Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah

Sistem Telekomunikasi

Sinyal pada Kawasan Waktu dan Frekuensi

Disusun oleh :

Muhammad Harry B.P

21060113140185

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

1. Sinyal Kontinyu Periodik


A. Sinyal Sinus

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada kawasan waktu, sinyal sinus yang
dihasilkan merupakan suatu sinyal kontinyu yang periodik. Fungsi sinyal sinus yang akan
ditampilkan memenuhi persamaan:
y= A . sin ( 2 ft )

Frekuensi yang diberikan adalah 20 Hz, maka sinyal ini memiliki periode

1
T = =0,05 s .
f

Amplitudo dari sinyal ini adalah 2. Sinyal ini kontinyu karena mempunyai nilai untuk setiap
waktu. Bila sinyal sinus periodik dengan frekuensi 10 Hz ini direpresentasikan ke kawasan
lain, yakni kawasan waktu, maka bentuk sinyal akan berubah.
Kode untuk menampilkan sinyal sinus kontinyu periodik pada kawasan waktu di
MATLAB adalah:
clc;
clear;
f= 20;
%frekuensi sinyal sinus
A=2;%Amplitudo
Fs = 200; %pencuplikan, mengikuti aturan Nyquist
Ts = 1/Fs; %selang waktu cuplikan
t = 0:Ts:1-Ts; %periode pencuplikan
y = A*sin(2*pi*f*t); %membuat sinyal sinus
subplot(2,1,1)
plot(t,y)
title(['Sinyal Kontinyu Sinus dalam kawasan waktu dengan f=', num2str(f),
'Hz']);
xlabel('Time(s)');
ylabel('Amplitudo');

Pada kawasan frekuensi, dapat dilihat bahwa nilai frekuensi sinyal dapat diketahui,
yakni 20 Hz. Pada kawasan frekuensi, bentuk sinyal sinus diubah untuk dapat diketahui
informasi yang tidak dapat diketahui pada kawasan waktu. Salah satu informasi yang dapat
diketahui adalah nilai frekuensi sinyal, yakni 20 Hz. Representasi sinyal pada kawasan
frekuensi dapat dicari dengan fungsi FFT.

Kode untuk menampilkan sinyal sinus kontinyu periodik pada kawasan frekuensi di
MATLAB adalah:
N=length(y);
k=0:N-1;
T=N/Fs;
freq=k/T;
X=fft(y,N);
subplot(2,1,2)
plot(freq,abs(X))
title(['Sinyal Kontinyu Sinus dalam kawasan frekuensi dengan f=',
num2str(f), 'Hz']);
xlabel('Frekuensi(Hz)');
ylabel('Amplitudo');

B. Sinyal Kotak

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada kawasan waktu, sinyal kotak yang
dihasilkan merupakan suatu sinyal kontinyu yang periodik dengan frekuensi 10 Hz. Sinyal ini
memiliki periode 0,1 s. Amplitudo dari sinyal ini adalah 1,5. Sinyal ini kontinyu karena
mempunyai nilai untuk setiap waktu. Bila sinyal kotak periodik dengan frekuensi 10 Hz ini
direpresentasikan ke kawasan lain, yakni kawasan waktu, maka bentuk sinyal akan berubah.

Kode untuk menampilkan sinyal kotak kontinyu periodik pada kawasan waktu di
MATLAB adalah:
clc;
clear;
% Generate Sinusoidal of 20Hz
fo = 20;
%frequency of the sine wave
Fs = 100; %sampling rate
Ts = 1/Fs; %sampling time interval
t = 0:Ts:1-Ts; %sampling period (samples 1-100, from 0sec to 0.99sec)
axis([0 1 -3 3])
subplot(2,1,1)
plot(t,y);
y = 2*square(2*pi*fo*t); %the sine curve
title('Sinyal Kotak Kontinyu Periodik dalam kawasan waktu dengan f=',
num2str(f), 'Hz']);
xlabel('Waktu (s))')
ylabel('Amplitude');

Pada kawasan frekuensi, dapat dilihat bahwa nilai frekuensi sinyal dapat diketahui,
yakni 10 Hz. Pada kawasan frekuensi, bentuk sinyal kotak diubah dengan fungsi FFT untuk
dapat diketahui informasi yang tidak dapat diketahui pada kawasan waktu. Salah satu
informasi yang dapat diketahui adalah nilai frekuensi sinyal, yakni 10 Hz.
Kode untuk menampilkan sinyal kotak kontinyu periodik pada kawasan frekuensi di
MATLAB adalah:
N=length(y); %get the number of points
k=0:N-1;
%create a vector from 0 to N-1
T=N/Fs;
%get the frequency interval
freq=k/T;
%create the frequency range
X=fft(y,N);
subplot(2,1,2)
plot(freq,abs(X))
title(['Sinyal Kontinyu Kotak dalam kawasan frekuensi dengan f=',
num2str(fo), 'Hz']);
xlabel('Frekuensi(Hz)');
ylabel('Amplitudo');

2. Sinyal Diskrit Periodik


A. Sinyal Diskrit Sinus

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada kawasan waktu, sinyal diskrit sinus
yang dihasilkan merupakan suatu sinyal diskrit yang periodik dengan periode 0,2 detik.
Amplitudo dari sinyal ini adalah 2,5. Sinyal ini diskrit karena tidak mempunyai nilai untuk
setiap waktu. Untuk dapat mengetahui frekuensi dari sinyal diskrit sinus ini, maka perlu
direpresentasikan ke kawasan lain, yakni kawasan frekuensi.
Kode untuk menampilkan sinyal sinus diskrit periodik pada kawasan waktu di
MATLAB adalah:

Fs=40;%frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs;%proses normalisasi
f=5;
A=2.5;
y=A*sin(2*pi*t*f);
subplot(2,1,1)
stem(t,y)
axis([0 1 -3 3])
title(['Sinyal Diskrit Periodik Sinus dalam kawasan waktu dengan f=',
num2str(f), 'Hz']);
xlabel('Waktu (s)')
ylabel('Amplitudo');

Bentuk sinyal pada kawasan frekuensi dapat diketahui dengan fungsi FFT, sehingga
nilai frekuensi sinyal dapat diketahui. Pada kawasan frekuensi, bentuk sinyal sinus diubah
untuk dapat diketahui informasi yang tidak dapat diketahui pada kawasan waktu. Salah satu
informasi yang dapat diketahui adalah nilai frekuensi sinyal. Selain itu, bentuk sinyal pada
kawasan frekuensi akan menjadi kontinyu bila pada kawasan waktu bentuknya diskrit. Dapat
dilihat bahwa pada gambar, frekuensi sinyal adalah 5 Hz. Hal ini sesuai dengan persamaan
1
1
f= =
=5 Hz .
T 0,2
Kode untuk menampilkan sinyal sinus diskrit periodik pada kawasan frekuensi di
MATLAB adalah:
N=length(y);
k=0:N-1;
T=N/Fs;
freq=k/T;
X=fft(y,N);
subplot(2,1,2)
plot(freq,abs(X))
title(['Sinyal Diskrit Periodik Sinus dalam kawasan frekuensi dengan f=',
num2str(f), 'Hz']);
xlabel('Frekuensi(Hz)');
ylabel('Amplitudo');

B.

Sinyal Diskrit Kotak

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada kawasan waktu, sinyal kotak yang
dihasilkan merupakan suatu sinyal diskrit yang periodik dengan periode 0,2 s. Amplitudo dari
sinyal ini adalah 2,5. Sinyal ini diskrit karena mempunyai tidak mempunyai nilai untuk setiap
waktu. Bila sinyal kotak periodik dengan frekuensi 10 Hz ini direpresentasikan ke kawasan
lain, yakni kawasan waktu, maka bentuk sinyal akan berubah.
Kode untuk menampilkan sinyal kotak diskrit periodik pada kawasan waktu di MATLAB
adalah:
Fs=100;%frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs;%proses normalisasi
f=5;
A=2.5;

y=A*square(2*pi*t*f);
subplot(2,1,1)
stem(t,y)
axis([0 1 -3 3])
title(['Sinyal Kotak Diskrit Periodik dalam kawasan waktu dengan f=',
num2str(f), 'Hz']);
xlabel('Waktu (s)')
ylabel('Amplitudo');

Bentuk sinyal pada kawasan frekuensi dapat diketahui dengan fungsi FFT, sehingga
nilai frekuensi sinyal dapat diketahui. Pada kawasan frekuensi, bentuk sinyal kotak diubah
merupakan suatu sinyal spektrum diskrit. Pada kawasan frekuensi, dapat diketahui informasi
yang tidak dapat diketahui pada kawasan waktu. Salah satu informasi yang dapat diketahui
adalah nilai frekuensi sinyal. Selain itu, bentuk sinyal pada kawasan frekuensi akan menjadi
kontinyu bila pada kawasan waktu bentuknya diskrit. Dapat dilihat bahwa pada gambar,
frekuensi sinyal adalah 5 Hz. Hal ini sesuai dengan persamaan
1
1
f= =
=5 Hz .
T 0,2
Kode untuk menampilkan sinyal sinus diskrit periodik pada kawasan frekuensi di
MATLAB adalah:
N=length(y);
k=0:N-1;
T=N/Fs;
freq=k/T;
X=fft(y,N);
subplot(2,1,2)
plot(freq,abs(X))
title(['Sinyal Diskrit Periodik Sinus dalam kawasan frekuensi dengan f=',
num2str(f), 'Hz']);
xlabel('Frekuensi(Hz)');
ylabel('Amplitudo');

3. Sinyal Diskrit Aperiodik

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada kawasan waktu, sinyal sinus yang
dihasilkan merupakan suatu sinyal diskrit yang tidak periodik. Sinyal ini disebut diskrit
karena tidak mempunyai nilai untuk setiap waktu. Bila sinyal aperiodik ini direpresentasikan
ke kawasan lain, yakni kawasan frekuensi, maka bentuk sinyal akan berubah.
Pada kawasan frekuensi, dapat dilihat bahwa nilai frekuensi sinyal dapat diketahui.
Pada kawasan frekuensi, bentuk sinyal sinus diubah untuk dapat diketahui informasi yang
tidak dapat diketahui pada kawasan waktu. Salah satu informasi yang dapat diketahui adalah
nilai frekuensi sinyal. Selain itu, bentuk sinyal pada kawasan frekuensi akan menjadi
kontinyu bila pada kawasan waktu bentuknya diskrit.

4. Sinyal Kontinyu Aperiodik

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa pada kawasan waktu, terdapat suatu sinyal
yang merupakan sinyal kontinyu yang tidak periodik. Sinyal ini disebut kontinyu karena
mempunyai nilai untuk setiap waktu. Bila sinyal kontinyu aperiodik ini direpresentasikan ke
kawasan lain, yakni kawasan frekuensi, maka bentuk sinyal akan berubah.
Pada kawasan frekuensi, dapat dilihat bahwa nilai frekuensi sinyal dapat diketahui.
Pada kawasan frekuensi, bentuk sinyal sinus diubah untuk dapat diketahui informasi yang
tidak dapat diketahui pada kawasan waktu. Salah satu informasi yang dapat diketahui adalah
nilai frekuensi sinyal. Bentuk sinyal kontinyu aperiodik pada kawasan frekuensi akan
menjadi spektrum sinyal kontinyu aperiodik juga.

5. Penjumlahan Sinyal Sinus

Proses penjumlahan sinyal seringkali terjadi pada peristiwa transmisi sinyal melalui suatu
medium. Sinyal yang dikirimkan oleh pemancar setelah melewati medium tertentu misalnya
udara akan mendapat pengaruh kanal, dapat menaikkan level tegangan atau menurunkan level
tegangannya tergantung komponen yang dijumlahkan. Sehingga pada bagian penerima akan
mendapatkan sinyal sebagai hasil jumlahan sinyal asli dari pemancar dengan sinyal yang
terdapat pada kanal tersebut.

Secara matematis dapat diberikan sebagai berikut:


y(t) = x1(t) + x2(t)
Contohnya adalah penjumlahan sinyal sebagai berikut:
Sinyal

y 1=sin ( t )

Sinyal

y 2=sin 2 t+

Sinyal

y 3=sin ( 3 t + )
4

Ketiga sinyal dapat dijumlahkan menjadi sinyal y4. Hasil penjumlahan sinyal dapat dilihat
pada gambar berikut:

Kode untuk menampilkan grafik hasil penjumlahan sinyal sinus di MATLAB adalah:
%-----------------------------------------------------------%Penjumlahan TigaSinyal SInus
%-----------------------------------------------------------T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
f2=2;
f3=3;
pha2=pi/2;
pha3=pi/4;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(4,1,1)
plot(t,y1)
title('Sinyal y1');
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(4,1,2)
plot(t,y2)
title('Sinyal y2');
y3=sin(3*pi*t+(pi/2));
subplot(4,1,3)
plot(t,y3)
title('Sinyal y3');
y4=y1+y2+y3;
subplot(4,1,4)
plot(t,y4)
title('Sinyal y4');

Anda mungkin juga menyukai