Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaksi Substitusi Elektrofilik
Substitusi elektrofilik merupakan reaksi yang paling sering ditemukan pada
senyawa aromatik, sedangkan pada senyawa alifatik lebih banyak ditemukan
substitusi nukleofilik daripada senyawa elektrofilik. Dalam reaksi substitusi
elektrofilik atom H yang terikat pada inti benzena diganti oleh pereaksi elektrofil
yaitu partikel yang bersifat suka akan elektron. Contoh reaksi substitusi elektrofilik
dapat digambarkan sebagai berikut :

benzena

HNO3

H2SO4

NO2

nitrobenzena
Gambar 2.1 Reaksi Substitusi Elektrofilik

Pada reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik, tampak bahwa inti


benzena tetap tidak berubah. Ini menandakan bahwa ada kestabilan cincin benzena
pada aromatisitas cincin (Supriatna, 2005).
Reaksi nitrasi senyawa aromatik dapat ditulis dengan persamaan sebagai
berikut :
ArH + HNO3

ArNO2 + H2O

Nitrating agent merupakan elektrofilik reaktan, dimana reaksi akan terjadi


pada atom karbon dari cincin aromatik yang mempunyai densitas elektron terbesar.
Gugus NO2 yang masuk dapat membentuk posisi orto, para dan meta. Jumlah isomer
pada produk tergantung pada substituent ini mempunyai efek yang sangat besar pada
densitas elektron dalam rangkaian atom-atom C. Apabila substituent menyebabkan
densitas elektron menjadi lebih besar pada ortho dan para. Sedangkan substituent lain
yang menyebabkan densitas elektron lebih besar pada posisi meta dibanding posisi
orto dan para, maka yield produk nitrasi akan didominasi isomer meta (Ariyanto,
2012).

2.2 Reaksi Nitrasi

Reaksi nitrasi adalah proses dimana terjadi reaksi kimia yang menjamin
masuknya satu atau lebih gugus (-NO2) ke dalam suatu molekul, dimana molekul
reaktannya merupakan senyawa-senyawa organik. Reaksi nitrasi berlangsung dengan
penggantian satu atau lebih gugus nitro (-NO2) menjadi molekul yang reaktif. Gugus
nitro akan menyerang karbon membentuk nitroaromatik atau nitroparafin. Jika
menyerang nitrogen membentuk nitramin dan bila menyerang oksigen membentuk
nitrat ester. Umumnya nitrasi yang banyak dijumpai adalah nitrasi NO2
menggantikan atom H (Ariyanto, 2012).
Berikut tahapan reaksi nitrasi :
1. Pembentukan ion nitronium pada benzena
HO NO2 + 2 H2SO4
2. Ion nitronium bergabung dengan benzena
H + NO2

H3O+ + 2 HSO4- + NO2+


+

NO2

3. Pelepasan proton untuk membentuk nitrobenzena


(Wingrove, 1981)
HNO3 + 2H2SO4
NO2+ + H3+ + 2HSO4Kemudian ion nitronium itulah yang menyerang benzena. Katalis mempunyai
peranan penting dalam memproduksi ion elektrofil, sebab tanpa H2SO4 sebagai
katalis, HNO3 tidak akan menghasilkan ion nitronium, tapi ion nitrat (NO3-)3.
Campuran yang dipakai biasanya adalah dengan perbandingan 1 bagian asam nitrat
pekat dengan 2 bagian asam sulfat pekat. Untuk senyawa yang kurang aktif,
misalnya p-nitrotoluena dipergunakan campuran asam nitrat berasap dan asam sulfat
berasap (Supriatna, 2005).
2.3 Asam Pikrat (C6H3N3O7)
Asam pikrat atau 2,4,6-trinitrofenol adalah kristal berwarna kuning pucat, tidak
berbau, dan sedikit larut dalam air. Terutama digunakan sebagai reagen pewarnaan
dan dalam reaksi sintesis. Ketika terhidrasi, asam pikrat biasanya tidak berbahaya
tetapi ketika kering bisa terjadi ledakan yang sangat kuat. Asam pikrat sangat sensitif
terhadap panas, kejutan dan gesekan dan juga merupakan zat yang beracun pada
semua jenis kontak, yaitu inhalasi, konsumsi, kontak dermal. Asam pikrat sangat
reaktif dengan berbagai macam bahan seperti beton, plester, amina, basa, dan logamlogam (seperti timah, seng, tembaga, dan merkuri) untuk membentuk garam pikrat,
yang lebih reaktif dan sensitif dibandingkan asamnya itu sendiri. Penyimpanan asam
pikrat sebaiknya disertai label wadah dengan tanggal penerimaan dan tanggal dibuka.
Disimpan di wadah aslinya dengan keadaan sejuk, kering, tempat yang terventilasi

dengan baik dan jauh dari sumber panas. Asam pikrat harus dijaga tetap basah
dengan kandungan air lebih besar dari 10% volume. Asam pikrat yang telah disimpan
lebih dari dua tahun dibuang. Asam pikrat juga sebaiknya disimpan secara terpisah
dari oksidator, agen pereduksi, garam-garam anorganik, logam-logam (tembaga,
timah, seng, aluminium + air), amoniak, beton, plester, garam-garam, gelatin,
alkaloid, dan albumin.
Bahaya yang paling serius dari asam pikrat ini adalah resiko ledakan, yang
mungkin terjadi jika asam kering. Potensi efek kesehatan dari asam pikrat adalah
beracun jika tertelan, terhirup, atau diserap melalui kulit. Menghirup debu dapat
menyebabkan kerusakan paru. Paparan kronis dapat menyebabkan kerusakan hati
atau ginjal. Asam pikrat juga menyebabkan iritasi pada kulit dan alergi. Tumpahan
sangat kecil dapat diserap dengan kertas handuk basah (Stanford University, 2008).

Anda mungkin juga menyukai