Anda di halaman 1dari 3

Struktur Kromatin: Sisi Sensitif Nuklease Berdekatan dengan Gen Aktif

Mikroskop elektron dan studi mengenai gen aktif & kromatin telah menunjukkan bahwa
gen yang akan ditranskripsi pada nukleosom menunjukkan frekuensi dan jarak yang sama seperti
nukleosom yang berisi DNA dari gen yang tidak ditranskiripsi. Namun, struktur dari nukleosom
yang mengandung gen aktif tetap berbeda dengan nukleosom yang mengandung gen tak aktif.
Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya sensitivitas nuklease terhadap transkripsi gen aktif.
Studi terbaru telah menunjukkan sensitivitas nuklease dalam transkripsi gen aktif pada
beberapa organisme lainnya. Selain itu, sensitivitas nuklease terhadap gen aktif dipengaruhi oleh
keberadaan 2 protein kromosom non histon yang disebut HMG 14 dan HMG 17. Ketika protein
ini dipindah dari kromatin aktif, sensitivitas nuclease akan hilang. Jika ia ditambahkan kembali,
kesensitivitasannya akan kembali.
Ketika isolasi kromatin yang mengandung gen aktif transkripsi diperlakukan dengan
konsentrasi DNAse I yang sangat rendah, molekul DNA akan membelah dibeberapa situs
tertentu saja. Beberapa situs hipersensitif telah menunjukkan bahwa mereka berada pada bagian
"hulu" (berdekatan dengan ujung gen homolog ke 5 pada ujung mRNA) dari gen aktif
transkripsi.
Kontrol Hormon pada Ekspresi Gen
Komunikasi antar sel adalah fenomena yang sangat penting pada hwan dan tumbuhan
tingkat tinggi. Hormon peptida seperti insulin; dan hormon steroid seperti estrogen dan
testosteron merupakan dua jenis sistem sinyal yang digunakan dalam komunikasi antar sel. Pada
hewan tingkat tinggi, hormon disintesis dalam berbagai sel sekretori khusus dan dilepaskan ke
dalam aliran darah. Hormon steroid di sisi lain adalah molekul kecil yang mudah memasuki sel
melalui membran plasma. Setelah streroid masuk kedalam sel-sel yang tepat, hormon steroid
menjadi erat terikat pada protein reseptor spesifik. Protein reseptor ini hanya terdapat pada
sitoplasma dari sel target.
Aktifasi Transkripsi oleh Hormon Steroid
Studi Autoradiografi dengan menggunakan hormon steroid yang dilabeli dengan zat
radioaktif telah menunjukkan bahwa kompleks hormone-protein reseptor akan berakumulasi
secara cepat pada nucleus sel target. Pada beberapa kasus, kompleks hormon-reseptor ini
berfungsi sebagai regulator positif atau aktivator dari transkripsi, mirip seperti CAP-cAMP
pada prokariot. Histon disintesis selama fase S dari siklus sel sama seperti DNA. Ketika
kromatin dari fase S (fase sintesis DNA) ditranskripsi secara in vitro, maka histon mRNA akan
disintesis pula. Ketika kromatin dari fase G1 (periode setelah selesainya mitosis, tetapi sebelum
S) digunakan, tidak ada histon mRNA yang disintesis. Ketika non-histon dihilangkan dari
kromatin fase G1 dan diganti dengan protein kromosom non-histon dari kromatin fase S, mRNA
histon juga disintesis. Artinya, non-histon pada kromatin yang disusun kembali yang berasal dari
sel fase G1 dan fase S, maka tidak terdapat mRNA histon yang disintesis. Terdapat bukti yang
kuat yang mendukung interaksi langsung antara kompleks dan urutan regulator cis-acting dari
gen target akan memunculkan glukokortikoid, estrogen dan hormon tiroid pada hewan tingkat
tinggi.
Hormon Glukokortikoid Bekerja Melalui Enhancer Element (Elemen Peningkat)
Elemen peningkat adalah elemen yang dapat mengaktifkan sel target spesifik dengan
mediasi protein yang berinteraksi dengan urutan regulator cis-acting. Hormon glukokortikoid

menunjukkan hasil yang bagus dalam pengaktivasi ekspresi gen. Efek hormon glukokortikoid
telah dianalisis dengan menggunakan hormon sintetis yang disebut dexamethasome. Hormon
glukokortikoid bertindak dengan terlebih dahulu mengikat protein reseptor yang terdapat dalam
sitoplasma sel target. Kompleks hormon- protein reseptor kemudian berakumulasi pada inti sel
dan mengikat urutan DNA tertentu yang disebut dengan glucocorticoid response element (Gres).
Dengan tidak adanya hormon, protein reseptor dikaitkan dengan protein sitoplasmik lain yang
akhirnya memiliki afinitas rendah untuk DNA. Kompleks hormon-reseptor glukokortikoid
mengaktifkan transkripsi gen target dengan mengikat urutan GRE di enhancer yang berlokasi
dekat masing-masing gen tersebut. Lalu protein reseptor akan menjadi dimer dan menjadi bentuk
aktifnya.
Ecdyson dan Puffs (Gumpalan) Kromosom pada Lalat
Gumpalan ini sebenarnya adalah pita dari kromosom yang memanjang yang terdapat
pada kelenjar ludah lalat family Diptera, seperti pada Drosophila dan Chironomus. Fenomena itu
disebut puffing. Selama perkembangan lalat diptera, hormon ecdyson disekresikan dan
memicu pergantian kulit. Proses penggumpalan kromosom tadi terjadi pada saat molting. Jika
pada saat molting lalat disuntik dengan hormon ecdyson, maka gumpalan kromosom yang terjadi
adalah identik dengan yang terjadi pada molting alami. Hal ini terjadi karena pola induksi
ecdyson pada gumpalan tersebut mirip dengan efek dari hormon streoid pada ekspresi gen.
Regulasi Melalui Jalur Alternatif dalam Transcript Splicing
Regulasi terjadi dengan merubah stabilitas trasnkrip, oleh transport diferensial ke
sitoplasma dan trasnlasi diferensial dalam transkrip yang sudah diproses. Salah satu contoh yang
paling menonjol dari bentuk alternatif transkrip splicing terjadi dalam kasus gen tropomyosin
pada Drosophila dan vertebrata hewan. Tropomyosins adalah kerabat dekat dari protein yang
memediasi interaksi antara aktin dan troponin, dengan demikian membantu mengatur kontraksi
otot. Macam macam jaringan yang berupa otot maupun bukan, ditandai dengan adanya isoform
tropomyosin berbeda. Sampai sekarang belum diketahui seberapa penting kegunaan jalur
alternatif splicing dalam regulasi ekspresi gen.
Regulasi Sirkuit Kompleks Ekspresi Gen pada Eukariot
Britten-Davidson mengusulkan sebuah model berupa integrasi regulasi dari sekumpulan
gen struktrual berdasarkam gen regulator repetitif. Berdasarkan model tersebut, gen sensor yang
spesifik mewakili urutan titik temu yang spesifik yang merespon sinyal yang spesifik pula. Gen
sensor spesifik merupakan situs yang mengikat-urutan tertentu yang merespon sinyal tertentu.
Ketika gen sensor menerima sinyal yang tepat, mereka mengaktifkan transkripsi gen integrator
yang berdekatan. Gen integrator-produk kemudian berinteraksi dengan cara-urutan tertentu
dengan gen reseptor. Britten dan Davidson mengusulkan agar gen integrator-produk yang
merupakan RNA aktivator yang berinteraksi langsung dengan gen reseptor untuk memicu
transkripsi gen-gen penghasil yang letaknya bersebelahan. Namun, hal ini tidak menunjukkan
hasil yang signifikan.
Dengan cara membuat gen reseptor ataupun gen integrator secara berlebihan, banyak
kombinas dari gen produser yang dapat diaktifkan untuk merespon sinyal yang berbeda pula.
Jika kedua gen integrator dan gen reseptor yang berlebihan, sirkuit terpadu kompleks ekspresi
gen dapat dengan mudah dibuat. Fitur yang paling menarik dari model Britten dan Davidson
adalah adanya alasan yang masuk akal untuk pola urutan DNA dan urutan DNA single-copy.

Bukti langsung menunjukkan bahwa sebagian besar gen struktural memang urutan DNA singlecopy. Hal ini menjadi bukti bahwa populasi hnRNA selalu lebih kompleks daripada populasi
mRNA. Hal ini juga menunjukkan bahwa regulasi terjadi secara pasca transkripsi selama proses
pembentukan RNA.
Pertanyaan:
1. Bagaimanakah proses regulasi gen pada Eukariotik yang hampir mirip dengan proses
regulasi gen pada Prokariotik?
2.
Jawaban:
1. Pada eukariotik, kompleks hormone-protein reseptor akan berakumulasi secara cepat
pada nucleus sel target. Pada beberapa kasus, kompleks hormon-reseptor ini berfungsi
sebagai regulator positif atau aktivator dari transkripsi, mirip seperti CAP-cAMP pada
prokariot.
2.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bagan
    Bagan
    Dokumen1 halaman
    Bagan
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Protein
    Protein
    Dokumen2 halaman
    Protein
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Bagan
    Bagan
    Dokumen1 halaman
    Bagan
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Bagan
    Bagan
    Dokumen1 halaman
    Bagan
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan
    Pertanyaan
    Dokumen1 halaman
    Pertanyaan
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen6 halaman
    Resume
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Kritis
    Analisis Jurnal Kritis
    Dokumen5 halaman
    Analisis Jurnal Kritis
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Cheat
    Cheat
    Dokumen12 halaman
    Cheat
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Cheat
    Cheat
    Dokumen12 halaman
    Cheat
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • EM4
    EM4
    Dokumen1 halaman
    EM4
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Kritis
    Analisis Jurnal Kritis
    Dokumen5 halaman
    Analisis Jurnal Kritis
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Laporan ALT Bakteri
    Laporan ALT Bakteri
    Dokumen4 halaman
    Laporan ALT Bakteri
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Brosur Bahasa Jawa
    Brosur Bahasa Jawa
    Dokumen2 halaman
    Brosur Bahasa Jawa
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Biotek
    Biotek
    Dokumen2 halaman
    Biotek
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • BUDIDAYA IKAN SWORDTAIL
    BUDIDAYA IKAN SWORDTAIL
    Dokumen9 halaman
    BUDIDAYA IKAN SWORDTAIL
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Organoleptik
    Analisis Data Organoleptik
    Dokumen1 halaman
    Analisis Data Organoleptik
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Satu Gen Satu Polipeptida
    Satu Gen Satu Polipeptida
    Dokumen5 halaman
    Satu Gen Satu Polipeptida
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Gabungan Laporan ALT Susu 1
    Gabungan Laporan ALT Susu 1
    Dokumen13 halaman
    Gabungan Laporan ALT Susu 1
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Jamur Yang Bersifat Patogen
    Jamur Yang Bersifat Patogen
    Dokumen2 halaman
    Jamur Yang Bersifat Patogen
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Pembuatan Yoghurt
    Pembuatan Yoghurt
    Dokumen6 halaman
    Pembuatan Yoghurt
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Resume Rekayasa Genetika
    Resume Rekayasa Genetika
    Dokumen7 halaman
    Resume Rekayasa Genetika
    Mirza Yanuar Rizky
    100% (1)
  • Gabungan Laporan ALT Susu 1
    Gabungan Laporan ALT Susu 1
    Dokumen13 halaman
    Gabungan Laporan ALT Susu 1
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Surat Ijin Orang Tua (OPHAQ)
    Surat Ijin Orang Tua (OPHAQ)
    Dokumen1 halaman
    Surat Ijin Orang Tua (OPHAQ)
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Resume
    Resume
    Dokumen4 halaman
    Resume
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • PCQ Kelompok 5
    PCQ Kelompok 5
    Dokumen6 halaman
    PCQ Kelompok 5
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat
  • Makalah SPH
    Makalah SPH
    Dokumen10 halaman
    Makalah SPH
    Mirza Yanuar Rizky
    Belum ada peringkat