Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengadsorpsi emisi CO, NO, dan NOx pada kendaraan
bermotor karena gas tersebut ialah pencemar yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Hal itu dapat dilakukan menggunakan arang aktif sekam padi yang berfungsi sebagai adsorben.
Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pembuatan arang aktif dari sekam padi,
pengujian kualitas arang aktif berdasarkan SNI, analisis profil permukaan arang aktif dengan SEM,
pengukuran emisi CO, NO, dan NOx pada kendaraan bermotor dengan menggunakan PEM-9004.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dan zat menguap arang aktif sekam padi memenuhi
persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI), masing-maing dibawah 15% dan 25%. Kadar abu
dan karbon terikat arang aktif sekam padi suhu aktivasi tidak memenuhi persyaratan SNI, masingmasing diatas 10% dan dibawah 60%. Arang aktif sekam padi dapat menurunkan konsentrasi emisi
CO, NO, dan NOx secara signifikan. Semakin tinggi suhu aktivasi arang aktif, maka semakin besar
daya serapnya. Suhu 400 oC merupakan suhu aktivasi terbaik bagi arang aktif sekam padi karena
memiliki daya serap tertinggi terhadap gas, yaitu 52,5% untuk gas CO; 76,2% untuk gas NO; 77,3
% untuk gas NOx.
Kata kunci: adsorpsi, arang aktif, emisi, PEM-9004, sekam padi
Abstract. This research aims to adsorb CO emissions, NO and NO in motor vehicles because these
gases are pollutant that are very dangerous for humans and the environment. This is conducted by
using activated carbon made from rice husk that functions as an adsorbent. The method consists of
several steps, namely the manufacture of activated carbon of rice husk, testing the quality of
activated carbon of rice husk based on SNI, surface profile analysis of activated carbon from rice
husk using SEM, measuring CO emissions, NO and NOx in motor vehicles using PEM-9004. The
results of the research showed that water content and levels of activated substance evaporates of
rice husk suitable the requirements of the Indonesian National Standard (SNI), below 10% and
25%. Ash content and levels of fixed carbon from activated carbon rice husk from activation
temperature does not suitable the requirements of the SNI, over 10% and below 60%. Activated
carbon rice husk reduce the concentration of CO emissions, NO and NOx significantly. The higher
temperature activation of activated carbon, the greater power absorbed. 400 oC is the best activation
temperature for rice husk carbon because it has the highest adsorption of the gas, which is 52.5%
for CO gas, 76.2% for NO gas and 77.3% for NOx gas.
Keywords : adsorptions, activated carbon, emissions, PEM 9004, rice husk
PENDAHULUAN
Di Indonesia kualitas udara telah
meningkatnya
kendaraan
2011).
jumlah
Emisi
ini
NO
dan
menyebabkan
NOx
hujan
menimbulkan
berpotensi
asam
sehingga
kerusakan
hutan,
digunakan
arang
aktif
sebagai
Menurut
bahwa
2004).
dapat
Sementara
gas
CO
arang
aktif
juga
memiliki
Dian, 2009).
tersebut
sehingga
efektif
Sebuah penelitian
membuat
meningkat
upaya
(Angraeni, 2013).
pesat
ini
kurang
Kenyataan
menunjukkan
bahwa
pemanfaatan
limbah
belum
sekam
menyerap
Cr(VI)
sebanyak
menggunakan
ZnCl2
10%
yang
digunakan
ini
adalah
tanur
(Muffle
(PEM)
9004,
Microscopy
neraca
oven
Scanning
(SEM)
analitik
(tipe
tescan
shimadzu
SPNISOSFD),
ayakan
20
mesh,
pipa
PVC,
Prosedur Kerja
adsorben
logam
berat
Sekam Padi
dan
C selama 24 jam.
Keterangan:
Ma = massa awal
Mb = massa akhir
300
masing-masing
Lalu
C, 350
C, 400
sebagai
C ditimbang
massa
awal.
Selanjutnya,
arang
disimpan
dalam
pada suhu
2008).
(Dahlan, 2012).
Keterangan:
o
Sebanyak 1 gram AA 0 C, AA
o
Ma = massa awal
Mb
= massa akhir
arang
aktif
tersebut
o
C, 350
300
cawan
2012).
yang
C, dan AA 400
telah
diketahui
bobot
700 oC selama
Keterangan
KKT = kadar karbon terikat
KA = kadar abu
Pengukuran
Tabung
C dan AA
kali.
c. Aktivasi Kimia dan Fisika
Sebanyak
dari
sekam
padi
ini
sebagai
sampai
gram
arang
50
menggunakan
bahan
baku
Sekam padi
untuk
pengotor,
padi tersebut.
aktif.
menghilangkan
bersih
zat-zat
menguapkan
suhu 105
Hasil
kandungan
air.
Tujuan
aktivasi fisika untuk memperluas poripori arang aktif sehingga daya serapnya
semakin besar.
sekam padi.
aktif,
semakin
rendah
daya
kemampuan adsorpsi.
Semakin besar
(Puspita,
Secara
padi
memenuhi
diperoleh
menguap.
penelitian
dkk.,
yang
2013).
dihasilkan
pada
yang
penelitian
Kadar abu
ini
menyatakan
tidak
bahwa
menghasilkan
sebesar 1,3%.
2009).
kadar
karbon
terikat
T (oC)
KA (%)
KZM (%)
KA (%)
KKT (%)
14,20
25,00
50,16
10,64
300
7,20
24,90
47,50
20,40
350
6,30
22,85
49,36
21,49
400
2,80
18,18
50,91
28,02
proses
oksidasi
terjadi
lebih
lanjut
Keterangan:
T
Terikat
KA
= kadar air
d. Pengujian
Kadar
Karbon
menjadi
(Fauziah, 2009).
atom
karbon
Persyaratan kadar
Electron
Microscope
berkas
dipantulkan
Detektor
untuk
Pengujian SEM
atau
Dari
aktivasi 400
pengujian
melihat
tersebut,
pola
gambaran
C memiliki permukaan
Pengaruh
tapi
cukup
efektif
dalam
NOx
Pada proses pengukuran ini, jenis
kendaraan bermotor yang digunakan
adalah sepeda motor merek Yamaha soul
GT.
diukur
dengan
Portable
Emissions
disebut
kontrol,
pengukuran
ini
knalpot.
Perlakuan 2 5 dilakukan
pada
pipa
knalpot
hasil
sepeda
motor.
Data
ppm
sepeda
8,4
motor.
ppm;
8,8
Selain
ppm.
itu,
Hasil
gas-gas
tersebut
mengalami
Pada
pengukuran
T2
300 oC
sekam
padi
suhu
sekam
padi
suhu
aktivasi 400 oC
mengalami
penurunan
masing-
aktivasi 350 oC
aktif
mengalami
suhu (0 oC)
T3 = arang
juga
aktif
Keterangan :
K = kontrol (tanpa arang aktif)
T2 = arang
300
Selaras
dengan
pengukuran
suhu
aktivasi
400
juga
Semakin
yangg
banyak.
menyebabkan
diserap
semakin
zat-zat
nonkarbon
Hal itu
Daya
terbuka.
Dengan
demikian,
daya
C merupakan suhu
Standar
Nasional
Indonesia
(SNI),
AA 400
C.
aktif
sekam
padi
dapat
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyampaikan terima
kasih kepada analis Laboratorium Kimia
Analitik Jurusan Kimia FMIPA Unhas
dan kepada semua pihak yang membantu
sehingga penelitian ini dapat terlaksana
DAFTAR PUSTAKA
1. Angreni, A., 2013, Studi Kasus:
Kebijakan
Mobil
Murah,
(http://academia.edu).
2. Apriyanti, E., 2011, Adsorpsi CO2
menggunakan Zeolit Sintetis 4A:
Aplikasi pada Pemurnian Produk
Biogas, Tesis tidak diterbitkan,
Program Studi Teknik Kimia,
Fakultas
Teknik,
Universitas
Diponegoro, Semarang.
3. Arisma,
D.,
2010,
Pengaruh
Penambahan Reheater pada Knalpot
terhadap Emisi Gas Buang CO
Sepeda Motor Yamaha Jupiter Z
Tahun 2004, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
4. Badan Pusat Statistik, 2013, Produksi
Padi,
Jagung,
dan
Kedelai,
(www.bps.go.id).
5. Budiyono, A., 2010, Pencemaran
Udara: Dampak Pencemaran Udara
pada Lingkungan, Berita Dirgantara,
2 (1).
6. Dahlan, B., 2012, Studi Awal
Penggunaan Limbah Kayu Matoa
(Pometia sp) sebagai Bahan Dasar