipetal

dan

lymphadenopathy occipital.
(WHO, 2011)
G. Diagnosis
Diagnosa biasanya dapat ditegakkan berdasarkan klinis penyakit ini. Jika
gambaran klinis meragukan maka diagnosa dapat dilakukan dengan melakukan kultur
virus dari feses dan test serologi (Glick, 1996).

H. Tatalaksana
Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan
hanya bersifat suportif dan simptomatik. Pengobatan suportif dengan istirahat yang
cukup dan rehidrasi bila perlu intravena untuk mengembalikan cairan tubuh akibat
sulit makan dan demam.

Pengobatan simptomatik diberi antipiretik, analgesik,

antiseptik, dan antibiotik. Pada penderita dengan kekebalan tubuh yang rendah atau
neonatus dapat diberikan : Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis
atau neonatus (Johnson, 2001 Nugrahani, 2005).
I. Komplikasi
Umumnya jarang menimbulkan komplikasi karena self limiting disease, tetapi
dapat menyebabkan :

Meningitis

Ensefalitis

Myocarditis (Coxsackievirus Carditis) atau pericarditis

Acute Flaccid Paralysis atau Lumpuh Layuh Akut (Polio-like illness)


(Travira Air, 2009)

J. Prognosis
Prognosis sangat baik karena penyakit ini tidak begitu berbahaya dan akan
sembuh dengan sendirinya dalam 2 minggu. Panas badan akan turun dalam waktu 4
hari, sedangkan ulkus di mulut akan sembuh dalam waktu 7-10 hari (ruslijanto, 2001).
K. Pencegahan
Kebersihan adalah pelindungan yang terbaik pada penyakit PTKM sehingga
diharapkan masyarakat mencegah dengan cara sebagai berikut :
Cucilah tangan dengan sabun dan air sesudah ke WC, sebelum makan, sesudah
membuang ingus, dan sesudah mengganti popok maupun pakaian kotor.
Jangan pinjam-meminjam cangkir, sendok, garpu, dan alat kebersihan pribadi
misal handuk, lap muka, sikat gigi, pakaian, terutama sepatu dan kaos kaki.
Apabila batuk dan bersin, tutupilah mulut dan hidung. Bersihkan hidung serta
mulut dengan tisue wajah, sesudah dipakai sekali maka buanglah, kemudian
cuci tangan.
(NSW, 2013)

DAFTAR PUSTAKA
Glick, M., 1996. Infectious Diseases and Denstistry. Philadelphia W.B Saunders Co. Vol 40.
2:403
Gunawan, M., 2008. Penyakit Flu Singapura atau HFMD (Coxsackievirus A16). Diakses 21
Mei 2013
Johnson, D. H., 2001. Hand, Foot and Mouth Diseases. eMedicine Journal : Departement of
Internal Medicine. Vol 2. 7:1-8.
Judarwanto, Widodo., 2009. Mengenal Flu Singapura. Akzonobel. 18
Ruslijanto, H., 2001. Penyakit Tangan-Kaki dan Mulut : Gambaran Klinis, Diagnosis
Banding, dan Penatalaksanaannya. Jakarta: Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG
USAKTI. 43:28-32.
Travira, A., 2009. Flu Singapura. Travira Air Health, Safety, Environment Information. Vol.4.
1:2.
NSW., 2013. Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut (Hand, Foot and Mouth).
www.health.nsw.gov.au (21 Mei, 2013)

Diakses

Nugrahani, I., 2005. Penyakit Kaki, Tangan Dan Mulut Dan Pengobatannya. Diakses 21 Mei
2013
WHO., 2011. A Guide to Clinical Management and Public Health Response for Hand, Foot
and Mouth Disease (HFMD). WHO pp.35-39.

Anda mungkin juga menyukai